Cinta itu buta, mengaburkan logika dan hati nurani. Itulah yang Andien alami dalam pernikahannya bersama Daniel.
Setelah lima tahun berusaha mengembalikan perusahaan Barmastya ke performa yang lebih baik, pada akhirnya Andien tetap dibuang oleh sang suami begitu cinta pertamanya kembali.
Bukan hanya waku, perasaan, namun juga harta dan pikiran telah Andien curahkan kepada suami dan keluarganya pada akhirnya hanya satu kata yang didapatkannya “Cerai” dan diusir tanpa membawa apapun, terlunta-lunta dijalan dan terhina.
Disaat tengah merenggang nyawa, Andien yang terkapar dipinggir jalan tiba-tiba terselamatkan oleh sebuah keajaiban yang memberinya sebuah system bernama Quen System.
Dengan bantuan system, Andien bangkit. Menjadi sosok wanita sukses, kuat dan kaya raya. Diapun membalas semua perbuatan buruk sang suami dan orang-orang yang menyakitinya satu persatu dimasa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBELI MOBIL
Didalam taxi online, Clarissa yang hendak menyalakan ponselnya, melihat pantulan dirinya dicermin merasa sedikit risih.
“Kurasa aku harus pergi ke salon deh, rambutku sudah mulai tak enak dipandang”, ujar Clarissa sambil melihat rambut nya yang mulai panjang dan sedikit kusam.
Clarissa pun segera menganti tujuannya dari showroom mobil ke Beauty salon yang ada dipusat kota M.
Untung saja supir taxi online nya baik dan mau mengganti rute tujuan sesuai keinginan Clarissa.
Clarissa yang tak ingin usaha sang supir sia-sia dengan mengganti tujuan yang berakhir pengurangan pendapatan yang diterimanya, memberikan uang pembayaran lebih kepada supir taxi online tersebut dua kali lipat dari biaya yang dibebankan pada tujuan awalnya dan memberinya bintang lima, membuat senyum sang supir tercetak sangat lebar.
Begitu tiba dilokasi, Clarissa menatap sejenak Beauty salon yang ada didepannya untuk sesaat.
Dulu, demi bisa kesini, dia harus berdebat hebat dengan suami dan adik iparnya yang menganggap jika dirinya tak layak pergi ke salon mahal seperti ini karena dianggap menghambur-hamburkan uang saja sehingga pada akhirnya diapun mengalah dan memilih memotong rambut disalon biasa dekat kompleks perumahan.
Begitu terus yang terjadi selama lima tahun pernikahan mereka, hingga dia diceraikan dan diusir, keinginan pergi kesini sama sekali tak pernah tercapai.
Sekarang, dengan identitas barunya, Clarissapun mulai merealisasikan satu persatu apa yang tak bisa dia lakukan dulu agar dia tak lagi memiliki penyesalan yang dalam dimasa depan.
Begitu masuk kedalam, Clarissa langsung disambut pegawai yang menyapanya ramah. “Ada yang bisa dibantu kak?”, tanyanya.
“Mau potong rambut kak”, jawab Clarissa.
Clarissa pun segera dibawa ke tempat cuci rambut sebelum dia diarahkan ke kursi dan diberi kain hitam membungkus pakaian bagian atas sehingga rambut yang terpotong tak sampai mengotori pakaian yang dikenakannya.
Kemudian, ada seorang hairstylist pria berjalan mendekat sambil membawa peralatan tempurnya. “Mau potong model apa kak?”
“Pixie cut”
Jawaban yang Clarissa ucapkan membuat kening hairstylist pria itu sedikit berkerut, namun itu hanya sesaat sebelum tangan terampilnya mulai bergerak.
Awalnya, dia tak yakin dengan model yang konsumennya inginkan, namun setelah setengah jalan, diapun mulai antusias setelah melihat hasilnya.
“Bagaimana jika beberapa bagian rambut saya kasih warna sehingga kontur potongannya bisa terlihat”, ujar hairstylist bersemangat.
“Apa itu akan memakan waktu lama?”, tanya Clarissa penasaran.
“Tidak..tidak...hanya tiga puluh menit saja”, jawab sang hairstylist sambil menatap Clasrissa was-was.
Setelah memikirkan beberapa saat, melalui pantulan cermin, Clarissa mengangguk. “Baiklah, lakukan apa yang menurutmu cocok dan bagus untukku”.
Jawaban Clarissa membuat sang hairstylist merasa senang sehingga langsung bekerja dengan cepat, tak ingin mengecewakan konsumennya.
Begitu selesai, bukan hanya hairstylist pria itu yang tercengang, bahkan Clarissapun tak menyangka jika dia akan secantik ini, menggunakan gaya rambut yang selama ini belum pernah tak berani dia coba.
Karena sangat puas dengan hasilnya, tak ragu lagi, Clarissa memberi tips besar kepada hairstylist pria yang bernama Vernan, dan bertekad akan kembali lagi ke salon ini lagi jika ingin merapikan lagi rambut atau melakukan perawatan.
Dengan penampilan barunya, Clarissa segera berjalan menuju kasir karena masih banyak urusan yang perlu dia lakukan hari ini.
“Berapa kak?”, tanyanya sambil mengeluarkan kartu hitamnya.
“Totalnya 2.750.000”, ucap sang kasir.
“Genapkan jadi 5.000.000. Sisa pembayarannya, jadikan tips untuk kak Vernan”, ujar Clarissa sambil mengerling nakal kearah Vernan yang menyambutnya dengan senyum lebar.
“Baik kak. Terimakasih sudah datang ke tempat kami”, ujar sang kasir sambil memberikan bill dan kartu hitam milik Clarissa dengan sopan.
Mendapat tips besar, tentu saja Vernan merasa senang. Dan diapun berencana untuk mentraktir teman-temannya yang masuk shift pagi ini makan siang ketika istirahat nanti.
Begitu keluar, Clarissapun segera masuk kedalam taxi online yang telah dipesannya menuju showroom untuk membeli mobil yang akan memudahnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Setelah berkendara sekitar dua puluh menit, taxi online yang membawa Clarissa kini sudah tiba di sebuah showroom mobil impiannya.
Awal kedatangannya, tak ada satupun sales di showroom yang datang menghampiri meski dia sangat cantik, karena dia turun dari taxi online maka semua sales meremehkannya.
Hanya ada satu orang yang berjalan menghampiri, seorang spg magang yang langsung menyapanya dengan sopan.
“Selamat siang kakak. Perkenalkan, nama saya Dea, spg showroom ini. Apakah kakak berniat membeli mobil hari ini? ”, tanya spg manis dengan lesung pipi yang imut tersebut menyapanya ramah.
Meski masih dua minggu bekerja sebagai spg di showroom ini, Dea yang melihat outfit yang dikenakan oleh gadis cantik didepannya, meski simple namun jika ditotal dari atas kebawah hampir lima ratus juta melekat dibadannya, terutama tas selempang mini yang dibawanya memiliki harga 250 juta sendiri, belum jam tangan yang dikenakannya berada diharga kisaran 200 jutaan, membuatnya berasumsi bahawa jika gadis dihadapannya ini pasti putri seorang konglomerat, sehingga diapun menyapanya ramah demi mendapatkan point penjualan.
Clarissa mengangguk, “Ya, bisakah kamu menunjukkan beberapa mobil untukku”.
“Tentu, silahkan ikut saya kak”, Dea dengan ramah memimpin Clarissa dan bertanya “Model Rolls-Royce mana yang menarik perhatian kakak”.
Clarissa tersenyum dan menggelengkan kepala karena jujur dia sedikit buta akan model mobil yang entah kenapa menurutnya keren ketika pernah dia lihat beberap kali dijalan, hanya nama mereknya saja yang dia tahu, Rolls – Royce, untuk model dan jenisnya, dia sama sekali tak tahu, “saya tidak terlalu paham soal mobil”, ungkapnya jujur.
Dea tersenyum professional “Tidak masalah, saya bisa memperkenalkan beberapa model. Jika kakak tertarik, bisa melakukan test drive langsung disini”, ujarnya.
Melihat respon positif yang Dea berikan, Clarissapun tersenyum lebar “Baiklah, terimakasih”.
Sepanjang jalan, Dea menjelaskan beberapa model dari Rolls – Royce dan menjelaskan keunggulan dari masing-masing type.
Namun Clarissa tampak tak tertarik dengan model mobil yang terlihat memang diperuntukkan untuk wanita. Yang dia inginkan, mobil tersebut memiliki warna gelap dan gagah, hingga tanpa sadar tiba-tiba tatapannya terarah pada mobil hitam yang dipajang di showroom di posisi sedikit ujung.
“Kalau mobil itu, type apa? Aku ingin lihat”, ucap Clarisa dengan kedua mata berbinar cerah.
Melihat mobil yang Clarissa tunjuk, Dea terkejut sesaat sebelum senyum lebar kembali menghiasi wajah manisnya.
“Itu Rolls Royce Cullinan Black Badge”, jawabnya penuh semangat.
Dea pun memandu Clarissa sambil menjelaskan mengenai keunggulan dari Rolls Royce Cullinan Black Badge, versi yang lebih bertenaga dan agresif dari Cullinan standar yang lebih dulu hadir.
Selain memberikan penjelasan dan harga, Dea juga menunjukkan bagian dalam serta keunggulan Cullinan Black Badge dibandingkan Culinnan versi lainnya, membuat Clarissa semakin jatuh cinta dan tak mau berpaling.
“Baiklah, sudah diputuskan. Aku mau yang ini. Aku bayar cash langsung sekarang juga”, ucapnya bersemangat.
Manager yang kebetulan ada disamping Clarissa, langsung datang begitu melihat Dea membawa konsumen menuju mobil Rolls-Royce keluaran terbaru. Dan ketika mendengar mobil itu telah terjual secara tunai, hatinya langsung melonjak kegirangan.
“Dea, siapkan draft penjualan”, ucapnya cepat.
Setelah mendapatkan kartu identitas Clarissa untuk memproses jual beli, Deapun segera berlari kedalam untuk mencetak penjualan pertamanya dalam bulan ini, membuat hatinya berbunga-bunga karena pada akhirnya dia bisa pecah telur setelah dua minggu bekerja.
Dengan penjualan besar ini, peluangnya untuk menjadi karyawan kontrak akan terlaksana dengan cepat, membuat hatinya sangat gembira.
“Berapa lama aku harus menunggu unit ini sampai ke tanganku?”, tanya Clarissa sambil melirik pria berpakaian rapi dengan jas hitam dan rambut klemis serta aura yang penuh kewibaan terpancar yang dia duga sebagai atasan Dea.
“Kebetulan orang yang sebelumnya memesan unit ini, mengambil model lain jadi nona bisa langsung membawanya hari ini begitu seluruh administrasi telah diselesaikan”, ucap pria tersebut tersenyum lebar.
Tiba-tiba dari arah belakang muncul pria muda yang langsung menginterupsi, “Tidak bisa begitu pak, ini sudah saya indent untuk konsumen saya”, ujarnya sedikit nyolot.
Pria itu menoleh, dan mentapa sinis anak buahnya yang tak tahu sopan santun itu. “Konsumenmu yang mana? Bukankah yang kemarin tidak jadi ambil. Yang dua malah minta diskon besar, itu ngak bisa”, ujar sang manager tegas.
Setelah mengatakan kata-kata pedas tersebut, sang manager segera membawa Clarissa masuk kedalam ruangan khusus untuk menandatangani berkas jual beli dan menjamunya dengan harapan konsumen ini akan loyal pada produk yang dipasarkannya, meninggalkan anak buahnya yang mengepalkan tangan penuh kekecewaan karena tak sadar dari awal jika konsumen yang masuk sangat kaya hingga menjdai keberuntungan Dea.
Apa yang karyawan itu rasakan juga dirasakan dua rekannya yang lain, yang tadi meremehkan Clarissa karena datang menggunakan taxi online dan menganggap jika pembeli seperti itu hanya ingin melihat-lihat saja yang berujung pada penyesalan setelah Dea berhasil menorehkan transaksi besar hari ini.
Ketika Clarissa dibawa pergi oleh sang manager kedalam ruang untuk menyelesaikan transaksi, ada sepasang pria dan wanita masuk kedalam showroom. Kening sang wanita sedikit mengernyit melihat sosok yang tak asing lewat didepannya.
“Wanita itu seperti Andien. Tapi, melihat gaya rambut serta pakaian yang dikenakannya, tak mungkin itu mantan istri Daniel”, batinnya sedikit curiga.
Meski masih penasaran, namun Afikah yang tak lagi mau terlibat apapun dnegan Daniel dan keluarganya, segera menggelengkan kepalanya beberapa kali, mencoba kembali fokus pada target barunya agar kehidupan mewah yang diinginkannya bisa segera terwujud.
Sementara didalam ruangan, melihat bagaimana santainya Clarissa menggesek kartunya untuk melakukan pembayaran mobil senilai 13 M tersebut seperti seolah dia sedang membeli kacang rebus dijalan, membuat sang manager semakin yakin jika dia telah mendapatkan pembeli yang sangat berpotensi.
"Ini kartu nama saya. Jika ada info mengenai model terbaru, akan saya kabari", ujar sang manager sambil mengulurkan kartu nama kepada Clarissa.
"Terimakasih. Nanti suruh Dea saja yang menghubungi, saya puas dengan pelayanannya", ucap Clarissa sambil meminta qris pribadi Dea.
Tringgg....
Dea yang melihat notifikasi perbankan di ponselnya sangat terkejut karena tips yang Clarissa berikan tak main-main, "Ini-ini terlalu besar kak", ujarnya tak enak hati.
"Itu adalah rejekimu hari ini. Ak cukup puas dengan pelayananmu. Jika nanti ada model terbaru, kabari aku. Jika cocok, aku akan langsung beli", ujar Clarissa sambil tersenyum tipis.
Begitu semua transaksi selesai dan kunci mobil diserahkan berikut surat-suratnya, Clarissapun segera naik kedalam mobil barunya dengan senyum penuh kepuasan. "Akhirnya, aku bisa memberikan diriku apresiasi yang layak", gumannya senang.