NovelToon NovelToon
Kanza (Bukan Inginku)

Kanza (Bukan Inginku)

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Kanza Odelia terpaksa meninggalkan kekasihnya Adrian Miguel di altar sebab sehari sebelum pernikahan Kanza kehilangan kesuciannya karena jebakan dari kakak tirinya.

Bukan hanya itu, buah dari jebakan kakak tirinya itu Kanza akhirnya hamil, lalu terusir dari keluarganya sebab telah membuat malu karena hamil di luar nikah.

Kanza kira penderitaannya akan berakhir saat dia keluar dari rumah dan tak berurusan lagi dengan kakak tirinya. Namun sekali lagi Kanza harus berjuang demi bayi yang dia lahirkan yang ternyata tak sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melakukannya

Kanza menidurkan Bill di ranjang bayi, dan tersenyum saat bayi kecil itu tertidur lelap.

Satu minggu sudah mereka tinggal di paviliun Daegan setelah dia menjemputnya bersama Mia. Nampak sekali Mia tak rela berpisah dari Bill. Sepanjang jalan Mia bahkan menggendong Bill sendiri seolah tak rela menyerahkannya pada Kanza. Hingga tiba di depan rumah Daegan barulah Mia menyerahkan Bill pada Kanza.

"Aku akan sering datang berkunjung," ucap Kanza. Dia tak berani membawa Mia masuk sebab ini pun bukan rumahnya. Apalagi Daegan tak suka kebisingan. Sementara dia dan Mia suka sekali bercanda tawa dan berisik.

Meski jarak rumah dan paviliun lumayan jauh, tetap saja dia tak bisa sembarang membawa orang masuk. Kanza juga harus menjaga privasi Daegan.

Mia mengangguk mengerti, lalu melambaikan tangannya membiarkan Kanza memasuki gerbang rumah Daegan.

Dan kini Kanza masih betah memperhatikan Bill yang tertidur, hingga tak menyadari jika Daegan memasuki kamar dan berada di belakangnya.

Daegan yang melihat Kanza terpaku hingga tak menyadari kedatangannya pun ikut memperhatikan Bill yang tidur dengan tenang. Entah kenapa saat melihat bayi itu sangat dekat ada perasaan yang membuatnya terganggu.

"Apa yang membuatmu tak berkedip melihatnya? Bahkan tak menyadari kedatanganku?" Daegan kembali menoleh pada Kanza.

Kanza tercengang saat mendengar suara Daegan tepat di telinganya.

Kanza memundurkan wajahnya saat menyadari wajah Daegan sangat dekat hingga rasanya Kanza bisa melihat pori-pori pria itu.

Mata ... hidung ... bibir, dan rahang yang sempurna.

Kanza tertegun, lalu menoleh pada Bill yang masih terlelap dan kembali pada Daegan. Kanza mengerjapkan matanya pelan lalu menggeleng saat berpikir yang tidak- tidak.

Kenapa dia lihat wajah Bill mirip Daegan.

"Tidak mungkin."

"Apa yang tidak mungkin?" Daegan mengerutkan keningnya.

Kanza menggeleng lalu menutup ranjang Bill dengan kelambu. "Ada apa kau datang?"

"Memastikan bayi itu nyaman." Daegan mengedikkan kepalanya ke arah ranjang Bill yang tertutup kelambu.

Sejak Kanza membawa Bill datang dia sama sekali tak melihat Daegan, hingga kini pria itu baru terlihat kembali.

Kanza mendengus dalam hati mendengar jawaban Daegan. Dia bilang dia tak suka anak kecil. Untuk apa peduli?

"Terimakasih atas kebaikanmu, Tuan." Meski dia sebal dia tak mungkin menunjukkannya, bukan? Apalagi mengingat peringatan Daegan beberapa waktu lalu. Bagaimana pun dialah yang memohon pada Daegan untuk menolongnya.

Daegan menyeringai. "Kalau begitu kau bisa mulai menyenangkan aku?" Kanza merapatkan bibirnya dan melihat ke arah pusaka Daegan.

"Tuan, apa yang ada di pikiranmu hanya itu?" tunjuknya tepat di selangkangan Daegan.

"Kau mengejekku?" Daegan mengurung tubuh Kanza, membuatnya merasa terintimidasi.

Daegan menatap Kanza dalam. Bagaimana jika Kanza tahu dia hanya bergairah padanya dan saat melihatnya? Jadi, apalagi yang dia pikirkan saat bertemu Kanza. Satu minggu ini dia bahkan tak pulang karena menghindar untuk mencegah pikiran kotornya muncul sebab belum saatnya.

Kanza menciutkan tubuhnya. "Kenapa kau selalu berprasangka buruk padaku. A- ku kan hanya bertanya," ucap Kanza dengan gugup. Bukan apa- apa wajah Daegan sangat dekat sekarang. Pria itu seolah siap menyantapnya hidup- hidup.

Daegan mendengus. "Kalau begitu aku bisa melakukannya?" Tanpa menunggu jawaban Kanza Daegan segera menempelkan bibirnya di bibir Kanza.

Kali ini Daegan tidak berlaku kasar. Ciumannya cukup lembut, mungkin dia dalam suasana hati yang bagus.

Ciuman yang semakin dalam itu membangkitkan gairah Daegan, jakunnya naik turun dengan nafas yang memburu.

Daegan mendorong tubuh Kanza hingga semakin merapat ke arahnya. "Kau siap?" Daegan mengampit dagu Kanza, hingga wajahnya mendongak.

"Apa persetujuanku penting?" Kanza terengah mencoba menghirup nafas setelah mulutnya dilahap habis oleh Daegan.

Jantungnya berdegup kencang seiring rasa takut dan gugup yang muncul. Bagaimana pun dia akan segera menyerahkan dirinya pada Daegan. Benar-benar menyerahkan tubuhnya.

"Tentu saja itu tidak penting, apalagi mengingat penantianku yang panjang." Daegan menunduk untuk kembali memberikan ciumannya. Kali ini bibirnya mendarat di leher jenjang Kanza dengan sesekali menggigit gemas menyisakan bercak ke merahan.

Daegan mendongak saat terdengar desahan tertahan dari Kanza. "Bi- bisakah jangan disini?" Kanza melihat ke arah ranjang Bill.

Tanpa kata Daegan segera meraih tubuh Kanza untuk dia bawa ke arah ranjang yang ada di kamar sebelah.

Tubuh Kanza memantul di ranjang saat Daegan meletakannya di susul dirinya yang mengungkung tubuh mungil Kanza.

Wajah tegang Kanza masih nampak meski desahan- desahan kecil mulai muncul ketika tangan Daegan mulai nakal bergerilya di seluruh tubuhnya.

"Kau takut?"

"Ha-hanya gugup," ucapan Kanza membuat Daegan terkekeh.

"Kau akan terbiasa." Daegan membuka kemejanya menampakkan otot dadanya yang keras juga bagian kotak- kotak di perutnya.

Kanza terpaku dengan bentuk indah itu dan nyaris sempurna bagi seorang pria.

Bahkan saat Daegan melepas satu persatu penghalang tubuhnya, dia masih terpaku.

"Apa ini?" Kanza mengerjap dan menyadarkan dirinya dari keterpakuannya saat Daegan menyentuh bagian kulitnya dimana ada banyak bekas luka disana.

"Bukan apa- apa." Kanza menutupi tubuhnya dengan menyilangkan tangannya di dada meski tidak berguna.

Tak ingin menjadikan suasana canggung Daegan kembali melanjutkan aksinya. Dia harus segera menuntaskan rasa penasarannya terhadap tubuh Kanza. Benarkah ini hanya rasa penasaran dan dia tak akan menyentuh Kanza lagi setelah ini?

Kanza tersentak saat Daegan mulai merasukinya, wajahnya yang tegang menjadi pucat saat pilar Daegan memasukinya sepenuhnya.

"Apa yang kau rasakan?" Daegan menatap Kanza lekat- lekat.

"Hanya sedikit tidak nyaman," cicitnya.

Daegan tersenyum kecil nyaris tak terlihat. "Percayalah setelah ini kau akan menikmatinya." Daegan mulai menghentakkan dirinya membuat tubuh Kanza sedikit memantul.

Kanza menggigit bibirnya saat perasaannya tiba-tiba melayang seolah melupakan semua beban hidupnya ketika Daegan terus memacu dirinya, dari pelan ke ritme cepat bahkan tak terkendali.

Wajah Daegan nampak berkilap dengan tubuh yang basah karena keringat. Namun semangat pria itu tak padam dan terus memacu dan tak henti menggeram dengan desahan berat yang justru membuat Kanza semakin terlena.

Urat- urat di tubuh Daegan bermunculan saat dia memacu semakin cepat dan tak terkendali, hingga geraman keras terdengar di barengi tubunya yang mengejang.

"Oh ... luar biasa." Daegan merasa seluruh tubuhnya menjadi ringan dengan perasaan yang menyenangkan. Perasaan yang baru Daegan rasakan.

Benar-benar luar biasa.

Daegan menyerukan wajahnya di leher Kanza. Tak peduli nafas terengah gadis itu.

Kanza memejamkan mata dengan wajah yang tertoleh ke samping, membiarkan Daegan berdiam beberapa saat sebelum dia akan menyingkirkannya nanti.

Lagi pula tubuhnya juga lelah.

"Sudah selesai, bangunlah!" desis Kanza, namun dia tak mendapati pergerakan dari Daegan.

Kanza merdecak kesal dengan membuka matanya. Namun saat ini dia justru melihat meja rias yang berada di samping ranjang dengan terpaku.

Tatapannya tertuju pada cermin dimana menunjukkan kegiatan intim mereka, tubuh mereka masih saling menempel. Namun, bukan itu yang membuatnya terpaku dan tak berkedip. Melainkan, tato yang memenuhi punggung pria yang masih menindihnya.

1
Merlani Hidayat
Waduh Tuan Deagan baru seminggu lahiran bukan udah dipake ajah
Ceu Nah: udah lama kk mulai dari operasi bill sampe pasca operasi, di tambah ini ceritanya satu minggu bill tinggal disana. Aku percepat biar gak terlalu lama, masa mesti di hitung satu hari satu bab🙄
total 1 replies
Daneen
Wah akhirnya khanzaaaa
Siti Dede
Akhirnya....terpampang nyata bukti pelaku pelecehan itu
Saadah Rangkuti
nah loh...!! apa kau akan mengaku Daegan?
Eris Fitriana
Ahirnya Kanza melihat tato itu... Langsung labrak aja si tuan arogan itu Kanza... Biar Daegan jg tau kamu lah wanita yg dia tiduri waktu itu
Nna Rina 💖
sejauh ini bagus
Saadah Rangkuti
waaahhh...dasarrr congakk kau daegan!! ntar nyesel lo
Eris Fitriana
Semoga wajah Bill plek ketiplek wajah Daegan...
Daneen
Sekalinya anak sendiri,dasar si deeegan
Jingga Pelangi
lagi donk..Jeung nenah ajaa
Daneen
Tenang Khanza,daegan yg tanggung
Eris Fitriana
Untuk tau siapa yg udah merenggut kesucian mu berarti tinggal menunggu Kanza kembali bercinta dengan Daegan... Gmna yaa reaksi Kanza saat liat punggung Daegan...😁😁
Jingga Pelangi: maraahhhh
total 1 replies
Jingga Pelangi
ucull bgtt ya ampun.lgi yaa kk aku beri vote
mbu ne
hahahahaha...
berantem2 yg manis..🤭
Saadah Rangkuti
Daegan sangat menginginkannya,hingga tidak bisa menunggu akhir nifas Khanza
Daneen
Astaga daegan,ga sabaran banget
Erna Wati
makin..makin seru
Daneen
Mantap Khanza
Andika Irda
lanjut thor...
semangat💪🏻
makin seru aja bikin penasaran kelanjutanya🥰
Daneen
Nyelekit banget daegannnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!