"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Iya, Hallo--," sapa Erica yang tak tahu siapa yang meneleponnya saat ini karna yang tertera di layar ponsel hanya deretan angka bukan nama
"Hallo, Er, Sayang," sahut suara pria dari sebrang sana dan Erica tahu siapa itu.
"Jangan di tutup dulu teleponnya, aku ingin bicara," Mohon Irham.
Ya, Irham, Duda Mokondo yang tak ada angin tak ada hujan justru kini tengah menghubungi Erica lagi, wanita yang berharap ia nikahi malah justru ia selingkuhi dengan sadar bersama Janda tiga anak.
"Jangan mengangguku lagi! sudah tak ada yang harus di bicarakan," balas Erica dengan nada tinggi.
Ia tak menyangka akan mendengar lagi suara mantan kekasihnya itu. Pria yang sedang mati matian ia lupakan, lepaskan dan ikhlaskan karna sudah berani memupus harapannya yang begitu tinggi.
"Ada Er, aku merindukanmu, aku benar-benar minta maaf. Aku menyesal banyak melalakukan kesalahan. Bisa kita bertemu, Sayang?" mohon Irham dengan banyaknya rayuan yang terlontar.
Tak ada getaran apapun yang di rasakan dalam diri Erica, malah justru rasanya ia muak dan ingin memaki dan menghabisi mantan kekasih tak tahu dirinya itu.
"Buang saja omong kosongmu itu, Duda! tak akan ada kesempatan apapun lagi untukmu. Jangankan bertemu, untuk mengingatmu saja aku tak sudi! jadi aku harap ini yang terakhir kamu menghubungiku dengan nomer baru!"
Erica memang dengan sangat sengaja memblok nomer Irham di ponselnya, karna tidak mungkin jika ia yang harus mengganti nomernya sendiri. Tapi apa yang justru di lakukan pria itu sekarang?
Irham justru menghubunginya dengan nomer baru, dan sialnya Erica malah tak menaruh curiga sama sekali sebab mantannya itu memang tak pernah lagi terlintas dalam benaknya setelah kejadian menyakitkan di Hotel.
"Aku jujur , Sayang. Aku benar-benar menyesal. Anakku--, calon anak sambungmu terus bertanya tentangmu, Er. Aku bingung menjawabnya. Tolong beri aku kesempatan kedua, akan ku perbaiki dengan sangat semua prilaku ku. Akan ku pastikan kali ini kamu tak akan terluka lagi karnaku, Er," ucap Irham panjang lebar bahkan ia sempat membawa putrinya untuk merayu, padahal dengan sangat jelas baru baru ini saja mereka akur, itupun akibat buah kesabaran Erica mengambil hati anak si Duda yang selalu menganggapnya seperti Pelakor yang menjijikkan.
"Itu bukan urusanku! anakmu tetap anakmu, bukan anakku," tegas Erica.
Dadanya terasa sesak karna mengingat begitu banyak usaha yang ia lakukan demi hubungannya bersama Irham, banyak yang ia korbankan juga termasuk keharmonisan hubungannya dengan Sang Mama yang akhirnya renggang selama dua tahun, baru sekarang ia merasakan lagi dekapan hangat wanita itu dengan senyum tulusnya setelah puas sering berdebat karna tak pernah mau memberi restu.
Dan untuk kesempatan, tentu saja bukan yang kedua kalinya jika Erica mau memberi tapi untuk kesekian kali sebab sebelum drama pelabrakan yang ia lakukan tengah malam, Erica sudah banyak dan sering menutup mata dan telinganya atas prilaku Pria tersebut.
"Er--, kita mulai dari awal lagi ya. Jika kamu ingin ku nikahi sekarang juga demi melihat keseriusan ku, aku siap, Er. Aku sangat sangat siap, ayo kita siapkan pernikahan indah seperti yang kamu idam kan selama ini."
"Memangnya kamu punya uang?" tanya Erica tak yakin.
.
.
.
Pakai uangmu dulu, Sayang. Nanti aku ganti..