sah , , , ,
mereka menikah di tempat yang tidak terbayangkan sedikitpun dalam hidup mereka.
UGD tempat pertemuan antara seorang lelaki dan perempuan yang tidak saling mengenal,
seorang wanita bercadar, dan seorang CEO muda, tiba-tiba harus menikah saat itu juga.
yuk, ikuti kisah mereka, yang kangen dengan kisah cinta manis Adam dan Ara juga nanti sedikit nyempil sebagai pelengkap kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mall
"Jangan begitu kak, semuanya sudah takdir, kaulah yang di tunjuk Alloh untuk menjadi pasangan kak Mike, lagian kak Mike juga pernah bilang ia tidak mempunyai perasaan apapun kepada kak Mila , ia menerima cinta kak Mila karena merasa kasihan," kata Ara untuk menenangkan kakak iparnya.
" kau jangan berbohong demi membuat aku senang Ra, aku tidak apa-apa kalau memang mereka saling mencintai... Aku akan mundur" ucap Nabila dengan mulut bergetar, bohong kalau ia tidak sedih, baru bertemu dengan Mike saja, ia sudah mengagumi nya, meski belum mencintai nya tapi ia yakin, tidak butuh waktu lama ia akan mencintai suaminya, karena sikap Mike yang lembut, secara langsung bisa masuk ke relung hati nya yang terdalam.
Ara menggelengkan kepalanya, dan tersenyum lembut, kedua tangannya masih menggenggam telapak tangan kakak iparnya yang terasa dingin.
" aku tidak berbohong, saat itu kami meminta kepada kak Mike, untuk segera menikahi kak Mila....tapi... Dengan tegas kak Mike menolak, dengan alasan belum siap, dan juga... belum bisa menerima Mila di hatinya . makanya kak Mike selalu menghindar saat kami mendesak nya untuk menikah " kata-kata Ara membuat hati Nabila sedikit lega, setidaknya ia bukanlah seorang perusak hubungan orang .
Nabila mendongak menatap adik iparnya kembali.
" jadi... Aku bukan orang ke tiga?" tanya Nabila yang membuat Ara terkekeh, betapa polos nya kakak iparnya ini.
" tentu saja, aku sudah merasa nyaman dengan kakak, pasti kak Mike akan hidup bahagia setelah kalian saling mencintai," kata Ara membuat Nabila malu,
"aku doakan, semoga pernikahan kalian menjadi pernikahan yang pertama dan terakhir, sakinah, mawadah, warahmah" , Ara mendoakan kakak nya dengan tulus.
" aamiin, dan terimakasih" ucap Nabila dan memeluk adik iparnya dengan Sayang, ia adalah anak tunggal, jadi mempunyai adik ipar seperti Ara, sudah seperti adik kandungnya sendiri.
" bagaimana kalau kita ke mall kak, kebetulan aku ingin berbelanja, dari kemarin aku ingin berbelanja, tapi mas Adam sedang sibuk-sibuknya, ini aja mas Adam menyempatkan waktunya untuk mengantarku kesini" ajak Ara berbinar.
" kakak kan tau sendiri, seorang wanita kalau berbelanja membutuhkan waktu yang lama" ucapnya terkekeh pada dirinya sendiri, setiap berbelanja dengan suaminya pasti membutuhkan waktu yang lama.
" kebetulan, tadi kakak mu memberikan ini" Nabila menunjukkan kartu hitam yang berada di sakunya.
" waw, kak Mike sangat baik, padahal baru kemarin kalian menikah" ucapnya sedikit terkejut, sekaligus senang, berarti kakaknya memang sungguh-sungguh ingin membina rumah tangga dengan kak Nabila.
" kakakmu tadi menyuruhku untuk berbelanja, karena kebetulan, pakaian ku sedikit " ujar Nabila juga terkekeh.
" baiklah, aku mau izin dengan mas Adam dulu ya! kakak juga loh, harus izin sama kak Mike! " ujar Ara yang di angguki oleh Nabila, kemudian keduanya mengambil ponselnya masing-masing.
***
" ayo kak!, mas Adam memberikan izin, asal jangan bawa anak-anak, dan juga harus memakai sopir" ajak Ara, dan Nabila segera beranjak dari sana untuk menuju mobil yang sudah di sediakan suaminya.
Karena rumah Mike yang berada di pusat kota , jadi tidak jauh kalau untuk pergi ke pusat perbelanjaan terbesar dan termewah di kota itu.
mereka berdua berjalan bersama, dengan sesekali mengobrol, sampai tidak jauh dari mereka, ada sebuah butik yang khusus menjual perlengkapan muslimah dengan banyaknya abaya dan juga cadar yang tersusun rapi, baik di rak maupun terpajang di patung,
" kak , ayo kita kesana" Ara menunjuk butik yang ia lihat barusan, matanya berbinar cerah.
" tapi itu sepertinya untuk kalangan elit, lihat saja yang keluar masuk butik itu , semuanya memakai barang branded " ucap Nabila yang memang selalu hidup sederhana bergidik ngeri , membayangkan harga baju-baju di dalam sana.
tapi Ara tetap saja menarik tangan Nabila untuk segera masuk, karena takut kalau baju yang terpajang di Depan akan di ambil orang.
" ayo kak, cepat... Nanti keburu ada yang ambil" rayu Ara tidak mau melepaskan genggaman tangannya kepada kakak iparnya.
" baiklah... terserah kau saja !" ucapnya pasrah, berjalan mengikuti Ara yang terus menggandeng tangan nya itu.
Ara langsung mengambil apa yang ia mau sejak tadi, mengambil beberapa baju tanpa melihat harga dulu, sementara sejak tadi Nabila melihat-lihat saja, sebenar nya ia sangat tertarik dengan abaya yang ada pada butik tersebut, tapi melihat harga yang tertera pada segel baju tersebut , sangat menguras dompet.
" MasyaaAlloh, harga satu abaya saja , bisa untuk beli tiket pulang pergi ke Amerika" gumam Nabila terbelalak melihat harga abaya yang memikat hatinya itu.
tingkah Nabila sejak tadi mencuri perhatian para pembeli dan juga karyawan butik tersebut.
" mbak... Kalau Hanya melihat-lihat saja, tidak perlu pegang-pegang mbak, nanti lecet... Abaya ini sangat mahal, hanya konglomerat yang mampu membelinya" ucap karyawan butik itu ketus, menunjuk abaya yang di sentuh Nabila di pajangan etalase khusus.
sementara Ara sedang asyik memilih yang ia suka di sisi yang lain, jadi tidak tahu apa yang terjadi pada kakak iparnya.
" maaf mbak, aku hanya penasaran dengan bahannya... Kenapa harganya bisa sangat mahal" ucap Nabila merasa tidak enak, karena sedari tadi sibuk memilih milih saja, mencari yang harganya lebih masuk akal.
" disini memang khusus untuk kalangan elit saja mbak, noh, di depan ada yang harganya diskon" tunjuk karyawan di seberang butik tersebut yang memang menyediakan pakaian yang banyak diskon.
" iya mbak maaf , a"
" kak , sudah dapat belum yang ingin di beli" sebelum Nabila menyahut karyawan tersebut, tiba-tiba adik iparnya datang, dengan menenteng banyak barang, juga di ikuti bodyguard yang sudah banyak membawa pakaian yang ia pilih.
" belum satupun" ucapnya sambil melirik abaya yang ada di samping nya.
Ara menggelengkan kepalanya, melihat tingkah kakak iparnya yang seperti orang susah, padahal ia adalah istri seorang pengusaha kaya raya.
Ara langsung memberikan pakaian yang ia tenteng kepada bodyguard nya, kemudian mengambil abaya yang berada di samping kakak iparnya itu.
" kak, ayo, ambil saja yang kakak mau" ajak Ara mengambil yang menurutnya cocok, sampai membuat semua orang melongo termasuk karyawan yang tadi menegur Nabila.
" Ra , tapi itu sangat berlebihan" ucap Nabila ngeri , melihat adik iparnya itu mengambil baju-baju seperti mengambil permen saja, seenaknya saja.
" tidak ada yang berlebihan, bukannya baju kakak sangat sedikit, jadi ayo kita kuras habis uang kak Mike, lagian uang kak Mike tiada batasnya , tidak ada yang mengabiskannya " ucap Ara masih sibuk dengan tangannya yang memilih-milih baju yang cocok untuk kakak iparnya ini.
" mbak... , maaf sekali, bukannya saya lancang..., tapi anda menumpuk banyak sekali baju-baju, apakah Anda mampu membayarnya?" ucap karyawan lain,yang ngeri melihat cara Ara mengambil banyak baju-baju mahal, dan memang tidak tahu bahwa Ara adalah istri pengusaha kaya raya , yang ternyata masih hidup, dan belum pernah melihatnya sama sekali "
" tentu saja, ini tolong pegang yang ini!" , Ara memberikan tumpukan baju kepada pelayan ramah yang menegurnya tadi.