Sequel : Aku memilihmu.
Rega adalah seorang arsitek muda yang tidak hanya berbakat, namun dia juga menjadi CEO muda yang sukses di bidangnya. Dia memiliki tunangan bernama Rhea yang seorang dokter muda, pertunangan mereka sudah berjalan hampir satu tahun.
"Maaf, Rhea. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita,"
"Baiklah! Silahkan kak Rega katakan pada kedua orang tua kita," jawaban Rhea membuat Rega terkejut, alih-alih marah padanya. Rhea justru dengan mudah menyetujui untuk membatalkan pernikahan keduanya yang tinggal dua minggu.
Apa yang terjadi dengan keduanya setelah itu? bagaimana kisah mereka dan pada siapakah akhirnya Rega maupun Rhea akan melabuhkan hati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasehat Aruna untuk Rega
Dio melajukan mobil yang dia kemudikan membelah jalanan Jakarta sore itu, beradu dengan hiruk pikuk jalanan yang macet. Belum di tambah cuaca mendung dan juga jam-jam waktu pulang kantor.
Resepsi Leo dan Hana memang di gelar malam harinya setelah sebelumnya akad yang sudah dilaksanakan pagi hari.
“Kenapa tadi tidak minta Tama atau Danu menemaniku, setidaknya aku tidak sendirian begini. Untung sahabat,” gerutunya saat harus berhadapan dengan kemacetan Jakarta.
Dio akhirnya sampai di bandara Soetta, dia menuju gedung area parkir terminal 3. Dio baru saja turun dari mobil saat Rega menghubunginya.
“Aku sudah sampai,”
“Tunggu lima belas menit lagi, aku jalan kesana.”
“Oke,”
Dio menunggu Rega di area parkir terminal 3, sesekali dia melihat arlojinya. Dio memperkirakan jam berapa keduanya akan sampai di hotel. Lima belas menit kemudian sosok yang dia tunggu akhirnya menampakkan batang hidungnya.
“Sorry menunggu lama,” ucap Rega.
Dio mengangguk. “Cepat masuk, resepsi sudah mulai dari lima menit lalu. Aunty Naura sudah nanyain kamu terus,” ucap Dio, dia langsung masuk kedalam mobil dan duduk di belakang kursi kemudi.
Rega menaruh ranselnya lebih dulu di bagasi, baru setelahnya memutar masuk kemobil dan duduk disamping kursi kemudi.
Dio kembali melajukan mobilnya meninggalkan gedung parkiran terminal 3 bandara Soetta.
“Kamu sudah ganti baju?” tanya Dio, pasalnya dia melihat Rega sudah menggunakan jas groomsmen.
Rega mengangguk. “Ganti di toilet pesawat tadi,” jawabnya.
Dio kemudian fokus menyetir, dia tidak lagi bertanya setelah melihat Rega yang termenung sambil melihat jalanan. Hingga lima puluh menit kemudian mereka sampai di parkiran hotel keluarga Pradipta, acara sudah berlangsung sejak satu jam yang lalu. Keduanya langsung bergegas turun dari mobil dan masuk ketempat lokasi acara.
Keduanya melangkah masuk kedalam ballroom, Rega memandangi dekorasi yang terlihat cantik. Dia teringat dengan pernikahannya dengan Rhea yang juga tinggal dua minggu lagi, dia menghela napas. Entah bagaimana acara pernikahannya nanti, karena lebih tepatnya rega telah menghancurkan semuanya. Meskipun kedua orang tuanya belum tahu, tapi bagaimana dengan Rhea. “Apa wedding dream Rhea juga seperti ini?” gumamnya.
“Kamu bilang apa?” tanya Dio.
“Bukan apa-apa,” keduanya melangkah masuk, menemui sepasang pengantin yang berdiri di pelaminan seperti raja dan ratu.
Mereka berdua menunggu giliran untuk bisa memberikan ucapan selamat pada Leo dan juga Hana, pasalnya didepan Rega dan Dio sedang ada beberapa rekan bisnis papa Daniel dan mama Naura yang sedang berfoto dengan pengantin.
“Akhirnya sampai juga kalian,” seperti biasa mama Naura akan berceloteh, baginya sahabat Arshaka juga adalah anak-anaknya.
“Maaf aunty, uncle. Aku datang terlambat, pesawat delay. Cuaca buruk tadi,” Rega menyapa mama Naura dan papa Daniel.
“Tidak apa-apa, yang penting kamu sampai dengan selamat. Sana! kalian sudah di tunggu yang lain,” mama Naura menepuk pundak Rega.
Rega dan Dio kemudian memberi ucapan selamat pada Leo dan Hana.
“Selamat bro,” ucap Rega dan Dio, keduanya bergantian memeluk Leo.
Leo menepuk punggung Rega. “Jangan sampai kamu kehilangan Rhea, Ga. Dia sangat layak kamu perjuangkan, kamu tidak akan bisa menemukan perempuan sebaik dan setulus dia. Semoga dia bisa memaafkanmu,”
Rega mengangguk. “Aku tahu, Leo. Aku sudah menyakitinya, aku harus mempertanggung jawabkan semuanya. Apapun aku lakukan untuk mendapatkan maaf dari Rhea,”
Mereka kemudian turun dari pelaminan, mencari keberadaan sahabat-sahabatnya. Dia bersama Rega menuju ke meja dimana Arshaka dan yang lainnya tengah berkumpul bersama keluarga mereka masing-masing.
Mereka melihat Aruna berjalan menghampiri Arshaka yang sedang menimang baby Gavin yang tidak lain putra mereka, disana bukan hanya ada Aruna dan Arshaka. Tapi juga ada pasangan lain Anres dengan Alice dan juga baby Xabiru, ada pasangan Angga dan Davina bersama putra mereka Reksa. (Part nikahan Leo dan Hana ada di episode 208-210 di novel Aku memilihmu).
Rega bersama dengan Dio terkekeh saat melihat kegiatan para suami yang sibuk dengan para bayi, mereka baru saja datang dan selesai memberikan selamat pada Leo dan Hana.
“Baru datang atau bagaimana?” tanya Angga saat melihat ke dua sahabatnya tersebut baru kelihatan.
“Biasa, jemput tuan CEO dulu ke bandara. Dia sekarang biang sibuk,” jawab Dio sambil melirik kearah Rega yang akhir-akhir ini sangat sibuk dengan bisnisnya.
“Sengaja menyibukkan diri karena masih patah hati?” sahut Arshaka.
Rega menghela napas. “Ck ... tidak ada ceritanya gue patah hati,” jawab Rega.
Mereka terkekeh, pasalnya kentara sekali dari sorot mata Rega. Kalau sahabat mereka tersebut sedang banyak pikiran, dia memutuskan pertunangannya. Padahal pernikahan mereka tinggal menghitung hari, karena yang Rega sukai sebenarnya adalah adik dari calon istrinya.
Mereka sudah mengetahui kalau awalnya Rega kira ke dua orang tuanya melamar putri ke dua keluarga tersebut, namun mereka justru melamar putri sulung sahabat orang tuanya. Rega awalnya menerima keputusan tersebut karena tidak ingin membuat ke dua orang tuanya sedih, karena mereka sudah terlanjut sayang dengan calon istri Rega.
Namun semakin dekat hari pernikahan mereka, Rega justru semakin ragu. Terlebih dia selalu bertemu dengan adik calon istrinya, karena mereka ada di satu perusahaan yang sama.
“Aku kira kamu paling wa ras diantara kami semua, ternyata lebih parah. Kasihan benar Rhea,” ucap Angga yang tahu kalau mantan calon istri Rega bernama Rhea.
“Kamu harus minta maaf padanya, Rega. Bagaimanapun dia pasti terluka,” sahut Arshaka.
Rega mengangguk. “Minggu ini aku bersama orang tuaku akan ke sana, untuk minta maaf.”
“Baguslah,” imbuh Dio.
Circle setengah ons malam itu berkumpul, di tambah Tama dan Danu kecuali Ael dan Ran yang tidak bisa datang. Tama dan Danu membawa istri mereka masing-masing tentunya.
***
Setelah acara resepsi selesai, mereka masuk kedalam kamar masing-masing. Kamar hotel memang sudah disiapkan untuk keluarga dekat dan sahabat.
Rega mendatangi kamar Dio, dia sedang butuh teman untuk bicara.
“Ini sudah malam, Ga. Besok kita balik ke Bandung,” keluh Dio saat rega menyambangi kamarnya.
“Sebentar saja, aku sudah tidak tidur dari kemarin. Minta Arka untuk kemari,” Rega langsung menghempaskan dirinya di tempat tidur Dio.
“Rhea memblokirku,” lanjutnya memberitahu Dio.
“Ck...makanya dipikir dulu sebelum ambil keputusan, aku sama Leo sudah mengingatkanmu. Tapi dasar kamu yang bebal, Ga. Kalau sudah begini kamu sendiri yang kelabakan,” kesal Dio.
Namun akhirnya Dio menghubungi Arshaka, dia tidak tega melihat Rega seperti itu. Setidaknya Arshaka atau Aruna bisa memberikan masukan yang lebih tepat untuk Rega dari pada dirinya.
“Arka minta kamu datang kekamarnya saja. Dia tidak mungkin meninggalkan Kia dan Gavin sendirian,” ucap Dio setelah menghubungi Arshaka.
Rega kemudian bangkit dari tempat tidur Dio, dia menarik tangan Dio untuk ikut dengannya.
“Kenapa juga aku harus ikut? Aku mau tidur, Ga. Kamu sendiri saja,” protes Dio.
“Berisik. Kamu itu cerewet sekali, Dio. Seperti emak-emak komplek,” Rega tetap menarik tangan Dio keluar dari kamarnya.
Keduanya masuk kedalam lift menuju kamar Arshaka dan Aruna menginap disana.
Tok!Tok
“Arka,” panggil Rega, mereka berdua menunggu sampai Arshaka membukakan pintu.
Sementara itu didalam kamar, Arshaka baru saja keluar dari kamar mandi. Ayah satu anak tersebut baru saja selesai membersihkan diri dan ganti baju.
“Ada yang mengetuk pintu manggil kamu, mas.” Aruna baru saja selesai memberikan nutrisi pada Gavin.
“Sepertinya Rega sama Dio, sayang. Tadi Dio minta aku kekamarnya, aku tidak mungkin meninggalkan kalian dikamar sendiri. Aku suruh saja mereka kemari,” Arshaka memberitahu istrinya.
Aruna memindahkan Gavin pada travel baby box, kemudian dia menghampiri Arshaka dan mengusap lengan suaminya. “Kak Rega sepertinya butuh mas Arka. Dia pasti bingung apa yang harus dia lakukan,”
Arshaka mengecup kening sang istri. “Aku buka pintunya dulu, sayang. Takut Rega keburu frustasi,” Aruna terkekeh mendengar ucapan suaminya.
Arshaka kemudian membuka pintu kamar hotelnya, dia mempersilahkan Dio dan Rega masuk. Arshaka membawa mereka keruang tamu yang tersedia di kamar presidential suite yang dia tempati bersama Aruna.
“Padahal aku sudah ngantuk, tapi ka dal satu ini merengek minta ditemani. Sudah seperti bocil saja dia,” Dio tak henti-hentinya menggerutu.
Arshaka terkekeh mendengar Dio yang terus menggerutu dari sebelum menjemput Rega kebandara.
“Diantara yang lain hanya kamu yang jomblo, Dio. Tidak mungkin aku minta Leo menemani,” jawab Rega.
“Kalian jangan berisik. Anakku baru saja tidur,” Arshaka memelankan suaranya.
Rega dan Dio langsung memelankan suara, mereka lupa kalau Arshaka sekarang sudah berganti gelar menjadi ayah anak satu.
“Aku harus bagaimana, Arka?” tiba-tiba Rega bertanya.
“Harusnya kamu bicarakan lebih dulu dengan tante Indah dan om Harun, Ga. Bukan mengambil langkah dulu, apalagi kamu langsung mengatakan pada Rhea kalau kamu ingin membatalkan pernikahan. Penyesalan itu akan kamu bawa sampai nanti, bahkan sampai saat ini aku masih menyesal karena pernah menyakiti Kia. Meskipun sekarang keluarga kecil kami baik-baik saja, Kia sepenuhnya dengan tulus memaafkanku. Tetap saja penyesalan dan rasa bersalah itu masih aku rasakan,”
Rega menghela napas. “Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi mama dan papa. Mereka sangat menyayangi Rhea, jika mereka tahu aku menyakitinya. Mungkin saja mama bisa memusuhi,”
Dio masih diam menyimak, karena dia sudah berjanji pada Almira untuk tidak membocorkan apa yang sudah Almira katakan tentang Rhea padanya dan Leo. Dia ingin tahu seberapa jauh sahabatnya tersebut tahu tentang Rhea, terlebih sebuah kenyataan tentang Rhea yang bukan anak kandung keluarga Darmawan.
“Aku rasa dalam hal ini mungkin Kia lebih paham, Ga. Aku panggil istriku dulu,” Arshaka kemudian beranjak dari sofa, dia masuk kedalam kamar untuk memanggil Aruna.
“Sayang,” panggil Arshaka pelan, dia tidak mau mengusik tidur putranya.
“Iya mas. Ada apa?” Aruna kebetulan belum tidur.
“Sepertinya kami butuh pendapatmu soal Rega dan Rhea. Gavin bisa di tinggal sebentar tidak?” tanya Arshaka.
Aruna mengangguk. “Di tinggal sebentar tidak apa-apa, ada cctvnya juga di box. Tapi tidak bisa lama-lama juga,” jawab Aruna.
“Oke,”
Aruna kemudian memakai hijabnya, dia bergabung dengan Rega dan Dio diruang tamu. Dia duduk disamping Arshaka, seperti biasa mereka akan melihat kebucinan Arshaka pada istrinya.
“Mas Arka bilang kak Rega butuh pendapatku?” tanya Aruna langsung.
“Iya, Kia. Aku tidak tahu harus berbuat apa saat bertemu dengan Rhea nanti,”
Aruna menghela napas. “Aku terkejut saat tahu kak Rega membatalkan pernikahan, meskipun baru Rhea yang kak Rega beritahu. Ini seperti saat dulu mas Arka meninggalkanku dijalan, meskipun Rhea terlihat menerima dan tersenyum. Tapi aku yakin hatinya sangat terluka, telebih kalian sudah satu tahun kak. Berapa luka yang sudah kak Rega torehkan hanya dia yang tahu,” ucap Aruna.
“Aku bisa melihat Rhea itu suka memendam perasaannya, dia akan tetap tersenyum didepan semua orang. Terlebih dia adalah seorang dokter, kak Rega harus bisa memahaminya lebih dulu sebelum meminta maaf. Selami siapa Rhea sebenarnya, bagaimana hatinya. Terutama sifatnya,” lanjut Aruna.
Rega mengusap kedua wajahnya, dia kemudian menunduk. “Aku bahkan baru menyadari kalau aku tidak tahu apapun tentang Rhea, bahkan apa yang dia suka dan tidak. Aku tidak tahu,”
Arshaka, Aruna dan Dio hanya bisa saling tatap.
“Bahkan aku baru tahu kalau Rhea bukan anak kandung keluarga Darmawan saat dia minta kencan satu hari sebagai salam perpisahan. Aku baru menyadari kalau Rhea memiliki hati yang begitu lembut dan juga tulus,” Rega melanjutkan keluh kesahnya.
“Sebenarnya aku dan Leo sudah tahu soal itu, Ga. Belum lama ini Almira tantrum, dia tidak hanya ketus padaku dan Leo. Tapi juga marah-marah, sampai akhirnya aku dan Leo mendapatkan informasi tentang Rhea yang bukan anak kandung tuan Darmawan. Hari itu Almira juga marah saat tahu kamu membatalkan pernikahan dengan Rhea,” ucap Dio.
Rega semakin menunduk.
“Semua sudah terjadi kak, menyesali juga sudah terlambat. Meskipun setidaknya kak Rega sadar lebih cepat dibandingkan mas Arka dan kak Angga. Pertama yang harus kakak lakukan adalah bicara dengan mama dan papa kak Rega, katakan semuanya. Akui kesalahan, kak Rega harus terima apapun resikonya. Sekalipun tante Indah akan marah besar, setelah itu temui Rhea. Minta maaf padanya, tapi jangan memaksanya. Rhea saat ini ibarat kaca, kak. Hatinya retak atau mungkin nyaris pecah karena luka yang kak Rega berikan, sekali sentuh bisa saja langsung pecah. Kesabaran kak Rega akan diuji mulai dari sana,” Aruna memberikan pendapat dan sarannya.
“Soal kesabaran mungkin kak Rega bisa bertanya pada mas Arka, bagaimana dulu aku menolaknya. Saat awal kembali bertemu bahkan aku sangat membenci mas Arka, tapi dia mampu meluluhkanku dengan caranya. Satu hal pesanku kak, jangan memaksa Rhea disaat hatinya penuh luka. Bantu dia untuk sembuh, karena penyebab luka terbesarnya adalah kak Rega. Luka yang tersembunyi di balik senyum itu lebih menakutkan dari pada saat kamu melihat dia tantrum,” imbuh Aruna.
Rega tersenyum. “Thank’s Arka, Kia. Aku akan ingat semua nasehat kalian,”
asekkkkk 💃💃💃💃
itu kata terahir lupa diri maksudnya apa ga mudeng aku
aku penasaran tuh rega ma tuan Damian kesepakatan apa