Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan kesempatan akses bagi para player untuk bermain secara realtime!
Soul-verse Beast game yg memiliki 5 elemen yaitu; Api, Air, Tanah dan Cahaya. Juga elemen kegelapan yg bisa beresonansi menjadi elemen unik, seperti; Angin, Es dan petir.
Game Soul-verse Beast sudah berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!
Perjalanan dimulai, apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Raventusk
...----------------...
Gerbang batu terbuka ke bawah seperti di telan oleh tanah. Mereka benar benar melangkah masuk ke dalam dungeon. Sesaat setelah mereka menginjakkan kaki dalam dungeon itu, sebuah notifikasi muncul.
...[System]...
...[Raventusk Hollow – Lantai 1/5]...
Suasana langsung berubah drastis... Langit langit batu yang lembap. Lorong sempit, licin, dan berliku. Jamur bercahaya pada sepanjang tepi lorong menjadi satu satunya penerangan— Langkah kaki mereka menggema pelan pada sebuah tanah lembap.
...----------------...
...----------------...
"Kayak... tembok dungeon ini hidup ya..." gumam Eimi sambil matanya melirik kesana kemari.
Vogaz menoleh sedikit pada Eimi "Karena dungeon memang ingin kita mati di dalam."
Hazuki yang berjalan paling depan, menunduk sambil memperhatikan lantai. Sementara gauntlet miliknya perlahan mengeluarkan percikan api kecil, membantu penerangan "Jalanan ini familiar. Tapi waktu itu... kami ambil rute kiri."
"Kalau begitu kali ini kita ke kanan. Hindari jalur yang pernah di lalui." balas Wazeng, matanya menyipit melihat jalan persimpangan pertama di depan.
Tanpa berkata, Vogaz memungut sebuah batu seukuran tangan lalu melemparkannya ke tengah lorong sebelah kiri.
...*CLANK—*...
Suara keras menggema. Dinding kiri menyemburkan jarum logam ke udara. Lantai di depan hancur. Perangkap aktif.
Wazeng menunduk melihat jauh di dalam jebakan "Inilah kenapa kita cek setiap jalan."
Eimi mengelus dada "Huhh... jantungku hampir keluar."
Setelah dinonaktifkan oleh Vogaz, mereka lanjut melangkah menuju jalur di sebelah. "Zeng, dari mana kau belajar formasi tim seperti tadi?" tanya Hazuki penasaran.
"Bukan belajar. Hasil gagal berulang kali saat bermain online." jawab Wazeng dengan canggung.
Lalu mereka terdiam saat sebuah lorong besar terbuka lebar di depan dengan jamur bercahaya lebih banyak. Terdengar suara gemerisik.
Wazeng berhenti, mengangkat setengah tangan dengan kepalan "Monster."
Lorong luas itu kini dipenuhi suara geraman dari monster-monster kecil, makhluk mirip babi hutan dengan gading menjulang, mata merah menyala, dan bulu hitam acak acakan.
...[Enemy: Boar – Lv. 38 – Total: 7]...
Hazuki mengambil posisi di depan dengan semangat, gauntlet-nya menyala mulai memercikan bara merah. Ia meninju telapak tangan di ikuti dengan seringaian "Biar aku yang mula—!"
Sebelum Hazuki menyelesaikan kalimatnya, Wazeng sudah maju melesat ke depan. Dia hendak melempar belatinya namun dia salah gerakan malah memukul kepala monster terdekat dengan sisi gagang belati, seperti menepuk nyamuk.
...[CRITICAL HIT]...
...[Boar defeated]...
Semua monster yg tersisa membeku dengan keringat dingin seperti ketakutan. Sementara Eimi dan Hazuki hanya melongo. Tak bisa berkata.
Vogaz menyeringai, lalu mencabut dua belati dari sabuk pinggangnya "Kalau begitu, giliranku!" Vogaz menjejak keras lalu melesat ke depan, melewati Hazuki. Vogaz hanya menyentuh kepala monster dengan ujung pisau— hanya menyentuh tak menekan.
...[One hit kill]...
...[One hit kill]...
...[One hit kill]...
...[One hit kill]...
...[One hit kill]...
Hazuki berdiri bengong "Lah... AKU BELUM NGAPA-NGAPAIN!" suaranya meninggi dan mulai meronta di tempat, membuat suhu di sekitar naik dan terasa panas.
Eimi terbahak sambil membasuh keeingat yang mulai turun dari pelipis "Yah, ini... kayak anak SMA mukulin bocah TK." —Eimi kemudian memberikan sedikit efek penenang pada Hazuki.
...[System]...
...[Lantai 1- Dungeon Clear]...
...[+EXP Gained]...
Langkah kaki keempat player itu menyusuri lorong menurun yang dilapisi akar-akar tua dan cahaya jamur redup. Udara makin lembap, aroma tanah dan kelembaban memenuhi udara. Suasana cukup tenang sampai akhirnya...
Wazeng yang berada di depan bersama Vogaz menahan tawanya. "Gaz... keknya... keknya kita terlalu serius tadi... dungeon ini... terlalu rendah buat kita berdua..." tangannya menutupi mulut untuk meredakan suara.
Vogaz menahan tawanya di balik maskernya "Jadi... kita pensiun jadi pembunuh?"
"...sementara, iya. Kita jadi... NPC pengantar quest aja dulu." jawab Wazeng.
Eimi mengangkat staffnya tinggi tinggi dan teriak "Kalo gini terus aku gak bisa naik level, tauk!" Eimi dan Hazuki menyusul mereka di depan, mengerutkan kening, masih tampak kesal.
Wazeng berbalik lalu mengangkat kedua tangan seolah menyerah "Oke. Mulai dari lantai dua, kalian di depan. Gua ama Vogaz hanya mengawasi dari kejauhan."
Vogaz melepas maskernya lalu menambahkan "Kalau kalian nyaris mati... kami baru muncul, seperti karakter misterius di babak akhir anime." ia memutar belatinya di jari lalu memasukan kembali di sabuknya.
"Asal jangan muncul sambil berdiri di atas batu tinggi dengan jubah berkibar... itu terlalu lebay." balas Hazuki dengan malas.
Mereka semua tertawa kecil di tengah dungeon 'rendah'— Langkah kaki mereka kini terdengar lebih ringan saat menuruni tangga melingkar batu ke arah lantai dua dungeon Raventusk Hollow.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Tangga menurun lantai dua berakhir di ruang terbuka, dengan pilar-pilar batu lumut dan cahaya jamur ungu. Udara terasa lebih lembab, lebih pekat.
...[Raventusk Hollow - Lantai 2/5]...
Wazeng berhenti sejenak "Mulai dari sini, Hazuki dan Eimi di depan. Gua ama Vogaz cuma bayangan. Kami akan melihat situasi, kalau kalian sekarat kami bantu."
Eimi mengacungkan staff tinggi-tinggi "Baiklah! Aku dan kak Hazuki siap jadi pemeran utama!"
Hazuki memerah malu dengan suara pelan "K-kak...?!"
Mereka melangkah maju dengan formasi baru. Hazuki di depan, Eimi mendukung dari belakang. Monster pertama muncul— makhluk seperti kadal dengan punggung berduri
...[Lizard – Lv. 40 x6]...
"Dari kiri!" seru Eimi
Hazuki berputar, gauntletnya mengeluarkan api "YAAHH!!" Tinju pertamanya menghantam lantai.
Eimi teriak panik "KAN KUKATA KIRI, KAK!!"
Pukulan Hazuki yg menghantam tanah mengakibatkan bebatuan kecil berlapis api jatuh dari langit langit tembok dungeon dan mengalahkan beberapa monster.
...[Enemy Defeated]...
...[Enemy Defeated]...
...[Enemy Defeated]...
...[Enemy Defeated]...
"Wow, mantep juga..." kagum Wazeng dari belakang.
Serangan pertama sukses, Hazuki kembali berlari kemudian menghantam tepat di kepala monster dan menghancurkannya menjadi serpihan cahaya.
...[Enemy Defeated]...
...----------------...
Eimi menahan monster terakhir dengan sihir pengurang kecepatan lalu memukulnya dengan ujung tongkat dengan sangat keras "MATI KAU!!" *BONK*
...[Enemy Defeated]...
...----------------...
...[Battle Clear – EXP Gained]...
...[Hazuki Lv.39 > 40 | Eimi Lv.15 > 16]...
Wazeng tersenyum kecil dari kejauhan "Ternyata pilihan tepat membiarkan mereka bertarung sendiri..."
Lorong akhir terbuka ke sebuah ruangan bundar. Di tengahnya, muncul empat peti logam hitam keperakan, bersinar perlahan.
Eimi maju dengan ceria "Yayy! Looting time!! Aku pengen dapat potion!"
Hazuki menatapnya dengan heran "Lagi...?"
Wazeng dan Vogaz saling menatap satu sama lain lalu segera mengagguk, mengerti dengan maksud masing masing.
Wazeng mendekat "Ambil saja dua tambahan punya kami."
Eimi dan Hazuki langsung menoleh ke belakang, merasa bingung "Hah?"
"Peti kita cuma kasih gold dan EXP Boost. Kalian butuh itu lebih dari kami." ujar Vogaz meluruskan.
Hazuki menatap mereka dengan mata serius juga haru "Tapi... itu gak adil."
Wazeng menggeleng pelan lalu menepuk bahu Hazuki "Pertumbuhan kalian adalah kemajuan tim, jadi kalian bisa mengambilnya..."
Eimi menunduk, sedikit terharu lalu tersenyum kecil "Kalau gitu... aku janji, akan jadi support yang bisa kalian andalkan!"
"Dan aku...akan jadi petarung sejati. Tanpa ragu lagi." lanjut Hazuki mengepalkan tangan.
...[Eimi Received: batu bercahaya ungu / EXP Boost - Gold 500]...
...[Hazuki Received: 150 Gold / +ATK / DEF Boost - Buff Dungeon]...
...[EXP Boost Applied +15% Bonus Next Floor]...
"Bagus. Ayo lanjut!" ucap Wazeng tegas.
...----------------...
...[Raventusk Hollow Lantai 3/5]...
Begitu mereka tiba di lantai ketiga, hawa berubah drastis. Udara lebih pekat, kabut lebih tebal. Akar-akar hitam menjulur dari langit-langit dan jaring tipis melintang seperti benang laba-laba. Lorong lebih sempit.
Eimi merinding menggenggam erat tongkatnya "Aku bisa ngerasain... ini bukan tempat biasa. Rasanya kayak... ada mata yang ngintip."
"Kalau dia berani nongol, tinggal kutonjok." kata Hazuki dengan percaya diri.
Tiba-tiba enam monster dengan tubuh melengkung bermunculan dari dinding dan lantai, mengepung keduanya dari segala arah.
...[Enemy Detected – 5x Cursed Tree]...
Eimi berseru "Hazuki, belakang!" dia segera melemparkan sihir pertahanan pada Hazuki tepat sebelum cakaran musuh menyentuhnya.
... [Shield Blessing – 75% DMG]...
"Nais banget, Eimi!" Hazuki kembali berfokus ke depan, dia menghantam dua musuh sekaligus dengan tendangan dan pukulan tinju berapi.
...[Double Hit – Critical x2]...
...[Enemy Defeated]...
...[Enemy Defeated]...
Eimi kali ini lebih gesit, tidak hanya bertahan. Ia menyelinap ke sisi dan mengaktifkan tarikan gravitasi ke tengah musuh— menarik dua musuh jadi satu titik.
...[AOE Pull – Enemy Immobilized 3s]...
"Bagus! Sekarang lihat ini!" Hazuki melompat, menghantam ke tengah kerumunan dan mampu meretakkan tanah.
...[Enemy Defeated]...
...[Enemy Defeated]...
"Kita... kita menang?!" kata Eimi, berlari mendekat pada Hazuki lalu memeluknya
Hazuki bernapas cepat, keringat menetes dari pelipisnya "Belum semua. Tapi kita bisa." Tiba-tiba, musuh terakhir menyelinap dari atas dan menyerang ke arah Eimi.
"AAH—!!"
Sebelum serangan monster mengenai Eimi, Vogaz segera melempar belatinya ke arah monster itu dan langsung melenyapkan monster itu ketika bersentuhan.
...[Enemy Defeated]...
Vogaz berjalan ke arah mereka kemudian memungut belatinya di tanah "Saat seperti itu kau seharusnya bereaksi untuk menyerang atau menghindar, jangan malah berteriak."
Eimi menatap Vogaz dengan mata yg masih ketakutan "Maaf... dan, terima kasih telah menyelamatkanku." Vogaz hanya menepuk kepala Eimi dengan lembut.
...----------------...
...[EXP Gained – Eimi Lv.16 → 17]...
...[Hazuki Lv.40 → 41]...
Di akhir lorong, muncul empat peti perak seperti biasa "Empat harta lagi!" mata Eimi berbinar, dia berjalan dengan sedikit melompat lompat ke arah peti.
Hazuki menyentuh permukaan peti, mengharapkan sesuatu "Aku... butuh sedikit boost buat lawan nanti."
[Hazuki Received: 1000 gold / 1000 EXP / buff dungeon +ATK & Consume more HP to move fast]
[Eimi Received: 1000 gold / 1000 EXP /buff dungeon +MP Regen]
"AYO LANJUT" ucap Eimi dengan ceria.
...----------------...
...----------------...
Begitu melangkah ke lantai keempat, aroma terbakar memenuhi udara. Ruangan ini bercabang menjadi empat koridor dengan kristal merah yang berkilau seperti darah beku. Suara geraman halus terdengar dari masing-masing lorong.
...[Raventusk Hollow Lantai 4/5]...
Wazeng melihat peta dalam Tab hologram "Empat ruangan. Empat penjaga. Satu-satunya jalan ke lantai 5."
Eimi menghela napas, mata melirik pada teman temannya "Dan kita berempat..." Hazuki pun menyeringai "Pas banget!"
Keempatnya berdiri di tengah ruangan bercabang. Setelah satu isyarat tangan dari Wazeng— mereka pun berpisah menuju koridor masing-masing.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe