Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Kedua tangannya patah dan sekujur tubuhnya mendapatkan luka-luka yang cukup serius. hingga saat ini Arion belum sadarkan diri, begitu juga dengan Lucas.
Dua lawan 16 orang sangat mustahil untuk menang, keduanya hanya memiliki kemampuan dasar, sementara lawannya adalah orang-orang yang sudah terlatih meskipun usia mereka masih seumuran dengan Arsen.
Erlan murka dan menghajar sepuluh anak buahnya yang tidak berguna, mereka ditugaskan untuk mengawal Arion, tetapi malah membiarkan putra sulungnya mendapatkan masalah seperti sekarang.
Para pengawal itu merasa terkecoh oleh Arion karena mobil sang Tuan Muda tidak terlihat keluar dan hanya mobil Arsen lah yang keluar meninggalkan mansion . Maka dari itu mereka hanya diam tidak mengikutinya.
Arsen tidak memiliki pengawalan khusus dari Ayahnya ataupun dari Gabriel sang Opa. Sejauh ini tidak ada musuh dari keduanya mengincar si bungsu.
“Apa? mau menyalahkan ku?" Tanya Arsen menaikkan sebelah alisnya ketika mendapatkan tatapan dari Erlan.
Erlan tidak langsung menjawab dia masih menatap wajah tampan dan bola mata kebiruan itu. Arsen memiliki tatapan mata yang berubah-ubah. Mata itu terkadang terlihat teduh akan tetapi sangat misterius, dia sama sekali tidak mengenali putra bungsunya.
Erlan menggelengkan kepalanya. “Tidak, lain kali.. "
“Putra kesayanganmu yang cosplay menjadi pencuri, diam-diam masuk ke kamarku lalu mengambil kunci mobilku dan lihatlah mobil satu-satunya yang aku miliki hancur terbakar." Sela Arsen dengan menekan setiap kalimatnya.
Bukan mobil satu-satunya, dia memiliki beberapa mobil tetapi hanya satu itu yang dia dapatkan dari Oma nya. Selebihnya Arsen membelinya sendiri. Dan beberapa mobil juga dia simpan di markas lorong 88.
Erlan menghela nafas panjang. Disini memang Arion lah yang salah. memakai mobil adiknya tanpa izin dan akibatnya membuat dirinya sendiri.
**
Hanya dalam hitungan menit, Arsen mampu melumpuhkan anak buah rivalnya. Dia memang layak menjadi ketua dari The Silent Reapers, tenang tetapi mematikan.
Arsen membuat Dante semakin terpancing amarah. lantaran anggotanya mulai berkurang dan sebagian sudah dikuasai oleh musuhnya.
Dante memikirkan cara bagaimana menghancurkan Teh silent Reapers, jika tidak mampu maka klan nya yang akan dibubarkan oleh Ayahnya. memasuki organisasi yang sesungguhnya tidaklah mudah, dia harus kuat dari yang paling kuat.
Arsen memang kuat tetapi dia tetaplah manusia biasa yang masih bisa terluka, Dante berhasil membuat punggung mulus itu terluka dengan sayatan.
“Sialan!!." Arsen kembali menyerang.
Perkelahian keduanya terus berlangsung, sementara Nico dan Lexi menjadi penonton bersama anak buah mereka.
Nafas keduanya terengah-engah dengan tangan yang saling mengunci, tatapan tajam itu beradu.
“Kamu marah karena aku mematahkan tangan saudaramu?" Tanya Dante menyeringai.
“Aku akan membunuhmu." Jawab Arsen sedikit memberikan tekanan.
“Arsen, apakah kita tidak bisa menjadi sahabat seperti dulu?" Dante menatap dalam, keduanya pernah menjadi sahabat di sekolah menengah, hanya saja kekuasaan membuat keduanya saling bermusuhan.
Bukan hanya kekuasaan tetapi Ayah Dante yang memiliki dendam pada Erlan, dan hal itu yang membuatnya melepaskan persahabatan mereka.
“Kamu yang mengkhianatiku lebih dulu, masih untung aku tidak membunuhmu" Ucap Arsen. Dante menganggukkan kepalanya.
Mereka memang tidak lagi bisa bersahabat, Dante mamang ingin mengalahkan Arsen tetapi dengan caranya sendiri, kalau mereka kembali bersatu, tentu saja hal itu akan di manfaatkan oleh Ayahnya.
***
Plakk
Arsen meringis kala mendapatkan pukulan kecil dikepalanya.
“Opa memukul ku?" Tanya nya dengan tatapan menjengkelkan.
“Iya, Opa memukulmu" Jawabnya tak kalah menyebalkan.
“Kenapa Opa memukul ku?"
“Karena kamu berani membuat istriku terus khawatir." Sinis nya lalu menarik pelan istrinya sampai menempel didada bidangnya.
Wanita yang sudah tidak muda lagi tetapi masih terlihat sangat cantik itu hanya terkekeh, seperti inilah pemandangan setiap kali bertemu dengan cucu kesayangannya.
Gerald dan Arsen sama sekali tidak pernah akur. dan ini pemandangan ini juga pernah terjadi pada Gabriel yang selalu berdebat dengan Arsen kecil sebelum kejadian tragis beberapa tahun lalu itu.
“Sudah-sudah, kemarilah Oma sangat merindukanmu." Celine menepuk pahanya membiarkan Arsen merebahkan kepalanya di atas paha itu.
Dengan penuh kelembutan usapan telapak tangan itu membuat Arsen nyaman. “Bagaimana keadaan Arion?" Tanya Celine.
“Masih belum sadarkan diri." Jawab Arsen pelan.
“Kamu tidak membalas orang yang.. "
“Tidak, untuk apa aku membalasnya?" Arsen berkata dengan memejamkan matanya memikati usapan lembut dari sang Oma.
Celine dan Gerald saling bertukar pandang, meskipun sudah 19 tahun dan memiliki kekuasaan, Arsen tetaplah anak kecil yang ingin dimanja. Aura mafianya langsung hilang jika sedang bersama dengan kedua orang tua ini.
***
“Bianca, jangan terus mengikutiku." Ucap Arsen sedikit meringis karena luka di punggungnya belum kering.
“Aku hanya ingin ikut bersamamu" Jawab Bianca memasang wajah imutnya. Arsen memejamkan matanya, entah apa yang di inginkan Opa nya sampai mengirim Bianca.
“Apa yang ingin kamu ketahui tentangku Bian?" Celetuk Arsen.
Bianca mendadak salah tingkah, apakah tingkah lakunya terlalu ketara sampai Arsen bisa mengetahuinya dengan mudah.
“Ap-apa.. aku hanya ingin ikut bersamamu" jawabnya gugup.
Arsen menarik sudut bibirnya. “Aku seorang pembunuh apa kamu tidak takut jika aku akan membunuhmu?" dia maju satu langkah dan Bianca mundur dengan wajah cemas.
Bianca menggelengkan kepala, kata-kata itu yang dia ucapkan pada Arsen. dia selalu menyebut Arsen pembunuh dan enggan berdekatan.
“Arsen.. Aku.. "
“Bianca, jangan membuatku terus dalam masalah, aku tidak tau apa yang sedang kalian rencakan, aku hanya ingin mengatakan, aku sudah tidak menyukai Grize lagi jadi jangan dekatkan dia denganku." Tekan Arsen lalu pergi begitu saja.
Tubuh Bianca merosot ke lantai, tatapan Arsen sangat menakutkan. dia tidak ingin terlibat lagi dan lebih baik menyerah, menjalani hidup seperti biasanya.
***
“Dante?"
“Benar Tuan, Dante putra dari Oliver." Jawab seorang pria berpakaian hitam.
“Oliver" Gumamnya pelan, jari telunjuknya bermain di atas menja sehingga menimbulkan bunyi ketukan.
“Jangan sampai lengah dan jangan biarkan siapapun menyentuh putraku" Ucapnya penuh dengan penekanan
“Kami sudah memperketat penjagaan di rumah sakit dan.. "
“Bodoh!! putraku bukan hanya Arion." Sela Erlan menatap nyalang anak buahnya yang langsung menundukkan kepalanya.
“Mereka mengincar Arsen, jangan lupa Arsen juga Tuan muda kalian." Timpal Raymond memperjelas agar anak buah mereka mengerti.
“Baik Tuan!!" Jawab mereka serempak. Lalu Erlan memberikan isyarat dengan tangannya agar mereka pergi dan segera melakukan tugasnya.
Erlan menghela nafas panjang, dia belum melakukan penyerangan pada orang yang melukai Arion, tetapi dia sudah mendapatkan laporan jika musuh nya itu sudah mendapatkan balasannya.
Selain itu dia juga mendapatkan laporan jika Dante mengincar Arsen, entah apa yang membuatnya tiba-tiba merasa khawatir dan ingin memberikan perlindungan pada putra bungsunya tanpa sepengetahuan Arsen.
Edgar menangkap mereka itu saling perduli dan saling melindungi, hanya saja belum bisa berdamai dengan keadaan saja.
“Selidiki kembali tentang kematian putriku, aku merasa ada sesuatu yang kita lewatkan"
**
bukannya banyak punya anak buah dan bisa dengan mudah cari informasi? yang ada nanti Erlan, Gabriel dan seluruh keluarga akan menyesal, karena sudah negatif thinking sama Arsen.