NovelToon NovelToon
Bucin Tolol

Bucin Tolol

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Nikahmuda / Keluarga / Cerai / Selingkuh / Konflik etika
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Adaptasi dari kisah nyata sorang wanita yang begitu mencintai pasangannya. Menutupi segala keburukan pasangan dengan kebohongan. Dan tidak mau mendengar nasehat untuk kebaikan dirinya. Hingga cinta itu membuatnya buta. Menjerumuskan diri dan ketiga anak-anaknya dalam kehidupan yang menyengsarakan mereka.

Bersumber, dari salah satu sahabat yang memberi ijin dan menceritakan masalah kehidupannya sehingga novel ini tercipta untuk pembelajaran hidup bagi kaum wanita.

Simak kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Harus Berubah

Bab 27. Harus Berubah

POV Author

"Aaaaagh..."

Erang demi erangan terdengar memilukan dari dalam. Airin dan Umi nya duduk di luar menunggu Lola yang tengah berjuang di dalam sana.

Ketuban Lola pecah ketika mereka tiba di rumahnya. Bersyukur ada tetangga yang mau menolong dan meminjamkan mobil mereka untuk mengantar Lola ke rumah bersalin terdekat.

Tangan Airin dingin memegang tangan Umi nya. Ia tahu bagaimana rasa sakit yang tengah di rasakan oleh Lola. Anak pertamanya Selvia lahir normal. Tetapi anak keduanya lahir proses cesar.

Namun bagi Airin keduanya sama-sama sakit. Karena pasca operasi cesar, ia harus menjaga jahitan perutnya agar tidak sobek.

"Oeek... Oeek...!"

"Alhamdulillah..."

Puji dan syukur Airin panjatkan bersama Umi nya kepada sang Khaliq begitu tangis bayi terdengar di dalam sana setelah perjuangan Lola selama 3 jam lamanya.

Rasa cemas dan khawatir mereka pun berangsur-angsur mereda. Berganti rasa bahagia yang mulai menyelimuti.

Namun di wajah Airin senyum yang tadinya terbit perlahan memudar setelah melihat kedatangan Jemin. Ia pun berdiri hendak menceramahi Jemin. Namun segera di tahan Umi nya dan di minta duduk kembali dengan isyarat tangan yang menuntunnya.

"Tapi Mi..." Protes Airin setelah duduk.

"Nanti."

Airin mendengus kesal kepada Jemin. Tetapi ia menuruti kata Umi nya dan menahan kesabarannya.

Jemin yang datang tanpa kata segera menyalami Umi dan Airin. Lalu menunggu di depan pintu dengan gestur canggung.

Tidak lama Lola di bawa keluar. Meski masih terlihat pucat, tapi ia sudah tidak lagi mengerang kesakitan.

"Yang..."

Panggilnya lemah kepada Jemin. Ia mengulurkan tangannya. Dan Jemin pun segera meraihnya dan mengikuti Lola yang sedang di dorong menuju kamar rawat inap.

Airin dan Umi nya mengikuti mereka dari belakang. Tiba di sebuah kamar inap mereka pun duduk di kursi yang sudah tersedia.

"Bayinya sebentar lagi di antar kesini ya Pak, Bu. Sekarang lagi di bersihkan."

"Iya Mbak." Jawab Lola lemah.

Tangan Jemin dan Lola masih terpaut.

"Yang, anak kita sudah lahir. Bayinya perempuan." Ungkap Lola bahagia.

"Iya aku tahu. Kamu jangan banyak gerak dulu."

Lola mengangguk pelan.

"Nak Jemin, bisa Umi bicara sebentar."

Jemin menoleh melihat Umi. Walau terlihat ragu, ia pun mengangguk pelan mengiyakan. Ia pun merubah arah duduknya, yang tadinya membelakangi Umi dan Airin.

"Maaf kalau Umi menceramahi kalian. Umi harus lakukan mengingat kalian sekarang sudah jadi orang tua."

Umi memberi jeda dan bernapas sejenak.

"Terutama nak Jemin, kamu harus berubah. Utamakan anak dan istrimu. Karena tanggung jawab mu bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat sana. Kurangi bermain, dan lebih fokus untuk mencari rejeki."

Lagi Umi membuang napas panjang.

"Sekarang ada anak di antara kalian. Akan ada banyak biaya ke depannya. Anak butuh susu, makan, pakaian. Belum lagi kalau sakit. Nanti sudah besar akan ada biaya lagi buat sekolahnya. Semua itu nggak akan bisa di jalani dengan mudah kalau dari sekarang kalian masih belum berubah. Paham? "

"Iya Umi."

"Umi ngomong begini semua untuk kebaikan kalian sendiri. Lalu bagaimana soal biaya persalinan? Kalian punya uang?"

Baik Lola maupun Jemin terdiam. Jemin menunduk sedangkan Lola seperti pura-pura tidak mendengar.

"Haaah. Jemin, kabari Mama mu. Katakan anakmu sudah lahir. Lalu rembukan soal biaya persalinan ini kepada keluargamu."

Bukannya Umi tidak ingin menolong. Tetapi Umi juga ingin dari pihak keluarga Jemin tahu masalah anak-anak mereka. Terlebih lagi mereka masih belum bisa mengambil keputusan yang bijak.

Belakangan ini Umi pun sedang dalam kekurangan finansial. Lola sudah sering ia bantu. Dan anak Airin yang merupakan cucunya sering keluar masuk rumah sakit. Sedikit banyak semua itu menguras tabungannya. Karena ia sendiri pun tidak mungkin mengabaikan kesulitan mereka.

"Iya Umi. Nanti aku sampaikan ke Mama."

"Kalau begitu Lola, Jemin, Umi pulang ya? Kasihan Airin, anaknya sudah mencari ibunya."

"Iya Umi. Makasih udah bantuin Lola." Ucap Jemin.

Umi mengangguk. Kemudian di susul Airin dari belakang, mereka pun pulang ke rumah.

"Ck! Uang kita punya memang nggak ada lagi?"

"Sudah nggak ada lagi. Hanya tinggal buat makan saja selama nunggu kamu gajian. Kalau di pakai buat biaya lahiran, nanti kita makan apa?"

"Ck! Kau tahu kan Mama pasti nggak punya uang buat biaya ini?! Makanya jangan boros! Belanja yang nggak perlu! Sekarang, mau cari uang kemana?!"

Jemin tampak gelisah dan kesal kepada Lola. Padahal belum sampai satu jam usai Lola berjuang melahirkan anak mereka.

Hati Lola teriris. Dalam keadaan yang masih lemah, ia sangat sedih Jemin seperti menyalahkan dirinya.

"Mana ada aku begitu Yang."

"Hah! Kau mana sadar!"

Lola tak lagi menjawab. Ia memalingkan wajah ke samping dengan air mata yang meleleh ke pipi.

Disaat ia baru saja melahirkan, dan mereka sedang dalam fase kehidupan yang teramat sulit akibat lilitan hutang, Jemin malah menyalahkannya yang sudah banyak berkorban. Seakan semua yang ia lakukan sia-sia saja.

"Sudahlah. Aku mau ke rumah Mama dulu."

Lola tidak menjawab dan hanya diam saja. Sejujurnya ia ingin menahan Jemin karena butuh pria itu di sampingnya untuk menguatkan dirinya. Tetapi melihat keadaan Jemin yang kesal seperti itu, ia pun mengurungkan keinginan hatinya dan membiarkan Jemin pergi.

"Ibu Lola, ini bayinya sudah dibersihkan ya."

Perawat yang bertugas datang mengantarkan bayi perempuan yang terbungkus dengan kain bayi berwarna biru muda dalam gendongannya. Dengan perlahan ia meletakkan bayi itu di samping Lola. Kesedihan Lola pun sirna seaat melihat wajah bayinya yang mungil tanpa dosa.

"Terima kasih Mbak."

"Bapaknya kemana Bu?"

"Sudah pergi Mbak, baru saja. Kenapa Mbak?"

"Bayinya belum di adzankan."

Lola baru menyadari bahwa bayi yang baru lahir harus di adzankan lebih dulu. Tetapi ia ragu Jemin bisa melakukan mengingat suaminya itu belum lama memeluk kepercayaan yang sama dengannya.

"Mbak, ada nggak laki-laki di luar sana yang bisa mengadzankan anak saya?"

"Sebentar saya carikan."

Perawat itu pun keluar ruangan. Tidak lama kemudian, ia datang kembali dengan seorang laki-laki tua yang terlihat seperti seorang ahli agama. Lelaki itu pun mengadzankan putrinya yang sedang tertidur lelap.

"Terima kasih ya Pak." Ucap Lola.

"Sama-sama Nak. Semoga bayinya sehat ibunya juga sehat."

"Aamiinn." Jawab perawat.

Setelah itu, Bapak tadi pun kembali pada kegiatannya semula.

Lola pun kemudian diajari oleh perawat tadi bagaimana cara menyusukan bayinya.

Ikatan batin itu mengalir kuat begitu saja. Ada perasaan bahagia bercampur haru melihat anaknya terlahir ke dunia dengan selamat.

Lola mengamati wajah putri kecilnya. Matanya yang sipit mirip sekali dengan Jemin. Serta warna kulit putih yang sama seperti ayahnya. Tetapi bentuk bibir dan hidungnya di ambil dari miripnya Lola.

Kenapa nggak ambil Papa semuanya nak, kamu pasti jadi sangat cantik. Batin Lola gemas pada putri kecilnya.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
💜Bening🍆
utk pemikiran org normal pasi gemes sama modelan kayak lola ini..
💜Bening🍆
gk pikir panjang ekonomi blm mapan.. mana punya laki modelan jemin yg gk bisa di andalkan...tp gk bijak utk kb.. jdlah anaknya nongol lg
💜Bening🍆
emang berasa sia2 ingetin org modelan kayak lola ini
Author abal-abal
Abis lahiran tar Jemin pulang gas lagi, nambah anak lagi🤣 gitu aja terooss
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
mau gmn lagi sudah terlanjur skrg mah
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
ya walaupun sedikit diberi upah tp alhamdulilah dia masih inget sama km dan anak km lola
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
dinasehati malah ngelunjak kalau gak dinasehati kasian serba salah jadinya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
gemes loo, perempuan pasti paham rasanya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
otw empat loo
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kite merepet ampe berbuse pun percuma, bucinnya udah mendarah daging
Author abal-abal
makan tuh cinta...
Author abal-abal
mau kabur itu si Jemin.
Author abal-abal
katakan Preet 🤭 dulu juga awal2 aja kirim duit, lama-lama malah hilang tanpa kabar.
Author abal-abal
lama-lama kasian juga ya ibunya Jemin. udah gitu dia juga kan jualan
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
semua akan prett pd masanya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kamunya aja yg bkin orang mikir jelek duluan min
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
yg kota deket aja khilaf, apalagi kuta yg jaoohh gak sii
💜Bening🍆
aku kok gk caya jemin kerja di luaran n lempeng kerja.... curiga dia bakal ngulang kesalahan yg sama...
💜Bening🍆
nah liat kan la... anak otw 3 masih kecil2 kerjaan masih blm mapan apa lg soal ekonomi... kamu pikir hidup itu melulu soal cinta
💜Bening🍆
ya itu... itu... paling males sama org yg suka menggampangkan sesuatu... lihat nanti aja gmnnya... helleh
ni cirk org yg seenaknya sendiri.. klo di ingetin bebal.. tp klo terjadi masalah gk bisa seleseinnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!