NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayo Kita Cerai

"Mari berpisah"

Seketika ruangan menjadi sunyi. Andreas yang hendak tidur setelah membersihkan tubuhnya tiba-tiba mendapat hantaman perkataan yang tak pernah ia duga bisa keluar dari mulut Rania. Ia terdiam mencerna dengan apa yang baru saja ia dengar.

Namun, disisi Rania tampaknya ia merasa lega karena akhirnya bisa mengatakan apa yang ingin ia ucapkan pada Andreas. Hal yang selama ini telah ia pertimbangkan dengan hati-hati, kini akhirnya bisa ia ucapkan juga dihadapan Andreas.

"Tunggu, apa maksudnya?"

Andreas terlihat begitu kaget mendengar Rania yang tiba-tiba ingin berpisah darinya. Kembali menanyakan maksud ucapannya.

"Ayo kita cerai, hanya itu yang ingin aku katakan pada kamu hari ini" Ucap Rania kemudian.

Rania terlihat kekeh pada pendiriannya dan tak lagi bisa mundur mengingat ia sudah banyak berkorban ditengah rasa sakit yang selama ini ia pendam sendiri. Dan, hari ini ia pun memberanikan diri untuk mengatakannya setelah begitu banyak pertimbangan yang telah ia lakukan sebelum benar-benar mengajukan perpisahan dengan suaminya, Andreas.

Namun, bagi Andreas ini terlalu tiba-tiba untuknya. Ia yang baru pulang dari kerja tiba-tiba saja mendapat perkataan yang mengejutkan seperti ini dari istrinya. Sampai membuatnya terpaku saking tak percayanya dan masih mencoba untuk memahami situasinya.

Melihat istri yang selama ini ia kira baik-baik saja dan tak ada masalah, namun kini tiba-tiba meminta untuk berpisah tentu sangat mengejutkannya. Ucapan Rania tampaknya mengguncangkan hatinya. Sampai ia tak lagi bisa berkata-kata.

"Jadi, ini hal serius yang ingin kamu katakan padaku?"

Andreas akhirnya membuka suaranya setelah sempat terdiam cukup lama.

"Iya, benar" Balas Rania.

"Aku tidak menyetujuinya" Ucap Andreas yang tidak bisa menerima ajakan cerai dari Rania.

Membuat Rania menatap tak percaya terhadap penolakan perceraian dari Andreas.

"Kenapa tidak setuju?" Tanyanya bingung.

"Aku hanya tidak ingin kita cerai" Jawab Andreas dengan tegas.

Rania diam menatap wajah Andreas. Melihat Andreas menolak untuk bercerai darinya tentu tak bisa ia bayangkan bahkan tak masuk dalam pikirannya. Karena ia begitu yakin bahwa Andreas tak pernah menaruh hati padanya, jadi tidak ada alasan lagi untuk Andreas tetap mempertahankan pernikahan bersamanya.

"Apa alasan kamu tidak mau bercerai? Bukannya selama ini kamu tidak pernah menganggapku sebagai istri kamu?"

Rania mempertanyakan alasan Andreas tidak mau bercerai, mengingat selama ini dia tak pernah memperlakukannya sebagai seorang istri.

"Apa perlu alasan untuk mempertahankan pernikahan?" Jawab Andreas kemudian.

"Sangat perlu, karena pernikahan kita selama ini tidak seperti pernikahan pada umumnya"

"Pernikahan pada umumnya itu seperti apa?"

"Seperti menghargai pasangan"

"Apa selama ini aku tak cukup menghargai kamu?" Bingung Andreas.

Rania tersenyum seolah tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar dari mulut Andreas.

"Soal itu, lebih baik kamu cari dan renungkan sendiri" Ujarnya yang kini sudah sangat lelah untuk menjelaskan. Mengingat maksud dan tujuanya sudah tersampaikan, ia pun hendak pergi.

"Rania..." Panggil Andreas melihat istrinya yang hendak pergi dari kamar.

Namun, panggilan itu tak digubris oleh Rania, membuat Andreas menghentikan langkahnya dengan meraih tangannya.

"Aku butuh kejelasan kenapa kamu meminta berpisah dariku?" Kata Andreas menghentikan Rania yang hendak pergi dari kamar.

Rania menghela nafas sejenak, mencoba mengatur emosinya dan menatap wajah Andreas yang ada di depannya.

"Jelaskan padaku juga kenapa kamu menolak untuk berpisah sedangkan kamu sendiri tidak pernah menghargaiku sebagai istri kamu?"

Rania tak langsung menjawab, ia berbalik meminta kejelasan pada Andreas yang menolak untuk berpisah.

"Aku bilang tidak ada alasan, aku hanya tidak ingin kita berpisah, itu saja"

"Ya kenapa tidak mau berpisah? Apa kamu menyukaiku?"

Andreas diam tak bisa menjawab. Diamnya itu entah mengapa membuat hati Rania terasa sakit.

"Sampai kapan kamu akan menyiksaku begini?" Ucap Rania dengan nada bergetar dan terlihat kecewa.

"Kapan aku pernah menyiksa kamu?"

"Kamu sudah menyiksa batinku, dengan segala sikap kamu yang dingin, cuek, acuh tak acuh, bahkan yang seolah tak perduli itu."

Andreas sedikit terkejut melihat istrinya itu meluapkan amarah di depannya.

"Padahal kamu yang mengajakku menikah, tapi kenapa kamu malah mengabaikanku? Kamu membiarkanku hidup dalam kesepian di dalam rumah yang besar ini."

Andreas diam tak menjawab. Ia hanya menyimak satu per satu luapan amarah dari istrinya itu.

"Aku capek banget dengan pernikahan ini, karena hanya aku yang terus berjuang, sedangkan kamu sendiri terlihat tidak perduli, jadi sekarang aku ingin berhenti.." Jelas Rania dengan penuh emosional.

Andreas diam membisu melihat amarah Rania, hal yang benar-benar baru pertama kali ia lihat selama tinggal bersama dan mengenalnya.

"Bukankah aku sudah menperlakukan kamu dengan baik? Aku sudah memberikan kamu kartu untuk kamu belanja dan bersenang-senang bersama teman kamu"

Rania kesal mendengar jawaban Andreas, ia melepaskan tanganya yang di genggam oleh Andreas dengan kasar.

"Bagaimana kamu bisa berfikir bahwa ini soal uang" Kesalnya.

"Jadi, kamu ingin aku harus seperti apa?"

Andreas tak bisa berfikir dan tampak bingung menghadapi situasi yang tiba-tiba ini.

"Aku ingin setidaknya kamu berubah, tapi sepertinya tidak perlu karena aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Lebih baik kita berpisah saja, karena kita sudah tidak searah"

Andreas tiba-tiba menjadi bingung dalam situasi ini. Perasaanya kembali kalut ketika membahas soal perpisahan. Ia mencoba untuk tenang dan mencari solusinya.

"Maaf, tapi aku tidak akan pernah mau kita berpisah."

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!