Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.
Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.
"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.
Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.
Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.
Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Pembalasan
Hari esoknya. Karena pernikahan di adakan nanti sore. Jadi, Syella bisa pergi sekolah dulu dan Ranti juga dirawat baik oleh Dokter juga Dita sebelum acara pernikahan. Lagi pula semua sudah di urus oleh lain. Mereka nanti hanya perlu berangkat ke gedung untuk melaksanakan pernikahan itu.
"Kamu harus sembuh, hari ini adalah hari yang bahagia."
Dita serasa punya teman kembali. Semenjak ada Ranti, ia merasa tidak kesepian lagi. Sebab itu, walaupun mereka belum lama kenal. Rasanya mereka sangat akrab dan Dita sangat sayang sekali kepada Ranti.
"Iya, Bu Dita. Saya akan berjuang untuk sembuh. Lagi pula saya tidak perlu takut apapun lagi. Sekarang saya sudah punya kalian semua yang menjaga saya, " balas Ranti sambil menepuk pelan punggung tangan Dita yang tengah memegang erat tangannya.
Dita tersenyum walaupun hatinya merasa sangat sedih melihat kondisi Ranti seperti ini.
Sementara itu, Syella dan Bima sekarang sedang pergi menuju sekolah. Seperti janjinya Bima ingin memberi pelajaran kepada orang-orang yang telah mengusik Syella di sekolah kemarin.
Tidak lama mereka sampai di sekolah. Bima sengaja tidak turun di depan gerbang sekolah. Melainkan membawa masuk mobil mewah miliknya dan parkir di depan gedung sekolah. Orang-orang berkumpul dan melihat kedatangan mobil tersebut dengan heboh. Terutama para perempuan.
"Eh, siapa itu?"
"Wah, harga mobil itu bukannya sangat mahal? "
"Gila! Mobil itu seharga dua puluh miliar."
"Penasaran deh, siapa yah?"
Semua orang berbisik penasaran. Saat Bima keluar dari mobil semua wanita yang ada di sana bersorak ricuh.
"Eh, itu kan Tuan Muda Bima Sugito."
"Iyah, anak bungsu dari keluarga Sugito yang kaya raya, uangnya sampai triliunan lho! "
"Wahh, ganteng banget! "
"Tapi, ada apa yah? Dia datang ke sekolah ini? "
"Aku denger dia itu dulu sekolah di sini."
"Aku juga denger, kalau sekolah ini memang dikelola oleh perusahaan milik keluarga Sugito. "
"Tidak heran kalau dia berkunjung kesini. "
Semua orang membicarakan Bima dengan begitu antusias. Sementara Syella masih di dalam mobil. Ia merasa ragu untuk keluar dan masih berpikir keras. Tetapi Bima yang menyadari Syella tidak kunjung turun juga dari mobil datang dan membuka kan pintu mobil untuknya.
"Kenapa? Cepat turun! " titah Bima.
"Saya malu Kak Bima. Semua orang memperhatikan kita. "
Bima hanya memutar malas kedua bola matanya mendengar jawaban tidak masuk akal Syella. Jadi, ia pun tanpa basa basi menarik tangan Syella untuk segera turun dari mobil.
Semua orang kembali berbisik ricuh ketika melihat Syella turun dari mobil Bima. Bahkan ketiga orang yang telah membully nya kemarin terkejut.
"Siapa cewek itu? "
"Apa dia pacarnya? "
"Itu kan cewek yang kemarin. "
"Iyah. Dia murid baru di sekolah kita kan. "
"Kok dia bisa bersama Kak Bima, sih? "
"Jangan-jangan... "
"Habislah kita! "
Bima berjalan ke depan kerumunan. Mereka menjadi pusat perhatian satu sekolah.
"Tunjuk siapa orang yang sudah berani menganggu kamu? " tanya Bima kepada Syella.
Pandangan Syella pun mulai mencari dan menyelidiki ada di kerumunan mana orang-orang yang telah menyakitinya kemarin. Ketika pandangannya menemukan mereka, Syella langsung menunjuk ke arah mereka tanpa ragu.
Mereka yang ditunjuk merasa takut dan gemetar karena telah salah target dalam membully seseorang. Kini mereka ketakutan, melihat langkah Bima yang datang mendekat ke arah mereka. Sementara Syella mengikuti langkah Bima dari belakang.
Bima menatap dingin ketiga cewek yang ada dihadapannya itu. Yang tidak lain mereka adalah Sanny, Herla, dan Erlin. Mereka memang terkenal suka membully orang yang lebih lemah di sekolah. Dan beberapa orang tunduk dan takut kepada mereka. Selain karena mereka kuat, itu juga karena mereka anak dari seseorang yang mempunyai kekuasaan. Tetapi tidak sebanding dengan keluarga Sugito.
"Oh, jadi kalian orang yang sudah berani macam-macam dengan keluarga Sugito?" ucap Bima begitu dingin dan ketus.
"Kalian tahu, siapa orang yang telah kalian ganggu?" sambungnya lagi.
Mereka menggelengkan kepalanya dan menunduk dalam-dalam tidak berani menatap wajah Bima secara langsung.
"Baiklah. Dengar, kalian semua! Aku akan memberi peringatan satu kali kepada kalian. Siapapun yang berani mengusik keluarga Sugito, maka disitulah hidup kalian akan hancur. Dan siapa pun yang berani mengusik Syella, maka akan mendapatkan hukuman yang setimpal! " seru Bima berteriak dengan lantang supaya semua orang mendengar nya.
Sanny, Herla, dan Erlin sangat takut mendengar ancaman dari Bima. Sehingga tanpa pikir panjang mereka berlutut di depan Bima dan meminta pengampunan nya.
"Maafkan kami! Kami sungguh tidak tahu. Maafkan kami, Kak Bima! " lirih Sanny.
"Iyah, Kak Bima. Kami tidak bermaksud menyakitinya. Kami hanya bermain-main, " imbuh Herla.
Bima tersenyum mendengar ungkapan dari Herla.
"Bermain-main, maksudmu kamu bermain-main dengan menyiksanya, mengurungnya dan memukulnya? Itu yang di sebut main bagi kalian?" geram Bima.
"Kalau begitu... " Bima memberi isyarat kepada sopirnya dan sopirnya itu memberikan sebotol air yang ia ambil dari comberan. Lalu, ia menuangkan air kotor yang bau itu diatas kepala Herla.
Semua orang sangat terkejut melihatnya. Syella bahkan tidak berani berkutik apapun.
"Ups! Maaf. Aku hanya bermain-main denganmu. Bagaimana? Apakah kamu merasa senang?"
Herla menangis, tentu saja ia merasa sangat dipermalukan di depan semua orang. Tetapi ia tidak bisa melawan. Karena ia tahu, ayahnya bekerja sama dengan perusahaan YS milik Sugito. Jika ia membuat masalah dengan Bima sekarang ataupun Syella maka ia akan benar-benar hancur dan akan dibuang oleh orang tuanya sendiri.
"Kami menyesali perbuatan Kami. Mohon terimalah maaf, kami Kak Bima. "
Herla bahkan sampai berani bersujud di kaki Bima hanya karena meminta pengampunannya.
"Kenapa meminta maaf padaku? Seharusnya kalian minta maaf kepada Syella, " ujar Bima.
Lantas, mereka segera mendatangi Syella dan berlutut bahkan sampai bersujud di kaki Syella untuk meminta maaf.
Syella merasa sangat iba. Lagi pula ia tidak terbiasa menerima permintaan maaf yang seperti ini. Ia merasa sangat tidak enak hati menjadi pusat perhatian semua orang yang ada disini.
"Maafkan kami Syella, " serempak mereka.
"Sudahlah. Jangan begini. Aku sudah maafkan kalian, " sahut Syella.
"Aduuh gadis ini. Sepertinya hatinya terlalu lembut. Seharusnya dia bermain-main sedikit dan memberi mereka pelajaran supaya jera, " gumam Bima.
Sanny, Herla, dan Erlin segera berdiri setelah setelah menerima pengampunan dari Syella.
"Makasih, Syella, " ucap Erlin.
Syella tersenyum kecil dan mengangguk pelan.
"Oke. Karena Syella sudah maafkan kalian. Maka kalian boleh pergi. Tapi, ingat ini. Jika kalian berani mengusiknya lagi bahkan hanya dengan menyentuh ujung rambutnya saja. Maka hidup kalian benar-benar bakalan tamat, " ucap Bima mengancam.
"Kami akan ingat, " sahut Sanny, lalu kemudian mereka pun pergi dari sana.
Syella sangat terharu dengan apa yang dilakukan oleh Bima. Jadi, tanpa sadar ia memeluk erat tubuh Bima.
"Terima kasih, Kak Bima karena sudah mau menolong saya. Kakak keren banget tadi."
Bima yang dipuji seperti itu merasa sangat senang dan hangat. Ia merasa punya adik perempuan sekarang.
"Aku memang keren sejak lahir. Tapi, tidak perlu berlebihan juga. Lepaskan aku! " sahut Bima.
Syella segera melepaskan pelukannya.
"Maaf. Saya terlalu terbawa suasana. "
Bima tersenyum dan mengelus kepala Syella lembut.
"Sudah aman. Masuklah, dan belajarlah dengan giat. Aku mau pulang, " ujar Bima.
"Iyah."
Bima pun naik ke mobil tidak lupa Syella melambaikan tangannya sebelum Bima akhirnya melaju pergi dari hadapan Syella.