NovelToon NovelToon
Dikhianati Keluarga, Dicintai Mafia

Dikhianati Keluarga, Dicintai Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kara_Sorin

Irene Brilian Ornadi adalah putri sulung sekaligus pewaris keluarga konglomerat Ornadi Corp, perusahaan multi-nasional. Irene dididik menjadi wanita tangguh, mandiri, dan cerdas.

Ayahnya, Reza Ornadi, menikah lagi dengan wanita ambisius bernama Vania Kartika. Dari pernikahan itu, lahirlah Cassandra, adik tiri Irene yang manis di depan semua orang, namun menyimpan ambisi gelap untuk merebut segalanya dari kakaknya, dengan bantuan ibunya yang lihai memanipulasi. Irene difitnah dan akhirnya diusir dari rumah dan perusahaan.

Irene hancur sekaligus patah hati, terlebih saat mengetahui bahwa pria yang diam-diam dicintainya, bodyguard pribadinya yang tampan dan cekatan bernama Reno ternyata jatuh cinta pada Cassandra. Pengkhianatan bertubi-tubi membuat Irene memilih menghilang.

Dalam pelariannya, Irene justru bertemu seorang pria dingin, arogan, namun karismatik bernama Alexio Dirgantara seorang bos mafia pemilik kasino terbesar di Asia Tenggara.

Ikuti perjalanan Irene menuju takdirnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kara_Sorin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan yang Kembali

Langit biru membentang sempurna di atas hamparan pasir putih, deburan ombak berlarian pelan ke bibir pantai, dan aroma laut menyatu dengan semilir angin tropis. Pulau itu, yang menjadi tempat pelarian sejenak dari dunia gelap yang mereka tinggalkan, tampak seakan menolak kenyataan bahwa badai tengah bersiap menyapu segalanya.

Davin menyandarkan tubuhnya di kursi berjemur, kacamata hitam bertengger santai di wajahnya. Ia menikmati segelas jus tropikal dingin yang baru saja disajikan oleh pelayan vila. Dita sedang membaca buku di sisi lain, Irene masih tertidur lelap di cottage, dan Jay serta Vincent entah di mana mungkin tengah berburu sinyal untuk urusan yang tak bisa ditunda.

Televisi kecil di bar terbuka vila tiba-tiba menarik perhatiannya. Tayangan berita internasional menampilkan latar belakang megah sebuah gedung konferensi pers. Di sana, berdiri dua sosok yang tidak asing baginya.

Lucas dan Cassandra Ornadi.

Mata Davin menyipit tajam. Tangannya yang semula santai memegang gelas kini menggenggam kuat sandaran kursi. Wartawan bertubi-tubi mengajukan pertanyaan, sementara senyum angkuh Cassandra dan ketenangan licik Lucas menjadi sorotan utama kamera. Mikrofon-mikrofon berjejer di depan mereka.

"Kerja sama strategis ini merupakan langkah masa depan antara teknologi inovatif dan kekuatan warisan bisnis Asia," ujar Cassandra dengan percaya diri. Lucas menimpali dengan kata-kata manis yang terdengar seperti racun bersalut madu.

Davin menghela napas panjang. Sudah sejauh ini rupanya rencana mereka berjalan. Red Scorpio tidak lagi bermain di balik bayangan. Mereka mulai merangkul sisi terang, memposisikan diri sebagai penguasa bisnis legal dan ilegal sekaligus.

Tak lama berselang, tayangan berganti.

Gambar menampilkan gedung kasino milik Alexio di pusat kota. Deretan mobil polisi berhenti di depan bangunan megah itu. Petugas turun dan masuk dengan membawa berkas-berkas penyidikan. Di layar, narator berita menjelaskan bahwa ini adalah penyelidikan mendadak untuk mengecek legalitas dan izin usaha dari beberapa fasilitas hiburan kelas atas.

Wajah Davin mengeras. Ia langsung membuka ponselnya, menavigasi layar dengan cekatan. Sebuah pesan terenkripsi masuk, dari anak buah kepercayaan Alexio di markas pusat.

Koji mulai menggerogoti wilayah perbatasan. Beberapa gudang kita diserang. Distribusi senjata terganggu. Ada korban.

Koji. Penguasa wilayah Timur Asia. Lawan yang selama ini menjaga jarak, kini mulai menunjukkan taring. Tanpa membuang waktu, Davin berdiri dan bergegas ke arah cottage utama tempat Alexio berada. Wajahnya serius. Langkahnya panjang dan mantap.

Alexio duduk di kursi rotan, memandangi pantai dari balik kaca jendela kamar. Suara napas Irene yang teratur memenuhi ruangan. Ia belum tega membangunkannya. Wajah perempuan itu tampak begitu damai, tertidur dengan tubuh menyamping dan lengan yang terselip di bawah pipinya.

Rambut panjangnya menyebar di bantal, menyisakan ketenangan yang hanya bisa ditemukan dalam momen langka seperti ini.

Saat Davin mengetuk dan masuk, Alexio berbalik. Tatapan mata mereka bertemu, dan tanpa perlu kata-kata, keduanya tahu waktu mereka di surga kecil ini telah habis.

"Cassandra dan Lucas sudah buka permainan," ujar Davin pelan.

Alexio mengangguk perlahan.

"Lucas bersamanya?"

"Yap, di depan kamera. Mereka mengadakan konferensi pers."

Alexio berdiri, menghampiri koper kecil yang belum ia bongkar sepenuhnya. Ia mulai memasukkan beberapa barang penting.

"Apa lagi?" tanyanya.

Davin menyerahkan ponsel. Alexio membaca cepat, matanya menyipit tajam saat membaca nama Koji.

"Perang dari dua sisi. Cassandra di media, Koji di jalanan."

Diam sejenak menguasai ruangan. Alexio menoleh pada Irene. Perempuan itu masih tertidur. Ia mendekat, membelai perlahan rambutnya, lalu berjongkok di samping tempat tidur.

"Aku tak ingin membangunkannya," bisiknya pelan.

Ia menulis sesuatu pada secarik kertas, lalu menaruhnya di meja kecil di samping ranjang.

***

Tiga puluh menit kemudian, jet pribadi Alexio sudah siap di landasan kecil di ujung pulau. Jay dan Vincent telah berada di dalam. Davin dan Dita berdiri di tepi jalur, menyaksikan Alexio naik dengan langkah mantap.

"Jaga dia. Jangan katakan semuanya kecuali perlu," ujar Alexio pada Davin sebelum menutup pintu jet.

Mesin mengaum. Burung besi itu meninggalkan pulau dengan cepat, membawa tiga pria kembali ke dunia bayangan yang menanti mereka dengan cakar terbuka.

***

Senja mulai turun saat Irene terbangun. Ia menggeliat kecil, lalu meraih ponsel. Tak ada pesan dari Alexio. Ia bangkit, dan saat matanya menyapu meja di samping tempat tidur, ia melihat selembar kertas.

Maaf, aku harus pergi. Jangan khawatir. Nikmati waktumu. Aku akan kembali.

Hatinya mencelos. Ia bangkit dan keluar kamar. Di ruang makan, Dita tengah menata piring buah.

"Di mana Alexio?" tanya Irene, langsung ke inti.

Dita sempat terdiam. Tapi sebelum ia bisa mengarang alasan, Davin datang dari belakang.

"Dia kembali ke Kasino. Ada situasi yang butuh kehadirannya," kata Davin jujur dan menceritakan semuanya.

"Tapi dia ingin kau tetap di sini. Tidak perlu khawatir."

Irene menggigit bibir bawahnya. Perasaan bersalah mencubit dadanya. Ia mengingat senyum Alexio, kata-katanya, ketenangan yang pria itu berikan selama liburan ini.

Namun, ia juga mengingat sesuatu yang lebih besar. Ornadi Corp.

Perusahaan itu adalah warisan yang dibangun dengan darah dan kehormatan oleh kakeknya, diteruskan oleh ayahnya. Irene tahu jika Cassandra menggandeng Lucas, maka kekuatan itu akan merembet ke semua lini, termasuk ke struktur perusahaan yang tengah ia lindungi diam-diam. Ia tidak bisa diam.

Malam itu, Irene kembali ke kamar. Dalam diam, ia mulai mengemasi barang-barangnya. Dita masuk dan langsung tahu apa yang sedang terjadi.

"Irene, kau tahu dia ingin kau tetap aman..."

"Tapi aku tidak bisa membiarkan semuanya hancur sementara aku berdiam di sini," jawab Irene pelan, namun tegas.

Dita tidak membantah lagi. Ia hanya memeluk sahabatnya itu. Davin mengatur jet pribadi untuk penerbangan malam. Dalam dua jam, Irene sudah siap. Pakaian hitam sederhana, rambut dikuncir rapi, dan matanya dipenuhi tekad.

***

Di kota, suasana konferensi pers telah usai. Cassandra berdiri di balkon lantai atas, menatap jalanan ibu kota yang terang benderang. Di belakangnya, Lucas mengangkat gelas anggurnya, tersenyum puas.

"Orang-orang akan menyambut kita, Cassandra. Dunia tak lagi memihak orang yang bersembunyi."

Cassandra mengangguk.

"Mereka tidak tahu, kekuatan yang paling berbahaya adalah yang bisa hidup di dua sisi."

Reno masuk, membawakan dokumen tambahan. Cassandra menoleh.

"Bagaimana dengan Irene? Ada kabar?"

Reno menatap wajah atasan sekaligus wanita yang selama ini ia cintai itu, lalu menjawab dengan datar, "Belum ada yang signifikan."

Namun, dalam hatinya, Reno bimbang. Setiap kali mendengar nama Irene, ada sesuatu yang mengganjal. Entah kenapa, bagian dari dirinya menolak melihat Irene hanya sebagai musuh. Mungkin karena ia tahu, dalam permainan sebesar ini, tak semua orang layak dikorbankan.

***

Jet yang membawa Irene melaju di bawah langit malam yang bertabur bintang. Di dalam kabin, Irene duduk diam. Irene memutuskan untuk pulang menyusul Alexio. Matanya menatap jendela, menembus gelap. Hatinya tak tenang, namun mantap. Dunia bayangan kembali memanggilnya dan kali ini, ia tidak akan datang hanya sebagai penonton.

1
NurAzizah504
aw, alex tau dia tampan /Facepalm/
Kara: ya masa bilang dia jelek😅
total 1 replies
NurAzizah504
kalo alex tau motifnya, kira2 pria itu bakalan marah ga ya?
Kara: bisa iya, bisa tidak 😁
total 1 replies
NurAzizah504
kayaknya yang kedua deh, wkwk
NurAzizah504
dia kayak ganteng bgt ga sih /Sob/
Kara: iya bener, ganteng banget dengan rahang tegas tatapan mata tajam tubuh tegap 😁
total 1 replies
NurAzizah504
nah, sikap kamu ini cocok buat Alex
Kara: syukurlah klo cocok😁
total 1 replies
NurAzizah504
apapun itu, jgn sampai membuat alex kecewa ya, Rin
Kara: nah ituuu 😁
total 1 replies
NurAzizah504
wajar sih kamu begitu, Lex. kalian pasti ga bisa langsung mempercayai org baru secepat itu
Kara: iya, apalagi di dunia mafia. lawan bisa jadi kawan, kawan bisa jd lawan
total 1 replies
NurAzizah504
Rin, ini peluangmu. Kamu bisa kan?
NurAzizah504: harus bisa. aku maksa soalnya /Sob/
Kara: diusahakan 🤣
total 2 replies
NurAzizah504
kalo ga terbukti, kamu harus mencintai Rin ya, Lex /Facepalm/
NurAzizah504: maksa dikit /Facepalm/
Kara: lhoh lhoh kok maksa😁
total 2 replies
NurAzizah504
wahh, keren nih. semuanya terdiam. ga menyangka rin bisa begitu
NurAzizah504
kayaknya kalo dilatih oleh alex, rin bakalan cepet jago
NurAzizah504
bukan Irene, tpi Rin /Proud/
NurAzizah504
aku suka nih yang kaya Jay
Kara: klo suka jangan dimasukin keranjang dulu kak ini jay masih aku ajak main terus lho 🤣
total 1 replies
NurAzizah504
dunia irene sudh hancur /Whimper/
NurAzizah504
Dita merawat Irene dg sangat baik. Tentu saja berkat arahannya Alex
NurAzizah504
semangat, Ren. Ini bukan akhir
NurAzizah504
semoga irene cepet siuman
NurAzizah504
krna menyelematkan org yang dikira reno, irene bahkan rela terluka
NurAzizah504
lalu semua uang2mu kemana, Ren? gak adakah sepeser pun /Sob/
Kara: kan udah di usir sama papanya otomatis semua aset miliknya dibekukan 😁
total 1 replies
NurAzizah504
cuma ibumu yang bisa menerimamu dg tulus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!