NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35 Tawuran

"Masih mikirin Luna?" tanya Alex

yang berhasil membuat Alvin dan

Mingyu menoleh padanya.

"Siapa Luna?" sahut Mingyu

penasaran.

"Gebetannya Alvin" jawab Alex asal,

sengaja ia ingin membuat Mingyu semakin

penasaran.

"Yang bener kamu lex, vin?!" tanya

Mingyu penuh ke kepoan.

"Ngawur!" ucap Alvin.

"Udah jangan dipikirin, besok juga

ketemu. Mending kita kantin aja yuk" ajak

Alex kemudian.

aduh kepo siapa Luna itu" ucap Mingyu yang tak dihiraukan oleh Alex dan

Alvin, keduanya nmemilih berjalan

terlebih dahulu menuju ke kantin.

Di tengah perjalanan ke kantin,

Alvin melihat beberapa kakak kelasnya

sedang melihat gerbang belakang sekolah.

Gerbang yang hanya berukuran l meter

itu, kini sedang di pantau oleh beberapa

murid kelas 3.

Membuat Alex yang tak sengaja

melihatnya, memutuskan untuk

mendekat.

"Loh Lex, jare Kantin" protes Mingyu.

"Sek sek, aku penasaran ini loh" jawab

Alex yang masih melanjutkan jalannya,

membuat Alvin dan Mingyu pun mau

tak mau mengikutinya dari belakang.

Tak butuh waktu lama untuk mereka

sampai di gerbang belakang.

"Ada apa nih bos?!" tanya Alex pada

kakak kelasnya.

"Eh Anu Lex, gak ada apa-apa" jawab

salah satu dari mereka.

"Kalau gak ada apa-apa ngapain di

pantau" ucap Alex. Membuat para Kakak

kelasnya saling pandang.

Bukan mereka ingin merahasiakan

masalah yang akan dihadapi, tapi Alex ini

kan anakpemilik sekolah, apa tak jadi

masalah jika dia mengetahui masalah yang

akan datang ini.

"Sekolah kita mau di drop SMA 35 Lex"

ucap Kevin, salah seorang dari mereka.

Membuat yang lain sedikit heran, bisa

bisanya Kevin se-terbuka itu, pada anak

pemilik sekolah.

"Wah kok bisa?" sahut Mingyu penuh

ke kepoan.

"Jadi kemarin tuh ada anak cewek sini,

digodain sama anak SMA 35, kebetulan

salah satu dari angkatan kami ngebelain,

sampe bikin kepala yang godain itu bocor,

makanya mereka gak terima. Trus dari

tadi pada lalu lalang tuh, sambil ngancem

mau drop sini jam pulang sekolah nanti"

ujar Kevin memberi penjelasan.

"Walah, yawes aku gabung nanti.

Sekarang tak makan dulu lah" jawab Alex

justru membuat para Kakak kelasnya

merasa heran.

Tak menyangka dengan respon yang

diberikan oleh Alex, namun untuk Kevin

sendiri tak merasa heran, ia sudah tahu

bagaimana Alex dan Alvin yang pernah

berkelahi saat membantunya dulu.

"Pulang sekolah langsung kumpul sini

aja Lex" ucap Kevin sebelum Alex berlalu.

"Siap bos" jawab Alex sambil berjalan

ke kantin.

"Kamu beneran mau ikut tawuran

Lex" tegur Mingyu.

"Ya apa salahnya, lagian seru tau Ming,

jarang jarang kita dapet hiburan kayak

gini" jawaban Alex yang sungguh tak

terduga.

"Kamu ikut vin? Dari tadi diem aja"

tanya Alex pada Alvin.

"Ikutlah" jawab Alvin yakin.

"Kalau ketahuan bahaya loh vin,

pointmu bisa berkurang banyak, apalagi

bisa-bisa beasiswamu dicabut nanti"

protes Mingyu.

"Ya makanya jangan sampai ketahuan"

jawab Alvin enteng.

"Wah gila kalian berdua" ucap Mingyu geleng-geleng kepala.

"Kalau takut gak usah ikut Ming" ejek

Alex.

"Siapa yang takut" protes Mingyu.

"Lah kamu iku, sekolah di drop, ini

masalah harga diri sekolah Ming, lek wani

ojok Wedi Wedi, lek Wedigak usah sok

wani" sahut Alvin membuat Mingyu

terdiam.

Sejujurnya bukannya Mingyu takut,

hanya saja dirinya tak ingin terlibat

masalah, namun mendengar perkataan

Alvin barusan juga ada benarnya, SMA

SANG JUARA selalu dianggap sekolah

cupu, karena muridnya yang memang

terkenal pintar-pintar dan gila nilai.

Sehingga di luar sana, terkadang

selalu menjadi bahan ejekan sebagai

sekolah anak mama, karena muridnya yang sangat jarang terlibat masalah. Jika

terlibat masalah, biasanya akan

diselesaikan secara diam-diam, dengan

memberhentikan mereka.

Istirahat makan siang kali ini, kantin

sedikit lenggang, memang biasanya jam

segini para siswa hanya beli jajan lalu

dimakan di dekat kelas. Tidak seperti

Alvin dan kedua temannya yang selalu

makan saat istirahat kedua seperti ini.

*****

Di lain tempat, di sebuah rumah

berlantai 2 yang cukup mewah, tampak

seorang gadis berkerudung baru pulang

dari sekolahnya.

Usai membersihkan diri, gadis itu pun

berlalu ke dapur, ia mendengar suara

aktivitas di dapur, sepertinya sang mama

sedang membuat kue, tanpa bicara Gadis itu pun segera mengambil celemek dan

mendekat ke arah sang mama, bermaksud

membantunya.

"Udah pulang Lun?" sapa mama Arin,

seraya melihat jam yang tengah

menunjukkan angka l siang.

"Iya ma, baru aja" jawab gadis yang

bernama Luna itu.

"Tumben banget bantuin mama,

biasanya kalau disuruh gak pernah mau.

Lagi ada pikiran ya" tebak mama Arin,

beliau begitu mengenal sang anak.

Luna hanya akan membantunya

membuat kue, jika ada yang ingin

dibicarakan dengannya, atau jika ada yang

sedang mengganggu pikirannya.

"Hmmm Luna cuma mau bantu aja

jawab Luna datar, sejujurnya memang

ma"

ada sedang mengganggu pikirannya.

"Hmmm ya udah, kalau udah mau

yang diomongin, cerita aja" ujar mama

Arin seraya tersenyum manis.

Luna pun hanya mengangguk,

sembari terus mencetak kue nastar

berbentuk keranjang, dengan selai di

atasnya, resep dari nenek Luna yang kini

menjadi usaha Arin untuk mengisi waktu

luangnya.

Luna yang terus dalam kebimbangan,

akhirnya memberanikan diri untuk

membahas hal yang mengganggu

pikirannya.

"Ma, kalau saudara kembarku ketemu,

apa mama juga masih sayang sama Luna?"

tanya Luna berhati-hati.

Mama Arin pun menghentikan

aktivitasnya.

"Kamu ketemu sama saudara kamu?"

tanya mama Arin penuh rasa penasaran.

"Yah enggak ma, seperti apa mukanya

aja aku gak tahu, Luna cuma iseng aja

nanya, hehe" elak Luna.

"'Sepertinya wajahnya bakal mirip

sama kamu deh Lun, harusnya kalau

emang ketemu, gak sulit buat bedain

kalian berdua, waktu kecil dulu kalian tuh

persis banget, bedanya dulu kamu pakai

anting, dia enggak. Kalau sekarang kamu

berkerudung, dia pasti enggak hehe" ujar

mama Arin mencoba bercanda meski raut

wajahnya kini berubah sendu.

"Mamapingin ketemu banget ya?"

tanya Luna, sebenarnya sudah seringkali

Luna melihat sang mama larut dalam

kesedihan karena memikirkan salah satu

anaknya yang hilang.

Hanya saja, semakin kesini sepertinya mama Arin sudah tampak lebih baik,

makanya Luna berani membahasnya.

"Orang tua mana yang gak pingin

ketemu anaknya Lun, kalau Luna takut

mama gak sayang lagi sama Luna hanya

karena saudaramu ketemu, Kamnu salah

besar nak, mungkin nanti saat kami

bertemu, malah akan canggung, sudah

seperti apa anak laki-laki mama itu.

Bagaimana hidupnya ya?" tutur mama

Arin menerawang.

"Kita doakan semoga baik-baik saja ya

ma, semoga ada jalan buat kita ketemu

sama saudaraku" ujar Luna mencoba

mengalihkan pembahasan, setelah

melihat mama Arin yang mulai larut

dalam kesedihan.

Mama Arin pun hanya mengangguk,

mereka berdua pun melanjutkan

aktivitasnya membuat kue dalam diam.

Baik Luna maupun mama Arin tengah

larut dalam pikirannya masing-masing.

Terbiasa menjadi anak satu-satunya

membuat Luna sedikit egois, ia tak ingin

berbagi kasih sayang orang tuanya dengan

yang lain, tapi melihat kesedihan yang

ditahan oleh mama dan papanya, Luna

juga merasa kasihan.

Sejujurnya setelah bertemu Alvin

kemarin, ia berfikir jika Alvin lah

saudaranya yang hilang selama ini.

Melihat Alvin yang bisa sekolah di SMA

SANG JUARA, sudah pasti dia berasal dari

keluarga kaya, batin Luna.

*****

Bel pulang sekolah SMA SANG JUARA

pun berbunyi, jam 3 sore lebih 5 menit,

para siswa kelas 3 dan kelas 2 yang

memiliki nyali besar sudah berkumpul di gerbang belakang sekolah.

"Beneran ikut kalian" sapa Badak yang

melihat kedatangan Alex, Alvin dan

Mingyu.

"Yoi" jawab Alex, sementara Alvin

dan Mingyu hanya mengangguk.

Kini setidaknya ada 20an siswa yang

ikut tawuran, dan hanya 3 siswa yang

berasal dari kelas 1, siapa lagi kalau bukan

Alex, Alvin dan Mingyu.

Mereka pun mulai berembuk sebentar

mengenai strategi yang akan mereka

pakai, sembari menunggu kedatangan

SMA 35.

"Bos, mereka mulai datang, mari kita

sambut" ucap Kevin yang baru datang

dengan berlari menghampiri badak.

Kevin dan 3 siswa lainnya, memang bertugas memantau kondisi di luar

sekolah, sejak sejam sebelum bel pulang

berbunyi tadi.

"Oke, persiapkan diri kalian semua,

kalau ada polisi datang segera lari, cari

tempat teraman, kalau ada yang luka

bantu sembunyikan. Kita begini semata-

mata untuk harga diri, jangan jadi

pengecut!" ujar Badak memberikan

semangat solidaritas.

Semua pun mengangguk setuju.

Saat rauangan suara motor yang

terdengar sudah berhenti, saat itulah

tanda musuh mulai turun dan mendekat.

"Saatnya berpesta" ucap Alex riang. Ia

pun berjalan bersama Alvin di garis

depan bersama Badak dan Kevin.

Dengan membawa balok dan paving

yang mereka temukan di sekitar gerbang belakang sekolah, perkelahian pun tak

terelakkan.

BRAKK, BUMM. KRAKK

Suara adu senjata, maupun adu tubuh

tak bisa dihindari. Pertarungan sengit itu

sepertinya tak imbang, SMA 35 membawa

begitu banyak pasukan, namun tak

membuat SMA SANG JUARA gentar.

Mereka terus bertarung meski sudah

ada beberapa yang tumbang, tumbang

bukan meninggal ya, tumbang karena tak

kuat lagi jika harus melawan karena

kuwalahan.

Hingga 20 menit berlangsungnya

tawuran itu, suara sirine polisi datang

membuyarkan mereka. Beberapa siswa

SMA 35 yang terluka tentu saja tak sempat

kabur, sebab yang lain segera

menyelamatkan diri masing-masing.

Sedangkan SMA SANG JUARA

sendiri, segera berhamburan kabur

sendiri-sendiri. Beberapa memang ada

yang terluka bahkan berdarah, mereka

yang baik baik saja, memilih membawa

yang terluka kembali ke dalam sekolah.

Setelah dirasa tak ada lagi yang murid

SANG JUARA yang masih di luar, Badak

pun segera menutup pagar belakang

sekolah. Sehingga begitu polisi sampai

tepat dibelakang pagar, mereka hanya

menemukan gerbang yang telah

tergembok.

Padahal para siswa yang terluka

berada tepat di balik dinding, tempat

polisi menyusuri area tawuran.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!