Naura saqyla gadis cantik berusia 17 tahun, merantau ke kota Yogyakarta dan bekerja sebagai ART di sebuah rumah mewah.
dengan niat hati ingin mengumpulkan uang untuk oprasi ibu nya yang sedang di rawat di rumah sakit, karena kanker otak.
setelah mengabdi selama 5 tahun, saat dia menginjak usia 21 tahu. majikannya tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan yang tidak terduga pada Naura.
Usia mereka terbilang terpaut cukup jauh yang di mana majikannya berumur 35 tahun, dan sedangkan Naura dia masih muda dan labil. akankah keduanya bisa saling mencintai atau malah sebaiknya.
Bagaimana kelanjutan nya yuk baca aja 🤗
well aku UP gak setiap hari guys🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tayanlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7.BAB
Setelah ijab qobul, Adrian mempersilahkan para pekerja untuk makan-makan menikmati pesta sederhana yang di gelar di rumahnya. Adrian tidak mengundang siapapun dalam pernikahan keduanya, hanya ada para pekerja dan wali nikah.
tangan Naura memeluk lengan Adrian, perasaan gugup dan takutnya masih ada, bahkan tangan Naura menjadi gemetaran.
" ra. kenapa tangan mu sangat dingin " tanya Adrian, dia menggenggam tangan Naura yang dingin.
" itu karena saya gugup tuan " jawab Naura.
Adrian menyunggingkan senyum tipis, dia mengelus tangan Naura dengan lembut.
" tidak perlu gugup, pernikahan sudah selesai hanya ada pesta kecil yang nikmati oleh para pekerja " ujar Adrian.
" tetap saja tuan " jawab Naura. dia menundukkan kepalanya, mulai membayangkan ibunya ada di sini bersamanya sambil tersenyum.
" apa ibu lihat, rara sudah menikah sudah memiliki keluarga sendiri " batin Naura, matanya menjadi buram menahan buliran air mata yang dia tahan.
" rara akan mencari kebahagiaan rara sendiri, seperti apa yang ibu katakan " gumam Naura dalam hatinya.
****
ketika malam tiba, matahari yang sudah menyumbangkan dirinya di ufuk barat. rasa lelah menjalar di seluruh tubuh Naura, dia kembali ke kamarnya yang dulu untuk mengganti gaun pengantinnya, ke baju yang lebih nyaman.
" ra " panggil bibi May, Naura berbalik.
" ada apa bi " tanya Naura.
" kenapa kamu masih ada di sini " tanya bibi May, dia mendekati Naura.
" tolong bantu aku bi, lepasin gaunnya rara gak nyaman " pinta Naura, dia mengeluh tentang gaun pengantinnya.
" nanti saja, siapa tau suami kamu membutuhkan nya, lebih baik kamu kekamar tuan " ujar bibi May.
" tuan masih ada di ruang kerja nya bi " kata Naura. dia terlihat tidak nyaman dengan gaun pengantinnya.
" lebih baik kamu menunggunya di kamar kalian. tidak baik jika tuan yang lebih dulu menunggu kamu ra, " ujar sang bibi sambil tersenyum.
" bibi harap kamu bisa menjadi istri yang baik buat tuan Adrian, dan bibi juga berdo'a semoga pernikahan ini membuat kalian bahagia " kata bibi May. dia mengusap lembut pipi Naura.
" terimakasih bi. selama ini bibi selalu ada buat rara " ucap Naura dia memeluk bibi May. sang bibi pun membalas pelukannya, dia mengusap pelan pelan punggung Naura.
" cepat tidak baik pengantin baru lama-lama di luar " ujar sang bibi, dia menodong pelan Naura agar cepat menemui suaminya Adrian.
****
Desiran angin berhembus melalui jendela yang terbuka, langit malam di hiasi dengan bintang-bintang yang terang. dengan rasa takut dan gugup Naura melangkah masuk ke kamar majikannya yang kini telah menjadi suaminya.
Naura meremas gaun pengantinnya, tangannya gemetaran karena gugup. ada ragu di dalam hatinya, bagaimana dia akan menghadapi Adrian mantan majikannya malam ini.
Naura memilih untuk duduk di tepi ranjang sambil menunggu Adrian masuk ke kamar.Naura memandang ke arah jendela yang terbuka itu, dia membiarkan nya seperti itu karena angin malam yang sejuk membuatnya merasa tenang.
pikiran nya mulai membayangkan masa lalu tentang dirinya dan ibunya, masa yang dulu begitu penuh warna kini terasa hampa dan sepi. senyum tipis ibu mulai hilang dari ingatannya membuat Naura merindukan sosok ibunya.
tak berselang lama Adrian masuk ke kamar, dia mendapati Naura sudah menunggunya di ranjang,dia melihat Naura masih menggunakan gaun pengantinnya, Adrian mendekat dan berdiri tepat di hadapan Naura.
" kenapa kamu tidak berganti baju " tanya Adrian.
" mmm...takutnya tuan masih membutuhkan saya memakai nya " dengan gugup Naura menjawabnya, dia tak berani mengangkat kepalanya dan melihat wajah mantan majikannya.
cantik
Adrian menyunggingkan senyum tipis, dan memuji istrinya barunya. Adrian mengambil kaus dan celana tidurnya untuk Naura, dia tidak mungkin membiarkan istrinya untuk mengambil baju ganti di kamar lamanya, dia tidak ingin seseorang melihatnya dan menjadi bahan omongan para pekerja.
" ini, pakai ini " ujar Adrian dia mengulurkan celana tidur dan kaus pada Naura.
Naura mengambilnya dari tangan Adrian, lalu dia masuk ke kamar mandi untuk berganti baju. namun resleting di punggungnya tidak bisa dia jangkau dengan tangannya, dia mencobanya dengan sabar namun tetap dia tidak bisa membukanya.
" kenapa begitu sulit untuk membukanya " gumam Naura, dia berdecak kesal karena tidak bisa membuka resleting gaun pengantinnya.
Naura menarik nafas panjang, dengan terpaksa dia lalu keluar dari kamar mandi, dengan rona merah di wajahnya matanya mencari sosok pria bertubuh tinggi.
Naura melihat Adrian ada di balkon sambil merokok, dan menikmati desiran angin malam yang dingin.Naura dengan langkah kecil yang canggung mendekati Adrian.
" ada apa " tanya Adrian, seakan tahu dia bahkan tidak melihat Naura.
" saya ingin minta tolong, bantu saya membuka resleting yang ada di belakang gaun nya " bisik Naura, jantungnya terasa berdegup kencang dan panas dingin, pipinya terasa memanas, bagaimana tidak dia meminta pada mantan majikannya untuk membuka resleting yang tidak bisa dia jangkau, itu membuat nya malu.
Adrian tersenyum kecil, dia mematikan rokoknya dan menaruhnya di asbak, perlahan berjalan mendekati Naura yang berdiri kaku seperti balok es.
" berbalik " satu kata dari Adrian membuat Naura terkejut, bagaimana tidak ini adalah malam pertamnya, malam pengantin, Naura tentunya tahu apa yang akan terjadi padanya nanti.
Naura dengan ragu berbalik menarik rambutnya ke depan, dan membiarkan Adrian membuka resleting nya. saat Adrian berdiri tepat di belakangnya, Naura bisa merasakan hangat tubuh Adrian dan aroma parfum mahal dari majikannya.
Naura menahan nafas nya, jantungnya terus beberdebar-debar. Dengan perlahan Adrian mengangkat kedua lengannya.jemari yang panjang menyentuh punggung Naura yang terbalut gaun pengantin.
tangan Adrian mencari ujung resleting. Naura merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya geli, Adrian tak sengaja menyentuh kulitnya.
" lembut " gumam Adrian yang hampir tidak terdengar.
" Srettt "yang pelan memecah keheningan di antara mereka,resleting itu akhirnya terbuka. Naura bisa merasakan beban gaun di punggungnya melonggar, Naura menghembuskan nafas lega, namun di liputi dengan rasa canggung yang luar biasa.
Adrian tertegun saat punggung polos Naura terpampang jelas di matanya, tanpa mengatakan apa-apa jari jemari nya menyentuh pelan punggung Naura.
" tuan " pekik Naura, dia merasa seperti ada aliran listrik di tubuhnya saat Adrian mengelus lembut punggung polos nya dengan jari jemari nya. seketika menyadarkan Adrian, dia segera menjauhkan tangannya dari punggung Naura.
" sudah " kata Adrian dengan suara berat.Naura berbalik sambil menundukkan kepalanya.
" terimakasih tuan " ucap Naura.
" mm... " gumam Adrian. dia mengalihkan pandangan nya ke arah balkon yang terbuka.
Segera Naura kembali ke kamar mandi untuk mengganti pakaian, setelah selesai Naura keluar dari kamar mandi, dia mendapati Adrian masih duduk di balkon sambil merokok.
" kenapa kamu terus berdiri " tanya Adrian, dia masuk, dan menutup pintu balkon karena angin malam yang semakin dingin.
Naura tidak menjawabnya dia hanya diam dan menundukkan kepalanya, dia tak berani untuk duduk di ranjang majikannya.
" duduklah " ucap Adrian.
Naura menurut dan duduk di tepi ranjang dengan perasaan yang canggung.
Adrian mengulurkan sebuah kartu dari dompetnya" pakai ini untuk semua kebutuhan mu sekarang " kata Adrian.
" baik tuan " jawab Naura dia hanya menerima apanya tanpa bertanya apa-apa.
" besok aku akan kembali ke Jakarta, tolong bantu aku kemasi pakaian ku besok " pinta Adrian.
" aku tidak akan lama, mungkin hanya memerlukan dua bulan jika perusahaan tidak membaik dalam dua bulan aku sendiri yang akan menjemput mu " lanjut Adrian, dia melepaskan kemejanya dan menaruhnya di tempat cucian.
" baik tuan " jawab Naura.
Semangat terus yah 💪