NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

AUTHOR POV – MARKAS BRIGHTZONE, SUBUH

Udara pagi masih dingin, bahkan dingin banget, tapi bukan karena cuaca. Dingin ini datang dari darah yang baru saja mengering di lantai markas Brightzone. Gudang tua itu penuh aroma besi, luka, dan dendam yang belum sempat selesai.

Zayn berdiri di tengah ruangan. Bajunya sobek, pelipis masih berdarah, nafas ngos-ngosan. Tapi matanya... kosong. Bukan karena capek, tapi karena hatinya masih ada di ujung neraka tempat Amira sempat hampir direnggut dari dia.

Amira duduk di lantai, punggungnya disandarkan ke dinding, tubuhnya diselimuti jaket Zayn yang terlalu besar. Tangan dan kaki masih gemetar, luka-luka kecil menghiasi lengan. Tapi dia hidup. Itu yang paling penting. Dia hidup.

Fatah berlutut di samping Reza yang lagi ngelap luka di pundaknya. “Bro, kita mesti cabut sebelum polisi atau warga dateng.”

Zayn nggak jawab.

Rafi ngelirik Zayn. “Lo denger, Bro?”

Zayn akhirnya buka mulut, pelan. “Kalian bawa Amira pulang. Gue nyusul.”

Fatah maju, narik lengan Zayn pelan. “Bro… lo nggak harus beresin semuanya malam ini.”

Tapi Zayn nahan tangan Fatah. Tatapannya gelap. “Gue harus pastiin dia nggak ngulangin ini lagi ke siapa pun.”

Fatah akhirnya ngangguk. “Lo tau kita back-up lo.”

Zayn jalan pelan ke Robi yang udah tumbang di sudut ruangan, tangannya diikat pakai rantai sendiri. Wajahnya lebam, darah masih netes dari bibirnya.

Zayn jongkok, tatap langsung mata Robi yang tetap menantang.

“Gue pernah maafin orang yang jahatin gue, Robi. Tapi lo… lo udah nyakitin perempuan yang gue cintai. Dan buat itu... lo gak dapet maaf.”

Robi nyengir walau kesakitan. “Gue gak butuh maaf lo. Cepat atau lambat, lo bakal kehilangan dia juga. Cewek baik itu cuma kuat di awal, Bro. Ujung-ujungnya... dia bakal sadar lo bukan tempat pulangnya.”

Zayn ngelus dagunya pelan, lalu berdiri. “Kalau dia pergi... biar karena pilihannya. Bukan karena lo maksa dia jatuh.”

Fatah dateng bawa motor yang diparkir di depan gudang. “Zayn, waktunya kita cabut.”

Zayn balik ke arah Amira. Dia duduk di samping gadis itu, lalu bantu berdiri. Amira nahan tubuhnya ke dada Zayn, dan untuk pertama kalinya setelah semua ini... dia pecah.

“Zayn… aku takut…” suaranya kecil, lirih, kayak bisikan doa yang nyasar di tengah badai.

Zayn peluk dia erat. “Udah. Udah nggak apa-apa. Gue di sini. Gue nggak bakal ninggalin lo, Mir.”

Amira nempel di dada Zayn. Detak jantung cowok itu jadi satu-satunya suara yang bikin dia tenang. Luka mereka nggak sembuh malam ini, tapi pelukan itu... jadi obat pertamanya.

---

AUTHOR POV – APARTEMEN ZAYN, PAGI

Matahari baru muncul, tapi suasana di dalam apartemen Zayn kayak habis kiamat. Amira duduk di sofa, pakai hoodie Zayn, tangan gemetar sambil megang cangkir teh hangat. Zayn duduk di lantai, bersandar di meja, lelah tapi nggak bisa tidur.

Gadis itu masih belum bisa ngomong banyak. Tatapannya kosong, sesekali matanya ngaca. Zayn cuma bisa menunggu. Kadang trauma nggak butuh kata-kata, cuma butuh kehadiran.

“Zayn…” suara Amira pelan, akhirnya terdengar.

Zayn nengok. “Iya?”

“Kenapa mereka begitu benci sama kita?”

Zayn tarik napas dalam. “Karena mereka nggak bisa punya apa yang kita punya. Mereka pikir... kebahagiaan kita itu dosa.”

Air mata Amira jatuh, tapi dia nggak nangis keras. Dia cuma diam, dan itu lebih menyakitkan.

“Kalau aku... nggak jadi istri kamu, mungkin semua ini nggak akan terjadi.”

Zayn duduk lebih dekat, tangannya nyentuh jari-jari Amira yang gemetar.

“Mir... semua ini terjadi bukan karena kita nikah. Tapi karena ada orang-orang yang terlalu haus buat ngelihat kita jatuh. Dan lo tau apa yang paling mereka benci?”

Amira geleng pelan.

“Mereka benci karena meski mereka jatuhin kita… kita masih saling genggam.”

Tatapan Amira akhirnya turun ke tangan mereka yang saling menggenggam. Jemarinya masih gemetar, tapi genggaman Zayn stabil, kuat, dan hangat.

Zayn lanjut, suaranya pelan, tapi tegas. “Gue nikahin lo bukan buat lo bahagia terus, Mir. Tapi buat gue jadi tempat lo jatuh kalau dunia jatuhin lo.”

---

SYIFA POV

Syifa berdiri di depan cermin, tatap dirinya sendiri. Makeup-nya udah luntur. Mata sembab. Malam itu... dia melihat semuanya. Robi diseret polisi. Amira selamat. Zayn nggak sekalipun nengok ke dia.

Dia kalah.

Tangannya getar. HP-nya penuh chat dari Afifah dan Ilmia yang panik karena berita tentang penyerbuan ke markas Brightzone udah viral.

“Syifa… lo ikut, ya?”

“Syifa… itu Robi kakak lo??”

Tapi Syifa diem. Dia cuma lihat pantulan matanya sendiri. Dan yang dia lihat... bukan Syifa yang dia kenal. Tapi gadis yang rela masuk neraka demi cowok yang nggak pernah nyari dia.

Dia ambil gunting dari meja rias.

Satu helai rambut jatuh.

Kemudian satu lagi.

Dan satu lagi.

Sampai akhirnya…

Dia potong semuanya.

“Gue udah selesai jadi Syifa yang lo kenal, Zayn.”

---

AUTHOR POV – KAMPUS DANRA, ESOK HARINYA

Gedung rektorat pagi itu lebih ramai dari biasanya. Para dosen, staf, bahkan beberapa mahasiswa duduk di lobi dengan wajah tegang. Semua mata tertuju ke layar televisi yang menayangkan breaking news:

“TERUNGKAP! Penyerbuan geng motor ke markas mafia kampus. Seorang mahasiswa perempuan berhasil diselamatkan dari upaya penculikan. Pelaku adalah mahasiswa aktif berinisial R, serta keterlibatan dari oknum mahasiswa perempuan berinisial S.”

Kampus DANRA meledak. Semua akun gosip mahasiswa penuh repost. Bahkan portal berita nasional sudah angkat cerita itu ke halaman depan.

Amira dan Zayn jadi pusat perhatian. Lagi.

Tapi bukan perhatian yang menyenangkan.

POV AMIRA – DI RUANG BK

Kepala sekolah duduk di seberang meja. Wajahnya kaku, tangannya melipat map berisi laporan kejadian.

“Kamu sadar, Amira, kasus ini bukan hanya tentang penculikan. Nama kampus kita tercoreng. Dan kamu…” dia berhenti, menatap tajam, “...harus berani menghadapi semuanya.”

Amira menunduk. Tangan di pangkuannya gemetar. Tapi dia nggak mau nangis hari ini. Sudah cukup.

“Saya bersedia menjelaskan semua yang dibutuhkan pihak kampus. Tapi saya juga korban.”

Kepala kampus mengangguk pelan. “Kami tahu, Nak. Dan kamu kuat. Tapi kamu harus siap… karena semua mata ada padamu sekarang.”

Amira angkat wajah. Matanya merah tapi penuh nyala.

“Selama Zayn di samping saya… saya bisa hadapi semuanya.”

---

ZAYN POV – RUANG REKTOR

Rektor duduk dengan wajah serius. Di sisi lain meja ada tiga anggota keamanan kampus dan satu perwakilan LPM (lembaga mahasiswa).

“Zayn, kamu harus ngerti. Kamu mungkin selamatkan istrimu. Tapi kamu juga bawa geng motor ke kampus. Ke dunia akademik.”

Zayn nggak berkedip.

“Kalau saya nggak bawa mereka… Amira udah nggak ada.”

“Masalahnya bukan itu. Ini soal cara.”

Zayn berdiri. “Kalau kalian cuma bisa menyalahkan orang yang bertindak, tapi tutup mata sama orang yang ngerusak dari dalam… saya siap dikeluarkan dan saya nggak akan menyesal.”

Rektor menatap tajam. Tapi akhirnya dia berkata,

“Kamu nggak dikeluarkan. Tapi kamu diskors satu semester. Dan geng motor itu… harus dibubarkan.”

Zayn mengepalkan tangan. “Mereka bukan hanya geng motor… tapi mereka adalah keluarga saya.”

---

AUTHOR POV – KAMPUS

Kabar diskors-nya Zayn menyebar cepat. Banyak yang protes, banyak yang simpati. Tapi yang paling terlihat? Para pembenci Zayn bersorak, seolah neraka mereka akhirnya dapat panggung.

Amira menggenggam tangan Zayn di parkiran kampus setelah sidang etik selesai.

“Zayn… aku minta maaf. Kamu jadi kena semua masalah ini karena aku.”

Zayn menatapnya lekat.

“Enggak, Mir. Gue kena semua ini karena mereka nggak ngerti cara melindungi yang mereka sayang. Tapi gue ngerti.”

Amira peluk dia. Di tengah keramaian, di bawah mata semua orang yang masih suka berbisik-bisik.

---

SYIFA POV

Syifa duduk di kasur kecil, sendirian. Rambutnya pendek, hoodie kedodoran. TV kecil di pojok kamar menyiarkan berita tentang kakaknya—Robi, yang resmi ditahan dan diproses hukum.

Di HP-nya, notifikasi masuk:

Afifah: "Syif... lo kemana? Kita semua khawatir..."

Ilmia: "Gue tau lo gak sengaja... tapi lo harus minta maaf."

Syifa matikan HP. Air mata nggak keluar. Tapi hatinya… penuh api. Bukan untuk Zayn. Tapi untuk dirinya sendiri.

“Aku salah. Tapi aku juga korban. Dan semua ini belum selesai.”

---

AUTHOR POV – MALAM DI APARTEMEN

Amira menatap jendela kota Jakarta dari balik tirai. Lampu-lampu jalanan terlihat seperti nyala lilin yang hampir padam.

Zayn datang membawa dua cangkir cokelat panas. Ditaruhnya satu di meja, satu di tangan Amira.

“Biar tidur lo lebih tenang malam ini.”

Amira menoleh. Tatapannya lembut tapi lelah. “Apa kita bisa mulai hidup baru setelah ini?”

Zayn peluk dari belakang, dagunya bertumpu di bahu Amira.

“Kita nggak mulai dari awal, Mir. Kita mulai dari sekarang. Dari luka-luka kita.”

Amira mengangguk. “Aku… belum siap balik ke kampus.”

“Gue tau. Dan lo nggak harus. Tapi jangan pernah ngerasa sendirian. Gue di sini.”

Mereka berdiri dalam diam. Dalam pelukan. Dalam luka yang perlahan berubah jadi kekuatan.

---

Jakarta tenang malam itu. Tapi dalam diamnya, dua jiwa belajar bertahan. Satu karena cinta. Satunya lagi… karena dosa yang belum lunas.

Dan dari balik layar… seseorang mulai merancang rencana baru.

Karena di dunia Zayn dan Amira, kebahagiaan... selalu berharga mahal.

---

POV AMIRA – APARTEMEN, DUA MINGGU SETELAH INSIDEN

Luka di pergelangan tangan masih berbekas. Kadang perih. Kadang gatal. Tapi lebih dari itu… ada luka yang nggak kelihatan. Yang rasanya lebih menyayat dari tali kasar dan ruangan gelap itu.

Amira berdiri di depan cermin, mengenakan kerudung warna pastel. Wajahnya masih pucat, tapi matanya… sudah beda.

"Aku gak mau hidup dalam bayang-bayang ketakutan terus. Zayn sudah lawan dunia buat aku. Sekarang... giliran aku yang berdiri buat diri sendiri."

Tangannya mengambil bros kecil dari laci, menyematkannya perlahan.

Hari ini… dia akan kembali ke kampus.

---

AUTHOR POV – KAMPUS DANRA, PAGI HARI

Langkah kaki Amira menggema pelan di koridor kampus. Tatapan-tatapan datang silih berganti. Ada yang iba, ada yang penasaran, dan tentu saja... ada yang tetap sinis.

Tapi Amira nggak tunduk.

Dia lihat langit biru lewat kaca jendela aula. Lalu menarik napas dalam.

Langkahnya mantap menuju ruang rektorat. Bukan untuk protes. Tapi untuk minta izin membentuk komunitas perlindungan perempuan kampus.

"Saya ingin ada ruang aman di kampus ini, Pak," ucapnya lantang. "Bukan cuma buat saya, tapi buat siapa pun yang pernah merasa terintimidasi seperti saya."

Rektor menatap Amira, kaget. Tapi akhirnya, pelan-pelan, dia tersenyum.

"Kamu lebih kuat dari yang kami kira."

---

POV SYIFA – KAMAR KOS MALAM HARI

Syifa membuka kembali laptopnya. Di layar: berkas-berkas digital rekaman kampus, akun fake yang pernah dia pakai, dan satu folder yang belum sempat dia serahkan ke Robi.

Folder itu berjudul: "Plan C – Operasi Cermin."

Dia klik. Muncul deretan screenshot dan suara hasil sadapan. Tapi bukan tentang Zayn... melainkan tentang rektor dan salah satu oknum kampus.

Wajah Syifa gelap.

"Kalau semua orang main kotor... gue bakal jadi yang paling kotor."

Tangannya membuka satu dokumen baru. Judulnya ditulis dengan huruf kapital:

“KEADILAN VERSI GUE”

---

AUTHOR POV – GEDUNG FAKULTAS

Zayn datang ke kampus sendirian. Tanpa motor. Tanpa geng. Tanpa gaya.

Tapi semua orang tahu, ini bukan Zayn yang kalah. Ini Zayn yang kembali... sebagai seseorang yang sudah berubah.

Dia datang bukan untuk kuliah. Tapi untuk menjemput Amira yang baru saja selesai presentasi proposal komunitasnya.

Wajah mereka bersisian lagi. Dan untuk pertama kalinya… tidak ada rasa takut.

Zayn genggam tangan Amira. “Lo keren banget.”

Amira senyum kecil. “Kita baru mulai, Zayn. Masih banyak hal yang harus kita lurusin.”

---

POV REZA – BASECAMP STARDOM MALAM INI

Reza buka grup Stardom. Pesan dari Zayn muncul:

“Gue nggak bakal main fisik lagi. Tapi kita nggak bubar. Kita ganti arah. Kita jadi pelindung.”

Fatah balas:

“Lo yakin, Bro? Musuh kita masih banyak.”

Zayn membalas singkat:

“Makin banyak musuh, makin besar alasan buat bertahan.”

Reza buang napas panjang, lalu senyum miring.

“Bro… lo bukan cuma pemimpin geng sekarang. Lo pemimpin gerakan.”

---

POV TAK DIKENAL – LAYAR GELAP

Di sudut kota, seseorang menatap layar laptop. Data tentang Amira, Zayn, Syifa, bahkan Robi terbuka lengkap. Di layar lain, peta kampus DANRA menyala.

Orang itu bicara ke ponselnya, suara dalam dan dingin:

“Target utama masih terlalu kuat. Tapi sekarang kita punya celah... dari Syifa.”

"Aktifkan Operasi Sumbu. Dan ingat… jangan bunuh dulu. Kita hancurkan harga diri mereka. Baru kita habisi.”

Panggilan ditutup.

Di layar muncul satu nama file terakhir:

"ZAYRA FINAL WAR - AGENDA DIMULAI."

---

AUTHOR POV

Langit Jakarta malam itu terlihat tenang. Tapi di bawahnya, badai sedang merangkak.

Karena ini bukan akhir dari cerita.

Ini baru retakan awal dari perang besar...

Yang akan memisahkan siapa yang kuat karena cinta,

dan siapa yang jatuh karena dendam.

---

To Be Continued...🫶✨️

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!