NovelToon NovelToon
Secercah Kasih Dari Timor

Secercah Kasih Dari Timor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Dulu Renes berkenalan sejak masih kecil bahkan saat Valia melaksanakan pendidikan, renes selalu ada. Tapi sayang saat akan bertunangan, Valia kabur memilih menjadi istri senior yang notabene adalah duda satu anak. Luka hati tersebut membuatnya sulit menerima hadirnya wanita lain di dalam hidupnya.


Namun di waktu berganti, siapa yang menyangka Tuhan mengirimkan gadis pecicilan, kekanakan, ceroboh dan keras kepala hingga kecerobohan gadis itu membuat Renes harus bertanggung jawab dan menikahi gadis tersebut, gadis yang juga adalah adik dari suami mantan kekasihnya.

Belum cukup dengan itu, sulitnya mengatakan cinta membuat sahabatnya Aria, masuk ke tengah hubungan mereka dan membuat Renes meradang. Apakah sebenarnya Renes mencintai gadis itu.

Saat bunga rasa mulai bermekaran, ujian cinta datang. Kehilangan kekasih hati membuat guncangan batin yang hebat pada diri Renes, hingga Tuhan kembali mengirim satu cinta yang sebenarnya ia pendam dalam diamnya sejak lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Menyambut warna baru.

Laras tersenyum lembut, "Abang tidak perlu merasa bertanggung jawab. Laras tau, hati Abang ada untuk Fia. Jangan sia-siakan kebahagiaan Abang."

Bang Renes menatap Laras dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak menyangka Laras akan berkata seperti itu. "Tidak ada Fia di hati Abang." Ucapnya tegas tanpa menatap siapapun.

"Abang tenang saja, Laras akan membesarkan anak ini dengan cinta dan kasih sayang. Abang tidak perlu khawatir." jawab Laras tegar.

"Jangan bicara hal ini lagi. Kita menikah secepatnya..!!"

Malam itu, di bawah tatapan bintang-bintang, Bang Renes membuat keputusan yang sulit. Ia akan menikahi Laras, bertanggung jawab penuh atas anak yang dikandungnya, namun ia tidak akan membohongi perasaannya sendiri. Ia akan tetap mencintai Fia dalam diam, tanpa berani berharap suatu hari nanti mereka bisa bersama.

\=\=\=

Beberapa hari kemudian, pernikahan Bang Renes dan Laras berlangsung sederhana namun khidmat namun Bang Renes menyiapkan penjagaan ketat agar Saras tidak bisa mengganggu mereka. Fia tidak hadir, namun ia mengirimkan karangan bunga dengan ucapan selamat. Bang Renes bisa menebak, mungkin Fia sedang patah hati, sama seperti dirinya. Tapi ia tidak ingin menjadi laki-laki tidak bertanggung jawab dan tamak akan perasaannya.

Setelah menikah di hari itu, Bang Renes berusaha menjadi suami yang baik bagi Laras. Sebagai laki-laki yang sudah pantas menimang seorang anak jelas ia menyayangi calon anaknya tapi untuk Laras, ia masih mengusahakan penuh akan hal itu. Namun, di balik senyumnya, tersimpan kerinduan yang mendalam pada Fia. Hanya dia dan Tuhan yang tau seberapa besar rasa itu menyiksa batinnya.

***

Pagi ini Laras menyiapkan sarapan untuk Bang Renes. Sejauh ini hubungan mereka masih tetap sebatas sahabat, tidak ada kedekatan khusus, semua sebatas junior dan senior tanpa sekat kepangkatan.

"Nggak usah repot begitu, Ras. Nanti Abang belikan sarapan. Kamu nikmati saja masa cutimu..!!" Kata Bang Renes.

"Nggak apa-apa, Bang. Daripada diam juga nggak enak." Jawab Laras.

"Kurangi lah kegiatanmu. Abang siapkan berkas pengajuan nikah. Setelah semua beres baru kita menghadap ke Batalyon. Syukur kalau si adek belum lahir." Harap Bang Renes agar Laras tidak terlampau lelah.

...

Siang ini persiapan berkasnya sedikit tertunda karena pergerakan musuh kembali terlihat. Siang itu juga Bang Renes kembali bertatap muka dengan Fia namun keduanya bertindak secara profesional dalam pekerjaan.

"Saya bisa kesana." Kata Fia mengajukan diri.

"Wilayah kali ini sangat berbahaya. Kita butuh waktu untuk melacak lebih detail." Ujar Bang Renes menolak secara halus.

"Saya sudah melacaknya dengan detail, Pak." Fia kemudian menunjukkan peta lokasi di atas meja dan menunjukkan seluruh lokasi berbahaya di sana.

"Saya tau, saya juga sudah memperhitungkan. Tapi.. tolong, Fi. Jangan bertindak di luar batas..!!" Pesan Bang Renes.

"Fia sudah dewasa untuk tau hitam dan putih, jangan di ajari lagi..!!!!" Oceh Fia.

Jemari Bang Renes mengepal kuat tapi Bang Zeni menahannya.

Tak lama ponsel Bang Renes berdering, ada panggilan telepon dari Laras.

"Iya, Ras. Ada apa?"

"Baang, perut Laras mulas."

Secepatnya Bang Renes pulang ke rumah dan melihat keadaan Laras.

Merasa Laras adalah 'kakaknya', Fia pun mengikuti langkah Bang Renes.

...

"Cepaaaatt, Ooomm..!!!!" Teriak Fia melebihi suara Laras dan hal itu membuat panik.

"Kamu nggak lihat.. saya sudah ngebut, ngebut kencang Fiaa..!!" Kata Bang Renes gelagapan sendiri, rintihan Laras dan jerit ketakutan Fia membuat konsentrasinya kocar-kacir. "Sekarang kamu ambilkan minum untuk Laras di dalam tas perlengkapan persalinan..!!" Perintah Bang Renes.

Fia mengedarkan pandang kata ke arah belakang, ia pun membongkar tas berwarna hijau Army itu.

"Nggak ada, Om."

"Adaaa.. Saya sendiri yang siapkan, mana mungkin nggak ada. Yang ada di tas ini hanya bahan makanan, kaos loreng, perlengkapan mandi........"

"Angkat tasnya.!!" Perintah Bang Renes mulai curiga. Namun benar saja dugaan nya, Fia salah mengambil tas yang sudah di siapkan. "Salah, kaann.. Itu ransel serbu. Tasnya Laras ada di sampingnya." Omel Bang Renes.

"Kenapa salahkan Fia?? Mana Fia tau isinya beginian."

Bang Renes mengacak rambutnya tak paham harus bagaimana menghadapi situasi seperti ini.

Tak lama mereka tiba di rumah sakit. Bang Renes memarkir mobilnya lalu membawa Laras masuk ke dalam ruang UGD.

...

Penanganan dokter sangat cepat dan langsung mengarahkan Laras ke dalam ruang bersalin. Fia pun ikut bersamanya.

"Kamu tunggu di luar..!! kamu masih perawan, di larang lihat aneh-aneh." Kata Bang Renes.

Langkah Fia terhenti, ia tidak paham persoalan apa yang membuat Bang Renes melarangnya masuk ke dalam ruang bersalin.

Di luar ruang bersalin, Fia duduk gelisah. Kata-kata Bang Renes masih terngiang di telinganya.

'Kamu masih perawan, dilarang lihat aneh-aneh.'

"Apa maksudnya?" Pikirannya berkecamuk. Ia merasa seperti orang asing di tengah situasi yang begitu intim dan penting ini.

//

Di dalam ruang bersalin, kepanikan Bang Renes semakin menjadi. Ia mondar-mandir tidak jelas, sesekali mengusap wajahnya dengan kasar. Rintihan Laras dan suara peralatan medis membuatnya semakin gugup.

"Sudah berapa lama ini, Dok?" tanyanya cemas pada dokter yang sedang memeriksa Laras.

"Tenang, Pak Renes," jawab dokter dengan tenang. "Pembukaan sudah lengkap, sebentar lagi bayinya akan lahir."

"Tapi Laras terlihat kesakitan sekali." sahut Bang Renes panik. "Apa tidak ada cara lain untuk mengurangi rasa sakitnya?"

"Kami sudah memberikan obat pereda nyeri, Pak." jelas dokter. "Bapak berdoa saja semoga persalinannya lancar."

Bang Renes terus memantau kondisi Laras dan bayinya. Ia bahkan mencoba membantu memegangi tangan Laras, meskipun tangannya sendiri gemetar.

"Abang tenang saja," bisik Laras sambil tersenyum lemah. "Laras kuat kok."

"Tapi Abang tidak tega melihat kamu kesakitan seperti ini," balas Bang Renes dengan suara bergetar.

Tiba-tiba, Laras berteriak kesakitan. Bang Renes semakin panik. Ia memanggil nama dokter dan bidan meminta mereka untuk segera bertindak.

"Ayo, Bu Laras, tarik napas panjang," kata dokter memberikan semangat. "Sedikit lagi, bayinya akan keluar."

Bang Renes tidak sanggup melihat proses persalinan yang begitu berat. Ia memalingkan wajahnya, menutup matanya rapat. Ia hanya bisa berdo'a dalam hati, memohon agar Laras dan bayinya selamat.

Beberapa saat kemudian, suara tangisan bayi memecah keheningan. Bang Renes membuka matanya perlahan. Ia melihat dokter mengangkat seorang bayi perempuan yang merah dan berlumuran darah.

"Selamat, Pak Renes," kata dokter sambil tersenyum. "Anak Bapak sehat dan cantik."

Bang Renes tidak bisa berkata apapun. Air mata bahagia mengalir deras di pipinya. Ia mendekati Laras dan mencium keningnya dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih, Ras. Kamu sudah berikan Abang seorang anak." bisiknya. "Kamu hebat."

Beberapa jam kemudian, suara tangisan bayi memecah keheningan. Bang Renes keluar dari ruang bersalin dengan wajah lega bercampur haru.

"Laras dan bayinya selamat," ucapnya sambil tersenyum. "Anak perempuan."

Fia ikut merasakan kebahagiaan itu. Ia menghampiri Bang Renes dan memberikan selamat. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Om..!!!" panggil Fia ragu. "Kenapa Om melarang Fia masuk, tadi?"

Bang Renes terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Fia, kamu masih muda. Hal-hal seperti ini mungkin belum pantas untuk kamu lihat. Ada hal-hal yang hanya boleh dilihat oleh orang yang sudah menikah."

Fia mengangguk pelan, meskipun tidak sepenuhnya mengerti. Ia merasa ada jarak yang semakin lebar antara dirinya dan Bang Renes. Dulu, mereka adalah rekan kerja yang akrab, tapi sekarang, Bang Renes sudah menjadi suami orang, ayah dari seorang anak.

"Fia mengerti." jawabnya lirih.

Bang Renes menepuk pundak Fia. "Terima kasih sudah membantu kami tadi. Saya sangat menghargai seluruh bantuan mu."

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
semangat pak mil
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah
Maysuri
pasti si utuh ngerjain bapaknya 🤣🤣🤣
cipa
🤣🤣🤣
bagus detun, kerjain ayahmu biar gak emosian terus, bang Renes mabok sekalian ngidam disusul bang David jg kebobolan 😂😂😂
cipa
wkwkwkwk
awas tumbuh benih² sayang eh cinta 😂😂😂
Ros Miati
seperti biasa bagus banget
Ros Miati
ya Allah akhirnya bisa baca karya mbaknara lagi semangat thooor 😘😘😘😘
Sri I
kerennnnnn euyyyyy... nggak pernah gagal cerita nya
dyah EkaPratiwi
sat set nie bang hara
cipa
ayo kak buat bang David cpt nikah jg biar ngrasain pengantin baru dan bawelnya istri ngidam 😄
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang renes
Lendra malayu
iya pah,, readers jg pengen tau nih /Joyful//Joyful/
dyah EkaPratiwi
hahaha ayoo jelaskan papa ren
cipa
dasar temen kompor 🤣🤣🤣🤣
Maysuri
klw damai kan enak liatnya,lanjut thor.....
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah bahagia selalu
Jero Rina
jangan lama lama kak nara
Jero Rina: sudah candu kali baca semua cerita kak nara
total 1 replies
Ella
bahagia sll Bang Renes😘
Maysuri
y allah.....sekali celup langsung tekdung aj,top cer bener bang ren....🤣🤣
Septi Astuti
/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!