Mayor Buluk (Bujang Lapuk) Meet Janda Kembang

Mayor Arsenio dan juga Serda Raka saling berkejaran dengan mobil Jeep hitam tanpa plat nomer tersebut, sedangkan Ainun saat ini hanya bisa pasrah meratapi nasibnya.

"Cok, gimana ini? Dua pria berseragam loreng itu berusaha menghentikan mobil kita!" ucap pria yang memiliki banyak tato dan sedang fokus memegang kemudi.

"Hajar saja Bro, kau serempet motor itu, sukur-sukur nyungsep masuk jurang!" jawabnya sampai tertawa lepas.

Ainun yang mendengarnya, sampai dibuat bergidik ngeri, ia pun bisa melihat secara sepintas bahwa sang Mayor sedang berupaya mengejar para pelaku.

'Mayor Arsen, tolong selamatkan aku!' tangisnya dalam hati.

Dari lubuk hatinya yang paling dalam, rupanya Ainun sangat membutuhkan pertolongan darinya, pria yang telah tulus mencintainya.

Mayor Arsenio dan juga Serda Raka tak mau menyerah begitu saja, mereka pun menghubungi tim yang lainnya untuk segera menyergap para pelaku penculikan.

Dan benar saja, saat mobil penjahat itu berusaha melintasi area taman kota, disana sudah ada mobil dari pihak kepolisian dan sebagian dari TNI angkatan darat yang masih memiliki hubungan kerabat dengan Sang Mayor.

Para penjahat tersebut mulai resah karena jalan raya telah di blokade oleh mereka para pasukan penegak hukum, mobil tersebut mencoba untuk menerobos tameng yang telah di bentuk, namum sayangnya salah satu anggota kepolisian berhasil menembak bagian ban depan mobil Jeep tersebut, alhasil mobil tersebut oleng dan menabrak jalan trotoar serta pohon kapuk yang terdapat di pinggir jalan.

Cekit!

Bugh!

Duar!

Suara letusan akibat ban pecah telah membuat perhatian para warga setempat.

Sang Mayor dan juga rekannya yakni Serda Raka, akhirnya tiba di TKP.

Ia buru-buru mencari keberadaan Ainun dari dalam mobil tersebut, namun naasnya Ainun malah berhasil di sandra oleh salah satu penjahat yang masih sadarkan diri, sedangkan Ainun telah mengalami luka cukup serius di bagian pelipis, seperti luka akibat terkena benturan benda tumpul dan ia pun terlihat sudah lemas.

"Jangan bergerak, kalau tidak wanita ini akan aku habisi!" ancam pria yang memiliki banyak tato sambil menodongkan pisau di area leher Ainun yang setiap saat bisa melukainya.

Mayor Arsen tampak cemas melihat kejadian ini, apalagi ia tak tega melihat kondisi Ainun yang baru saja sembuh akibat tragedi percobaan pembunuhan empat hari yang lalu, dan sekarang peristiwa ini telah terjadi kembali, Mayor Arsen sampai mengepalkan tangan dan giginya mengatup rapat karena menahan amarahnya yang sudah membuncah.

Sedangkan Ainun, saat ini ia bisa melihat pria yang sudah berjanji akan selalu melindunginya tepat berada di hadapannya, entahlah kali ini ia melihat ada sesuatu yang berbeda dari pria tersebut, Ainun tersenyum tipis ke arahnya.

'Rupanya kau tidak pernah mengingkari janjimu untuk selalu melindungi ku, terimakasih Mayor Arsenio atas semua kebaikanmu!' batinnya tulus.

"Lepaskan Ainun, biarkan aku yang menggantikan posisinya, jangan kau sakiti dia!" Mayor Arsenio mencoba bernegosiasi dengan pelaku. Sedangkan dua pelaku yang berada di dalam mobil Jeep, telah berhasil diamankan oleh pihak yang berwajib.

"Alah, diam kau... jangan kebanyakan bacot, elu kira gue bodoh, hah? Balasnya tak mau kalah.

Mayor Arsenio mencoba membujuk kembali, namum nyatanya si pelaku tetap bersikukuh untuk menyandera Ainun agar dirinya bisa melarikan diri.

Kejadian ini sempat menjadi tontonan warga setempat, mereka pun ikut merasakan ketegangan atas peristiwa ini.

Sang Mayor akhirnya mengedipkan matanya ke salah satu sahabat nya yakni serda Raka yang saat ini posisinya tepat berada di belakang pelaku dan sepertinya pelaku belum menyadarinya, dan dalam hitungan mundur...

Bugh!

Akhirnya Serda Raka memukul bagian kepala pelaku dengan sebatang kayu, hingga akhirnya pelaku bisa dilumpuhkan, sedangkan Ainun, keseimbangan tubuhnya sudah tak bisa ia kendalikan, ia pun terjatuh. Beruntungnya Mayor Arsen berhasil meraih tubuhnya yang sudah lemas, ia memeluk nya dengan erat.

"Akhirnya aku berhasil menyelamatkan kamu Nun, aku berjanji akan selalu melindungi mu!" jawabnya tulus.

Ainun sendiri bisa mendengar perkataan dari Mayor Arsen, dan ia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, namun selain itu juga, Ainun merasa nyaman berada di dekat sang Mayor, dan itu semua tak bisa ia pungkiri lagi.

Akhirnya Ainun jatuh pingsan dalam pelukan Mayor Arsenio.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Rumah Sakit Sentosa

Akhirnya Ainun segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat, Mayor Arsen terlihat cemas, ia ingin selalu berada di dekatnya. Serda Raka yang melihat Sahabatnya bersikap seperti itu, ia merasa ada sisi lain dalam dirinya, dulu saat Mayor Arsen menjalin kasih dengan mantan tunangannya, ia belum pernah melihat sosoknya yang seperti ini.

'Sepertinya rasa cinta Arsenio begitu dalam untuk Ainun, ia rela mempertaruhkan nyawanya demi wanita itu, semoga kalian berdua berjodoh!' batinnya penuh harap.

Kayla akhirnya berhasil menemukan Ainun atas bantuan dari Sertu Jaka, ia pun pada saat itu kembali ke Batalyon untuk meminta bantuan, kebetulan Sertu Jaka mendapatkan kabar dari Mayor Arsenio dan memerintahkan nya untuk membawa Kayla ke Rumah Sakit, karena setahu sang Mayor, bahwa Kayla adalah satu-satunya kerabat yang Ainun miliki.

Mayor Arsenio sendiri ingin mengetahui apa yang telah terjadi antara Kayla dan juga Ainun, sehingga membuat mereka saling berkejaran di pinggir jalan raya dan memicu terjadinya kejadian naas ini.

Setibanya di Rumah Sakit, Kayla merasakan penyesalan yang mendalam, ia merasa begitu bodoh karena telah dikuasai oleh amarah dan rasa cemburunya yang tak beralasan, padahal Ainun selama ini sudah sangat menderita akibat ulah dari manusia yang tak bertanggung jawab, harusnya ia selalu mensupport nya bukannya memperlakukan nya dengan cara seperti ini.

Bekas benturan di kepalanya Ainun telah memiliki luka yang cukup serius, menurut dokter, Ainun hampir mengalami gegar otak akibat benturan benda tumpul yang cukup keras mengenai area kepalanya.

Kayla yang mendengar kabar seperti itu dari Dokter, ia semakin di selimuti rasa bersalahnya.

"Ainun, tolong maafkan aku...aku adalah orang yang tak pantas di sebut sebagai teman, aku wanita yang telah berbuat jahat padamu!" Kayla sampai menangis terisak, terlihat begitu jelas bahwa dirinya begitu menyesali perbuatannya.

Kemudian Mayor Arsenio mulai mendekat ke arahnya.

"Apa sebenarnya yang telah terjadi antara kamu dengan Ainun? Mengapa kalian terlihat seperti sedang berselisih?" tanyanya penuh selidik.

Deg!

Kayla diam terpaku, ia tak bisa berkata apapun, lehernya secara tercekat untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya bahwa dirinya sangat cemburu karena pria didekatnya saat ini lebih memilih Ainun ketimbang dirinya, ia pun tersadar bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, dan ia ingin menebus semua kesalahannya.

"Kenapa kau diam, ayo jawab!" Mayor Arsenio tampak geram akan sikap Kayla, ia terus saja mendesaknya.

Kayla sendiri, ia tidak mungkin berani mengatakan yang sejujurnya terhadap sang Mayor, mau ditaruh dimana wajahnya kalau sampai ia tahu kenyataannya.

"Maaf, Mayor...aku tak bisa menjelaskan nya, tapi sebagai rasa ingin menebus rasa bersalahku terhadap Ainun, nikahi lah dia secepatnya, aku yakin jika bersamamu Ainun akan selalu aman, dan sekarang ini hidupnya selalu terancam, ku mohon!" Kayla sampai mengatupkan kedua tangannya. Pada akhirnya ia rela melepaskan Mayor Arsen untuk Ainun, karena menurutnya, Ainun sangat membutuhkan sosok pria seperti Mayor Arsenio, yang akan selalu menjaga dan melindunginya.

Bersambung...

🌸🌸🌸🌸🌸