NovelToon NovelToon
Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:248.9k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Aisya Humaira gadis berjilbab dengan sejuta pesona, harus menelan pil pahit karena tiba-tiba calon suaminya memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.

Hanya karena ia di nyatakan mandul, dan ternyata semua ini ulah dari Riska sahabat masa kecil dari calon suaminya sendiri.

Setelah mencampakkan Aisya, Adriansyah Camat muda yang tampan itu malah melanjutkan pernikahannya dengan Riska.

Aisya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota, karena tidak sanggup menahan malu setelah pernikahannya batal.

Hingga membawa Aisya pada sosok Satria Pratama Dirgantara. Seorang Komandan Elita yang sedang dalam penyamaran sebagai Kakek-kakek karena satu alasan.

Satria melamar Aisya dengan tetep menyamar sebagai seorang Kakek.

Apakah Aisya akan menerima si Kakek menjadi jodohnya di saat seorang Camat baru saja mencampakkan durinya?

Bagaimana Perjuangan Satria dalam mengejar cinta Aisya?

Bagaimana kisah mereka selanjutnya langsung baca aja ya kakak. Happy reading semua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Mbak bangun,” panggil salah satu bodyguard yang kini ikut membantu Riska.

“Tante bangun,” panggil Bintang ikut berjongkok samping Riska.

Riska membuka matanya pelan-pelan sambil berdesis kesakitan. “Aduh.”

“Kamu kenapa, Mbak. Kalo sakit jangan lari pagi dulu,” tegur Saykha yang sebenarnya agak ragu. Ia yang seorang mahasiswi kedokteran jelas curiga dengan wajah Riska tak terlihat pucat sama sekali.

“Iya, akhir-akhir ini suka pusing,” sahut Riska sambil duduk dengan perlahan.

“Oh, kalo suka terusin aja Tante,” ceplos Bintang.

“Hah gimana?” Riska jadi bengong. "Anak ini polos banget atau memang sengaja bikin kesel sih?" tanyanya dalam hati.

“Iya, kata Tante tadi suka sama pusing. Diterusin aja pusingnya kalo suka, Tante. Kayak Bintang juga suka main game, kata Papa terus aja Nak sampai memorinya penuh!” jawab Bintang polos, membuat Satria dan para bodyguard menahan tawa mereka.

Satria yang berdiri di dekat situ hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum. Begitu juga para bodyguard, sudah biasa dengan celetukan random keponakan keluarga Dirgantara ini.

“Hehehe, keponakan kamu lucu semua ya, Satria,” ucap Riska menahan geram.

"Lucu sih lucu, tapi kok nyebelin ya?" kesalnya tapi hanya bisa mendumel dalam hati.

Satria tak menjawab tapi justru Saykha yang menyahut. “Iya, semua keponakan kami emang menggemaskan. Biar bodyguard yang anter kamu ya, Mbak. Atau mau saya panggilin ambulans sekalian?”

Riska menelan ludah. “Nggak usah, makasih. Saya bisa sendiri.”

Riska tak bisa menolak tawaran bodyguard. Tapi dia sangat ingin tahu mau ke mana Satria setelah ini.

“Oh ya, aku temannya Satria waktu sekolah. Emangnya kalian mau ke mana setelah ini?” tanya Riska pada bodyguard yang mengantarnya kembali ke rumah singgah di seberang jalan.

“Ke Jakarta!” jawab si bodyguard singkat. "Singkat bangat kayak lagi jawab kuis aja," batin Riska.

Riska tampak terkesiap. Dia merasa beruntung bisa bertemu Satria. Senyumnya terbit karena tujuan mereka sama. Ini kesempatan emas!

“Daripada mikirin mas Adrian yang ngambek mulu, mending mikirin Satria yang tampan ... walau calon suami orang,” gumam Riska dalam hati, senyumnya sedikit memudar. "Tapi, belum sah juga kan?"

Setibanya di penginapan, Riska cepat-cepat menyiapkan kopernya lagi. Setelah siap dia segera ke rumah singgah seberang.

Tepat di saat dia tiba di depan rumah singgah. Satria yang turun dari lantai atas. Pria itu menuruni undakan tangga dengan gagah.

“Satria!” panggil Riska menampilkan senyum semanis mungkin. Meski tak semanis es campur apalagi es doger.

Satria berhenti dan menoleh. “Ada apa, Riska?” tanyanya dengan nada datar.

Riska menarik napas dalam-dalam. “Sebelumnya aku mau minta maaf ya, waktu itu aku menolak lamaran kamu,” ucap Riska dengan tatapan memelas.

Satria menghela napas. “Lupakan saja,” jawab Satria datar.

“Aku sungguh-sungguh, Satria. Sejujurnya aku menyesal. Ternyata Mas Adrian nggak sebaik kamu. Aku sama pak Camat malah sering bertengkar, padahal kami baru menikah. Aku ... aku salah memilih,” Riska menunduk, air mata buaya mulai menggenang di pelupuk matanya.

Satria hanya diam. Pria gagah itu tak menanggapi sama sekali. Kini di hatinya hanya ada Aisya.

Tanpa Riska tahu di balik pagar pembatas tangga, ada Aisya yang menatap tajam. Bahkan ada dua sahabatnya, Dwi dan Rani, yang ikut mengintip.

“Mau apa tuh si Riska? Nggak tahu malu banget,” bisik Rani geram.

“Entahlah, apalagi mau makhluk astral itu! Mau merebut Satria dari kamu, Sya?” balas Dwi, menyulut emosi Aisya.

Aisya mengepalkan tangannya. Riska memang selalu cari gara-gara dengannya. Udah merebut Pak Camat, sekarang mau merebut Oppa? Tidak akan Aisya biarkan!

“Satria, aku juga mau balik Jakarta. Tapi aku agak takut karena sendirian. Apa boleh aku ikut saja?” Riska memberanikan diri menatap Satria dengan mata berkaca-kaca. Please, bilang iya! batin Riska.

Satria menghela napas. “Kamu bisa ikut mobil bodyguard saja,” putus Satria.

“Apa kita akan satu kapal?” Riska terus berusaha. Siapa tahu ada kesempatan untuk mendekati Satria.

Satria tak menjawab, dia memilih beranjak karena keponakannya yang merengek ingin keluar. Terlihat Bintang menarik-narik celana Satria sambil berteriak, "Om! Mau es krim!"

Riska akhirnya duduk di sofa dengan lesu. Gagal lagi. Satria benar-benar dingin sekarang. Ia meletakkan kopernya di samping sofa.

Aisya yang sudah terbakar emosi, diam-diam mengambil tas Riska lalu membawanya keluar dari pintu belakang. Lalu melempar tas Riska ke arah semak-semak yang tinggi dengan sekuat tenaga.

“Nggak usah kegatelan sama calon suami orang, Oppa Satria itu milikku!” geram Aisya lega setelah yakin tasnya tak terlihat lagi. "Rasain tuh!" cibiknya lagi.

Setelah menyelesaikan misinya, Aisya kembali ke dalam dengan senyum kemenangan. Rupanya semua keluarga sudah berkumpul. Barisan mobil keluarga Dirgantara sudah siap naik ke dalam mobilnya masing-masing. Begitu juga Aisya akhirnya ikut satu mobil dengan sahabatnya Dwi dan Rani.

“Loh koperku mana?” teriak Riska histeris.

Mobil keluarga Dirgantara akhirnya berangkat. Barisan mobil mulai meninggalkan penginapan. Sementara Riska masih kebingungan mencari kopernya.

“Tunggu, koperku belum ketemu! Satria, tunggu aku!” teriak Riska di pinggir jalan, air matanya mulai tumpah. Sayangnya, mobil-mobil itu sudah melaju pergi, tak mendengar suara Riska yang terus berteriak.

Riska sampai menghentakkan kakinya ke jalan. Dia benar-benar kesal dan geram. Matanya bahkan sudah banjir air mata karena ditinggalkan begitu saja.

“Satria, tega banget sih kamu? Apa kamu lupa ada aku di sini?” isak Riska sampai terduduk di tepi jalan. "Kenapa aku selalu sial seperti ini?" keluhnya sambil terisak.

Beberapa motor dan mobil melintas di jalan, bahkan ada yang menawarkan tumpangan tapi Riska menggelengkan kepala. "Aku harus bagaimana sekarang?"

Riska kembali ke rumah singgah dengan wajah yang murung dan emosi yang memuncak.

“Gimana sih kalian kerja? Koperku ilang di sini ya. Mana koperku? Buka rekaman cctv kalian!” amuk Riska menepak meja yang ada di ruang depan.

“Maaf Mbak, kita cuma rumah singgah sederhana. Nggak pake kamera cctv. Selama ini nggak pernah ada yang sampe kehilangan barang. Biar kami bantu cari ya. Terakhir ada di mana kolernya, Mbak?” tanya pemilik penginapan menenangkan Riska. "Ya ampun, ini penginapan apa tempat uji kesabaran?" Dumelnya dalam hati.

“Maaf? Enak banget ya kalian. Liat tuh aku sampe ditinggal rombongan. Gimana coba aku pulang? Pokoknya kalo koperku nggak sampe ketemu, penginapan ini bakal aku viralin! Biar bangkrut sekalian!” ancam Riska menunjuk pemilik rumah singgah dengan jarinya yang gemetar.

“Sabar dulu Mbak, kan Mbak bukan tamu rumah singgah kami. Tapi kami bakal bantu mencarikannya ya. "Kopernya warnanya apa? Kebetulan kan hari ini udah kosong semua kamar di sini. Jadi kita bebas mencari kopernya,” papar si pemilik rumah singgah berusaha sabar.

Riska mendengus. Ia tahu, mengamuk tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi, ia benar-benar merasa frustrasi.

Bersambung ....

1
Ita Xiaomi
Apakah target yg akan ditemui adalah Satria dan Aisyah? 😁
ifha latifa
Arya sama Cindy klo jujur k keluarga dirgantara pasti bakal d lindungi dan ibunya bakalan bisa d selamatkan.
klo nurutnya sama si cecunguk bule bakal hancur lebur semuanya
Mama lilik Lilik
🤣🤣🤣🤣 bisa aja
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mending Arya & Cindy kasih kode ke tim bodyguard dirgantara. pasti ada solusi nanti
Wulan Sari
si cindi dan arya blm kapok juga mau nyulik? jangan biyarkan Thor gagalkan sj...
Gustie Cibby
seru baca ngakak trus semngt kek 😂😂
ifha latifa
Semoga otak si Arya masih berjalan dengan baik, dan diam² melaporkan hal teraebut sama Satria
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
elvina manusia pengecut. ingin melakukan kejahatan tapi memanfaatkan orang lain. 🤬🤬🤬🤬🤬
semoga keluarga dirgantara memaklumi posisi Arya & Cindy, serta membantu mereka nantinya
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
✓™N!NA 💗 MO®O™✓
🤣🤣🤣 khodam nenek gayung dan kakek cangkull'y udah lengket🤣🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Ndak kebayang nasibnya Elvina pas ketangkap di tangan Ray.
Ita Xiaomi
Apakah Elvina ini suruhan bpk kandungnya Arsya?
Ita Xiaomi
Terus terang aja ama Satria dan Aisyah.
Ita Xiaomi
Nama jalannya mendukung tuh😁
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mereka ini punya dendam apa pada keluarga dirgantara?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ada juga petuah jangan menolak rezeki.
ifha latifa
haeuuhh apa lagi nih?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
satria pasti tau..
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
buang name card nya, aisya..
Ita Xiaomi
Mamaku jg pernah berpesan spt ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!