NovelToon NovelToon
Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Solo Leveling
Popularitas:335
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Di dunia lama, ia hanyalah pemuda biasa, terlalu lemah untuk melawan takdir, terlalu rapuh untuk bertahan. Namun kematian tidak mengakhiri segalanya.

Ia terbangun di dunia asing yang dipenuhi aroma darah dan jeritan ketakutan. Langitnya diselimuti awan kelabu, tanahnya penuh jejak perburuan. Di sini, manusia bukanlah pemburu, melainkan mangsa.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah suara bergema di kepalanya:
—Sistem telah terhubung. Proses Leveling dimulai.

Dengan kekuatan misterius yang mengalir di setiap napasnya, ia mulai menapaki jalan yang hanya memiliki dua ujung, menjadi pahlawan yang membawa harapan, atau monster yang lebih mengerikan dari iblis itu sendiri.

Namun setiap langkahnya membawanya pada rahasia yang terkubur, rahasia tentang dunia ini, rahasia tentang dirinya, dan rahasia tentang mengapa ia yang terpilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35

Aula sunyi ketika Alicia menatap serius ke arah Anna.

"Apa itu benar Mahaguru.?" tanya Alicia dengan ragu.

"Hm, aku sudah memastikannya. Jika dia benar-benar berada di Rank A, dia pasti akan terjatuh ke tanah. Tapi dia masih berdiri tegak di sini," jawab Anna tenang.

Alicia tersenyum tipis, matanya berbinar. "Akhirnya, aku bisa bertemu denganmu." Ucapannya ditujukan kepada Marco.

Marco terperangah. "He.? Apa yang kalian lakukan. Aku hanya ingin belajar di sini."

Rewin menghela napas dalam, menatap Marco tajam. "Jika kau memang berada di Rank S seperti kami, kau tidak bisa menjadi murid."

"Apa.?" saut Marco terkejut.

"Aku memintamu untuk menjadi inspektur di Akademi ini," kata Rewin mantap.

"Ah, itu keputusan yang bagus Rewin," saut Anna menyetujui.

Rewin menimbang lagi. "Hanya saja, asal usulnya tidak jelas. Identitasmu masih dipertanyakan."

Ana tersenyum lembut. "Kau tidak perlu khawatir seperti itu Rewin, anggap saja dia adalah anakku. Dia bisa menggunakan identitas keluargaku."

"Ehm, kalau kau tidak keberatan. Itu boleh saja," jawab Rewin.

Ana lalu menatap Marco. "Apa kau bersedia Marco.?"

Marco terkejut hingga hampir berteriak, "Aku hanya ingin menjadi murid di sini."

Ana malah tertawa lepas. "Hahaha. Aku punya anak."

Beberapa menit berlalu sebelum Rewin kembali berbicara.

"Marco, mulai sekarang, kau adalah orang ke-10 dengan tingkat kekuatan Rank S di kerajaan ini. Kau tanda tangani identitasmu di sini."

Marco memegangi kening, wajahnya lemas. "Yang benar saja."

"Lakukan itu nak. Kau jangan membantah kepada orang tua," dorong Ana sambil tersenyum nakal.

"Sejak kapan aku setuju jadi anakmu," saut Marco kesal.

Alicia mendekat, suaranya lembut namun tegas. "Lakukan saja Marco, ini adalah kesempatan yang bagus."

Dalam hati, Marco bergumam, "Hem, benar kata Emma. Jika aku tidak bisa menyembunyikan kekuatanku, hal yang merepotkan akan terjadi. Apa yang harus aku katakan pada mereka semua."

Rewin menatap Marco penuh selidik. "Apa kau masih ragu.?"

Marco akhirnya bersuara lirih namun mantap. "Tuan, sebelumnya aku berterimakasih atas tawarannya. Tapi aku tidak bisa menandatangani dokumen ini. Biarkan aku pergi dari sini jika aku tidak diterima sebagai murid. Aku tidak bisa menyetujui tawaran kalian."

Anna mencondongkan tubuhnya. "Apa kau mulai mengakui kekuatanmu.?"

Marco menutup matanya sejenak sebelum mengaku, "Ah, sebenarnya aku berada di tingkat Rank S. Tapi aku minta tolong kepada kalian, jaga rahasia ini dari semua orang. Jika seseorang mengetahui identitasku yang sebenarnya, aku akan pergi dari kerajaan ini."

Ruangan seketika hening. Rewin akhirnya menghela napas berat. "Huh, baiklah jika itu maumu. Aku tidak bisa memaksanya. Kami membutuhkan kekuatanmu di sini."

Anna menambahkan, "Tapi kau harus menyetujui untuk menjadi anakku. Kau akan kerepotan jika para bangsawan tahu kalau kau masuk ke dalam Expert Class."

Marco menggenggam pena dengan enggan. "Huh, baiklah, sepertinya tidak ada jalan lain. Kekuatanku sudah di ketahui oleh seluruh orang di alun-alun tadi." Ia pun menandatangani dokumen itu.

"Apa aku boleh pergi sekarang.?" tanya Marco datar.

Anna mengulurkan sebuah kunci dengan senyum hangat. "Ini kunci rumah, bawalah. Kau boleh pulang kapan saja Marco."

Marco hanya menatapnya sekilas lalu menjawab dingin, "Biarkan aku memilih untuk tinggal di mana. Aku bukan anakmu yang sesungguhnya." Ia berjalan keluar ruangan.

"Ah, dia anak yang nakal," gumam Anna sambil tersenyum.

"Kau terlalu memaksanya Anna," saut Rewin.

Alicia kemudian maju selangkah. "Aku akan menemaninya Mahaguru. Saya izin undur diri."

"Tolong jaga dia untukku Alicia."

"Ah, baik Mahaguru," saut Alicia, lalu buru-buru mengikuti Marco dari belakang.

....

Marco berjalan menyusuri lorong Akademi tanpa arah, langkahnya terdengar ragu.

"Hem, kemana jalan keluarnya.?" gumam Marco kebingungan.

Tiba-tiba terdengar suara lembut di belakang. "Apa kau tersesat.?" tanya Alicia.

Marco mendesis dalam hati, "Huh, kenapa dia ada di sini.? Pantas saja dari tadi semua orang melihatku."

Ia menoleh. "Siapa namamu.?"

"Ah, perkenalkan, namaku adalah Alicia Eden. Panggil saja Alicia."

"Alicia kah. Baiklah, dengarkan baik-baik Alicia. Bisakah kau tidak mengikutiku terus, aku merasa tidak nyaman."

"He.? Kau membuang kesempatanmu untuk berjalan dengan seorang Tuan Putri," saut Alicia sambil tersenyum jahil.

"Itu tidak penting. Aku hanya minta tolong padamu. Biarkan aku pergi sendirian."

"Hem, baiklah kalau begitu. Sampai bertemu besok di dalam kelas."

Marco menghela napas panjang. "Huh."

Ia melangkah menjauh, tetapi tatapannya melirik sekilas. Alicia ternyata masih mengikuti dari jauh. Tak lama, Alicia berpapasan dengan Eva dan Herry.

"Putri.?" teriak Herry begitu melihat Alicia.

"Ah, Herry.?" saut Alicia kaget.

"Sedang apa kau.? Apa ada sesuatu yang menarik bagimu.?" tanya Eva penuh curiga.

Alicia menoleh pada Marco yang baru saja berlalu. "Kau lihat laki-laki itu, Mahaguru membongkar identitasnya. Dialah yang menyelamatkan kita waktu itu."

"Benarkah.?" saut Herry dengan mata terbelalak.

"Bahkan dia diangkat sebagai anak oleh Mahaguru Anna. Aku hanya mengawasinya saja dari belakang, sepertinya ada sesuatu yang disembunyikannya."

Eva mengangguk singkat. "Baiklah kalau begitu, kita ikuti saja dia."

Namun tiba-tiba suara DEEP terdengar, dan tubuh Marco lenyap begitu saja.

"A, dia menghilang," kata Alicia terkejut.

....

Di tempat lain, Marco berdiri sendirian, lalu menoleh ke belakang. "Kau pikir aku tidak tahu kau sedang mengikutiku.?"

Namun suara lain terdengar. "Apa yang kau lihat?" Rudy tiba-tiba muncul tepat di depannya.

"HAAA!" teriak Marco kaget. "Kau mengejutkanku Rudy."

Rudy menyilangkan tangan. "Huh, kenapa kau tidak bisa menekan kekuatanmu itu.?"

"Eh, itu… Aku sendiri sudah berusaha semaksimal mungkin," jawab Marco gelisah.

Sebelum Rudy menanggapi, Emma tiba-tiba muncul sambil tersenyum. "Hem, baiklah, kita pergi makan saja Rudy."

Tak lama, Lilia juga menghampiri. "Dari mana kau Marco.?"

"Aku hanya dibawa ke ruangan Inspektur. Aku dimasukkan ke dalam Expert Class," jawab Marco.

"He.?" saut Rudy kaget.

"Apa Rin tidak ikut dengan kita.?" tanya Marco penasaran.

"Rin sudah pergi ke asramanya. Yang terpenting sekarang adalah kau. Kita akan berpisah setelah ini," jelas Rudy serius.

"Benarkah.? Huh, aku tidak menginginkan itu," saut Marco kecewa.

"Sudah terlanjur, mau bagaimana lagi," kata Emma datar.

Marco tersenyum kecil, meski terpaksa. "Aku akan sering mengunjungi kalian. Jadi tidak ada yang dikhawatirkan."

"Hem, baiklah Marco. Selama masih satu Akademi, tidak ada yang perlu ditakutkan," saut Lilia.

"Huh, untunglah," kata Marco lega.

"Lalu, apa kalian juga lulus.?" tanyanya lagi.

"Itu sudah pasti. Aku, Rudy, dan Emma berada di kelas yang sama," jawab Lilia.

"Kelas berapa kalian.?" tanya Marco penuh rasa ingin tahu.

"Kita semua berada di kelas 7 tingkat tinggi," saut Rudy.

"Em, baiklah," kata Marco pasrah.

....

Mereka pun berjalan bersama menuju kantin kelas bawah di Akademi.

"Kita makan saja di sini," kata Emma.

"Pesankan makanan untukku Emma," pinta Rudy.

"Baiklah, tunggulah di sini," saut Emma sambil berjalan ke kasir.

Sementara menunggu, Rudy menatap Marco dengan curiga. "Wajahmu sangat mencurigakan Marco, apa kau menyembunyikan sesuatu.? ceritakan saja pada kami. "

Marco terdiam sejenak sebelum menjawab, "Ehm, baik Rudy. Sebenarnya, aku ketahuan. Kekuatanku diketahui oleh Mahaguru di sini. Tapi mereka hanya menyadari kekuatanku ada di tingkat Rank S."

"Huh, sudah kuduga," saut Rudy pendek.

"Apa tidak apa-apa seperti itu Rudy.?" tanya Marco.

Rudy menatapnya serius. "Tidak masalah buatku. Aku hanya takut saja kau akan dimanfaatkan oleh mereka atas dasar keselamatan bersama. Kau harus hati-hati Marco."

"Ah, aku tahu itu. Aku hanya akan bergerak atas perintahmu. Tidak ada yang berbeda dengan itu," kata Marco mantap.

Lilia mendengus kecil. "Laki-laki memang sangat ceroboh."

"Kau membuatku tertekan Lilia," saut Marco.

"Kau sendiri yang memilih jalan itu Marco, jangan menyesali perbuatanmu itu. Kami semua hanya mengkhawatirkanmu," kata Lilia lembut.

Marco tersenyum, hatinya sedikit hangat. "Terima kasih Lilia."

Tak lama Emma kembali membawa nampan penuh. "Makanan datang. Setelah itu kita pergi ke asrama."

"Apa kau tahu tempat Asramanya Emma.?" tanya Rudy.

"Nanti akan kuantar, kau tenang saja Rudy," jawab Emma.

"Baiklah," saut Rudy.

....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!