"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Terkejut Devano
"Gak nyangka, Jika perusahaan bisa bekerja sama dengan PT SEJAHTERA. Tapi siapa yang sudah melakukan meeting itu dengan Mr, Darwin" ucap Devano yang merasa cukup penasaran dengan sosok yang sudah menjadi penyelamat perusahaannya.
Setelag itu, Devano keluar dari dalam kamarnya. Menyusuri setiap anak-anak tangga di sana. Saat sudah tiba di bawah, Ternyata kedua orang tuanya sudah menunggu untuk sarapan bersama di meja makan.
Memang seperti itulah keluarga WARDANA. Mereka akan selalu melakukan sarapan dan juga makam malam bersama. Kecuali memang sedang ada hal penting yang membuat salah satu dari mereka tidak ikut makan bersama.
"Morning, Mommy, Daddy" ucap Devano sambil berjalan ke arah meja makan.
"Morning too anak mommy yang paling tampan. Sini sarapan dulu sayang. Mommy sudah siapkan makanan kesukaan kamu" ucap Mommy Cristy sambil menatap Devano.
"Beneran, Mom. Mommy masak nasi goreng seafood?"tanya Devano sambil duduk di salah satu kursi di sana.
"Iya, Sayang. Sudah lama juga kan mommy tidak masak. Pagi ini mommy lagi gak ada acara, Makanya bisa masak kesukaan kamu. Ayo kamu makan yang banyak, Mommy perhatiin sepertinya kamu kurusan. Maafkan mommy yang kurang merhatiin makan kamu akhir-akhir ini"
"Kayaknya enak sekali, Mom. Masa iya Devano kurusan? Perasaan biasa saja" ucapnya sambil mengambil nasi goreng yang sudah di siapkan oleh Cristy.
Tak menunggu waktu lama, Devano langsung memakan nasi goreng seafood itu pada mulutnya. Makanan yang memang sudah sejak kecil menjadi menu favorite nya.
"Eeeeeee, Bikinan mommy memang paling the best. Tidak ada yang bisa menandingi nasi goreng seafood buatan mommy" puji Devano sambil terus menikmati nasi goreng itu.
"Tentu, Dev. Dan itu adalah salah satu alasan kenapa daddy mau menikah dengan mommy. Selain mommy cantik, Mommy juga jago masak. Makanya daddy makin sayang" ucap sang Daddy sambil melirik pada Cristy.
"Jadi Daddy mau sama mommy hanya karna mommy cantik dan pintar masak? Bukan karna tulus" sahut Cristy sambil mengerutkan kecil keningnya.
"Ya itu salah satunya saja kok mommy. Alasan utama Daddy menikahi mommy karna mommy orangnya tulus, Gak mandang fisik dan juga harta. Berkat mommy, Daddy bisa ada di titik ini sekarang. Terimakasih ya sayang" balas Wardana lagi.
Devano memperhatikan kedua orang tuanya. Melihat rumah tangga orang tuanya yang begitu harmonis membuat satu hal terbesit dalam benaknya.
Semoga aku bisa menemukan pendamping yang seperti mommy.
Devano bermonolog dalam batinnya sambil terus menikmati nasi goreng itu. Tepat saat Devano menyuapkan nasi yang terakhir, Tiba-tiba saja ada perkataan Cristy yang membuatnya langsung terbatuk.
"Dev, Kapan kamu mau menikah dengan Ratna?" tanya sang mama sambil menatap Devano.
Mendengar itu membuat Devano terbatuk"Uhuuuukkk"
Kedua orang tuanya mengerutkan kecil keningnya. Terutama sang Daddy"Are you oke, Dev?" tanya Wardana sambil menatap Devano.
Devano tak langsung menjawab. Pria itu masih mengambil segelas air putih lalu meneguknya sampai habis.
"Kenapa, Dev? Apa pertanyaan mommy ada yang salah? Kok kamu sampai batuk-batuk begitu?" tanya Cristy pada Devano.
Devano masih diam. Memikirkan jawab apa yang kau dia katakan pada kedua orang tuanya.
"Iya, Dev. Kenapa kamu sampek kayak gitu?" tanya Wardan yang juga ikut merasa ada yang aneh dengan tingkah anaknya.
"Ini yang aku takutkan. Apa yang harus aku jawab. Jangan kan menikah dengan Ratna, Melihatnya saja sudah membuatku mual. Sudah terlalu jijik dengan apa yang dia lakukan di belakangku" ucap Devano dalam batinnya.
"Dev, Kok diem aja sih" ucap Cristy lagi. Karna Devano masih diam tak bergeming.
"Kalau sol nikah, Nanti Devano pikirkan dulu ya, Ma. Tapi kalau untuk saat ini Devano mau fokus sama kerjaan dulu. Masih ada satu target yang mau Devano capai"
"Iya kapan, Dev? Mommy sudah ingin menggendong cucu" ucap mommy lagi.
"Jika saatnya sudah tiba, Devano akan segera menikah mom"
"Tapi bukan dengan Ratna" lanjutnya yanga hanya bisa di ucapkan lewat batin.
"Dev berangkat dulu ya, Mom, Dad. Soalnya hari ini Devano ada meeting penting"kata Devano sembari bangun dari duduknya dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Setelah keluar dari dalam rumahnya. Devano masuk ke dalam mobil sportnya tang berwarna putih. Melajukan mobil itu dengan kecepatan sedang. Entah kenapa tiba-tiba saja Devano teringat akan Nadira. Bayangan wajah Nadira yang begitu ngeselin muncul begitu saja.
"Kenapa aku malah keingat sama anak kecil yang ngeselin itu" gumamnya sambil terus melajukan cepat mobilnya.
*
*
*
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 11:25. Devano menghentikan mobilnya setelah tiba di depan restoran pelangi yang sudah menjadi tempat pertemuannya dengan Mr. Darwin.
Dari dalam mobilnya Devano sudah bisa melihat keberadaan Mr. Darwin di sana. Devano keluar dari dalam mobilnya serta berjalan cepat menuju meja nomor 5.
"Selamat siang, Mr, Darwin. Mohon maaf kalau saya telat" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Selamat siang, Pak Devano. Tidak apa, Saya juga baru saja sampai" Balasnya sambil membersihkan Devano untuk duduk.
30 menit kemudian, Acara Devano dengan Mr, Darwin sudah selesai. Tepat setelah kepergian Mr, Darwin dari sana. Devano melihat kedatangan mobil Bella yang baru saja sampai di tempat itu.
"Itu Bella. Kira-kira apa yang mau dia bicarakan. Sampek ngajak bertemu di sini" ucapnya sambil terus memperhatikan Bella yang baru saja turun dari dalam mobilnya.
Sejenak Bella menatap layar ponselnya, Mengirimkan pesan pada Devano. Karna Bella khawatir Devano lupa akan janji temu dengannya.
Bella:Aku sudah sampai di restoran pelangi. Kakak jangan sampek lupa
Setelah mengirim pesan itu, Bella meletakkan ponselnya di dalam tas nya. Kemudian berjalan pelan masuk ke dalam restoran itu, Tatapannya masih fokus mencari meja kosong tanpa menyadari jika Devano sudah ada di sana.
Sedangkan Devano saat mendengar suara dering ponselnya langsung membuka pesan yang ternyata dari Bella.
"Ck! Orang sebesar dan setampan ini masa gak kelihatan" kata Devan sembari bangun dari tempat duduknya.
Devan berjalan ke arah meja Bella yang jaraknya tidak terlalu jauh"Kamu gak ngeliat aku apa bagaimana, Bel. Masa iya orang setampan ini tak nampak di penglihatan mu" seru Devano yang tentu saja membuat Bella sangat terkejut.
"Ih kakak, Kebiasaan banget ngagetin aku" Bella menatap Devano dengan raut wajah kesalnya.
"Cepat katakan, Apa yang mau kamu sampaikan sampek mengajak ku bertemu di tempat ini" Devano duduk di depan Bella dan langsung menanyakan apa yang membuat Bella mengajaknya untuk bertemu di tempat ini.
Bella tak menjawab. Wanita itu hanya mengambil flashdisk yang sudah di titipkan oleh Nadira sebelum dia pergi ke Tokyo serta langsung memberikan flashdisk itu pada Devano.
"Apa ini?" tanya Devano sambil menatap benda putih yang di berikan oleh Bella.
"Flashdisk" sahut Bella pelan.
"Kakak juga tau kalau ini Flashdisk. Maksudnya untuk apa kamu memberikan kakak flashdisk. Dan apa isinya?" tanya Devano lagi.
"Ini bukan dari aku, Ini hanyalah titipan dari seseorang yang mungkin sangat berharga di perusahaan kak Dev"
Mendengar perkataan Bella membuat Devano mengerutkan keningnya"Maksudmu? Bicara yang bener" ujarnya sambil menatap Bella.
"Nadira. Itu Flashdisk titipan Nadira. Sebelum pergi dia bilang, Katanya itu berisi semua file-file penting perusahaan. Dan satu lagi, Dia juga bilang, Katanya kak Dev tidak perlu khawatir soal tender dengan PT, SEJAHTERA karna dia sudah mengurus semuanya"
"Apa! Jadi maksud kamu yang melakukan meeting dengan Mr, Darwin adalah-" Perkataannya terpotong karna Bella dengan cepat menimpalinya"Nadira. Ya, Dia adalah orang yang sudah menyelamatkan perusahaanmu, Kak. Tak habis pikir kamu membuang berlian hanya karna satu kesalahan. Otak kamu itu dimana sih kak!" sentak Bella kesal. Karna masih tak habis pikir dengan apa yang Devan lakukan.
"Wait... Tadi kamu bilang Nadira sebelum pergi. Memangnya Nadira kemana?" tanya Devano pada Bella.
"Tokyo. Nadira sudah pindah tempat tinggal serta kuliahnya di sana"
"A...Apa!"
