Kiara Safira Azzahra harus menelan pil pahit mendapati kekasihnya tiba-tiba tidak ada kabar berita. Ternyata ehh ternyata, kekasihnya......
😱😱😱😱
Penasaran????
Yuk kepoin cerita author yang bikin kalian mewek-mewek baper abiss....
Hanya disini.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Yakin mau cari kos-kosan?"
"Hem, kayaknya iya, Ne," jawab Kia, menganggukkan kepalanya, "Bantu gue cariin kos-kosan yang deket kampus?"
"Iya. Gue coba cari info ke temen-temen!"
"Tapi sebelum itu, gue mau cari tau keberadaan bokap gue, Ne," ujarnya.
"Ada apa?"
Wajah Kia yang sudah murung itu semakin dalam kelamnya. Terlihat jelas beban berat yang menyesakkan di matanya
Anne menatap sahabatnya dengan mata yang ikut mendung. Tubuhnya tegak saat ia menggenggam erat tangan itu, seperti berusaha menyalurkan secercah kekuatan yang tersisa.
"Setiap nyokap nyiksa gue, dia selalu bilang gue anak pembawa sial. Kelahiran gue kayak jadi momok yang enggak diharapkan buat dia, bahkan keluarga nyokap, terutama nenek gue,” suara Kia pecah, terselip kecewa yang dalam. Dia menunduk, berjuang menahan air mata yang hampir tumpah.
"Gue cuma pengen tahu, Ne... kenapa nyokap bisa sebenci itu sama gue? Pasti ada alasannya, kan?” Genggaman tangan sahabatnya seperti pelukan tak terlihat, menenangkan hati Kia yang dirundung kesedihan.
"Emang elo tahu keberadaan bokap lo?"
"Gue nggak tau. Tapi gue bisa telepon dia. Janji ketemuan?"
"Okey, nanti gue temenin," angguk Anne, bersedia menemani Kia yang sedang rapuh.
"Emang kenapa sih tiba-tiba nyokap nyiksa lo lagi? Apa alasannya kali ini?"
"Dia bilang -- bokap mau nyerain nyokap gue," jawab Kia, tidak menangis, tapi ekspresinya sedih.
"Cerai?" kaget Anne. Kia menganggukkan kepalanya.
"Alasannya?"
"Belum tau. Gue juga males tanya," jawab Kia, "Udah gitu ---dia dah gebukin gue duluan! Mana sempet gue tanya-tanya!"
"Huft, idup elo rumit banget sih?"
"Emang," sahut Kia tersenyum samar, "Makanya ---gue mau nge-kos? Bantu gue cari kos-kosan ya? Gue nekat keluar dari rumah, Ne."
"Bagus. Gue dukung. Mending elo keluar dari rumah itu . Rumah yang sudah seperti neraka!"
Malam itu, bulan menggantung sempurna, cahayanya memantul bulat penuh seolah menyaksikan babak baru yang hendak dimulai. Di balik kelamnya malam, hati yang penuh tekad bergejolak, membara dengan itikad yang tak tergoyahkan. Segala ketakutan dan keraguan dipadamkan, karena dia percaya—semuanya akan berubah menjadi baik, asal keberanian tetap menyala dalam dada.
*****
Tiga hari berlalu, akhirnya dokter mengizinkan Kia pulang. Kondisinya mulai membaik; lebam di tangan dan wajahnya perlahan memudar, tanpa mengurangi pesona kecantikan alaminya.
Sampai di rumah ---Kia langsung mengemasi sebagian barang-barangnya ke tas besar. Dan sebagiannya lagi mungkin menyusul. Dia akan mencari kos-kosan dulu, dan tentu saja Anne yang akan membantunya.
"Nyokap elo kemana? Rumah sepi amat?" ucap Anne, memperhatikan sekeliling rumah Kia yang memang sepi.
"Palingan nyokap gue lagi ke rumah nenek.gue, Ne," jawab Kia. Dia berjalan ke arah kulkas dan mengambilkan air dingin.
"Mau minum?" tawar Kia.
"Ah, nggak usah," tolak Anne, menggelengkan kepala. Kia pun menikmati air dingin itu sendiri.
"Gue ganti baju dulu!"
"Ya. Buruan!" suruh Anne, duduk di pinggiran tempat tidur milik Kia yang tidak terlalu besar seperti tempat tidur miliknya. Tapi kamar Kia cukup bersih, nyaman dan wangi.
Buku-buku kuliah tertata rapi, berdiri tegak seolah menyimpan ribuan cerita perjuangan di balik setiap halamannya. Piala kejuaraan berkilauan, berbaris di lemari khusus seperti bintang yang menunggu untuk bersinar kembali. Semua itu bukan sekadar hiasan — melainkan saksi bisu dari kerja keras dan mimpi yang pernah melayang tinggi, menunggu untuk diwujudkan lagi.
Anne tersenyum melihatnya.
Kia memang cerdas. Sejak sekolah dasar, kemampuan menggambar dan mewarnainya selalu berhasil meraih juara satu. Berbagai perlombaan menggambar dan mewarnai pun selalu ia ikuti dengan antusias. Itulah sebabnya gadis itu begitu tertarik dengan dunia desain.
Desain dan menggambar, memang dua hal yang berbeda! Hehehe... Tapi kalau dikolaborasikan, bisa jadi sesuatu yang unik dan luar biasa. Apalagi dengan jari-jari lentik Kia yang mampu mewujudkannya.
"Yuk, Ne!" ternyata Kia sudah selesai bersiap-siap.
Mereka pun pergi dari rumah Kia untuk mencari kos-kosan.
Ya, Kia sudah bertekad bulat untuk hidup mandiri.
-
-
Di tempat lain, Regan terlihat terkejut melihat kedatangan mamanya yang tiba-tiba muncul di depan pintu apartemen. Ditangannya membawa paper bag, entah apa isinya.
"Ngapain mama kesini?" tanya Regan, mengernyitkan keningnya.
"Ish, kamu itu kebiasaan! Bukannya disuruh masuk, malah ditanya mau ngapain?" omel wanita paruh baya itu, memarahi putranya. Tidak kasar tapi cenderung lembut. Regan cuman nyengir.
"Kia nggak datang kan?" tanyanya.
"Iya. Tiga hari dia nggak datang," sahut Regan.
"Adekmu nggak cerita?"
Regan menggelengkan kepala.
"Kemarin sih mama baru aja jenguk dia di RS?"
Regan terlonjak kaget, "Memangnya dia lagi sakit?" tanyanya.
"iya," angguk Amanda, seorang ibu berwajah lembut.
"Sakit apa, Ma?" tanya Regan penasaran juga akhirnya.
"Penganiayaan," jawab Amanda, berjalan ke arah dapur. Dan membongkar semua isi paper bag itu di meja dapur.
"Hah, penganiayaan?" kaget Regan ikut menyusul ke dapur.
"Hem. Kasian deh, Gan?" kata sang mama, "Mama sering denger ceritanya dari Anne, kalau Kia seringkali dianiaya mama kandungnya sendiri. Dan puncaknya kemarin, dia terluka cukup parah. Babak belur wajahnya. Mama kemarin jenguk, dan nggak tega lihatnya?" adu Amanda, bercerita pada putra tampannya.
"Tiga hari dia dirawat di rumah sakit. Adekmu nemenin di RS sampai sembuh?" kata Amanda lagi.
"Pantesan dia nggak datang bersih-bersih di apartemen aku?"
"Ya itu karena Kia lagi dirawat di rumah sakit?" ucap Amanda, "Dia nggak ngehubungin kamu?"
"Nggak. Dia kan nggak tau nomor aku, Mah?" ucap Regan. Namun ia teringat pernah meminta nomornya Kia pada adiknya itu.
"Gue jadi penasaran?" gumam Regan dalam hati.
"Kok ada ya ibu sejahat itu?"
******
"Elo suka nggak tempat nya?" tanya Anne pada sahabatnya. Ini sudah ke lima kali keduanya mendatangi kos-kosan yang berbeda, yang letaknya di sekitar kampus.
"Terlalu kumuh, Ne!" bisik Kia, takut ibu kos mendengar.
Anne meringis.
Bener juga sih yang dikatakan Kia.
Tempatnya memang lebih dekat dengan kampus, tapi suasananya cukup kumuh. Kos-kosan itu bercampur dengan kos-kosan suami istri, sementara kamar untuk mahasiswa kebetulan sedang kosong.
Belum lagi kamar mandi yang harus bareng-bareng begitu. Ih, pokoknya nggak banget.
"Ya udah kita cari yang lain?" ajak Anne. Kia menganggukan kepalanya.
"Maaf ya, Bu. Nanti kalau jadi, kami ke sini lagi?" ucap Kia sopan.
"Oh, silakan. Pintu kos-kosan saya terbuka lebar untuk kalian berdua?" kata Ibu kost bertubuh gempal itu.
Anne dan Kia tersenyum kecil, lalu mereka berpamitan.
Begitu mereka sudah duduk di mobil, keduanya langsung tertawa kecil.
Bagaimana tidak???
Ibu kos bertubuh gemuk itu tampak sangat dekil. Jika dirinya sendiri saja tak mampu merawat diri, bagaimana mungkin kos-kosan miliknya yang terlihat kumuh bisa terasa bersih dan nyaman.
"Istirahat dulu, Ne. Gue capek!" keluh Kia, nafasnya ngos-ngosan.
"Kita mampir ke cafenya Banyu?" celetuk Anne.
"Kenapa ke sana?" tanya Kia, "Dia lagi kerja, Keles!"
Kia taunya Banyu kerja di cafe itu. Dan dia nggak mau kedatangannya mengganggu pekerjaan pemuda itu.
"Ada menu es kopi yang enak banget?" ucap Anne tertawa riang.
"Jadi yang waktu itu, elo beneran di Cafe tempat Banyu kerja?"
"Iya. Cafe itu lagi viral di tuk tuk. Makanya gue datengin. Eh nggak taunya ketemu si cogil di sana?" kata Anne terkekeh.
"Dan kebetulan juga elo nelpon gue saat itu. Banyu denger, dan memaksa untuk ikut. Gila nggak tuh?" ngakak Anne, "Kebetulan banget deh ....!"
"Kebetulan apanya? Itu hanya bentuk rasa simpati!"
"Iya, rasa simpati yang berujung perhatian! Cie....Cie..... akhirnya ada seseorang yang berani deketin elo? Selama ini cowok-cowok kabur kan taunya elo judes dan galak!"
"Ah, sialan elo, Ne!!!!!"
Hahahaha......,
Bersambung...
benarkah???