"Seharusnya dia adalah adik iparku! tapi kini malah menjadi istriku!" ABIAN NUGRAHA.
"Pria itu seharusnya menjadi kakak Iparku, tapi sekarang dia adalah suamiku!" MAHARAYA FADILLA.
bagaimana jadinya dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal namun tiba-tiba dinikahkan. semua itu bermula karena Andira Fadillah atau yang akrab di sapa Dira selaku kakak Maharaya atau Raya, kabur tepat di hari pernikahannya dengan seorang pria yang telah di jodohkan oleh orangtuanya bernama Abian Nugraha. Dira yang tiba-tiba saja menghilang saat akad akan di mulai membuat Ayah Faizal panik. karena insiden itu Ayah Faizal meminta Raya putri bungsunya yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu untuk menjadi pengantin pengganti Kakaknya. Demi menjaga nama baik keluarga.
Bagaimana kah kelanjutan kisah keduanya. apakah mereka bisa saling menerima satu sama lain? dengan rentang usia yang lumayan jauh.
Yuk! ikuti kisah mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenShafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Mama berangkat dulu ya nak, kalian baik-baik di rumah. Doakan Mama selamat sampai tujuan dan kembali ke tanah air dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Ian, jaga istrimu dengan baik ya nak! Mama yakin kalian bisa melewati ini semua." Ucap Mama Hesti berpesan pada anak dan menantunya.
"Iya Mah, semoga perjalanannya lancar. Mama sehat sampai nanti pulang lagi ke Indonesia." Balas Raya sembari meraih tangan Mama Hesti dan menyalaminya. Walaupun baru bersama sehari tetapi sudah meninggalkan kesan baik. Raya merasa nyaman bersama keluarga barunya.
Abian yang berdiri berdampingan dengan Raya melambaikan tangannya melepas keberangkatan Mama tercinta dan keluarganya yang akan menjalankan ibadah Umroh.
"Ya, ingin ke suatu tempat dulu nggak?" Abian bertanya saat sudah keluar dari bandara menuju parkiran di mana mobil mereka terparkir.
"Nggak ada tujuan kak, kita pulang saja deh!" Sahut Raya yang memang tidak memiliki niat kemanapun hari ini.
"Yaudah, kita langsung pulang saja. Aku juga ada beberapa pekerjaan yang harus ku cek." Balas Abian yang kini telah membukakan pintu mobil untuk istrinya.
"Ciyeee.....! Mentang-mentang pengantin baru kita-kita di lupakan, apa memang kita tidak terlihat ya guys!" Goda salah satu sepupu Abian bernama Laras yang juga ikut mengantar orang tuannya ke bandara.
Abian yang sejenak lupa pada para sepupunya itupun menoleh sembari nyengir kuda. Bisa-bisanya ia lupa jika ke bandara bersama para sepupunya juga.
Sementara Raya hanya tersenyum kecil menangapi godaan para sepupu suaminya itu.
"Ada yang mau ikut mobil kita nggak?" Abian mengalihkan topik. Rasanya salting juga di goda seperti ini oleh para sepupunnya itu.
"Nggak ah, kita kan tahu diri nggak mau jadi nyamuk. Lagian kita juga nggak searah sama kamu kan? Biar kami ikut mobil Beni saja." Sahut Laras yang di angguki oleh Riska sang adik.
"Baiklah, kita berpisah disini ya! Hati-hati bawa mobilnya Ben!" Pesan Abian pada Beni yang di angguki oleh pria itu.
Mereka pun berpisah di parkiran bandara. Pulang dengan Laras dan adiknya yang ikut Mobil Beni karena rumah mereka satu arah.
"Kapan kamu mulai masuk sekokah Ya?" Abian memecah keheningan di dalam mobil itu dengan menanyakan kapan Raya masuk sekolah.
"Masih lama kak, sekitar seminggu lebih lagi baru masuk." Balasnya yang menoleh sekejap pada Abian. Kemudian kembali menatap jalanan di depannya.
"Itu termasuk jadwal les juga sama-sama minggu depan juga baru mulai ngajar?"
"Iya kak, mengikuti jadwal masuk sekolah juga." Balas Raya lagi.
"Oya kak, kemarin aku belum bawa seragam sekolah dan buku-buku ku loh! Apa kita akan tinggal di rumah Mama?" Tanya Raya yang baru teringat tentang buku dan segala perlengkapan sekolahnya.
"Untuk saat ini, kita tinggal bareng Mama dulu ya, nanti kita akan cari rumah sendiri." Balas Abian sembari mengulas senyum tipisnya saat Raya menoleh padanya.
"Soal seragam dan peralatan sekolahmu nanti kita beli saja yang baru ya? Kamu ambil barangmu di rumah Ayah yang penting-penting saja. Nanti kita ambilnya mau kapan, terserah kamu!" Tukas Abian yang pandangannya fokus memperhatikan jalan raya yang semakin ramai.
"Kapan Kak Bian sempat aja, dekat-dekat waktu masuk sekolah juga nggak apa-apa." Balas Raya sembari melempar pandangan keluar jendela mobil memperhatikan kendaraan lainnya.
"Baiklah, nanti kalau dekat waktunya masuk sekolah baru kita ambil ya!"
"Hu'um!" Sahut Raya tanpa menoleh ke arah Abian.
Setelah berkendara kurang lebih 30 menit kini mobil Abian jenis Terios itu sudah memasuki halaman rumah. Yang pagarnya di bukakan oleh Bang Udin selaku Satpam di rumah itu. Bang Udin merupakan suami bi Ema. Keduanya tinggal di rumah kecil yang ada di samping rumah utama.
Abian membukakan pintu mobil untuk Raya.
"Serius nih, kamu nggak pengen makan apa-apa gitu?" Sembari berjalan bersisian memasuki Rumah. Abian kembali melontarkan pertanyaan pada Raya.
"Nggak pengen kak, nanti deh! Kalau aku pengen sesuatu, aku pasti bilang ke kakak!" Sahut Raya.
Abian pun akhirnya tidak lagi mendesak Raya yang belum menginginkan sesuatu itu.
Rumah sepi, bi Ema sedang mengerjakan pekerjaan nya di belakang. Hanya tinggal mereka berdua saja. Sepasang pengantin baru.
"Mau santai disini apa di kamar saja?"
"Di kamar saja kak, sambil rebahan. Tapi kalau kak Bian mau disini nggak apa-apa. Aku ke kamar aja ya!" Raya segera berlari kecil menaiki anak tangga. Sejujurnya dirinya masih merasa kikuk dan grogi berada dekat Abian.
Rasanya aneh, berduaan dengan seorang pria di dalam rumah.
Melihat gelagat Raya yang malu, tentu saja membuat Abian gemas. Tak akan membiarkan istri kecilnya itu seorang diri di kamar. Sudah tentu Ia akan menemaninya.
Tanpa menunggu lama Abian segera menyusul Raya ke kamar. Memang ini lah yang di inginkan seorang pria dewasa. Berduaan di kamar dengan istri.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱
😂😂😂 minyak nggak salah kok dikatain jahat.. dasar Raya..
Thank you author.. 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘