Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.
"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."
"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"
Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.
Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.
"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"
" Hapaaa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPAD. Penyusup
Seorang pria muda dan gagah keluarga dari mobil Bugatti Chiron milik nya. Dialah Antonio Sanderson, untuk sekarang dialah pimpinan dalam dunia gelap yang namanya sering di sebut dengan Black Hole ( Lingkaran hitam) Dia akan menjerat musuh nya, memanipulasi dan menghancurkan mereka yang menentang keinginan nya.
Selain itu, dia juga seorang pimpinan di perusahaan nya. Menjadi Mafia hanyalah untuk menggertak musuh nya saja. Dia seorang anak yatim piatu. Alasan nya? Simple, karena kematian kedua orang tuanya. Kenapa mereka bisa mati? Jika kalian mendengar jawaban nya, maka langit pun bisa gemetar mendengar auranya.
Karena dia sendirilah yang membunuh kedua orang tuanya. Sejak Antonio masih kecil, dia memiliki sebuah penyakit mental yang tanpa ekspresi dan perasaan. Dia menjadi seorang psychopath pendiam, dimana diam nya akan membuat orang gemetar ketakutan.
Karena orang tuanya lebih menyayangi adek kandung nya, maka Antonio memilih takdir kematian untuk mereka. Dia membunuh keluarganya dan menjadikan berita kematian mereka seolah mereka mengalami kecelakaan. Antonio merampas semua harta keluarganya.
Saat dia memasuki sebuah Mansion, semua mata tidak berkutik dan tunduk. Tidak ada pasang mata yang berani menatap nya, pernah ada satu yang dengan lancang menggodanya. Gadis itu harus berakhir kehilangan kedua matanya.
"Tuan!" Antonio hanya melirik sekilas, menunggu apa yang akan di sampaikan oleh bawahan nya."Ada orang yang membobol sistem keamanan dan mencari tahu semua tentang Tuan. Hacker itu sangat kuat, aku mencoba melawan nya, tapi dia berhasil menang." Dio, hacker yang sudah lama bekerja di bawah Antonio itu menundukkan kepalanya.
Aarrggg... Dio memekik saat Antonio mencekik leher nya. Tanpa di sangka.. Sreetttt, Antonia menusuk jantung pria itu dengan pisau tajam yang selalu dia bawah di dalam jas nya.
Darah bercucuran, Dio mati seketika."Orang yang tidak berguna, harus di singkirkan." Ucapnya enteng. Para bawahan segera membereskan jasad Dio agar tidak merusak pemandangan.
Dio menaiki sebuah lift untuk sampai ke lantai kamarnya. Dia dalam lift, dia terus berpikir tentang siapa orang yang berani masuk ke sarang nya. Dia kembali berpikir. "Siapa orang yang berani main - main dengan ku?"
Pikiran nya berhenti pada satu orang, tapi dia segera menggeleng. Tidak mungkin jika orang itu masih hidup karena dia sendiri yang telah membunuh nya.
Ceklek..
Pintu kamar terbuka, lampu yang dalam posisi mati membuat suasana tampak lebih horor. Antonio memencet saklar lampu, dia duduk di sofa yang langsung mengarah pada ranjang. Disana, seorang wanita berpakaian seksi masih terlelap dalam tidur nya.
Dari jarak yang jauh, dia bisa melihat kecantikan gadis itu."Aku menginginkan nya."Antonio mengelap bibirnya dengan lidah nya. Dia sungguh bernafsu melihat kecantikan gadis itu.
Sementara, gadis yang terlelap itu mulai membuka matanya. Dia mengedarkan pandangan ke setiap arah, sampai matanya bertemu dengan sepasang mata yang duduk di sofa.
Gadis yang tak lain dan bukan adalah Laras merasa ketakutan. Dia bertanya-tanya lagi, dimana dia saat ini. Dan penampilan nya.. Oh my good! Laras ingin menyembunyikan dirinya saat ini.
"Dimana aku?" Tanya Laras, suaranya bergetar antara takut dan marah.
Antonio menyeringai, dia melonggarkan dasinya dan melepasnya, membuang ke segala arah. Semakin Antonio mendekat, Laras akan semakin menjauh. Dia berdiri dari ranjang ke arah yang berbeda dengan Antonio.
Laras segera berlari ke arah pintu untuk melarikan diri. Antonio masih bergeming, dia tersenyum sinis saat Laras mencoba membuka pintu itu. Tapi sayang, pintu itu tidak bisa terbuka secara manual, alias terkunci dan hanya Antonio yang bisa membukanya.
"Siapapun kamu, jangan mendekat." Laras semakin ketakutan saat Antonio kembali mendekat.
Saat Laras hendak menghindar, dari belakang Antonio menarik tangan Laras hingga punggung wanita itu menempel pada dada bidang pria tersebut. Antonio mengendus aroma tubuh Laras."Wangi.. Sangat wangi, aku suka."
"Aku sudah membayar mu dengan harga mahal. Jadi kamu harus memuaskan ku." Bisik Antonio.
Nafas nya membuat tubuh Laras merinding. Dia berbalik badan hendak menampar tapi secepat kilat Antonio mencengkram tangan Laras dan mendorong nya hingga membentur tembok.
Laras mengerang kesakitan, dorongan Antonio sangat kuat. Antonio mengunci tubuh Laras, gadis itu menangis."Aku mohon, tolong jangan sentuh aku. Aku sudah memiliki calon suami, jika kamu menyentuh ku. Dia nggak akan pernah melepaskan mu."Seru Laras, suaranya berbarengan dengan air mata.
Antonio meradang, dia tidak suka jika milik nya di miliki oleh orang lain. Antonio mencengkram wajah Laras berusaha mencium nya. Tapi Laras terus berusaha untuk tidak memberikan ciuman itu. Dia menggelengkan kepalanya dengan kencang meski cengkraman tangan Antonio semakin kuat.
🩵🩵🩵🩵
Sementara di luar Mansion, mobil yang di kendarai Angkara, Angkasa, Rafael, Letto, Zenath, Aditya dan Dito telah sampai. Mereka membawa peralatan yang mungkin berguna. Bahkan anak buah Zenath juga telah sampai di tujuan.
" King.." Melvin memberi hormat, dia adalah anggota Mafia yang bekerja bersama dengan Zenath. Bahkan saat Ayah Zenath terbunuh, Melvin selalu setia pada keluarga Zenath.
Zenath hanya menganggukkan kepalanya."Semuanya hati - hati.. Dan jangan lupa sama peralatan yang bakal bermanfaat nantinya."Kata Zenath.
"Tunggu dulu! Sebelum masuk mendingan kita pakai pakaian khusus yang gue buat sama pelindung kepala juga. Jadi kalo misalnya mereka pake senjata api, tubuh dan kepala kita tetap aman." Kata Letto. Mereka setuju, mereka segera berganti pakaian anti peluru, tak lupa juga helm anti peluru yang sudah di modifikasi sama Letto.
Mereka mulai beraksi. Mansion itu memiliki tembok yang sangat tinggi, mereka tidak mungkin masuk dari gerbang utama karena itu sama saja menyerahkan diri.
Angkara mengeluarkan sebuah alat yang sebenarnya di rancang khusus sama Letto. Alat yang seperti sebuah tali namun bisa menempel pada tembok. Angkara menembakan tali itu pada bagian ujung tembok untuk bisa memanjat tembok yang tinggi itu. Mereka berjalan seperti orang yang sedang bermain panjat tebing. Semua mengikuti Angkara.
Sampai mereka bisa masuk dengan sempurna ke dalam Mansion itu tanpa menimbulkan suara berisik.
Aditya mengendap - endap layak nya pencuri dan berdiri di belakang seorang penjaga dari Mansion itu. Dia langsung membekap mulut orang itu dan mematahkan leher nya dengan satu gerakan, sehingga pria itu pingsan.
Mereka juga melakukan hal yang sama. Angkara melihat satu target di depan nya. Dia membekap mulut target nya dan langsung memutar kepala hingga suara. Krekkk terdengar, pria itu jatuh menutup matanya. Entah pingsan atau mati, Angkara tidak peduli.
BRAK.... Satu persatu dari mereka tumbang.
"SIAPA DISANA??" Teriak satu orang mengundang perhatian yang lain.
Angkara dan Angkasa saling pandang, mereka sama - sama mengangguk. Lalu langsung menyerang. Angkasa melakukan sebuah tendangan tapi segera orang itu dengan cepat menghindar, dan di balas tendangan susulan dari Angkara yang berhasil menumbangkan orang itu.
Mendengar keributan, beberapa orang datang untuk memastikan yang terjadi di luar, mereka melihat beberapa penyusup dan langsung menyerang Angkara dan Angkasa. satu orang berusaha memukul, Angkasa menundukkan kepalanya, tangan nya terkepal mengenai dada orang itu. Padahal hanya satu pukulan tapi berhasil membuat orang itu muntah darah.
Semua orang bekerja sama untuk mengalahkan target mereka.
Zenath segera memencet sebuah tombol yang membuat pagar rumah Mansion terbuka. Para anak buah nya segera masuk dan langsung membantu perkelahian.
"ANGKARA! MASUK KE DALAM! BIAR DISINI MENJADI URUSAN KITA.. SELAMATKAN LARAS!!!" Seru Rafael di tengah pertarungan nya. Angkara mengangguk dan menerobos masuk. Mereka yang ingin menghalangi Angkara langsung terkena serangan balik dari Letto dan Dito. Sebisa mungkin mereka melindungi Angkara agar bisa sampai masuk ke dalam rumah.
"ANGKASA! MENDING LO IKUTI ANGKARA! GUE YAKIN DI DALAM MASIH BANYAK MUSUH." Teriak Zenath yang masih memukul lawan nya. Angkasa pun menyusul Abang nya.
Sementara di sebuah ruangan CCTV Mansion itu, semua yang berjaga dan bertugas untuk mengawasi keamanan Mansion lewat pantauan di buat bingung.
"Kenapa tiba - tiba CCTV bisa mati?" Tanya Pak Kepala.
"Saya nggak tau, Tuan. Sejak beberapa manit yang lalu CCTV mendadak mati. Ini tidak pernah terjadi. Tiba - tiba terjadi kerusakan." Jawab satu orang yang bertugas di bagian pemantauan.
Jelas saja rusak! Karena sebelum masuk, Dito telah mematikan semua CCTV yang ada di dalam Mansion sehingga mereka bisa lebih bergerak bebas.
'Ada yang aneh.. CCTV tidak pernah mati sebelum nya' Batin pria itu. Namanya Delon. 'Jangan - jangan ada penyusup'
Dia mengeluarkan Handy talky untuk mengetahui situasi di luar."Di ruangan CCTV terjadi kekacauan.. Jelaskan keadaan di luar sana. Apakah semuanya baik - baik saja?"Tak ada sahutan."APAKAH SEMUANYA NORMAL?"
"Arrggg, sial..." Karena ruangan CCTV yang letak nya jauh di belakang Mansion, membuat suara kegaduhan di depan tidak dapat terdengar. Apa lagi kamar Antonio memiliki sistem kedap suara.
"PENYUSUP!!!"
pak angkara mungkin untuk melindungimu dari anabel
kopi & vote untuk mu