TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 24
Jantungnya terasa tertusuk-tusuk jarum kecil, dadanya sangat sesak, bola matanya mulai berkaca, dan tak terbendung lagi kelopak matanya tak dapat menahan air mata itu yang akhirnya menetes seketika. Dengan derasnya air mata Rens menetes membasahi kedua pipinya itu. Sedangkan Nathan dengan tahu menahu tak perduli.
"Ya tuhan, sangat sakit rasanya menahan ini semua!Tak bisa kah kau mengembalikan kebahagiaan yang dulu aku punya!" Batin Rens menangisi kisah hidupnya.
"Lama sekali, aku sudah sangat penat dengan semua omong kosong dari orang ini! Huft!" Batin Nathan melirik pastor itu.
"Semoga kau selalu bahagia nak! Mamih percayakan kepada Renesmee untuk membuatmu kembali seperti Nathan yang dulu lagi!" Batin Barbara yang senantiasa mendoakan putranya itu bahagia.
"Hahaha, akhirnya salah satu tujuanku sudah tercapai, aku berhasil menyingkirkannya" Gumam Sam sembari tersenyum licik.
"Asyik, akhirnya semua kekayaan keluarga Phoenix akan menjadi milikku hahaha" Batin Vera berteriak girang.
"Renesmee Phoenix, melihat dirimu satu-satunya orang yang dapat menenangkan Nathan dengan mudahnya! Aku percaya Nathan akan bisa bangkit dari keterpurukkan nya ini dan melupakan kenangan buruk itu bersamamu!" Batin Kevin, yang percaya Nathan dapat melupakan trauma dengan hidup bersama Rens.
Semua orang yang ada didalam ruangan gereja itu, nampak terpancar rona kebahagiaan diwajah masing-masing meskipun kebahagiaan mereka berbeda.
"Saya Nathan Efron, Bersedia menikahi Renesmee Phoenix, serta menerima segala kekurangannya, dan berjanji akan selalu membahagiakannya apapun yang terjadi, saya juga berjanji akan setia sampai maut memisahkan....."
Nathan mengucapkan janji suci pernikahan. Setiap insan manusia pasti akan sangat bahagia jika menyatakan janji suci itu, namun berbalik pada Nathan raut wajahnya tidak memancarkan kebahagiaan. Dia malah menatap Rens dengan tatapan dingin dimatanya. Sungguh Pernikahan yang menyedihkan dan suram.
Semua orang-orang yang ada di sana terharu sekaligus bahagia mendengar Nathan mengucapkan janji suci dengan lembutnya. Namun tidak dengan Rens, dirinya semakin sedih saat melihat Nathan yang berpura-pura lembut itu bahkan Nathan menatapnya dengan tatapan sangat dingin.
"Tega sekali dirimu Nathan! Seharusnya ini menjadi hari bahagia bagi kita! Tapi kau malah bersikap seperti ini padaku!" Batin Rens.
Air mata Rens semakin deras mengalir. Semua tamu undangan salah mengira kalau air mata yang keluar dari kedua mata Rens adalah air mata bahagia, tetapi salah melainkan sebaliknya.
"Apakah kau bersedia menerimaku sebagai suamimu?" Ucap Nathan lagi, kini tatapannya semakin dingin.
Melihat tatapan Nathan yang semakin dingin itu pun Rens serasa ditusuk pisau belati di dadanya, dirinya hampir tidak dapat bernafas lagi. Akhirnya!
"Sa-saya Renesmee Pho-Phoenix bersedia menerima Nathan Efron menjadi suamiku! dengan senantiasa saya juga menerima segala kekurangannya, serta berjanji untuk setia seumur hidup bersamanya....." Rens mengucapkan janji suci dengan gugup, matanya tak hentinya menatap Nathan.
Setelah saling mengucap janji dan ikrar suci, Pastor pun mempersilahkan mereka untuk bertukar cincin.
Nathan menggapai tangan Rens lalu memakaikan cincin berlian yang sangat indah kejari manis Rens, dengan perlahan.
Setelah Nathan selesai, barulah Rens yang beraksi untuk memakaikan cincin Nathan.
Dengan gugup dan ragu-ragu dirinya menggapai tangan kiri Nathan. Tangannya berkeringat dan gemetaran. Akhirnya, dengan perlahan dia mulai memasukkan cincin yang sama dengan miliknya namun ukurannya lebih besar kejari manis Nathan.
Bersamaan dengan selesainya Rens memakaikan cincin Nathan, para tamu undangan langsung bertepuk tangan dengan senyum semeringah dibibir mereka masing-masing.
Nathan (abduction)