Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengorbanan sang kekasih
Layar ponsel Freya memancarkan cahaya dingin di wajahnya. Gambar tangkapan layar itu, berisi ancaman Lucas yang gamblang, terasa lebih mematikan daripada bom pasar modal mana pun. Lucas tidak lagi menyerang aset; dia menyerang nyawa, nyawa George, ayahnya, dan nyawa Hani, ibu Dante.
Freya tidak peduli lagi dengan XY Group. Kerugian miliaran adalah angka yang bisa diperbaiki, tetapi ancaman fisik ini adalah garis yang tidak bisa ia biarkan Lucas lewati. Ia merasa amarahnya yang murni, yang selama ini ia gunakan untuk melawan Lucas, kini terkikis habis oleh ketakutan yang melumpuhkan. George berdiri beberapa langkah darinya, hanya bisa menatap putrinya dengan tatapan tak berdaya.
Dengan tangan gemetar, Freya mengambil ponselnya. Air mata yang selama ini ia tahan kini menggenang di pelupuk matanya, tetapi ia menolak membiarkannya jatuh. Ia harus mengambil keputusan final, keputusan yang fatal bagi harga dirinya, tetapi mutlak bagi keselamatan orang yang ia cintai.
Ia menghubungi Lucas.
Panggilan itu dijawab dalam dua dering. Suara Lucas terdengar santai, seolah ia baru saja memenangkan permainan catur yang mudah.
"Akhirnya, Sayang. Saya tahu Anda tidak akan mengecewakan saya," ujar Lucas, penuh kepuasan.
"Aku setuju," potong Freya tanpa basa-basi. "Aku akan menjadi kekasihmu. Aku akan pergi bersamamu."
Keheningan sesaat terjadi di seberang sana. Freya tahu Lucas sedang menikmati kemenangan ini.
"Syarat," lanjut Freya, menyalurkan semua sisa kekuatan dan kemarahannya ke dalam suaranya. "Kau akan menghentikan semua serangan pada XY Group. Kau akan mengembalikan stabilitas perusahaan, paling tidak sampai krisis ini mereda. Dan yang terpenting, Lucas, jangan pernah menyentuh Dante atau keluarganya. Aku bersumpah, jika satu helai rambut Hani atau ayahku terluka, aku akan menghancurkanmu. Aku akan memastikan kau tidak akan pernah melihatku lagi, meskipun itu adalah detik terakhir hidupku."
Tawa Lucas meledak, tawa yang dingin dan merendahkan. "Kesepakatan yang adil. Anda akan mendapatkan semua yang Anda minta. Saya tidak tertarik pada pria kecil Anda, Dante, atau wanita tua yang Anda sayangi itu. Saya hanya tertarik pada Anda."
"Kau janji," desak Freya.
"Saya berjanji," balas Lucas, nadanya kini melunak, seolah berbicara kepada kekasih barunya. "Bersiaplah. Saya akan mengurus detail keberangkatan Anda. Kita akan bertemu segera."
Freya menjatuhkan ponselnya ke meja tanpa membalas. Ia telah menjual jiwanya, menukar kebebasannya demi perlindungan. George bergegas mendekat, tetapi Freya mengangkat tangan, mengisyaratkan ia membutuhkan ruang.
Ia telah mengambil keputusannya. Sekarang, Freya hanya perlu memastikan Dante tidak akan mencoba menyelamatkannya.
Waktu adalah musuh Freya. Dengan Lucas yang mungkin sudah mengaktifkan timnya untuk melacak pergerakan George dan Hani, Freya harus memastikan Dante berada sejauh mungkin dari konflik ini. Ada satu cara untuk memastikan Dante menjauh: menghancurkan ikatan mereka.
Ia menarik napas, memaksakan udara dingin mengisi paru-parunya. Emosi harus dikubur, diganti dengan profesionalisme yang keras. Ia menelepon Dante lagi, tetapi kali ini, ia adalah CEO XY Group yang ambisius, bukan lagi kekasihnya.
"Freya, ada apa lagi? Ada masalah dengan data yang kukirim?" tanya Dante, suaranya dipenuhi kewaspadaan dan keprihatinan yang dikenali Freya.
"Tidak ada masalah, Dante," jawab Freya, nadanya datar dan kaku, seolah sedang membaca laporan keuangan. "Aku menelepon untuk memberitahu bahwa aku sudah menemukan solusi lain untuk XY Group."
Keheningan di seberang sana terasa berat, seperti embusan angin di puncak gunung.
"Solusi apa?" Dante bertanya, tanpa emosi, sebuah respons yang membuat Freya sadar bahwa Dante sudah merasakan ada sesuatu yang salah.
"Solusi yang melibatkan aku, dan hanya aku," Freya melanjutkan, dengan sengaja menggunakan kata-kata yang akan menyakiti logika dan ego bisnis Dante. "Analisis data yang kau dan Gemagroup lakukan tidak lagi relevan. Maaf, tetapi aku salah memprioritaskan. Gemagroup harus kembali fokus pada ambisi mereka sendiri."
Ia sengaja mencampur kebohongan dengan kenyataan.
"Aku akan menyelesaikan masalah XY Group ini sendiri," tegas Freya, menekankan kata 'sendiri'. "Keputusan ini murni bisnis, Dante. Kemitraan kita sudah selesai. Aku harap kau mengerti. Aku tidak mau Gemagroup terseret ke dalam kekacauan ini."
"Apa maksudmu dengan 'murni bisnis'?" Dante menuntut. Nada dinginnya yang khas, yang pernah Freya anggap menarik, kini terasa seperti cambukan. "Kau memintaku mempertaruhkan semua yang kupunya, menghabiskan waktu, dan sekarang kau menarik diri dengan alasan konyol bahwa dataku tidak lagi relevan?"
Freya bisa mendengar amarah yang tersembunyi di balik kendali diri Dante. Ini berhasil.
"Ya," balas Freya, memejamkan mata agar air matanya tidak jatuh. "Anggap saja aku sudah menemukan mastermind lain untuk menyelamatkan perusahaan. Kau bebas. Lupakan aku. Fokus pada Gemagroup."
Freya memutus panggilan tanpa menunggu jawaban.
Ponselnya terasa panas di genggamannya. Ia telah membohongi George, menipu Lucas, dan baru saja menghancurkan hati Dante, dan hatinya sendiri, dengan kebohongan yang kejam. Freya berdiri terpaku, tahu ia telah memilih jalan yang salah, tetapi satu-satunya jalan yang memastikan nyawa orang yang paling ia cintai tetap aman. Ia telah mendorong Dante menjauh, memaksanya untuk membencinya agar Dante selamat.
Markas Gemagroup hening. Bukan keheningan biasa sebuah kantor teknologi, melainkan keheningan yang tegang, seperti kabel yang ditarik hingga ke ambang putus. Dante berdiri di depan layar besar yang menampilkan grafik dan data, tetapi pikirannya jauh dari angka-angka itu. Ia baru saja meletakkan ponselnya, dan aura yang dipancarkannya begitu dingin hingga bahkan Gema, asisten kecerdasannya, ragu-ragu untuk mendekat.
Gema tahu Dante terluka oleh perubahan sikap Freya yang drastis, tetapi seperti biasa, Dante tidak menunjukkan emosi. Ekspresinya hanya menunjukkan bingung dan marah terhadap inkonsistensi yang ditimbulkan Freya.
[Dante, aku sudah menganalisis data yang dikirim Freya. Aku tahu kau sedang memproses yang lain, tetapi ini perlu perhatianmu,] panggil Gema, suaranya yang lembut dan terkomputerisasi terdengar sangat hati-hati. Ia memproyeksikan data transaksi XY Group yang baru saja mereka terima dari Freya. Data itu, yang sebenarnya sudah dimanipulasi oleh Lucas, seharusnya menunjukkan kekalahan total.
Dante mengangguk kaku, matanya menyapu grafik yang bersinar.
[Data ini terlalu sempurna,] jelas Gema. [Pola kerugian mengikuti kurva yang terlalu linier, bukan seperti krisis pasar yang kacau. Krisis pasar saham adalah chaos yang tidak terduga, Dante. Ini menunjukkan manipulasi data tingkat tinggi.]
Dante menarik napas panjang. "Freya bilang data kita tidak lagi relevan. Dia bilang dia menemukan solusi mastermind lain."
[Solusi macam apa yang bisa membuat pola serangan finansial terlihat seolah-olah ditarik dengan penggaris?] desak Gema, mencerminkan pemikiran logis Dante sendiri. [Ada yang salah, baik dengan datanya, maupun dengan Freya.]
Dante mengepaskan tangan di samping tubuhnya. Freya tidak pernah mencampurkan bisnis dengan emosi, dan dia juga tidak akan pernah menganggap analisis data Gemagroup tidak relevan. Ada ancaman, ada kebohongan, dan yang paling penting, ada yang memaksa Freya bertindak di luar karakternya.
Tiba-tiba, Liam, Kepala Keamanan Gemagroup, memasuki ruangan.
"Bos, kami punya kemajuan kecil. Reno, orang yang menjadi tangan kanan Lucas dalam serangan siber terakhir, meninggalkan jejak komunikasi yang ceroboh. Kami semakin dekat," lapor Liam.
Mata Dante menyala, api yang dingin. Reno. Dia yakin bahwa Reno, kaki tangan baru Lucas, adalah satu-satunya kunci yang akan membuka semua kejanggalan ini.
"Cepat," perintah Dante, suaranya serak. "Percepat penangkapan Reno. Aku ingin dia di sini dalam dua puluh empat jam. Dia satu-satunya yang tahu ke mana Freya pergi, dan mengapa dia menghancurkan semuanya."