NovelToon NovelToon
Sepupuku Suamiku.

Sepupuku Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:51.9k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Kepergok berduaan di dalam mobil di daerah yang jauh dari pemukiman warga membuat Zaliva Andira dan Mahardika yang merupakan saudara sepupu terpaksa harus menikah akibat desakan warga kampung yang merasa keduanya telah melakukan tindakan tak senonoh dikampung mereka.

Akankah pernikahan Za dan Dika bertahan atau justru berakhir, mengingat selama ini Za selalu berpikir Mahardika buaya darat yang memiliki banyak kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23.

"Oiya dokter Za, saya akan merujuk pasien pada dokter spesialis anak, biar dokter spesialis yang akan menyarankan uji lab apa saja yang akan dilakukan pada pasien." lanjut rekannya tersebut sebelum pamit pada Zaliva.

"Baik, dokter."

"Za, apa itu tonsilitis? Apa penyakit itu sangat berbahaya?." Oma semakin cemas.

"Oma, tonsilitis itu adalah peradangan pada tonsil atau amandel, yang merupakan kelenjar limfoit yang terletak dibelakang tenggorokan. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi atau bakteri. Tonsilitis biasanya menyebabkan sakit pada tenggorokan bahkan bisa membuat penderitanya mengalami deman tinggi, semua tergantung daya tahan tubuh penderitanya. Bisa jadi Zaki mengalami penyakit ini karena efek dari ice cream yang dikonsumsi Zaki semalam. Tapi Oma tidak perlu terlalu cemas, karena dokter sudah memberikan antibiotik yang diperlukan Zaki. Untuk perawatan opname dan pemeriksaan lab sendiri, semua itu untuk memastikan jika Zaki tidak mengalami penyakit lainnya. Sebaiknya kita sama-sama berdoa agar Zaki tidak sampai menderita penyakit yang lainnya, Oma!." Mendengar penjelasan Za, Oma bisa sedikit bernapas lega.

Tak lama kemudian seorang pria tampan dengan stelan jas berwarna hitam serta kaca mata hitam yang bertengger pada hidung mancungnya, tiba di rumah sakit.

"Permisi Nona, apa ada pasien anak-anak yang bernama Zaki Muarif masuk di IGD pagi tadi?." pria itu bertanya pada seorang petugas di meja informasi.

"Benar tuan, dan saat ini pasien sedang ditangani oleh dokter." Petugas informasi Lantas menunjukan ruangan di mana letak bad pasien yang ditempati oleh Zaki.

"Terima kasih." Dengan langkah lebarnya, Abil berjalan ke arah bad putranya, di mana saat ini terlihat Oma sedang duduk di kursi samping bad pasien.

"Apa yang terjadi Oma, kenapa Zaki bisa tiba-tiba demam Oma? lalu, apa kata dokter?." Baru saja tiba dihadapan Oma, ayah satu anak tersebut sudah memberondong Oma dengan begitu banyak pertanyaan, saking cemasnya pada kondisi putranya.

"Maafkan Oma, Abil...." Melihat Oma menangis Abil pun tak tega melihatnya. Lagi pula ia tahu betul bagaimana rasa sayang Omanya tersebut kepada putranya.

"Semalam Zaki terus merengek meminta ice cream, Oma jadi nggak tega melihatnya." imbuh Oma dengan perasaan bersalahnya.

Abil menghela napas panjang mendengarnya. Ia sudah menduga hal itu, Oma pasti diam-diam memberikan semua yang diinginkan oleh putranya itu.

"Lain kali lebih baik Zaki menangis, ketimbang harus melihatnya sakit seperti ini, Oma!"

Obrolan Abil dan Oma berakhir menyadari Zaki bangun dari tidurnya.

"Maafin Zaki, pah. maaf karena Zaki bandel, nggak dengerin nasehat papa." Setiap kali putranya itu mengutarakan permintaan maaf usai melakukan kesalahan, pasti mampu meluluhkan hati Abil.

"Papa marah ya sama Zaki?." tanya bocah itu melihat ayahnya masih diam saja.

"Enggak sayang, papah nggak marah kok sama Zaki." jawab Abil yang kini telah duduk di tepi tempat tidur putranya.

"Tapi papa minta sama Zaki untuk tidak mengulanginya lagi. Dan, Jika Papa melarang Zaki melakukan sesuatu pasti papa punya alasannya, sayang. Sama seperti semalam papa melarang Zaki memakan ice cream, papa melakukan itu karena papa nggak mau sampai Zaki jatuh sakit." Abil mencoba memberi pengertian pada putranya itu.

"Iya pah. Zaki minta maaf ya pah." kata bocah berusia lima tahun tersebut. Hingga usianya genap lima tahun, Zaki belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, tapi untungnya Opa dan Oma serta Eyangnya mencurahkan kasih sayang yang lebih dari cukup sehingga Zaki tidak kekurangan kasih sayang. Namun, sebesar apapun kasih sayang dari ayah, Opa, Oma dan juga Eyangnya, di relung hati terdalam bocah itu tetap ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang ibu. Ibu kandung Zaki menghembuskan napas terakhirnya beberapa saat setelah melahirkan Zaki ke dunia ini akibat penyakit kompilasi yang dideritanya sejak mengandung Zaki. Sejak saat itu pula Abil hanya fokus bekerja dan mengurus putra semata wayangnya tersebut. Eyang, merupakan panggilan Zaki pada Omanya Abil.

"Mas Abil...." Za yang baru saja keluar dari ruangan tindakan guna menangani pasien yang mengalami kecelakaan, menghampiri kakak sepupunya itu.

"Kamu bekerja di rumah sakit ini, Za?." Abil cukup terkejut melihat keberadaan adik sepupunya itu. Pasalnya, setahu Abil, Zaliva dan keluarganya berdomisili di kota Surabaya dan ia pun tak tahu jika Za sudah pindah ke jakarta. Ya, saking sibuknya pria itu dengan urusan kerjaan, baik Oma dan juga kedua orang tuanya belum sempat menyampaikan berita tentang kepindahan Za ke jakarta kepada Abil.

"Iya mas."

"Oh iya mas, dokter sudah merujuk Zaki ke dokter spesialis anak untuk penanganan lebih lanjut serta pemeriksaan lab. Sebentar lagi dokter spesialis anak akan ke sini untuk memeriksa kondisi Zaki." beritahu Za sesuai dengan penjelasan dari rekannya yang menangani Zaki.

Abil mengangguk paham.

"Selamat siang...." dokter yang tadi memeriksa kondisi Zaki datang menghampiri bersama dengan seorang dokter lainnya.

"Selamat siang, dok." balas Za dan juga Oma serta Abil nyaris bersamaan.

Za berusaha bersikap biasa saja seolah obrolan antara ia dan dokter Yuli kemarin tidak terjadi, begitu pun dengan dokter Yuli. Keduanya sama-sama bersikap professional.

"Permisi tuan.... nyonya.... Sebelumnya perkenalkan saya dokter Yuli Sp. Anak." Sebelum melakukan tugasnya memeriksa kondisi Zaki, terlebih dahulu dokter Yuli memperkenalkan diri dengan senyum ramahnya, suatu kebiasaan yang diwajibkan oleh pihak rumah sakit kepada semua dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut, jika pasien tidak dalam kondisi kritis tentunya. Karena, tidak mungkin jika pasien dalam kondisi kritis tim medis masih sempat memperkenalkan diri, pada pasien kecelakaan contohnya, tidak mungkin tim dokter masih sempat memperkenalkan diri di saat kondisi pasien memerlukan penanganan secepatnya.

Abil menanggapi perkenalkan diri dokter Yuli dengan anggukan sekilas, sebelum sesaat kemudian memberikan ruang bagi dokter Yuli untuk melaksanakan tugasnya.

"Guna meyakinkan diagnosa, pasien harus melewati beberapa pemeriksaan lab, tuan. Dan untuk itu pasien disarankan untuk opname hingga beberapa hari ke depan." Jelas dokter Yuli kepada keluarga pasien.

"Baik, dok." jawab Abil selaku ayah dari pasien.

"Anak ganteng... lain kali nggak boleh mengkonsumsi yang dingin-dingin ya!." Yuli menoel gemas dagu Zaki.

"Baik, Bu dokter." jawab Zaki patuh.

Tak ada respon berlebihan dari Abil melihat interaksi antara dokter Yuli dan putranya. Pria itu menganggap hal itu wajar dilakukan oleh dokter anak agar pasiennya yang rata-rata berasal dari kalangan anak-anak merasa nyaman.

"Anak pintar..." Dokter Yuli mengusap lembut puncak kepala Zaki, tindakan yang selalu dilakukan oleh dokter Yuli pada pasiennya. Ya, dokter Yuli merupakan spesialis anak, maka wajar ia mengusap lembut kepala pasien yang semuanya anak-anak, berbeda lagi dengan Za yang merupakan dokter Umum yang pasiennya berasal dari berbagai kalangan, dari anak-anak hingga dewasa, maka tak mungkin Za mengelus kepala pasiennya, bukan? Yang ada Mahardika bisa mengamuk dan mencabut izin Zaliva untuk tetap bekerja.

"Sebentar lagi petugas lab akan tiba guna mengambil sampel da-rah pasien." Dokter Yuli sedikit menambahkan setelah membubuhi beberapa tulisan pada reka medik pasien. Setelahnya, dokter Yuli beralih pada dokter yang bertugas di IGD, dokter yang merujuk pasien kepadanya selaku dokter spesialis.

"Untuk saat ini pasien boleh dipindahkan ke kamar perawatan, dok!." kata dokter Yuli.

"Baik, dokter."

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi. Nanti, setelah hasil pemeriksaan lab sudah keluar saya akan mengunjungi pasien di kamar perawatan." jelas dokter Yuli sebelum pamit undur diri.

Jangan lupa vote sama ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya...biar aku semangat crazy up sygku.....

1
Desmeri epy Epy
dobel up dong Thor
Felycia R. Fernandez
makasih kk Thor Selvi 🙏
secret
smg segera keluar dehh 3 kata ajaib dri kalian, biar mkin plong jalanin hubungannyaa
irma hidayat
jangan sampai disingapor ada pelakor thor
irma hidayat
akan abil +dr yuli kalau ya moga jadi baik
Ariany Sudjana
kalau gini Yuli akan jadi sama Abil
Dinarra
makasiii kaka udah crazy up yaa❤️
Selvia: sama-sama syg....jngn lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya.....
total 1 replies
Dwi ratna
ngmng dong dik klo za cinta pertamamu
Selvia: jangan lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya
total 1 replies
Supryatin 123
thank Thor ngasih up nya bnyak bingit.lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.
zheny pudji
wachhhhh....seneng banget up nya hari ini bnyak thanks kak
Selvia: sama-sama syg, jngan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
Rita Susanti
makasih thor hari ini upnya ngebut nih/Good//Good/
Selvia: sama-sama syg...jangan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
yg ada tantrum guling2 tuh si dika 🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
jodohnya yuli kah?
Wahyuni Riansyah RO
cerita yang bagus dan menarik....selalu di tunggu update nya
mis.be
akankah ada bau2 jodoh antara dr Yuli & Abil 🤭
sulastri arriza_03
apa sebaiknya jodohkan saja hilda sama abil ya thor..soalnya sosok abil yg dingin butuh istri yg ceria biar keluarga kecilnya lebih berwarna
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
Felycia R. Fernandez
ya Tuhan...
ternyata kisah Abil sedih ya kk Thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!