NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Senja mewarnai langit Amsterdam dengan semburat jingga keemasan. Di balkon kantor JN, Xera berdiri menyandarkan tubuh di pagar kaca. Angin sore membelai rambutnya. Wajahnya terlihat letih namun penuh kepuasan.

Tiba-tiba, ada lengan kokoh melingkar dari belakang. Lucane memeluk pinggangnya, dagunya bersandar di bahu Xera.

“CEO baru kelihatan lelah.” Ucap Lucane lembut

Xera tertawa kecil, suaranya pelan.

“Aku tidak percaya aku melakukan ini. Aku kira aku akan pingsan di tengah rapat.”

Lucane mencium pelan sisi wajahnya.

“Kau lebih berani daripada siapa pun di ruangan tadi. Bahkan daripada aku.” puji Lucane

Xera menunduk. Suaranya merendah.

“Tapi aku juga takut, Lucane. Takut gagal takut tidak cukup kuat.”

Lucane memutar tubuhnya agar Xera menghadapnya. Dia menyentuh pipi istrinya lembut.

“Semua orang hebat pernah takut, Xera. Tapi tidak semua orang melangkah. Kau melangkah dan kau menang.”

Xera menatap mata Lucane, air matanya berkaca-kaca. Suaranya nyaris berbisik.

“Aku tidak akan bisa melakukan ini tanpamu.”

Lucane tersenyum samar. Dia menunduk, mencium kening Xera lama sekali.

“Kau yang membangun keberanianmu sendiri, Xera. Aku hanya berdiri di sampingmu. Kau yang menaklukkan ketakutanmu.” ucap Lucane lembut

Angin senja semakin dingin. Lucane melepaskan jasnya, memakaikan ke pundak Xera.

“Kau memimpin satu rapat paling berdarah yang pernah kulihat dan kau tidak gemetar sedikit pun. Itu sangat seksi.” bisik Lucane

Xera memukul dada Lucane pelan sambil tertawa.

“Lucane!” jawab Xera malu

Lucane mendekat. Tatapan matanya serius, namun lembut.

“Aku mencintaimu. Hari ini aku makin jatuh cinta. Karena kau bukan cuma wanita yang kuselamatkan tapi wanita yang sanggup menyelamatkan dirinya sendiri.” ucap lucane tulus

Xera terdiam. Air matanya benar-benar jatuh sekarang. Dia memeluk Lucane erat, wajahnya tenggelam di dada pria itu.

“Aku juga mencintaimu lebih dari apa pun.”

Lucane mengangkat dagu Xera, menatap wajahnya yang basah air mata. Suaranya pelan, nyaris seperti doa.

“Mulai sekarang apa pun yang datang menyerangmu, datanglah padaku. Aku akan selalu ada. Aku tidak akan membiarkan siapa pun membuatmu menangis lagi.” ucap Lucane

Xera mengangguk, tersenyum meski matanya merah.

“Kalau begitu janji satu hal juga.”

“Apa?” tanya lucane

“Izinkan aku ikut mematahkan leher siapa saja yang mencoba mengusikmu.” bisik Xera

Lucane terbahak. Dia meraih pinggang Xera, menariknya makin dekat.

Lucane berbicara dengen suara berat nya “Sepertinya aku jatuh cinta pada mafia kecil di balik wajah manismu.”

Xera tersipu. Dia mendaratkan ciuman lembut di bibir Lucane. Senja pun menyelimuti mereka, seolah dunia hanya milik berdua.

Tak jauh di bawah balkon, lampu kota mulai menyala satu per satu. Dunia luar penuh bahaya, intrik, dan darah.

Tapi malam itu di balkon tinggi sebuah perusahaan besar, Lucane dan Xera hanya dua manusia biasa yang saling mencintai.

Dan itulah kekuatan terbesar mereka.

* * * *

Malam dingin di Amsterdam. Langit diguyur hujan deras. Layar-layar LED raksasa di pusat kota menayangkan berita besar,

PRESIDEN BARU JN DIDUGA WANITA SIMPANAN SEORANG CEO!

Xera berdiri di tengah ruang tamu mansion Revantra. Tangannya gemetar. Matanya terpaku pada siaran TV. Wajahnya pucat.

Reporter di TV: “Xera Abilene Johnson, wanita misterius yang kini memimpin JN Corporation, diduga terlibat hubungan gelap dengan Lucane Jacque Smith, yang merupakan atasan nya sendiri di perusahaan SMITH CROP.”

Xera terisak pelan. Lucane langsung mematikan TV. Wajahnya gelap seperti malam.

“Mereka bilang aku pelacur, Lucane.” Ucap Xera pelan

Lucane menarik Xera ke pelukannya. Suaranya rendah, penuh amarah.

“Siapa pun yang membuatmu menangis akan kubunuh.” Ucap Lucane sangat dingin

* * * *

Sementara itu, Vivian duduk di studio foto mewah. Di hadapannya, selembar foto Xera bersama Lucane di sebuah restoran tempo hari. Vivian memandangi foto itu dengan sorot penuh racun.

“Orang akan memercayai apa pun asal dibuat cukup dramatis.” Ucap Vivian

Nana, sahabatnya, menatap Vivian dengan khawatir.

“Vivian kau yakin mau terus begini?” tanya Nana

Vivian menatapnya dingin.

“Aku tidak akan biarkan Lucane mencintai wanita lain. Jika aku tidak bisa memiliki dia maka tidak ada yang boleh.”

Dia menyerahkan amplop berisi foto-foto ke seorang pria berjas hitam.

“Sebarkan ini ke semua tabloid. Pastikan dunia tahu siapa ‘wanita bayangan’ di samping Lucane.” Ucap Vivian lagi

* * * *

Di Paris, Adelina Asmara berdiri di balkon apartemen mewahnya, mengenakan gaun sutra merah darah. Seorang pengacara Prancis berdiri di sampingnya, menyerahkan berkas.

“Jika Anda keluarkan dokumen ini ke media, citra Nona Xera akan hancur. Investor akan lari.”

“Bagus. Aku tidak perlu menghancurkan Lucane. Cukup hancurkan wanitanya maka Lucane akan kalah dengan sendirinya.”

Dia menghela napas panjang, menatap lampu kota Paris di kejauhan.

Adelina: “Aku akan buat Xera belajar bahwa di dunia ini, tidak ada yang gratis.” ucap nya dengan sinis

* * * *

Hari Senin. Gedung JN dipenuhi bisik-bisik. Karyawan menatap Xera dengan rasa ingin tahu dan sedikit takut.

Di ruang rapat, Xera menatap layar besar berisi data keuangan. Suaranya tegas, meski matanya sedikit bergetar.

“Ada dana mengalir ke perusahaan fiktif milik Alexi bahkan setelah dia lenyap.” Ucap Xera

Semua direktur terdiam. Wajah-wajah mereka tegang.

Xera berbicara lagi dengan suara rendah, penuh ancaman “Seseorang di antara kalian berkhianat.”

“Aku beri kalian waktu satu menit. Siapa yang mengalirkan uang sebelum aku cari sendiri dan kubunuh.” ancam Xera tajam

Direktur paling muda, Richard, akhirnya berdiri gemetar. Wajahnya pucat pasi.

“Aku… aku hanya disuruh Vivian! Dia bayar aku untuk bocorkan semua aktivitas Nona Xera dan untuk buat JN kacau supaya investor pergi!” ucap nya dengan gemetar

Xera memejamkan mata, hatinya seperti terrobek. Dia berusaha tetap tegar.

“Richard aku percaya padamu. Aku memberimu pekerjaan setelah kau bilang anakmu sakit…” ucap Xera datar

Richard menangis keras.

“Maafkan saya nona, saya terdesak” jawab Richard

Nikol melangkah mendekat. Tangannya mencekik kerah baju Richard. Suaranya rendah, mematikan.

“Berapa nyawa yang kau mau tukar demi uangmu, hah?” nikol

Xera memberi isyarat kepada Sem untuk menghentikan Nikol

“Lepaskan dia,” bisik Sem

Nikol menatap Xera, matanya masih penuh kemarahan. Tapi dia melepaskan Richard, mendorongnya jatuh ke kursi.

“Kau akan dipecat. Dan kau akan bayar setiap sen yang kau curi. Dan doakan aku tidak menyerahkanmu pada Lucane.” Ucap Xera dingin

"Nona ampunilah saya, saya benar benar membutuhkan pekerjaan ini nona" ucap nya gemetar.

Xera memberikan isyarat kepada Nikol untuk membawa nya keluar.

"Aku tidak pernah bermain main dengan ucapan ku" ucap Xera kepada semua orang yang di sana.

* * * *

Malamnya, di mansion pribadi Lucane. Xera berdiri di depan jendela besar. Hujan masih turun. Dia memeluk tubuh sendiri, matanya sembab.

Lucane mendekat pelan, memeluknya dari belakang. Dia berbisik di telinga Xera.

“Kau tidak sendiri, Xera.” bisik lucane lembut

Xera menangis dalam pelukan Lucane.

“Aku aku lelah, Lucane. Mereka bilang aku wanita simpananmu. Mereka bilang aku perampas. Mereka bilang aku tidak pantas…” ucap Xera sesenggukan

Lucane memegang wajah Xera, menatap matanya dalam-dalam.

Lucane berbicara dengan suara bergetar “Dengarkan aku baik-baik. Kau adalah istriku. Ratu di kerajaanku. Dan siapa pun yang bilang kau tidak pantas akan kulenyapkan satu per satu.”

Xera terisak, mencengkeram dada Lucane.

“Aku takut, Lucane. Takut kehilanganmu. Takut ini semua akan menghancurkanmu juga.” ucap Xera lagi

Lucane mengusap pipi Xera lembut, matanya merah.

“Aku bertahan di dunia gelap ini bertahun-tahun, Xera untuk saat seperti ini. Aku tidak akan mundur. Tidak ketika aku sudah punya alasan terkuat untuk berjuang kau.”

Xera memejamkan mata. Suaranya pelan, bergetar.

“Aku tidak akan lari lagi. Aku akan melawan mereka semua.” ucap Xera lagi

Lucane tersenyum samar, lalu mendaratkan ciuman penuh rasa memiliki di bibir Xera. Lama. Dalam. Membius.

“Itulah wanita yang kucintai.” lanjut Lucane

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!