NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam / Tamat
Popularitas:631.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia tidak ikut

Ruby menunduk, wajahnya merah padam, mencoba menyembunyikan rona yang merangkak naik ke pipinya. Ia bisa merasakan tatapan-tatapan yang mengarah padanya, bukan hanya dari Sena yang sedang menahan tawa, tapi juga dari beberapa karyawan yang mulai berbisik daru kejauhan sana, pasti membicarakan apa yang baru saja mereka saksikan.

Sena masih saja senyum-senyum geli. Ia menatap Ruby dengan tatapan nakal.

"Apa aku bilang, Ha Joon pasti ada rasa sama kamu."

"Sena, diam," bisik Ruby cepat sambil melirik sekeliling.

"Orang-orang bisa dengar."

"Lah, emang kenapa? Memang kenyataan, kan?" Sena bersandar santai sambil menyendok mi instan miliknya.

"Muka kamu tuh merah kayak tomat, Ruby. Lucu banget, sih."

Ruby memejamkan mata sesaat, mencoba mengatur napas. Ada gejolak dalam dadanya yang sulit dijelaskan. Ia tidak tahu apakah perubahan sikap Ha Joon itu hal baik atau buruk.

Dari sudut mata, Ruby bisa melihat Somin duduk dengan ekspresi tak terbaca. Gadis itu sesekali melirik ke arah tenda tempat Ha Joon sibuk menyiapkan sesuatu. Meski wajahnya tersenyum, ada rasa tidak senang yang terpancar dari sikapnya. Namun begitu melihat ke Ruby, ia tersenyum dan lagi-lagi menunjukkan sikap yang menurut Ruby terlalu baik untuk hubungan mereka yang tidak begitu akrab.

Ruby pun merasa tidak nyaman. Semuanya terasa berubah terlalu cepat. Somin yang awalnya biasa saja, kini mendadak sok perhatian. Ha Joon yang biasanya dingin, kini bersikap seperti … seseorang yang peduli.

Beberapa menit kemudian, Ha Joon kembali dengan nampan kecil berisi seporsi bubur hangat dalam mangkuk stainless. Di atasnya, terlihat taburan ayam suwir dan daun bawang, bahkan ditambah sedikit rumput laut kering. Aromanya langsung membuat perut Ruby merespons.

Ia meletakkan nampan itu di pangkuan Ruby tanpa berkata apa-apa, lalu duduk kembali di kursinya, kali ini masih dalam jarak dekat. Sangat dekat hingga para bawahannya menjerit tertahan dari kejauhan.

Ruby menatap bubur itu, lalu menoleh ke Ha Joon, ingin mengatakan sesuatu, tapi tatapan pria itu yang terlalu tenang, terlalu dalam, membuat Ruby kehilangan kata-kata.

"Ini lebih baik untuk tenggorokanmu," ujar Ha Joon tanpa memandangnya.

"Makan."

Ruby mengangguk kecil, lalu mulai menyendok perlahan bubur yang masih mengepulkan uap itu. Rasanya … hangat, lezat, dan menenangkan. Seolah ada ketulusan yang disisipkan dalam tiap suapannya. Ia tak kuasa menahan senyum tipis di sela-sela makan.

Sena menatap Ha Joon dengan pandangan penuh rasa ingin tahu.

"Pak Ha Joon, bapak bisa masak?"

"Sedikit," jawab pria itu singkat.

"Wah, berarti Ruby beruntung banget hari ini. Di masak sama CEO besar!"

Ruby berdeham menatap Sena tajam. Ia malu di lihatin orang-orang, tapi dasar Sena. Perempuan gak peka.

Somin yang sejak tadi diam, akhirnya membuka mulut dengan nada yang dibuat agar terdengar manis.

"Pak Ha Joon, kalau Ruby tidak habis, saya bisa bantu habiskan buburnya."

Ha Joon menoleh padanya perlahan, pandangan datarnya membuat suasana langsung kembali tegang.

"Saya buat itu khusus untuk Ruby."

Somin terdiam. Kata-kata itu, meski diucapkan tanpa emosi, terasa seperti tamparan telak. Ia mengangguk cepat, pura-pura tidak terganggu, lalu berusaha tertawa kecil. Tapi tawanya tak terdengar wajar di tengah keheningan yang mendadak menyelimuti kelompok kecil itu.

Sena, yang peka terhadap suasana, kembali mengganti topik.

"Eh, nanti kita ada sesi kegiatan kelompok kan? Jalan ke air terjun? Kalau Ruby belum sembuh, gimana tuh?"

Ha Joon langsung bicara sebelum Ruby sempat menjawab,

"Dia tidak ikut."

Ruby langsung menoleh, mengernyit.

"Aku bisa,"

"Tidak." Kali ini nada Ha Joon tidak bisa dibantah.

"Kau butuh istirahat."

Sena hanya bisa mengangkat alis, kagum sekaligus geli.

"Wah, protektif banget, pak CEO."

Ruby meletakkan sendoknya perlahan, menatap bubur di hadapannya lalu menoleh ke pria yang duduk di sebelahnya.

"Habiskan buburnya."

Perkataan itu membuat Ruby membeku di tempat. Hanya dua kata, tapi dampaknya begitu besar. Ia tahu betul bagaimana dinginnya pria itu dulu. Satu kalimat seperti itu terasa jauh lebih berarti daripada sejuta perhatian dari pria lain.

Somin tidak bisa menahan diri lebih lama. Ia bangkit berdiri dengan senyum yang dipaksakan,

"Aku… aku bantu yang lain dulu ya. Permisi."

Sena hanya melirik sekilas, lalu kembali menikmati mie-nya tanpa peduli. Ruby menatap punggung Somin yang menjauh, merasakan ada pertarungan diam-diam yang baru saja dimulai. Dia makin membenci Ruby. Karena kemunculan perempuan itu membuatnya tak terlihat di mata Ha Joon.

Begitu dia sampai di depan tendanya, Minji menghampirinya.

"Somin, kamu kenapa ke sana sih? Apa sekarang kamu berteman dengan si tukang caper itu?"

"Aku hanya ingin tahu keadaannya Minji."

"Cih, kamu gak cocok berteman dengan perempuan level bawah itu. Baru di perlakukan baik sama pak Ha Joon saja udah belagu. Jangan-jangan dia sengaja terjun sendiri ke danau buat cari perhatian orang-orang lagi, udah ke baca. Dia sengaja pengen deketin pak Ha Joon pasti. Huh! Dasar perempuan murahan yang sok polos."

Somin menatap Minji dengan ekspresi rumit. Ada gejolak yang sulit dia kendalikan, antara rasa iri, cemburu, dan ambisi yang tak pernah padam. Namun, ia tak menunjukkan perasaannya dengan gamblang. Ia hanya menghela napas pelan.

"Minji, jangan bicara seperti itu," katanya tenang, meski nada suaranya terdengar dingin.

"Kalau kamu terlalu terang-terangan, kita bisa terlihat seperti iri."

Minji mendengus.

"Yah, emang kenyataannya begitu kan? Lihat aja tadi, semua perhatian pak Ha Joon ke Ruby. Tuh perempuan jelas yang caper." kata Minji lagi tidak senang.

"Jangan terlalu julid jadi perempuan, nanti tidak ada laki-laki yang mau."

Somin dan Minji sama-sama menatap ke arah datangnya suara. Jin young berdiri tak jauh dari mereka. Kedua wanita itu terdiam saat mendengar sindiran pria itu. Jin Young pun dengan santainya melewati mereka.

Minji menahan emosinya dalam hati. Kalau saja laki-laki itu tidak ada pengaruh apapun di perusahaan, sudah dia buat perhitungan. Dia hanya beruntung memiliki jabatan kedua tertinggi di perusahaan.

1
LANY SUSANA
up donk Thor extra part nya/Angry//Angry/
anonim
happy ending - terima kasih Author ceritanya bagus - ditunggu extrapartnya
anonim
kejutan - mama dan eomma sudah berada di dalam apartemen Ha Joon.
Menikah tanpa orang tua ini dua sejoli memang dah ngebet bikin anak
anonim
Ha Joon memandikan istrinya dan berusaha menenangkan hati istrinya dengan kata-kata yang diucapkannya
anonim
Ha Joon berhaail menyelamatkan Ruby.
Semoga semua akan baik-baik - hubungan kembali baik seperti sebelum kedatangan Daniel
anonim
Ruby putus asa rupanya sampai pingin bunuh diri kah ? semoga tidak terlambat Ha Joon segera bisa nenolong Ruby
anonim
Ruby yang telah mengalami peristiwa demi peristiwa yang sangat menyakitkan hatinya di masa lalu - di malam kebakaran apartemen yang ditinggali - beberapa hari terpisah dari suami yang masih marah kepadanya - suami yang baginya adalah tujuan akhir - tempatnya pulang - tapi serasa hancur karena seorang Daniel pria di masa lalunya hadir.
anonim
Ha Joon pridasi yang baik - cepat sadar atas kesalahannya sendiri yang kurang peka terhadap permasalahan yang Ruby alami - tahunya Ruby hanya berubah lebih pendiam - siapa tahu ternyata Ruby sampai mengkonsumsi obat anti depresan.
anonim
Sebenarnya Ruby menanggung beban yang tidak ringan ketika masih tinggal di Amerika - maka Ruby pindah ke Negaranya Ha Joon.
Dwi Retno
aaaahhhhh kenapa cepat sekali tamatnyaaaaaa
anonim
Ruby ternyata sudah di selamatkan dan kini berada di rumah sakit dalam perawatan. Berarti Ruby mengkonsumsi obat anti depresan lagi setelah di campakkan Ha Joon karena peristiwa berpasangan dengan Daniel ketika shooting iklan.
anonim
semoga Ruby aman dari amukan si jago merah. Ruby baru berduka atas musibah perkawinannya dengan Ha Joon yang sedang tidak baik-baik saja - kini mendapat musibah kebakaran di apartemennya.
anonim
Ruby - harusnya kok paksa peluk Ha Joon - seberapa dia berontak tetap peluk - kuat gak badanmu ketika Ha Joon tetap berontak
anonim
baguslah Jin Young menghubungi Ruby.
Ruby kurang sat set menjelaskan masa lalunya - jadi Ha Joon sangat kecewa
anonim
ya memang kau bodoh Ribyỳ
anonim
salah paham terus ini Ha Joon - Ruby bodoh bodoh bodoh dan bodoh tidak segera jujur kepada Ga Joon apa yang pernah terjadi
anonim
akhirnya perjelahian terjadi - biar puas tersalurkan rasa sakit Ha Joon yang sudah mendarah daging marasuk ke tulang - hajar terus Daniel - jangan kasih kendor /Facepalm/
anonim
Ruby bodoh mau menemui Daniel tanpa minta persetujuan Ha Joon yang sudah menjadi suaminya. Bodoh bin tolol ini Ruby - jelas suami masih marah malah cari masalah lagi
anonim
Ruby lebih baik kamu terus terang sama Ha Joon - bagaimana hubungan kamu sama Daniel.
wiemay
akhirnya happy ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!