NovelToon NovelToon
Siapa Aku Di Sisimu?

Siapa Aku Di Sisimu?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Shalema

Sepuluh tahun ingatan Kirana terhapus. Saat membuka mata, Kirana mendapati dirinya sudah menikah dengan pria asing yang menyebutnya istri.

Namun, berbeda dengan kisah cinta yang diharapkan, pria itu tampak dingin. Tatapannya kosong, sikapnya kaku, seolah ia hanya beban yang harus dipikul.

Jika benar, Kirana istrinya, mengapa pria itu terlihat begitu jauh? Apakah ada cinta yang hilang bersama ingatannya, atau sejak awal cintanya memang tidak pernah ada.

Di antara kepingan kenangan yang terhapus, Kirana berusaha menemukan kebenaran--- tentang dirinya, tentang pernikahan itu, dan tentang cinta yang mungkin hanya semu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shalema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman dari masa lalu

"Kirana? Kamu Kirana Salsabila 'kan?"

"Dina?!"

"Iya. Aku Dina. Ya ampun Na, aku gak nyangka bisa ketemu kamu di sini."

Keduanya saling berpelukan. Hati Kirana meloncat kegirangan bertemu dengan Dina, sahabatnya sejak usia SMP. Mereka sama-sama suka melukis. Ketika Kirana diterima di Royal Collage of Art, London, Dina meneruskan sekolah di Parsons School of Designs, New York.

Ingatan Kirana tentang Dina berakhir ketika ia mengantarkan Dina ke bandara. Saat Dina akan berangkat ke New York.

"Kamu apa kabar, Na?" tanya Dina.

"Baik, aku baik," Kirana menjawab sambil menitikkan air mata

"Kok, nangis?" Dina ikut berkaca-kaca.

"Mommy...," Suara anak perempuan memanggil Dina.

"Yes, Isa?" Dina menggendong anak berambut coklat dan bermata biru itu. Kirana menebak usianya 3-4 tahun.

"Can't we go home now?"

"Sebentar lagi ya, Mommy baru saja ketemu dengan teman lama Mommy."

"Ini anakmu, Din?" tanya Kirana menyentuh pipi gembul anak dalam gendongan Dina.

Tiba-tiba, ada kerinduan mendalam dirasakan Kirana. Hatinya terasa tersayat. Seakan-akan Kirana sangat merindukan seseorang yang tidak bisa ditemuinya lagi.

"Iya, Isabela. Kamu sama siapa ke sini. Om dan tante?"

Kirana menggelang. "Sama suamiku." Ia tersenyum ke arah Barra.

Barra yang sejak tadi diam memperhatikan, melangkah mendekati Kirana.

Dina memandangi Barra. Ketika, Barra semakin dekat, mata Dina membulat. Ekspresi wajahnya terlihat terkejut. "Eh, ini 'kan, Mas yang waktu itu me---"

"Saya Barra, suaminya Kirana," potong Barra cepat sebelum Dina menyelesaikan kalimatnya.

"Dina. aku Dina teman satu sekolah Kirana."

"Mommy, i'm tired," Isa merajuk.

"Oke. Na, boleh minta nomormu. Anakku kelelahan. Nanti kita sambung lagi."

Kirana memandang Barra. Ia khawatir Barra tidak akan mengizinkannya, seperti saat dengan Sisi.

Namun, kali ini berbeda. Sorot mata Barra tidak tajam dan dingin. Justru tatapannya lembut dan hangat.

"Mommy, let's go," Isa mulai menangis.

Kirana mengambil ponselnya, "Nomormu berapa? Aku saja nanti yang chat duluan."

"Oke. Nomorku xxxx... "

Kirana mengetikkan nomor yang disebutkan Dina.

"Sip. Udah aku chat ya Din."

"Oke. Nanti kita catch up ya, Na. Isa, pamit dulu sama tante Kirana," pinta Dina pada Isa.

"Bye, bye...," Isa melambaikan tangan kecil dan gempalnya pada Kirana.

Kirana memegang jemari Isa. "Bye bye, Isa."

Dina dan Isa lantas berlalu ke arah mobil mereka terparkir.

Kirana terus memandangi Isa. Wajah Isa terus melihat ke belakang, ke arah dirinya berdiri. Isa tersenyum lucu.

Hati Kirana semakin tersayat. Rasanya bagai ditusuk sembilu pisau. Air matanya jatuh. Kirana tidak tahu kenapa hatinya perih ketika melihat Isa.

Barra merangkul bahu Kirana. Merapatkan tubuh Kirana di dadanya. Ia menunduk menatap wajah Kirana, "Mau makan sekarang?" tanyanya lembut.

Kirana menghapus air matanya, mengangguk.

*********

Malam harinya,

Barra tengah berkutat dengan Ipad-nya. Dahinya berkerut. Ia duduk bersandar di atas tempat tidur. Sesekali tatapannya beralih pada layar ponsel.

"Mas...," Kirana mendekati suaminya.

"Hmm...," Barra tidak mengalihkan pandangannya dari layar ipad.

"Mas...," Kirana menggunakan nada manja untuk mendapatkan perhatian Barra.

Barra mengangkat alisnya, kemudian menatap Kirana.

Yes, Berhasil sorak Kirana dalam hati.

"Barusan Dina chat aku. Dia mengundangku ke salah satu restoran, untuk ngobrol, melepas rindu," info Kirana hati-hati.

"Kapan?" tanya Barra singkat.

"Hari sabtu ini. Boleh?"

Barra terdiam. Pandangannya intens pada manik mata Kirana.

"Kalau aku tidak izinkan?" tanya Barra kemudian.

"Aku tidak akan pergi," Kirana menunduk. Jemarinya saling terjalin.

"Hanya saja, Dina adalah satu-satunya orang yang saat ini kuingat dan kukenal. Teman dari masa lalu, teman yang hadir sebelum 10 tahun dari hidupku hilang," lanjutnya. Wajahnya masih tertunduk.

Barra menghela nafas. "Baiklah, kamu boleh pergi. Kebetulan aku ada meeting di luar. Aku akan pindahkan tempat meetingnya ke tempat kamu dan Dina bertemu. Jadi aku bisa mengantarmu sekalian."

Cup cup. Kirana mencium pipi Barra. "Terima kasih, Mas!" Matanya berbinar.

"Cuma pipi?"

Cup. Kirana mengecup bibir suaminya.

Barra menahan tengkuk Kirana. Tidak membiarkan Kirana hanya mengecup. Ia memperdalam ciumannnya. Melumat bibir atas dan bawah Kirana bergantian. Menyesapnya dengan kuat. Kemudian lidahnya menerobos masuk, menjelajah dengan bebas di dalam mulut Kirana.

Kirana memejamkan mata menikmati setiap gerakan bibir dan lidah suaminya. Sesekali bibirnya ikut bergerak mengimbangi Barra. Tanpa sadar, Kirana ternyata merindukan sentuhan Barra. Ia yang menghindar, ia juga yang kehilangan.

Pipi Kirana memerah saat akhirnya Barra melepaskannya. "Nah, itu baru ucapan terima kasih," ujar Barra tersenyum jail.

Pipi Kirana semakin merah.

**********

Hari sabtu,

Seperti rencana, Barra mengantar Kirana bertemu dengan Dina. Ia kemudian memesan satu ruangan privat untuk meeting bersama rekan bisnisnya.

Kirana asyik berbincang dengan Dina. Sudah bertahun-tahun Kirana tidak bertemu dengan Dina, tapi ketika berhadapan kembali, waktu rasanya berhenti.

Senyum Dina masih hangat seperti dulu, membawa kembali kenangan masa sekolah yang sederhana dan penuh tawa. Meski lama berpisah, percakapan mengalir seakan tidak pernah ada jarak di antara keduanya.

Dina bercerita tentang pekerjaannya sebagai kurator di galeri seni yang dibangunnya bersama sang suami. Suami Dina adalah seorang pencinta seni berkewarganegaraan asing. Dina juga bercerita tentang buah hatinya, Isabela. Gadis kecil berumur 4 tahun.

Saat giliran Kirana bercerita tentang kehidupannya-- tentang kecelakaan yang membuatnya hilang ingatan, orang tuanya, pernikahannya--, Dina menangis.

"Kenapa hidupmu sangat menyedihkan, Na," ujar Dina sambil mengusap air matanya.

"Tidak sesedih itu jika dijalani, Din," Kirana tersenyum getir.

Dina menggenggam tangan Kirana. Seolah memberikan kekuatan.

"Din, apakah kamu betul tidak tahu mengenai kehidupanku selama sepuluh tahun ke belakang?" tanya Kirana penasaran.

Tadi Dina sempat berkata jika mereka lama tidak berhubungan.

Dina menggeleng. "Kita intens berhubungan selama setahun saat kamu di London. Setelah itu, aku loss contact denganmu. Terakhir kita bicara, kamu bilang harus pulang, karena masalah papamu. Setelah itu, aku tidak bisa menghubungimu. Aku juga baru pulang tiga bulan lalu. Makanya aku senang sekali, kita tidak sengaja bertemu di warung bakso langganan kita dulu."

"Jadi aku sempat ke London?"

"Iya, kurang lebih satu tahun kamu di sana. Apakah kamu betul tidak ingat?"

Kirana menarik nafas panjang, kemudian mengangguk.

"Eh, kamu ingat tidak dengan pria yang menyelamatkanmu dari tuduhan plagiat saat kompetisi Biannale dulu?"

Kirana ingat, dirinya sempat didiskualifikasi dari kompetisi, karena karyanya dianggap plagiat. Ada seorang pria yang membantunya. Entah darimana, pria itu memberikan bukti pada juri, jika karya itu adalah karya asli Kirana. Dan, Kirana akhirnya bisa kembali ikut berkompetisi dan menang.

"Iya, aku tidak sempat berterima kasih padanya. Dia langsung pergi setelah memberikan bukti pada juri."

"Kamu ingat, aku sempat mengejarnya hingga ke tempat parkir. Aku melihat wajahnya... Tebak siapa dia?"

Kirana mengernyitkan dahinya. Ia tidak bisa menduga siapa pria yang sudah membantunya.

"Pria itu... Suamimu. Barra."

Deg.

"Kamu yakin, Din? Dia Mas Barra? "

"Yakin. Aku gak mungkin lupa dengan wajahnya. Dia terlalu ganteng untuk dilupakan," kekeh Dina.

Kirana melihat ke balik kaca di mana Barra tengah berbincang dengan rekan bisnisnya.

Jika betul itu Mas Barra, berarti dia sudah mengenalku sejak usiaku19 tahun. Kenapa Mas Barra bilang pertemuan pertama kami terjadi tujuh tahun lalu? Apa Mas Barra bohong? Tapi, kenapa?

1
Xlyzy
sulit kir karna ingatan itu tak kunjung kembali jadi kita tidak bisa memastikan nya takut nya di sisi lain kamu cinta sama bara namun di sisi lain kamu benci dia karna suatu alasan
Afriyeni Official
seperti punya siapa bara /Doubt/ ngomong yang jelas /Curse//Facepalm/
Afriyeni Official
Oma mau bantu ingetin, tapi Oma nggak kenal kamu Kirana 🤣
Afriyeni Official
apa itu hobi baru mu mungkin Kirana 🤔
mama Al
karena dia bukan teman yang baik. buktinya kamu seperti ini mereka tidak peduli.
mama Al
kelihatan teman-temannya bukan teman sejati.
Iyikadin
Jadi penasaran selanjutnya gimanaaa
Iyikadin
Hemm apa yang udah di perbuat nya ya
Iyikadin
Ciaelahhhh, apakah kauu terkagum kagum melihatnya
@dadan_kusuma89
Mungkin belum saatnya Mas Barra bercerita kepadamu, Kira! Sekarang lebih baik kamu tenang saja. Tunggu waktunya Barra menceritakan sendiri tanpa harus diminta.
@dadan_kusuma89
Beli satu kuintal kelengkengnya ya, Mas Barra!
Muffin🌸
Anggep aja yg haru yaa mungkin dia suka kmu tp km dulu cuek jd nya begitu
Muffin🌸
Mangkannya kira bobok bareng aja udaah
Muffin🌸
Dia kek nya keinget pas kecelakaannyabya ?
Dasyah🤍
banyak banget kalo ngak bisa kamu habiskan Rp nya bagi yah soalnya aku kere sekarang 🤣🙏
Dasyah🤍
Ambil sekalian tokonya boleh ngak mas 👉👈
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
kenapa kirana jadi misterius bagi ku yaa😭
Iqueena
Mungkin Barra nyuruh Bu Wulan supaya gak terlalu ramah sama Kirana
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
kok jadi puyeng akuu/Facepalm/
Iqueena
Eyyy, kamu kah dalang di balik kecelakannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!