NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 3

Pewaris Terhebat 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:49.6k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di akhir musim kedua mengubah segalanya. Xander berhasil menundukkan Edward dan sekutunya, namun harga yang harus dibayar sangat mahal: darah, pengkhianatan, dan tumbangnya Evan Krest—sekutu terkuat yang selama ini menjadi sandaran kekuatannya.

Kini, di season ketiga, badai yang lebih besar mulai berhembus. Cincin takluk yang melilit jari para musuh lama hanyalah janji rapuh—di balik tunduk mereka, dendam masih menyala. Sementara itu, kekuatan asing dari luar negeri mulai bergerak, menjadikan Xander bukan hanya pewaris, tapi juga pion dalam permainan kekuasaan global yang berbahaya.

Mampukah Xander mempertahankan warisannya, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menjaga sisa-sisa kepercayaan sekutu yang tersisa? Ataukah ia justru akan tenggelam dalam lautan intrik yang tak berujung?

Pewaris Terhebat 3 menghadirkan drama yang lebih kelam, pertarungan yang lebih sengit, dan rahasia yang semakin mengejutkan.

SAKSIKAN TERUS HANYA DI PEWARIS TERHEBAT 3

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Miguel keluar dari mandi. Meski usianya sudah mencapai kepala enam, tetapi tubuhnya masih segar bugar. Tidak ada tanda jika pria itu menjadi lemah.

Selama lima tahun lamanya Miguel menjalankan tugas dari Xander. Ia melakukan tugas dengan baik sebagai mata-mata musuh. Ia tidak menolak tugas ini saat Xander pertama kali menawarkan tugas ini. Miguel sangat percaya pada Xander sekaligus percaya jika Mikael akan berkembang tanpa ada dirinya di sisinya.

Miguel mengeringkan badan, berganti pakaian, memakaikan kembali riasan dan penyamaran. Sosoknya berubah cukup drastis. Usianya terlihat seperti pria empat puluh tahunan. Dengan kemampuan tim Xander, penyamaranya menjadi sempurna tanpa cela.

Lima tahun bukan waktu sebentar bagi Miguel bekerja sebagai mata-mata. Ia menghadapi beberapa kesulitan meski akhirnya bisa melewati masalah.

Miguel tidak bekerja seorang diri. Pria itu bertugas bersama dua pengawal lain. Mereka saling mengetahui identitas masing-masing, tetapi sangat jarang berkomunikasi jika tidak dibutuhkan untuk menghindari kecurigaan.

Miguel sempat bertemu dengan adiknya sebelum pergi bertugas. Ia sengaja tidak meminta Xander untuk memindahkan adiknya itu ke pasukan utama guna mengawasi Mikael. Ia ingin Mikael bisa berkembang dengan sendirinya.

Miguel sangat berhati-hati dalam bertindak, terutama ketika melaporkan informasi yang dirinya peroleh.

Miguel sudah siap dengan penampilan barunya. Ia keluar dari kamar, berjalan melewati lorong panjang, tiba di kantin yang cukup luas dimana pengawal lain sudah menyesaki barisan, meja dan kursi.

Miguel melewati pengawal lain, ikut berbaris di antrian. Ia sempat mendapat perlindungan ketika memasuki pasukan. Xander mewanti-wanti agar dirinya tidak terlalu menonjolkan kemampuan agar tidak membuat orang lain curiga, tetapi dalam beberapa kesempatan ia harus melayangkan serangan agar pengganggu berhenti membuatnya kesal.

Miguel menikmati makan malam dengan damai. Ia sesekali menjawab pertanyaan dari rekan-rekannya. Melihat hal ini, ia menjadi rindu dengan pasukan Xander, terutama pada Mikael dan cucunya Reynaldi.

"Semua berkumpul! Pemimpin tertinggi sudah hadir!" teriak seseorang bersamaan dengan suara bel yang berbunyi.

Semua orang keluar dari ruangan, berlari di lorong, menuruni tangga hingga akhirnya keluar rumah berlantai tiga.

Miguel dan orang-orang berbaris di halaman. Lima mobil tampak memasuki gerbang, melaju di halaman, menepi di sisi rumah.

Seorang pria keluar dari mobil yang sama. Pria itu berjalan menuju halaman bersama para pengawalnya.

Miguel dan seluruh pasukan membungkuk hormat, kembali berdiri tegak ketika orang itu memberi tanda dengan tangannya.

"Aku mendapatkan laporan jika salah satu dari kalian semua adalah penyusup. Aku tidak akan mengampuni siapapun yang mengkhianatiku.”

"Bersiaplah, aku akan memulai pemeriksaan pada kalian satu per satu malam ini. Jika salah satu dari kalian terbukti sebagai penyusup, maka orang itu atas meregang nyawa malam ini juga."

Sebuah mobil besar memasuki gerbang. Sekitar dua puluh orang pria melompat turun.

"Geledah ruangan semua anggota sekarang!" teriak pria itu.

Lima orang pria bersenjata mulai mendekat pada pasukan, sedang dua puluh pria tadi segera berlari memasuki gedung, menggeledah satu per satu kamar.

"Aku sudah mendapatkan beberapa bukti pengkhianatan salah satu dan beberapa orang dari kalian. Aku akan langsung menghukum para pengkhianat di depan kalian untuk menjadi contoh yang tidak akan pernah kalian lupakan."

Dalam waktu lima belas menit, dua puluh orang pria itu keluar dari gedung, berbaris di belakang si pemimpin tertinggi.

Hukuman menyakitkan akan segera diberikan.

Di tempat berbeda, Larson baru saja tiba di lokasi setelah menempuh perjalanan beberapa jam.

"Dasar brengsek! Alexander benar-benar mengerjaiku. Dia melemparku ke negara Caldora hanya untuk menemui seseorang."

Larson cukup tenang karena selama dalam perjalanan ia mendapatkan kabar mengenai Larvin. Gambar terakhir yang ia peroleh adalah Larvin yang tengah tertidur bersama Alexis dengan penjagaan pengawal yang sangat ketat.

"Meski aku sangat membenci Alexander, aku tidak memungkiri jika aku harus bisa mendapatkan kepercayaannya agar aku tidak merasa was was setiap kali aku jauh dari ayahku."

"Kita akan bertemu orang itu saat pagi. Untuk sekarang, kau bisa beristirahat," ujar Robbins yang menjadi pengawas utama Larson.

"Brengsek!" Larson berdecak. Ia memasuki kamar hotel, membersihkan diri.

Larson tersenyum saat mendapatkan foto-foto Larson dan Larvin. "Sialan! Pria tua bangka itu tampak gembira. Dia seperti tidak pernah digenggam kematian sebelumnya."

Larson menghubungi Xylo, menanyakan mengenai putranya yang bisa saja diasuh oleh beberapa wanita yang pernah dekat dengannya.

"Kau yakin?" Larson mendengkus kesal, mematikan ponsel ketika Xylo selesai bicara. "Tidak ada satu wanita pun yang mengandung anakku."

"Brengsek! Aku tidak mau jika harus menikah dan terikat dengan seorang wanita. Aku ingin mendidik anakku sendiri tanpa ikut campur wanita. Sialan!"

"Karena melihat Alexis, aku jadi ingin memiliki seorang anak.”

Larson berbaring di ranjang, menatap langit-langit ruangan. "Aku harus segera mencari wanita yang tepat agar dia mengandung benihku."

Larson terlelap beberapa menit kemudian.

Keesokan paginya, Larson bangun dengan segar. Ia mendapati foto Larvin yang tengah menikmati sarapan di sisi danau.

"Kita akan berangkat sekarang," ujar Robbins di luar kamar.

Larson keluar dari kamar. Ia pergi bersama para pengawal ke sebuah rumah yang berada di tengah hutan.

"Selera orang ini sama seperti Alexander. Dia membangun rumah di tengah hutan dan bertetangga dengan hewan-hewan buas." Larson tersenyum karena celotehannya sendiri.

Larson, Robbins, dan para pengawal lain tiba tiba di halaman rumah. Mereka menunggu di ruang utama sampai si empunya rumah menuruni tangga dan menghampiri mereka.

"Terima kasih karena kalian bersedia datang. Aku sangat menghargai usaha dan kerja keras kalian.”

"Tuan Luke, kami berkunjung atas perintah Tuan Alexander," ucap Robbins.

"Duduklah." Luke duduk di sofa, menoleh pada Larson, menatap tajam. "Sepertinya Alexander mengirimkan pengawal baru. Aku belum pernah melihat pria tampan di hadapanku."

"Dia adalah Larson, anggota baruku. Dia mendapat tugas langsung dari Tuan Alexander."

Larson berdecak kesal, mengutuk Xander di hati.

"Karena Alexander memilihmu secara langsung, aku yakin kemampuanmu sangat luar biasa, Larson. Aku sangat mengharapkan bantuanmu."

"Ya," jawab Larson singkat.

"Aku akan langsung mulai ke inti masalahnya. Aku sudah mendapatkan kabar dari saudaraku Luka mengenai kondisinya saat ini. Hugo melalui putranya Hugh berusaha melemparnya ke penjara atas peristiwa lima tahun lalu. Hugh bersikeras untuk mengeluarkan Hugo dari penjara sekaligus membersihkan namanya dari tuduhan kudeta. Aku membutuhkan kalian untuk menghentikannya.”

Sementara itu, Hugh dan Hector tengah berada di sebuah ruangan.

"Aku sudah mengumpulkan sepuluh anggota terbaik dari pasukanku," ucap Hector.

Hugh menatap satu per satu pria yang berbaris rapi di samping Hector. "Mereka tampak kuat dan bisa diandalkan.

Hugh menatap seorang anggota yang berdiri paling ujung. "Siapa namamu?"

"Namaku Pedro, Tuan.”

1
Suris
laannjuutt...
Suris
Semangatt.. lanjut..
Ablay Chablak
ceritanya berputar disitu sj tentang rencana penyerangan alexander...
Siti Norina
sepertinya penulis sudah mulai membosankan, kurang fokus dengan karyanya karna terllu banyak yg mau di update bingung sendiri mana yg harus di dahulukan sambungan ceritanay.
Rahmat BK
sehat thor???
MELBOURNE: maaf guys author kurang sehat jadi hari ini up nya sedikit terlambat 🙏🙏
total 1 replies
Ablay Chablak
up donk
amsina amsina
Kok belum up Thor ditunggu nih
Rômualdø Xįmeneś
nice
aim pacina
x👍💪✌️🙏
aim pacina
💪✌️🙏
aim pacina
✌️🙏👍
aim pacina
🙏👍💪
aim pacina
🙏👍💪✌️
aim pacina
👍🙏💪
Ablay Chablak
up
Rocky
Tetap fokus Thor dengan beberapa novel on going.
Jgn dipaksakan jika terlalu berat membagi fokus..
MELBOURNE: siapp tetap semangat bacanyaa
total 1 replies
Fachrul F Octaria
bagus
MELBOURNE: jangan lupa baca cerita terbaru kuu
total 1 replies
MELBOURNE
udah di update yaa
maaf kemarin nggak update karena lagi fokus ke novel novel terbaru. jangan lupa dibaca nya novel² terbaruku
Putra Sikumbang
mana lanjutan nya thor
Far M
cirita ya bagus banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!