NovelToon NovelToon
Rahim Titipan

Rahim Titipan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:37M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Aaric seorang CEO muda yang belum terpikir untuk menikah harus memenuhi keinginan terakhir neneknya yang ingin memiliki seorang cicit sebelum sang Nenek pergi untuk selama-lamanya.
Aaric dan ibunya akhirnya merencanakan sesuatu demi untuk mengabulkan keinginan nenek.
Apakah yang sebenarnya mereka rencanakan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbongkar..

Aaric terbangun karena mendengar suara ponselnya yang terus berdering, dia membuka mata sambil meraba meja di samping tempat tidur untuk mengambil ponselnya.

Dia melihat layar yang tertera nama Rety, sekretarisnya.

"Ya." Aaric mengangkat telepon sambil duduk, lalu menurunkan kakinya ke lantai dengan terus mendengarkan Rety berbicara di ujung telepon.

"Kirim semuanya ke email saya." Aaric beranjak dari duduknya.

"Saya akan mengerjakannya disini, saya juga akan memimpin rapat juga dari sini, persiapkan saja semuanya, kira kira setengah jam lagi saya akan siap." Perintah Aaric sambil berjalan mendekati kamar mandi.

"Iya, saya mandi dulu, sebentar lagi saya akan siap." Aaric membuka pintu kamar mandi, mencari keberadaan Naina disana namun dia tak menemukannya.

Dia lalu berjalan keluar kamar, dengan hanya memakai celana dalam saja, Aaric berjalan menuju meja makan karena melihat Naina disana.

"Sayang." Aaric memanggil Naina yang sedang minum.

Naina lalu membalikkan badannya, dia langsung tersedak melihat penampilan suaminya.

Naina terbatuk-batuk, memukul pelan dadanya.

Aaric segera mendekati istrinya lalu membantunya dengan mengusap punggung Naina.

"Kenapa kamu mudah sekali tersedak?" tanya Aaric sambil tersenyum, padahal dia tahu jika istrinya itu selalu tersedak karena ulahnya, dan kali ini karena dirinya yang hanya memakai celana dalam saja.

"Kenapa tidak memakai celana?" tanya Naina masih sedikit terbatuk-batuk.

"Aku mau mandi." jawab Aaric masih mengusap lembut punggung istrinya.

"Lalu kenapa kesini?"

"Aku mau mengajakmu mandi."

"Aku baru saja mandi," jawab Naina cepat.

"Tidak apa-apa, kita mandi lagi." Aaric tampak merayu, dia menarik Naina ke dalam pelukannya.

"Aku tidak mau," jawab Naina malu-malu.

"Ayolah.." Aaric mengeratkan pelukannya.

Naina terdiam.

Aaric lalu melepaskan pelukannya dan menarik Naina agar ikut dengannya.

Naina tampak pasrah dan mengikuti semua keinginan suaminya.

Tiga jam kemudian.

Rety menunduk malu, melihat peserta rapat yang sudah sangat bosan menunggu, beberapa diantara mereka bahkan sudah membuka jas dan mengendurkan dasinya dengan wajah yang kesal.

Julian tampak sibuk dengan ponselnya, kembali mencoba melakukan panggilan video pada nomor telepon bos mereka, Aaric.

Entah sudah berapa puluh kali dia dan Rety mencoba menelepon Aaric, namun tetap saja direktur utama mereka itu tak kunjung mengangkatnya, padahal dia sendiri yang mengatakan jika dia siap memimpin rapat penting itu walaupun hanya melalui video call.

Sementara itu.

Aaric memakai baju dengan tergesa-gesa, setelah melihat puluhan riwayat panggilan video tak terjawab dari Rety dan Julian.

Dia benar-benar lupa akan rapat penting yang harus dipimpinnya tiga jam lalu, semuanya karena dirinya dan Naina yang asyik berendam berdua di dalam Jacuzzi di samping kolam renang sambil memakan sarapan mereka.

Setelah berpakaian lengkap, Aaric segera mempersiapkan laptopnya kemudian melakukan panggilan video balik pada nomor Julian, tentu saja terlebih dahulu dia meminta maaf pada semua anggota rapat yang ternyata masih setia menunggunya sebelum akhirnya rapat segera dimulai.

Naina yang duduk di sofa di di depannya, memperhatikan suaminya yang tampak sangat berwibawa sedang memimpin rapat, dia tak menyangka akan melihat sisi lain dari Aaric yang sangat berkarisma kalau sedang bekerja.

Naina tersenyum sendiri sambil terus memperhatikan suaminya, membuat Aaric yang sebenarnya sedari tadi mencoba untuk tidak terpengaruh sedikit terusik, dia tidak tahan melihat Naina yang duduk di depannya.

Tanpa diduga, Aaric menghentikan rapat, dia meminta rapat di jeda dan akan kembali dilanjutkan satu jam lagi, dengan alasan membiarkan para anggota rapat untuk istirahat makan siang terlebih dahulu.

Setelah Aaric memutuskan panggilan video, segera dia mendekati Naina dan memeluknya.

"Kenapa berhenti?" tanya Naina heran.

"Karena kami menggodaku," jawab Aaric sambil menciumi istrinya.

"Kenapa aku? Aku tidak melakukan apapun."

"Senyumanmu itu menggoda buatku." Aaric mencumbu leher istrinya.

Naina tertawa menahan geli.

***

Sore Hari.

Dani dan Ryan beserta istri mereka masing-masing melihat Aaric dan Naina yang baru saja datang dengan tatapan mata yang tajam.

"Kenapa kalian tidak keluar kamar untuk sarapan dan makan siang?" tanya Ryan menelisik.

"Aku sibuk, memimpin rapat," jawab Aaric cuek.

"Kamu?" tanya Intan melihat Naina.

"Tidur di kamar," jawab Naina datar.

Mereka berempat lalu saling bertatapan satu sama lain, merasa kecewa melihat gelagat pasangan itu yang tampak tidak ada perubahan, masih kaku dan menjaga jarak.

"Malam tadi?" tanya Dani.

"Apa?" tanya Aaric dengan polosnya.

"Kalian?" tanya Dani menunjuk Aaric dan Naina bergantian dengan telunjuknya.

"Kenapa?" tanya Aaric masih berpura-pura polos.

"Tidak ada yang terjadi diantara kalian?" tanya Ryan spontan.

"Ada!" jawab Aaric cepat.

"Apa?!" tanya mereka berempat serempak.

"Kami tidak bisa tidur, banyak nyamuk." Aaric menunjukkan tangannya dengan kesal.

"Iya, aku hampir tidak bisa tidur tadi malam. Apa di kamar kalian tidak ada nyamuk?" tanya Naina.

"Tidak," jawab Intan dan Sheryl hampir bersamaan dengan kesal.

Mereka berempat dengan kompak menunjukkan wajah kecewa, membuat Aaric dan Naina hampir tak bisa menahan tawa.

Mereka berdua ingin mengerjai balik dua pasang suami istri itu, karena itu mereka telah sepakat untuk berakting.

***

"Pulanglah sekarang Nak." Suara Ibu Winda terdengar sangat sedih.

"Ada apa Bu?" tanya Aaric heran.

"Pulanglah sekarang karena ini penting sekali."

"Apa Nenek kembali sakit?"

"Bukan, Nenek baik-baik saja. Ini tentang hal lain."

"Baiklah, aku dan Naina akan pulang sekarang." Aaric menutup teleponnya, melihat Naina yang penasaran.

"Ibu menyuruh kita pulang sekarang."

Naina mengangguk tanpa banyak bertanya.

***

Aaric pulang dengan sesegera mungkin, bahkan terpaksa dia menggunakan pesawat jet pribadinya untuk menjemputnya agar bisa kembali dengan secepatnya.

Akhirnya mereka berdua sampai di rumah, keduanya tampak terkejut melihat Ibu Farida dan Farhan disana, nampak Nenek dan Winda juga tertunduk dengan sedih.

Naina segera menghampiri ibu Farida yang tampak sembab.

"Ibu.." Naina duduk di samping ibunya.

"Bereskan pakaianmu, kita segera pergi dari sini."

Semua orang tampak terkejut, terlebih dengan Aaric, Nenek dan Winda.

"Tapi ada apa Bu?" Naina merasa heran.

Ibu Farida memeluk Naina sambil menangis.

"Kamu sudah mengorbankan dirimu dengan panti dan adik-adikmu."

Naina tersentak.

"Apa maksud Ibu?"

Ibu Farida tidak menjawab, dia malah semakin terisak.

"Kami sudah mengetahui yang sebenarnya Naina, Nyonya Winda sudah sudah memberi tahu kami semuanya." Farhan membuka suaranya.

Naina terkesiap, begitu juga dengan Aaric.

"Kamu bersedia untuk menyewakan rahimmu, dengan balasan ibu Winda menyelesaikan semua permasalahan Panti," ucap Farhan lagi.

Naina menggelengkan kepalanya, memegang tangan Ibu Farida yang menangis tersedu-sedu.

"Ibu. Awalnya memang seperti itu, tapi sekarang tidak Bu." Naina mencoba meyakinkan ibunya.

"Ibu. Aku sangat mencintai Naina." Aaric menghampiri Ibu Farida.

"Aku juga mencintainya ibu," ucap Naina menahan tangis.

Ibu Farida menggelengkan kepalanya, dia beranjak dari duduknya sambil memegang tangan Naina.

"Ibu tak akan mempercayai sandiwara kalian lagi, Naina kita kembali ke Panti sekarang juga."

1
Ds Phone
hanya anak jadi ubat nya
Ds Phone
kenapa keritis
Ds Phone
jumpa kau ni lagi hantu
Ds Phone
jangan harap kau kena cukup cukup dulu
Ds Phone
dia orang nya rupa nya
Ds Phone
itu angan angan dia fari kecil
Ds Phone
apa dia agak nya
Ds Phone
gila cinta habis
Ds Phone
ni satu lagi musuh meraka
Ds Phone
dia sayang ibu dia
Ds Phone
dia dah tahu rupa nya
Ds Phone
perumpuan tu tak habis habis buat jahat
Ds Phone
yang jahat bini dia
Ds Phone
apa yang dia buat pulak
Ds Phone
meraka bertemu
Ds Phone
kau kacau lagi anak kau bini kau tu no satu nya
Ds Phone
dah jumpa pulak
Ds Phone
emak dia ni buat kacau lah dengan masalah dia lagi
Ds Phone
dia pun rindu tapi keras kepala
Ds Phone
semoga nia akan dengar suaima nys
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!