NovelToon NovelToon
KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Preman / Balas Dendam
Popularitas:662
Nilai: 5
Nama Author: ilwa nuryansyah

menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

Taman Kota, Pagi Hari

Kim Hyun terhuyung mundur, kedua tangannya yang masih nyeri menahan tendangan yang datang tiba-tiba. Ia berlutut di tanah, napasnya tersengal.

Di depannya, berdiri pemuda berambut pirang, Lee Jae-hwan, dengan kuda-kuda kokoh.

Jae-hwan: (Dingin) "Memang banyak kejahatan yang dilakukan oleh siswa CSB yang kudengar dari masyarakat, tetapi ini pertama kalinya aku melihat langsung kau memalak nenek tua. Dasar sampah."

Kim Hyun menyadari kesalahpahaman itu. Jae-hwan pasti melihatnya mengambil uang dari Nenek tadi dan berlari, lalu menuduhnya sebagai pemalak.

Hyun: (Mengangkat tangan, mencoba meredakan situasi) "Tunggu, kawan! Santai dulu! Kau salah paham, aku tidak memalak. Aku hanya disu—"

Jae-hwan: (Memotong dengan cepat, nada jijik) "Aku tidak tertarik dengan alasanmu, pemalak. Orang lemah dan cengeng sepertimu yang hanya bisa menyerang orang tua tidak pantas berada di sekolah ini."

Tanpa menunggu balasan, Lee Jae-hwan langsung menyerang. Dia adalah seorang praktisi Kyokushin Karate, gaya full contact yang fokus pada kekuatan benturan dan tendangan rendah yang mematikan.

WHUSSH!

Jae-hwan melancarkan Tendangan Rendah (Gedan Mawashi Geri) ke arah kaki Kim Hyun. Tendangan ini bertujuan menghancurkan tulang kering dan memaksa lawan berlutut.

Kim Hyun, meskipun kakinya kaku, berhasil mengangkat kakinya sedikit, menggunakan tulang keringnya untuk menahan benturan.

DHAKK!

Rasa sakit yang tajam menyerang tulang keringnya, tubuhnya yang belum pulih seratus persen langsung bereaksi. Kim Hyun terdesak mundur satu langkah, ringisan tertahan di tenggorokannya. Kekuatan tendangan Jae-hwan jauh di atas rata-rata.

Hyun: (Bertahan, sambil berbicara) "Hei, dengarkan aku! Aku cuma beli minyak urut! Dia terjatuh karena kulit pisang!"

Jae-hwan tidak peduli. Ia mengikutinya dengan rentetan serangan tangan Karate: Tsuki (Pukulan Lurus) berturut-turut yang cepat.

Kim Hyun menyilangkan kedua tangannya dalam posisi bertahan CQC, menangkis pukulan-pukulan itu. Setiap pukulan yang ia tahan terasa seperti palu godam. Luka-luka dari pertarungan semalam kembali terasa ngilu.

Jae-hwan: "Kau masih banyak bicara! Lawan aku dengan serius!"

Jae-hwan tiba-tiba mengubah serangan. Dengan fokus kilat, ia menendang bagian atas tangan Kim Hyun yang disilangkan.

DHAKK!

Pukulan keras itu menyebabkan pegangan Kim Hyun terlepas, kedua lengannya terentang karena kaget dan nyeri.

WHIRR!

Jae-hwan memutar tubuhnya dan melancarkan Tendangan Memutar Tengah (Chudan Mawashi Geri) dengan kaki kirinya, mengincar sisi tubuh Kim Hyun yang terbuka.

BUGGH!

Kim Hyun yang lengah terkena serangan itu telak di rusuk. Ia terlempar ke belakang, berguling beberapa kali di rumput.

Jae-hwan: (Dengan nada jijik) "Sudah lemah, banyak bicara pula. Apakah hanya ini siswa dari CSB yang diagung-agungkan?"

Kim Hyun berjuang untuk bangkit. Ia tahu, jika ia melanjutkan pertarungan fisik dalam kondisi ini, ia akan kalah telak.

Hyun: (Mendesah, masih mencoba berbicara) "Tolong, berhenti menyerang sebentar saja!"

Jae-hwan mengabaikannya, ia melangkah maju dan melayangkan tinju kanannya ke arah kepala Kim Hyun yang baru saja bangkit.

Saat tinju Jae-hwan hampir mengenai wajahnya, mata Kim Hyun menangkap kantong plastik putih yang tadi terlempar. Kantong itu kini berada di samping kepalanya.

Dalam sekejap, Kim Hyun merogoh kantong itu, meraih isinya, dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke arah Jae-hwan.

Hyun: (Berteriak) "Lihat ini!"

Jae-hwan, melihat benda itu di udara, terpaksa menghentikan tinjunya hanya beberapa inci dari wajah Kim Hyun. Ia mengerutkan kening, bingung.

Benda yang dipegang Kim Hyun adalah sebotol Minyak Urut Pereda Nyeri dengan label yang jelas.

Jae-hwan: (Bingung) "Apa... apa-apaan itu?"

Hyun: (Menghela napas lega) "Ini minyak urut, kawan. Nenek yang tadi terjatuh memintaku membelikannya. Aku mengambil uangnya, lalu berlari ke apotek seberang. Kau melihat bagian 'ambil uang dan lari' saja!"

Suasana menjadi hening. Jae-hwan melihat minyak urut itu, lalu menoleh ke arah bangku di taman tempat Nenek itu tadi jatuh.

Dari kejauhan, Nenek itu kini sudah berdiri. Pinggangnya sudah diurut oleh Kim Hyun. Nenek itu berjalan perlahan, membalikkan badan, dan melambaikan tangan ke arah mereka.

Nenek: (Berteriak dari jauh) "Terima kasih, anak muda! Minyak urutnya mujarab sekali!"

Kim Hyun melambaikan tangan balik.

Hyun: "Sama-sama, Nek! Hati-hati di jalan!"

Jae-hwan, yang menyaksikan interaksi itu, terdiam membeku. Ekspresi dinginnya perlahan luntur, digantikan oleh rasa malu yang kentara.

Hyun: (Tersenyum canggung) "Kau lihat? Aku bukan pemalak, kawan."

Jae-hwan masih diam selama beberapa saat. Dia lalu menghela napas, terlihat sangat enggan.

Jae-hwan: (Bergumam pelan, mulai berbalik badan) "Aku... aku akan pulang."

Hyun: "Tunggu, dulu" Kim Hyun memanggil, pemuda itu.

Jae-hwan berhenti, bahunya kaku.

Hyun: (Dengan senyum lebar) "Tidak ada yang akan kau katakan, setelah kau menghajarku tanpa alasan dan menuduhku memalak?"

Jae-hwan menggertakkan gigi. Dia tahu, dia bersalah. Sebagai praktisi bela diri, menyerang orang tanpa alasan yang jelas adalah pelanggaran kode etik.

Jae-hwan: (Berbalik, membungkuk sedikit, suaranya dipaksakan) "Maaf. Aku salah paham. Tendangan tadi... maaf."

Hyun: (Tersenyum tulus) "Tidak masalah. Aku mengerti, kau hanya membela orang yang kau pikir lemah. Itu sifat yang baik."

Kim Hyun mengulurkan tangan kanannya yang dibalut hoodie kepada Jae-hwan.

Hyun: "Namaku Kim Hyun, Senang bertemu denganmu."

Jae-hwan memandang tangan yang terulur itu. Setelah beberapa detik, ia melembutkan ekspresinya, menjabat tangan Kim Hyun dengan cengkeraman yang kuat.

Jae-hwan: "Lee Jae-hwan"

Mereka berdua resmi berkenalan.

Hyun: "Lee Jae-hwan-ssi... Ngomong-ngomong, sepertinya aku pernah melihatmu di sekolah. Aku dari CSB High. Kita pernah bertemu sebelumnya, kan?" Kim Hyun pura-pura tidak tahu, ingin melihat reaksi Jae-hwan.

Jae-hwan: "Ya, pernah. Kau mungkin tidak ingat. Saat itu kau menjatuhkan minumanmu di lorong. Aku berada di sana."

Hyun: (Pura-pura mengingat) "Oh, benar! Aku ingat sedikit. Jadi, kau juga dari kelas dua?"

Jae-hwan: (Menggeleng) "Tidak. Aku dari kelas satu. Aku di CSB."

Hyun: "Oh, sama-sama dari kelas dua. Eh, maksudku, sama-sama dari CSB."

Jae-hwan hanya mengangguk, sedikit canggung dengan kebodohan Kim Hyun.

Jae-hwan: "Baiklah. Aku harus pulang sekarang. Sampai jumpa, Kim Hyun-ssi."

Hyun: "Sampai jumpa, Jae-hwan-ssi! Lain kali, jangan menyerang sebelum bertanya!"

Jae-hwan hanya mengibaskan tangannya, lalu berjalan menjauh. Kim Hyun melihatnya pergi, lalu menghela napas, menggosok rusuknya yang tadi terkena tendangan Kyokushin.

Lee Jae-hwan, pengguna Kyokushin Karate. Dan dia kelas satu. Sekolah ini benar-benar gila.

Kim Hyun mengambil minyak urut yang tergeletak di rumput dan memutuskan untuk segera pulang. Hari Minggu yang seharusnya tenang malah dihiasi pertarungan.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!