Setelah kakak ku tiada, aku dipaksa menikah dengan kakak iparku, karena aku tidak cinta dan membencinya, aku menyia-nyiakan dia, hingga suatu hari tanpa aku tau dia masuk kerumah sakit, dan dokter memberi vonis kalau dia sudah meninggal, aku menangis, karena menyesal, aku ingin diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, akankah keajaiban datang ?
ingin tau baca novel SUAMI YANG DISIA-SIAKAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. End
Dokter, dokter, dokter." Nadira memanggil dokter dengan tergesa-gesa dan sedikit keras.
Dokter Lutfi yang mendengarnya, ia langsung menghampiri Nadira. "Ada apa, kenapa berteriak ?" tanya dokter Lutfi, ia juga terlihat khawatir karena ekspresi wajah Nadira seperti cemas. Dokter Lutfi takut kondisi Adrian drop lagi.
"Dokter, suami saya, tolong periksa suami saya, dia sepertinya sudah sadar, tadi aku lihat jemarinya bergerak." Ujar Nadira, ekspresi wajahnya tidak dapat diprediksi karena berubah-ubah, bahagia campur dengan sedih.
Dokter Lutfi langsung bergegas keruangan Adrian, setelah mendengar penjelasan dari Nadira istri sahabatnya itu di ikuti oleh seorang perawat wanita dibelakangnya.
Dokter Lutfi langsung mengecek mata dan anggota tubuh lainnya, setelah itu dia melihat sendiri jemari Adrian bergerak seperti yang dikatakan oleh Nadira tadi.
Tidak lama kemudian Adrian mulai membuka matanya pelan-pelan, Nadira langsung memanggil Adrian suaminya itu.
"Mas, kamu sudah sadar, terimakasih ya Allah." Nadira langsung memeluk tubuh Adrian dia sangat bahagia dan terharu, hatinya begitu senang sehingga dia reflek langsung memeluk tubuh Adrian.
Dokter Lutfi dan seorang perawat juga ikut senang karena pasien yang sudah lama koma akhirnya terbangun juga.
Adrian terkejut saat Nadira memeluk dirinya, dia tidak tau kenapa istri yang selalu cuek padanya memeluk dirinya dan menangis di dadanya.
"Mas, terimakasih, kamu sudah bangun, aku senang sekali, mas, maafkan aku, mulai sekarang aku janji akan menjadi istri yang baik, aku tidak butuh apa yang mas berikan untukku, aku hanya ingin mas Adrian selalu berada disampingku, kita akan membina rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah." Kecoh Nadira masih memeluk tubuh Adrian dengan erat seakan takut Adrian akan pergi.
Adrian tidak menjawab, mulutnya masih kaku karena efek dari komanya yang sudah lama, namun hatinya menghangat karena Nadira istri yang tidak menganggap dirinya kini sedang menangis di dadanya seperti takut kehilangan.
"Nadira, sebaiknya kita periksa dulu Adrian," Ujar dokter Lutfi. Nadira langsung bangkit dari pelukan Adrian, dia memberi ruang untuk dokter Lutfi memeriksa Adrian.
"Bagaimana dok, suamiku sudah baikan 'kan ?" tanya Nadira setelah dokter Lutfi memeriksanya.
"Adrian sudah tidak apa-apa, tapi tubuh dan kondisinya masih lemah, dia perlu dirawat untuk beberapa hari, setelah staminanya pulih, baru bisa pulang." Jawab dokter Lutfi.
Nadira mengangguk, dia mengerti, memang benar seperti yang dikatakan dokter Lutfi, Adrian memang membutuhkan tenaganya kembali stabil.
Setelah menjelaskan semua tentang kondisi Adrian, dokter Lutfi dan perawat pamit dan keluar dari ruangan itu.
Kini tinggallah Adrian dan Nadira didalam, air mata Nadira masih membasahi kedua pipinya.
Bibir Adrian bergerak, dia ingin berbicara tapi bibirnya seperti susah untuk terbuka.
"Mas, mau minum ?" tanya Nadira melihat bibir Adrian seperti ingin mengatakan sesuatu.
Adrian menggeleng pelan, dia masuk h mencoba untuk berbicara sehingga bibirnya terbuka dan keluar suara yang nyaris tidak terdengar.
Nadira mendekatkan telinga kemulut Adrian agar dapat mendengar apa yang ingin Adrian katakan.
"Kenapa kamu menangis ?" tanya Adrian dengan suara lirih dan kaku.
Air mata Nadira semakin mengalir, dia sedih mendengar pertanyaan Adrian, namun dia sadar memang sudah pantas Adrian bertanya seperti itu mengingat dirinya selama ini sering cuek dan abai.
"Mas, aku tau aku salah, aku mengabaikan suami yang sangat baik seperti kamu, maafkan aku, sekarang aku janji, aku akan menjadi istri yang baik dan Mama yang baik untuk anak kita nanti." Jawab Nadira menggenggam tangan kanan Adrian.
Mendengar itu, Adrian tersenyum, hatinya hangat dan sangat bahagia, Adrian tidak pernah menyangka Nadira akan seperti sekarang ini, Adrian juga bersyukur dia masih diberi kesempatan dan membuat Nadira yang membencinya sekarang menginginkannya.
Tangan kiri Adrian terangkat pelan-pelan, dia mengusap air mata Nadira, dan kemudian membawa Nadira ke pelukannya.
Nadira juga memberi tahu Ibu dan Bapaknya, kalau Adrian suaminya sudah sadar dari komanya.
Andra juga sudah tau begitupun Rian asisten sekaligus sahabat Adrian, karena Bu Lita sudah menelepon keduanya.
"Bapak, ayo kerumah sakit, Adrian sudah bangun, tadi Nadira menelepon Ibu." Ujar Bu Lita sangat terburu-buru mengajak Pak Gunawan kerumah sakit, hati Bu Lita juga begitu senang saat mendengar kabar kalau menantunya itu sudah sadar dari koma.
Adrian dan Nadira mengobrol banyak hal, entah apa saja yang di bicarakan keduanya hanya mereka berdua yang tau.
Tidak lama kemudian, pintu ruangan diketuk, nampak lah Bu Lita dan Pak Gunawan setelah pintu terbuka.
Hati Bu Lita dan Pak Gunawan sangat bahagia melihat Nadira dan Adrian akur.
Bu Lita dan Pak Gunawan juga mengajak Adrian mengobrol, ke empat manusia beda usia itu terlihat begitu senang.
Rian dan Andra juga sudah tiba disana sehingga ruangan itu penuh dengan canda tawa dan bahagia.
Hari-hari berlalu, Adrian sudah diperbolehkan pulang, tubuh Adrian semakin sehat, penyakitnya sudah sembuh menurut pemeriksaan dari rumah sakit.
Nadira seperti janjinya, dia menjadi istri yang begitu baik dan patuh, dia sangat telaten merawat Adrian sehingga Adrian kembali seperti dulu.
Nadira juga sempat protes karena Adrian membalikkan semua aset termasuk perusahaan atas namanya, namun Adrian mengatakan tidak apa-apa dia sudah memutuskan kalau semua hartanya diberikan untuk Nadira.
Nadira tidak bisa membantah lagi, dia akan mewariskan semuanya nanti untuk anak-anak bersama Adrian.
Nadira mengajak Adrian ke makam Nadia, dia ingin meminta maaf dan meminta terima kasih pada kakaknya yang telah memilih suami sebaik Adrian untuknya.
Hari-hari yang dilalui Nadira dan Adrian sekarang begitu bahagia, keduanya sudah saling melengkapi dan mencintai, tidak ada lagi cuek dan mengabaikan seperti dulu, kedua suami istri itu hidup damai dan bahagia.
TAMAT
g berasa uda end ajaa..
akhir yg bahagia buat adrian n nadira
Asal jgn di prank az ma authornya
pd akhirnya kau akan menyesal nadira