NovelToon NovelToon
The Chicken Mafia

The Chicken Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Karir / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

Seorang mafia ayam 🐓

Renardo adalah seorang pria yang baru saja bekerja di perusahaan mafia yang aneh. sistemnya menggunakan ayam, jadi setiap pekerja punya rekan kerja ayam masing-masing untuk menjalankan tugas.

ayam-ayam bisa dilatih dan dilengkapi senjata. Para ayam juga bisa memakan obat tertentu untuk mendapat kekuatan.

Renardo yang saat itu hanya disuruh membawa ayam tanpa informasi tambahan membawa ayam jagonya yang berasal dari perternakan biasa bernama Kibo.

Akankah Renardo dan Kibo melakukan pekerjaan mereka dengan baik?

🥚 Peringatan Organisasi Ayam: Segala perdagangan obat-obatan ayam, undian ayam, atau pemerasan peternak dalam cerita ini hanya terjadi di dunia fiksi. Jika Anda mencoba di dunia nyata, Anda bukan mafia ayam… Anda hanya mencari masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dampak penolakan

Setelah itu, aku melatih Kibo di Ruang Pelatihan Ayam Lanjutan 1. Karena masih ada waktu sebelum jam tiga sore.

Kibo juga masih belum berhasil menaklukan beberapa alat disini. Tapi kemampuannya sudah lumayan berkembang.

Aku juga sebelumnya beberapa kali diajari oleh Bruno dan Lola di GYM. Jadi kemampuan fisikku juga berkembang diluar ujian Grek sebelumnya.

Kibo latihannya sampai jam setengah dua. Baru setelah itu, giliran aku yang berlatih di ruangan GYM.

Aku sudah pandai menggunakan alat-alatnya berkat latihan dari Lola dan Bruno. Sepanjang latihan Kibo hanya mengamatiku sambil memperhatikan sekitar ruangan GYM.

Aku latihan di GYM-nya sampai ke jam setengah tiga. Setelah itu kami pergi ke ruangan parkiran tadi pagi untuk menggunakan mobilnya kembali.

Disana aku menunjukkan layar jak tanganku kembali ke kamera di sebelah kunci mobil. Kamera itu langsung membuka kaca kunci yang sama dengan yang tadi pagi.

Sebelum tanganku sempat mengambilnya. Kibo lebih dulu mengepakkan sayapnya, terbang, lalu mengambil kunci itu dengan paruhnya.

"Hei Kibo!" aku berseru pelan, mengejar Kibo yang membawa kunci itu lari.

Saat di samping mobil hitamnya, baru Kibo melepaskan kuncinya kembali. Ternyata dia hanya mau mengantarkan kuncinya.

Tapi jelas saja itu membuatku panik tadi. Kalau dia malah menghilangkannya bagaimana?

"lain kali jangan begitu ya Kibo." kataku protes.

Tanganku memgambil kembali kunci itu. Lalu menggunakan kuncinya untuk membuka pintu mobil.

Aku dan Kibo masuk ke barisan depan mobil. Lalu aku mulai mengemudikan mobilnya keluar dari parkiran.

Karena sepertinya kami akan sedikit telat. Mungkin baru sampai setengah empat, tapi semoga saja tidak masalah.

Empat puluh lima menit kemudian. Kami sudah sampai kembali ke kota Delta. Benar saja sampainya setengah empat sore.

Sudah ada satu perempuan berambut panjang menunggu di peternakan itu. Dia bukan petani, tapi pekerja mafia ayam sepertiku.

Karena seragamnya sama. Di bagian dada kanan pakaiannya juga ada simbol "H" sama sepertiku. Umurnya juga sepertinya tidak terlalu jauh denganku.

Ayamnya juga ada, duduk di sampingnya dengan tenang.

Aku menelan ludah. Kalau ditunggu begini, jelas telat barusan adalah masalah.

Tanganku membuka pintu mobil. Kibo turun duluan, dan aku turun setelahnya dengan agak pelan.

Aku berdiri kaku dihadapan perempuan itu. Dari ekspresi sinisnya saja aku sudah tau kalau dia marah.

"maaf... Aku telat." kataku sembari sedikit menunduk.

Perempuan itu mendengus.

"gapapa, udah cepet tagih itu peternaknya. Udah cape aku menyemprotkan gasnya." kata perempuan itu.

Gas? Kepalaku kembali terangkat, melihat sekitar peternakan. Aku baru sadar sesuatu, sekarang peternakan ini udaranya penuh dengan gas berwarna ungu.

Aku mengangguk menjawab perempuan berambut panjang itu. Lalu aku dan Kibo bergegas masuk ke dalam peternakan kembali.

Kondisi peternakan ini berbeda jauh dengan saat kami berkunjung di pagi hari tadi.

Hewan-hewan yang tadinya terlihat kuat dan sehat, sekarang kondisi mereka malah kebalikannya.

Ayam, sapi, dan domba sekarang kebanyakan terbaring di kandangnya. Yang masih bangun juga terlihat lunglai, lemas memaksakan diri mereka berdiri.

Kali ini tanpa aku cari. Peternak tadi yang mendatangi aku duluan begitu melihatku.

"baiklah, aku akan membayar kepadamu Rp. 500.000, tapi hilangkan gas-gas ini." kata peternak itu, kali ini sepertinya dia sedikit panik. Tangannya mengulurkan uang Rp. 500.000.

"baiklah, nanti aku akan kesini lagi setelah dapat kabar tentang gas ini." kataku sembari menerima uang-uang itu.

Aku melirik Kibo. Dia mulai terlihat lemas, sepertinya kena efek asap ungunya. Aku tadi seharusnya meninggalkannya dulu diluar peternakan.

Jadi setelah menyimpan uangnya di saku. Aku mengangkat Kibo agar dia bisa keluar dari peternakan ini lebih cepat.

"kenapa kamu ngak mengingatkanku kalau ngak boleh bawa hewan ke area gas itu?" protesku ke perempuan yang tadinya menungguku, dia masih berdiri tidak jauh dari peternakannya juga.

"agar kamu bisa belajarnya dari pengalaman langsung, lagian itu tanggung jawabmu. Bagaimana dengan peternaknya? Apakah sudah membayar?" perempuan itu bertanya balik.

Aku mengangguk, akhirnya meletakkan Kibo kembali ke tanah. Area ini tidak ada gas ungunya. Meskipun memang salahku, dia jelas sudah lebih pandai, harusnya mengoreksiku yang pemula ini saat salah.

"oke." perempuan itu balik badan, ayamnya mengikutinya.

"tunggu." kataku, membuat perempuan itu kembali menoleh.

"ada apa?"

"boleh aku ikut? Aku belum pernah melihat dampak daru penolakan saat peternak menolak membayar. Jadi aku mau lihat dari mana gas ini berasal." tanyaku.

"boleh kok. Pantas saja kamu tadi lupa meninggalkan ayammu diluar ternak." kata perempuan itu, lalu kembali berjalan dengan ayamnya.

Aku dan Kibo mengikuti mereka. Kibo kulihat sudah mulai segar dalam beberapa saat, mungkin karena gas yang dihirupnya belum banyak.

Kami semua pergi ke sisi lain peternakan. Jadi hanya memutari bagian luarnya.

Lalu saat di bagian belakang peternakan. Aku melihat sebuah mesin seukuran tas ransel punggung. Ada satu lubang di atasnya, dari lubang itu keluarnya gas ungu tadi.

Lubang tadi sudah seperti mulut pipa besar, sementara di bawahnya mungkin ada mesin pembuat gasnya. Warna alat ini ungu senada.

Aku dan Kibo memutuskan mengamati dari jauh. Juga ayam perempuan tadi agar tidak terhirup gas itu.

Sementara perempuan itu mendekat ke alatnya. Lalu mematikan lewat salah satu saklar kecil di bagian samping mesinnya.

Beberapa saat kemudian. Gas berhenti keluar dari mulut lubang mesin itu. Perempuan tadi menyandang mesin itu di punggungnya, ada semacam tali untuk menyandangnya, mirip dengan sandangan ransel.

"beritahu kepada peternak tadi, kalau hewan ternaknya akan kembali sehat setelah lika menit." kata perempuan itu, ayamnya kembali mendekat dengannya.

Aku mengangguk, lalu menatap Kibo.

"Kibo, kamu tunggu disini ya." kataku, lalu mulai berjalan masuk kepeternakan, kali ini lewat jalan belakang.

Tapi Kibo masih tetap mengikutiku. Aku baru ingat juga, kalau aku belum pernah mengajari Kibo untuk berdiam menunggu.

Akhirnya aku membiarkannya ikut dulu untuk kali ini. Lagipula gasnya sudah mau hilang.

Saat sudah di belakang peternak tadi, dia masih menunggu. Aku menepuk pelan bahunya, membuatnya tersentak kaget lalu menatapku.

"kau ini, membuatku kaget saja." katanya sambil mengusap dada menenangkan diri sendiri.

"bagaimana jadinya gas ungu ini?" tanya peternak itu.

"gasnya sudah dihentikan. Nanti akan mulai hilang sendirinya, dan hewan-hewan ternakmu akan sembuh dalam lima menit lagi." jawabku.

"baguslah, terimakasih."

"tidak masalah." jawabku sambil tersenyum. Padahal barusan aku mencuri darinya.

Aku dan Kibo kembali ke mobil hitam kami. Aku mengemudikan mobilnya, membuat rodanya melesat di jalanan.

Matahari mulai mengeluarkan warna jingga dari sore hari. Belum terlalu kuat warnanya, tapi sudah lebih dari cukup untuk membuat pemandangan kota Delta makin mempesona.

1
Rudian Rudi
konsepnya unik dan seru, semangat terus thor updatenya/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!