NovelToon NovelToon
Bias Masa Lalu

Bias Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konflik etika / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Naira_W

Hidupnya tak mudah, bahagia seperti enggan menghampirinya. Sejak kecil hidup dalam kemiskinan dan keluarga yang hancur berantakan.
Ayahnya seorang pemabuk berat dan penjudi.
Ibunya berselingkuh dan wanita simpanan seorang pengusaha. Bahkan kakaknya pun kurang lebih sama seperti orang tuanya.

Gita tetap bertahan dalam keluarga itu demi dua adiknya yang masih kecil.
Hingga malam itu menghancurkan semuanya. Keluarganya tercerai berai, Gita terpaksa berpisah dengan dua adik kesayangannya.

Usianya baru lima belas tahun, tapi harus menanggung akibat dari kesalahan yang tak dilakukannya.

Gita diusir dari kota itu dengan cacian dan hinaan dari warga. Arga, putra selingkuhan ibunya bahkan membakar rumah gubuknya.

Hingga dua belas tahun kemudian dia kembali dengan tujuan mencari kebenaran tentang kematian ibu dan selingkuhannya.

Apa benar ayahnya itu benar seorang pembunuh ataukah dia difitnah oleh seseorang yang berkuasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kak... Maaf

"Kak Gita... Gimana nasib kita kalau nggak ada ibu?" tanya Gilang adiknya yang kini duduk di bangku kelas tujuh.

Gilang saudaranya yang paling mengerti tentang keadaan Gita.

Usianya kini sudah menginjak tiga belas tahun. Dia sudah membantu Gita mengurusi adiknya Gian yang terlahir tak sempurna sejak si bungsu itu lahir.

Sementara tiga orang lainnya pura-pura tak menyadari keadaan Gian dan mengabaikan anak itu. Bahkan wanita yang melahirkan anak itu saja mengacuhkan dan menganggap Gian adalah anak pembawa sial yang tak berguna untuknya.

Gian memang berbeda, bukan hanya fisiknya saja. Gita menyadari hal itu setelah melihat Gian yang semakin besar semakin mirip dengan seseorang yang membiayai kehidupan mereka.

Kini tak ada lagi yang menyokong kebutuhan hidup mereka. Ibu dan kekasih kayanya itu sudah mati.

Ayahnya..... lelaki itu hanya tau minum dan judi. Bahkan istrinya berselingkuh di depan matanya saja dia hanya diam dan tak berbuat apa-apa.

Kak Gea... Dia pasti tak mau terbebani dengan kebutuhan adik-adiknya. Gadis itu lebih senang menghabiskan waktunya dengan pacarnya yang sering berganti-ganti.

"Hahaha..." Gita tertawa dengan pedih.

Gilang menatap kakaknya yang terlihat aneh. Dia khawatir jika kakaknya ini kesurupan.

"Ka_kak... Kak Gita?? kakak kenapa?" tanyanya dengan nada khawatir dan juga takut

"Nggak... Nggak apa-apa. Mendingan sekarang kamu tidur. Istirahat lah udah malam." kata Gita meminta Gilang untuk masuk ke dalam kamarnya.

Waktu baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Belum terlalu malam sebenarnya, tapi di rumah ini begitu sunyi.

Tak ada suara apapun kecuali suara Gean yang sesekali merengek.

Adik bungsunya itu mengalami lumpuh layu memperparah keadaannya yang down syndrom sejak lahir.

Ada yang bilang Gean adalah kutukan karena perbuatan buruk orang tua biologisnya. Tapi Gita tak pernah menganggap adiknya sebuah kutukan. Gean sepertinya, terlahir suci dan tak tau apa-apa. Bahkan jika bisa memilih, baik Gita, Gilang ataupun Gean tak ad yang mau terlahir dalam keluarga ini.

Gita bangun dari kursi kayu usang yang dia duduki sejak satu jam yang lalu. Dia memang menunggu ayah atau kakaknya pulang.

Gita sama seperti Gilang, ingin bertanya pada mereka bagaimana kedepannya mereka akan menjalani hidup.

Mau mengelak pun, memang kenyataannya selama ini mereka hidup dari uang pemberian Rizal. Uang yang didapat dari hasil zina ibunya dan lelaki itu.

Gita mungkin akan memutuskan untuk tak melanjutkan lagi sekolahnya, tapi tidak dengan Gilang... Dan juga Gean..

Gita tak mungkin membiarkan Gean. Apalagi semua orang di rumah ini membencinya.

Mereka membiarkan Gean tetap tinggal di sini karena tuan Rizal memberikan uang untuk kebutuhannya sebagai tanggung jawabnya sebagai ayah kandung.

Gita masuk ke dalam kamarnya yang hanya berukuran dua kali dua meter itu. Kamar yang ditempati olehnya dan dua adiknya. Sementara dua kamar lainnya ditempati oleh orang tuanya juga kakaknya.

Gea tak mau berbagi kamar dengan Gita. Dan Gita pun tak mau memaksa pada kakaknya. Apalagi terkadang sang kakak membawa pacarnya menginap di rumahnya.

Gita tak mau menjadi korban pacar-pacar mesum kakaknya yang sering memandanginya dengan tatapan lapar.

Gita berjalan menuju sudut ruangan kamar, mengambil gulungan kasur berwarna merah.

Dia membentangkan kasur itu di sebelah tempat tidur dua adiknya.

Di kasur lantai tipis itulah Gita berbaring, merebahkan tubuhnya yang sudah cukup lelah melewati hari.

Satu harian ini dia harus menggantikan ayahnya yang merupakan kepala keluarga. Usianya baru lima belas tahun tapi harus berperan sebagai orang dewasa dalam pemakaman ibunya.

"Orang tua macam apa yang kau berikan padaku, Tuhan?" bisiknya pelan.

Tak lama kemudian Gita pun tertidur melepaskan semua penat dan juga bebannya sejenak dalam buaian mimpi.

Semoga saja besok pagi ketika dia bangun, semuanya akan lebih baik.

****

Gita terbangun saat mendengar suara benda terjatuh dari arah kamar sebelah.

Kamar kak Gea....

Dengan sigap dia langsung berdiri dan segera bangun dari kasur yang ditidurinya.

Mungkin kakaknya sudah pulang. Matanya melirik ke arah jam dinding tua yang masih tetap kokoh berdetak.

Pukul satu malam.

Kakaknya pulang selarut ini atau tak pulang adalah hal biasa. Gita tak lagi heran. Hanya saja suara berisik itu yang membuatnya penasaran hingga dengan berani dia membuka pintu kamar sang kakak yang merupakan area terlarang baginya.

"Kak Gea?? Kakak ngapain, pake kemas koper begitu?" tanya Gita spontan saat melihat kakaknya membereskan barang-barangnya dalam sebuah koper berwarna merah.

Gita tau itu adalah koper milik almarhum ibunya yang sering dipakainya jika berpergian lama dengan kekasihnya.

"Jangan banyak tanya. Mendingan kamu juga beres-beres, cepat pergi dari rumah ini kalau mau aman." ucap Gea dengan sinis.

"Ma_maksudnya apa kak?" tanya Gita pada kakaknya yang terlihat masih sibuk memilih barang-barang yang akan dibawanya. Gita bahkan melihat beberapa barang milik ibunya, seperti gaun dan tas mahal yang sudah berada di dalam koper.

Sepertinya Gea berniat membawa benda-benda itu.

"Kamu itu dibilangin suruh jangan banyak tanya, masih nanyak. Pokonya kalau kamu sama adik-adik kesayangan kamu itu mau aman segera pergi dari rumah ini."

"Rumah ini bukan punya kita. Dan bakalan diambil sama pemiliknya." kata Gea sambil bergidik ngeri.

"Kamu nggak tau semengerikan apa Arga kalau ngamuk. Lebih baik kita keluar dan cari tempat aman." katanya lagi.

Gea memang tak menyukai Gita, tapi dia tak membenci adiknya. Dia hanya iri karena Gita terlahir dengan wajah dan bentuk tubuh yang sempura.

Gita terlalu cantik, bahkan lebih cantik Ari ibunya yang terkenal sebagai kembang desa di tempat asalnya.

Gita adalah kesempurnaan dari perpaduan wajah ayah ibunya. Gita ibarat sosok angsa putih yang terlahir di kubangan lumpur berbau.

"Lalu kakak mau kemana?" tanya Gita lemah.

Bahunya terlihat melorot lemas setelah mendengar perkataan Gea.

"Andre ngajak aku ke Jakarta. Katanya ada kerjaan bagus yang cocok buat aku di perusahaannya. Gajinya besar dan ada tempat tinggal untuk karyawan juga. Jangan kamu tanya aku dimana tempatnya. Aku pun belum tau. Tapi nanti kalau aku udah sukses aku bakalan ngirimin uang jajan buat kamu." kata Gea sambil menutup kopernya dan bersiap-siap untuk pergi.

"Jaga diri... Jangan percaya sama laki-laki apalagi yang bermulut manis. Mereka cuma mau menikmati tanpa bertanggung jawab. Ingat yang kamu punya sekarang cuma kehormatan saja. Jika hilang maka hidup mu tak akan berharga lagi."

Gea tersenyum kecut, terdengar munafik rasanya menasehati adiknya tapi dia sendiri tak jauh beda seperti ibunya.

"Kak... Kakak yakin pergi sama laki-laki itu?? Padahal kakak ngomong jangan percaya laki-laki." protes Gita, lebih tepatnya dia tak ingin kakaknya asal pergi begitu saja bersama lelaki yang baru dikenal dan dipacarinya beberapa minggu ini.

Gea terkekeh lalu mengambil tasnya yang berada di atas tempat tidurnya. Gea membuka tas itu dan mengambil sesuatu dan menyerahkan ke dalam genggaman tangan adiknya.

"Nih, nggak banyak. Tapi cukup buat kamu sama Gilang juga adik cacat mu itu makan beberapa bulan. Aku tau 'lelaki itu ' tak mungkin bisa diandalkan. Dia hanya bisa mabuk dan berjudi. Jadi simpan ini hati-hati, jangan sampai dia tau bisa kelaparan kalian." kata Gea sambil menekan kata lelaki itu karena memang dia tak menyukai ayahnya yang tak pernah bertanggung jawab pada mereka.

"Aku pergi dulu. Andre udah nungguin aku d depan. Hati-hatilah." kata Gea lalu memeluk adiknya sebelum pergi.

'Jangan pergi kak'

Namun suara Gita tertahan di tenggorokan. Dia terharu kakaknya memeluknya lagi setelah sekian lama.

Gita berjalan ke depan rumahnya. Dia dapat melihat kakaknya masuk ke dalam mobil hitam. Gita pernah melihat mobil itu beberapa kali. Mobil milik Andre pacar baru Gea yang katanya adalah pengusaha muda di Jakarta.

Hatinya merasa gusar namun tak mampu menahan sang kakak. Gita melihat kekasih kakaknya itu terlalu aneh. Terlalu mudah dan biasa untuk seorang pengusaha.

Gita menggenggam gulungan uang yang diberikan oleh Gea. Entah kenapa hatinya merasa teriris melihat uang yang cukup banyak itu.

Ternyata dia salah mengira kakaknya tak perduli padanya juga adik-adiknya.

Sebagai anak tertua, Gea paling pertama menyadari ketidakberesan dua orang tuanya. Gea yang dulu adalah kakak yang ceria dan penuh kasih padanya juga Gilang.

Sejak ayahnya kehilangan pekerjaan, sejak ibunya mulai berselingkuh hingga terlahir Gian, ternyata Gea menjadi jauh dan berubah.

Gea perduli pada mereka, adik-adiknya. Hanya saja ada pembatas yang membuat mereka menjauh dan saling acuh.

"Kak maaf. Maafkan Gea."

1
Susi Akbarini
siapa jodoh gita srlanjutnya..
Arga atau Bara?
😘😙😙❤❤❤
Susi Akbarini
penasaran.

siapa sih yg bakar ibu gita sebenarnya..
😘😍😙😗❤❤❤
Susi Akbarini
lanjuttttt...
❤❤❤😍😍😙😙
Susi Akbarini
berhasilkah Amran dan Sarah bebaskan Gita ..
bisakah Gita benaekan Gilang..

❤❤❤❤😍😙😙
Susi Akbarini
tapi b7ncir jga dosa besar....

bunuh Arga jga fosa besar...

❤❤❤😘😍😙😙
Susi Akbarini
Arga awas bucin ama Gita..

😀😀😀
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
Arga egois...
❤❤❤😍😙😙😙
🌷Vnyjkb🌷
gita : 🥴🤧puyengggggggg ngadepin agar²
Susi Akbarini
Gita jadi hutang budi ini...
❤❤❤😘😙😗
Susi Akbarini
wahhhh..
Arga penolongnyaaa...

❤❤❤❤😘😍😙
🌷Vnyjkb🌷
waahhhh,, d tolong musuh number one,,, ehmmmm misteriussss nihhh,, ada apa dg arga???

lanjuttt torrr, sehatt, semangatttt, suksessss🙏🙏💪💪💪💪💪👍👍😍😍
Susi Akbarini
ada misteri..

❤❤❤😍😙😙
Susi Akbarini
apa arga jga yg atur..

gilang tetap hidup..

❤❤❤😍😙😙
Susi Akbarini
alhamdulullah gilang
masih hidup..
kok gak hubungi tante lia..
bikin kuatir aja.

❤❤❤❤
Susi Akbarini
waduh..

bapaknya garong tau aja kw amna Gita pergi..
😀😀😀❤❤😘😙😗
Susi Akbarini
Doni yg mata duitan..
jga takut ancaman Arga ya nurut2 aja ..
❤❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
di mana Gikang masih hidupkah..

❤❤❤❤😍😙😗
Susi Akbarini
akankah Arga yg bucin ke Gita akan melepaskan Gilang...
❤❤❤😍😙😙
Susi Akbarini
gilang gak mungkin ilang kalo gak karena Arga ..

❤❤❤😘😍😙🤦‍♂️
Susi Akbarini
jreng3...

❤❤❤😘😍😙😙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!