AKU PELAKORNYA

"Tuan Alvaro, aku"

"Masuk...!" perintah Alvaro dengan suara yang tegas.

Nayla masuk ke dalam mobil tuan Alvaro, tanpa berbicara sedikit pun. Melihat wajah tuan Alvaro saja, sudah membuat Nayla sulit bernapas. Apa lagi jika di suruh berbicara dengan nya. Bisa mati berdiri ia nanti nya.

"pletak" Alvaro menyentil kening Nayla.

"Aw.." Pekik Nayla mengusap-usap kening nya yang terasa panas."Tuan kau itu suka sekali menyentil kening ku! Sakit tau.." protes Nayla. Memanyunkan bibir nya hingga lima sentimeter.

"Jangan pernah melakukan kesalahan atau sesuatu yang membuat aku kesal lagi! Kalau kau tidak mau di hukum". Suara berat Alvaro, terdengar sangat tegas.

"Memangnya aku melakukan kesalahan apa, tuan?" Tanya Nayla dengan nada suara bingung.

"Masih berani bertanya?" Alvaro menatap tajam ke arah Nayla.

Nayla yang mendapatkan tatapan tajam dari Alvaro hanya dapat menundukkan kepala nya.

"Tapi.. Aku memang tidak tau apa kesalahan ku, tuan?" Suara Nayla terdengar sangat kecil, masih dengan kepala tertunduk.

"Dasar gadis bodoh! Menghubungi Leo dan memintanya untuk menjemput mu. Kau pikir itu bukan kesalahan?" Bentak Alvaro.

"Tapi tuan, bagaimana aku mau pulang kalau tidak menghubungi asisten Leo?. Aku kan tidak ingat alamat mansion tuan"

"What? Jadi kau menghubungi Leo hanya karena tidak ingat alamat mansion. kenapa kau tidak menghubungi ku saja?". Alvaro berbicara dengan menahan rasa kesal dan geli secara bersamaan.

Nayla menganggukan kepalanya.

"kenapa kau tidak menghubungi ku saja?". Alvaro menggelengkan kepala, dengan senyum sinis di bibirnya. Alvaro tidak pernah menyangka jika gadis disebelah nya ini benar-benar sangat bodoh.

"Tuan kau bercanda ya?" Tanya Nayla sambil memandang wajah Alvaro.

"Bercanda" Alvaro mengernyit kan keningnya, bingung.

"Bagaimana cara nya aku menghubungi tuan? Nomor ponsel tuan saja aku tidak tau. Dan aku yakin tuan juga tidak tau nomor ponsel ku kan?".

"Oh My God, Benar juga" Alvaro berbicara dalam hati.

"Jadi aku hanya bisa menghubungi dan mengirim pesan pada assiten Leo. Aku kan tidak mungkin menghubungi nyonya Rika". Ucap Nayla dengan nada yang sangat kesal.

Alvaro menatap Nayla dengan intens, lalu kembali menatap ke arah depan tanpa berbicara sedikit pun. Dan tanpa terasa, mobil yang mereka tumpangi telah tiba di depan mansion. Alvaro yang masih terdiam berjalan cepat menuju kamarnya. Dan Nayla, mengikuti tuannya tanpa bersuara.

"Tidurlah" dan Alvaro langsung naik ke tempat tidur tanpa melihat ke arah Nayla.

Nayla yang melihat tuan Alvaro tertidur, langsung mengambil selimut dan bantal. Lalu menaruhnya di atas sofa. Karena rasa kantuk nya Nayla langsung memejamkan mata nya.

Alvaro yang melihat Nayla sudah tertidur, langsung duduk di ranjangnya. Sambil terus menatap Nayla yang sudah tertidur lelap.

"Dasar gadis bodoh, aku tidak mengerti bagaimana kau hidup dengan otak bodoh mu itu". Ucap Alvaro menggelengkan kepala nya

---

Di pagi hari di meja makan. Tanpa banyak drama mereka makan bersama. Dalam diam dan keheningan. Nayla yang sedang menunggu sarapan hanya duduk sambil memandangi tuan Alvaro.

"Silakan tuan selamat menikmati sarapan nya" ujar pak San.

Alvaro hanya menjawab dengan meng anggukan kepala nya.

"Honey... Lusa aku akan pergi ke negara XX. Apa kau mau ikut denganku?". Tanya Dina

"Aku sibuk". Jawab Alvaro dengan acuh tak acuh

"ok". Jawab singkat Dina.