NovelToon NovelToon
Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam / CEO / Konflik etika / Cinta Terlarang / Kehidupan di Kantor
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.

"Tapi—"

"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"

What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.

"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.

Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.

"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 27. Menerima Keputusan Danu

"Kamu darimana aja seharian, Cla?" Cakra muring-muring karena kelelahan mengurus Mila sendirian seharian penuh. Bahkan ketika dia harus pergi mandi atau makan, Mila ditinggal sendirian dan kerap rewel karena tidak mau disentuh perawat.

"Mami cariin kamu dari tadi! Suami kamu juga kemana coba, udah tau kita ribet malah nggak muncul juga!" omel Cakra dengan kondisi muka begitu masam.

Clara yang sudah kesal sejak awal hanya bisa membalas tatapan kesal Cakra dengan hembusan napas keras. "Ribet ngapain sih, orang Mami tidur mulu kaya gitu!"

Cakra menoleh, menatap adiknya yang menggerutu itu tajam. "Karena sekarang Mami sudah tidur, sudah tenang, sudah stabil, jadi mami diam. Tadi pas masih susah bicara Mami ngamuk, Mami nggak bisa nerima kondisinya, dan semua saudara berkumpul di sini, minus kamu sama suami kamu yang nggak ada."

Clara hanya berdecak. Itu tidak penting juga, toh bagus kalau dia tidak muncul dan tidak ditanya perihal nikah dadakan semalam.

"Ya udah sih, kalau mau pulang, pulang aja! Nggak usah ceramah kaya orang paling kerja sedunia! Gue juga punya urusan yang nggak bisa gue tinggal, Cak ... lagian semua ini nggak akan terjadi kalau bukan karena orang—"

Clara memiringkan kepala dengan mulut di penuhi sisa-sisa omongan nya yang sebelumnya. "Iya benar ini semua salah wanita itu, jadi kalau minta ganti rugi kayaknya bisa deh!"

"Kamu ngomong apa sih, Cla?" Cakra bingung dengan sikap adiknya. "Nggak usah cari perkara, kita lagi kena musibah sekarang."

"Cakra, kamu paham nggak sih kalau musibah ini tuh karena Papi? Kita baik-baik aja sampai Papi bawa pelakor itu, bener nggak?" ujar Clara mengabaikan nasihat Cakra.

Cakra sebenarnya memikirkan hal yang sama, tapi mungkin usia Papinya yang masih muda, masih prima, dan bagaimana pun juga, mami mereka sudah berumur meski masih terlihat bugar. Cakra memang belum menikah, tapi dia sedikit tahu kebutuhan seorang pria.

"Biarin aja, Cla ... toh Papi udah ngaku ke kita bahkan sebelum orang lain tau!"

Lagi-lagi Clara berdecak. "Kok dibiarin sih! Kan gara-gara jujur ke kita itu bikin mami sakit, trus kaya sengaja banget gitu dikenalin pas aku nikah! Kaya sengaja banget mau rusak momen bahagia aku!"

"Kan kamu yang acaranya dadakan, Cla ... mungkin aja mereka sebenarnya mau bilang lebih awal, trus kamu juga kaya sengaja mancing-mancing orang yang nggak nyentuh kamu!"

Cakra tau kalau Beby teman sekolah Clara, bahkan saat mereka berkelahi dulu, Cakra lah yang kerap melerai. Diakui Cakra, Beby anak yang berani cenderung bar-bar.

Clara tidak suka mendengar ucapan Cakra. "Susah ngomong sama orang kaya kamu, Cak!"

Clara beranjak,"aku cari makan dulu, nanti aku balik!"

"Jangan lama-lama!" Cakra memperingati. Namun Clara tidak mendengarkannya. Jika sudah keluar, tidak perlu kembali! Untuk apa? Maminya baik-baik aja kok! Mereka saja yang lebay.

Alih-alih mencari makan, Clara justru mencari Revan yang saat ini sudah pasti berada di Marcopolo Bar. Tempat nongkrong favorit Revan dan juga Clara, bahkan mereka punya privat room favorit.

...

Pagi keesokan harinya, Candra yang akhirnya giliran berjaga. Dia masih ditemani oleh Paman dan Bibinya yang benar-benar sesayang itu pada keluarga ini.

Mila mulai membaik, dan boleh pulang jika sudah tidak ada kendala di wajah, suara, dan tangannya. Hari tenang begini, biasanya Mila menemani Danu berkunjung ke kyai-kyai, ustadz, dan tokoh masyarakat, memohon doa restu untuk kelancaran pemilu secara umum. Lantas mereka tinggal di rumah, ngobrol ringan dengan timses dan kader hingga pagi hari saat pemilihan umum tiba, Danu dan Mila keluar rumah menuju tps.

Mila biasanya menyiapkan beberapa hal seperti makanan, minuman, dan menambah bantuan di dapur untuk mengantisipasi kehadiran beberapa orang yang biasanya mampir ke rumah usai pulang dari tps. Mereka dijamu dengan baik ketika membahas jalannya pemilu.

Namun kini, Mila duduk terbaring diranjang rumah sakit dalam keadaan lemah.

"Apa yang kamu rasakan, Dek?" Hasan mendekati adiknya, memegang tangan Mila yang agak dingin. "Apa kamu ingin saya panggilkan Danu? Kemarin dia bilang akan kesini usai sowan Mbah Kyai Ageng dan Pak Broto, mungkin agak siang dia bisa kemari."

"Sama siapa dia pergi?" tanya Mila terbata.

"Sendiri sama Isa dan Ratih." Candra menjawab dengan cepat. "Mami nggak usah pikirin itu dulu, sekarang fokus ke kesembuhan Mami saja, Papi bisa urus semuanya selagi Mami memulihkan diri."

Candra yang usianya paling besar adalah orang yang paling tahu keadaan dirumah tiap-tiap kali pemilu menjelang. Bukan karena mereka harmonis, tetapi memang agar maminya selalu eksis. Ketika berada di rumah pemuka agama bahkan tokoh masyarakat, Mila lah yang begitu gigih memegang kendali. Sementara Danu, hanya berbicara sepatah dua patah kata. Kali ini Candra yakin, Danu akan lebih leluasa tanpa maminya.

Danu bukan tidak bisa menghentikan Maminya, tapi Danu menjaga agar kehormatan istrinya tetap terjaga. Itu sikap yang baik sebagai seorang suami, meski Candra sering kesal karena merasa Danu terlalu lembek dan tidak berdaya di kaki istrinya.

Keadaan sekarang membuat Candra mengerti kenapa Danu melakukan hal itu. Jadi dia tidak marah ataupun kesal berlebihan, meski seharusnya bisa lebih baik, tidak sampai membuat maminya sakit.

Sudahlah, ia yakin semua baik-baik saja. Maminya juga baik-baik saja sekarang. Bahkan semua ini Danu yang bayar, yang urus semuanya. Jadi sebenarnya yang kurang bersyukur sebelum-sebelumnya itu ya maminya.

Danu tidak kurang satu apapun sebagai suami, ayah, dan pria bagi mereka. Kini, biarkan Danu merasakan apa yang selama ini tidak dia dapatkan, meski tidak dari maminya.

Candra bisa menerima semua itu dengan hati yang lapang.

"Selamat siang." Sebuah suara yang bernada berat dan tegas menggema di ruangan ini. Semua orang menoleh, sehingga kini perhatian penuh tanda tanya beralih ke sana.

"Mas Candra, boleh saya bicara dengan anda?"

Polisi dengan beberapa personel itu tampak menghormati penghuni ruangan.

"Saya juga ikut serta," ujar Hasan kemudian sebab ia merasa ada firasat tidak baik melihat kedatangan polisi itu.

Hasan menatap Candra, mengisyaratkan agar Candra keluar lebih dulu. Ia sejenak menatap istrinya, memberi kode agar istrinya menjaga Mila selama dia keluar, lalu akhirnya berhenti pada Mila yang tampak ingin tahu.

"Nggak apa-apa, Dek." Hasan sekali lagi mengusap kepala adiknya. "Mungkin hanya membahas hal teknis perkara pemilu, jangan khawatir ya."

Mila tidak bisa tidak khawatir, karena dia tahu ini tidak ada hubungannya dengan pemilu. Sebelumnya sekalipun dalam masa mencekam karena persaingan ketat, polisi tidak pernah mendatangi mereka secara khusus. Ini pasti ada hubungannya dengan Clara. Mila tahu betul watak anak itu.

Namun, dengan kondisinya yang seperti ini Mila bisa apa?

Hasan keluar dari ruangan Mila, menyusul Candra yang kini sedang menatap layar ponsel begitu serius.

"Ini perintah Pak Danu, Mas ... makanya saya bingung."

Hasan bergegas untuk melihat apa yang mereka bicarakan karena mendengar ucapan polisi barusan. Ketika sampai, pandangan polisipun membuat Hasan nimbrung melihat ponsel di depan Candra. Beberapa saat kemudian, Hasan menghela napas dalam seraya menggelengkan kepala. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan tindakan Clara.

...

"Kamu kalau tidak pergi dari rumah Papi ku, kamu akan aku laporkan ke polisi! Kamu juga harus ganti rugi atas apa yang kamu lakukan pada keluargaku, Beby! Kamu harus bayar semuanya!"

Ekspresi Clara benar-benar mengerikan ketika menarik rambut Beby hingga rasanya tidak tertahankan. Beby benar-benar kesakitan sebab ia dalam keadaan tidak siap saat Clara datang.

"Kamu harus bayar dua kali lipat dari apa yang kamu lakukan ke kami, Beby! Dasar pelakor murahan!"

Saat itu, hanya pembantu rumah tangga yang berada di rumah pribadi Danu. Kedatangan Revan dan Clara dilaporkan oleh pembantu itu, beserta rekaman videonya.

1
Siti Siti Saadah
ayo kak misel up lagi
Bunda Aish
akhirnya dilaporkan ke polisi ya si Clara?! nanti nangis,drama berasa jadi korban 😒😘
Siti Siti Saadah
pengen cubit clara kok songong banget
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Danu suruh tangkap Clara & Revan? ya tangkap aja. supaya jera.
D_wiwied
Clara Clara... ga ada kapok2 nya kamu buat ulah sdh dikasih peringatan jg koq ya msh ngeyel kamu, tunggu aja, aku pengen liat apa yg akan dilakukan papimu klo kamu nyenggol ayang Beby nya 🤭😏
YPermana
Clara cari gara2
Tiktok: misshel_author: gercep bener🤣🤣🤣 thanks kaka udah setia baca tulisanku😍
total 1 replies
YPermana
beby kamu kereeeeen 🤣🤣🤣🤣
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
balas dendam memang tidak dianjurkan, tapi memberi pelajaran juga sangat tidak dilarang, asalkan setimpal.
Tri Lestari Endah
lanjutkan beby
sampai Danu mencerailan mila dan clara sadar diri bahwa dia hanya anak sambung yg menyianyikan kasih sayang ayah sambungnya 💪
🅡🅞🅢🅔
🤣🤣🤣🤣🤣 𝚙𝚞𝚊𝚜 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚊𝚌𝚊𝚗𝚢𝚊 🤣
D_wiwied
karma dibayar kontan ya Cla, sekalian sama bunga2 nya🤣🤣
D_wiwied
uuhhh aku suka gayamu Beb... 😆🤣
Bunda Aish
mau kasihan tapi justru Clara pelakor dan perusuh dari awal...ya sekarang nikmatilah akibat dari sebab perbuatan mu sendiri 😉
Siti Siti Saadah
yes beby aku dukung. kan nya bener beby satu" nya Istri SAH
Siti Siti Saadah
cerita yg jelas beda . seru ngga monoton
🅡🅞🅢🅔
𝙱𝚎𝚋𝚢 𝚎𝚍𝚊𝚗 🤣🤣🤣
Tri Lestari Endah
beby nikah sama suami orang tapi bujangan 😄
mila mila sombongnya tdk ketulungan sm Danu
merasa dulu cantik anak pejabat
D_wiwied
lah Beb, sadar kan kamu pas ngomong gini ga ngelindur kan kamu😆😆
YPermana
🤣🤣🤣kepalang gila beb.... lanjoootkan sah halal ini
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bener beby. mantapkan langkah & hatimu. pak Danu lelaki baik & masih perjaka walau sudah tua. 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!