NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Budidaya dan Peningkatan / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: FAUZAL LAZI

[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Pagi pun menyingsing. Cahaya matahari perlahan menembus jendela kamar, menyinari wajah Jian Yu yang masih terlelap. Suara ayam jantan dari kejauhan membuatnya membuka mata perlahan. Ia bangkit, meregangkan tubuh, lalu menarik napas panjang.

“Sudah waktunya,” gumamnya sambil menatap jendela.

Lin Lin dan Lin Shi masih tertidur pulas di ranjang. Jian Yu tersenyum tipis, lalu keluar kamar tanpa menimbulkan suara. Langkahnya membawanya menuju halaman belakang, di mana ia bisa berlatih dengan tenang.

Begitu ia duduk bersila, suara Sistem kembali terdengar di benaknya.

Sistem: [Apakah Tuan ingin mengaktifkan atribut es sekarang?]

Kali ini Jian Yu tidak ragu.

“Ya, gunakan sekarang.”

Sekejap, hawa dingin membungkus tubuhnya. Angin tipis berembus, membuat rumput di sekitarnya dipenuhi embun beku. Jian Yu merasakan perubahan yang luar biasa. Aliran energi di dalam meridiannya menjadi lebih halus namun tajam, bagaikan bilah es yang menusuk.

Tangannya terangkat, dan seketika kristal-kristal es terbentuk di udara. Dengan satu gerakan kecil, es itu berubah menjadi tombak yang melayang di hadapannya. Jian Yu tersenyum puas.

“Dengan atribut es ini, serangan dan pertahananku bisa semakin seimbang.”

Sementara itu, di dalam ruang dimensi miliknya, sepuluh orang pembunuh yang kini menjadi bawahannya telah bangun lebih awal. Mereka berlatih keras, tubuh mereka masih dipenuhi semangat setelah meminum pil penyembuhan tingkat tinggi.

Pemimpin mereka, yang semalam kakinya patah, kini sudah bisa berdiri tegap kembali. Ia mengepalkan tinjunya, menatap rumah besar yang telah Jian Yu ciptakan.

“Tuan benar-benar bukan manusia biasa… kekuatannya sudah setara dewa.”

Yang lain mengangguk setuju. Rasa takut mereka perlahan berubah menjadi rasa hormat, bahkan kekaguman.

Tak lama, ruang dimensi bergetar, dan sosok Jian Yu muncul di hadapan mereka. Semua langsung berlutut.

“Salam hormat, Tuan!”

“Bangunlah,” ucap Jian Yu dengan tenang. Tatapannya tajam, namun juga mengandung wibawa.

“Mulai hari ini, kalian semua adalah pedangku di dalam bayangan. Kalian akan bergerak tanpa diketahui siapa pun, dan hanya aku yang bisa memberi perintah. Malam ini, ada misi pertama untuk kalian.”

Sepuluh orang itu serempak menjawab, “Siap, Tuan!”

Jian Yu keluar dari ruang dimensinya dan berdiri di halaman rumah. Dari dalam, ia mendengar suara Lin Lin yang berteriak memanggil namanya.

“Kakak Jian Yu! Kakak Jian Yu! Kakak di mana?” Suaranya terdengar jelas sampai keluar.

Jian Yu pun langsung masuk dan menemukan Lin Lin yang sedang sibuk mencari dirinya.

“Kau mencari aku, Lin Lin?” ucap Jian Yu sambil tersenyum.

“Eh! Kakak Jian Yu! Dari mana saja?” tanya Lin Lin dengan suara imutnya.

“Kak, Lin Shi di mana? Kok tidak kelihatan?” tanya Jian Yu, heran karena tak melihat kakaknya.

“Kakak lagi di dapur bikin sarapan,” jawab Lin Lin sambil menunjuk ke arah dapur. Jian Yu hanya mengangguk lalu mengajaknya ke teras.

Sementara itu, di keluarga Liao.

Langkah kaki terdengar di ruang tamu yang luas. Seorang wanita berjalan masuk, wajahnya penuh rasa penasaran.

“Ayah, apakah orang-orang yang ayah sewa berhasil membunuh Jian Yu?” tanyanya tanpa basa-basi.

Suara serak yang berat segera menjawab, “Tenanglah, Ye’er. Ayahmu ini sedang mencari keberadaan mereka.”

Pria itu adalah Liao Ma, kepala keluarga Liao. Mendengar jawaban ayahnya, Liao Yen mengernyit.

“Kenapa ayah harus mencari mereka? Bukankah pembunuh itu pasti pandai menyembunyikan auranya? Wajar saja kalau ayah tidak bisa merasakannya.”

“Bukan begitu, anak bodoh,” gumam Liao Ma sambil memejamkan mata. “Mereka bukan bersembunyi. Jika bersembunyi, aku masih bisa merasakan aura mereka. Ini berbeda... aura mereka benar-benar hilang. Seolah mereka sudah mati.”

Ia menarik napas dalam, lalu menatap putrinya tajam.

“Liao Yen, siapa sebenarnya yang kau singgung kemarin?”

Liao Yen yang duduk di samping ayahnya hanya menjawab malas dengan nada sombong.

“Bukan siapa-siapa, cuma pemuda miskin yang tidak tahu apa-apa.” Ia tersenyum percaya diri, lalu berdiri. “Sudah ya, Ayah. Aku mau istirahat dulu.”

Melihat sikap putrinya, Liao Ma hanya bisa menghela napas panjang.

“Haaah... sepertinya aku terlalu memanjakan anak itu,” gumamnya pelan.

Kembali ke Jian Yu.

Setelah sarapan yang dimasak oleh Lin Shi selesai dan semua piring dibereskan, Jian Yu mulai berpikir.

“Bagaimana kalau aku bawa mereka ke ruang dimensi saja, ya? Demi keselamatan mereka... sekaligus aku juga bisa membuat sesuatu di sana,” gumamnya.

Ia pun memanggil Lin Shi dan Lin Lin yang masih berada di dapur. Tak lama kemudian, keduanya datang.

“Ada apa, kakak Jian yu ?” tanya Lin Shi penasaran.

“Aku mau mengajak kalian ke suatu tempat. Kalian mau ikut?” tanya Jian Yu, memastikan.

Tak butuh waktu lama, kakak beradik itu mengangguk setuju.

“Memangnya kita mau ke mana?” Lin Shi bertanya lagi, penuh rasa ingin tahu.

“Iya kak, ke mana? Apa jauh?” sambung Lin Lin.

Jian Yu tersenyum. “Tidak jauh kok, malah sangat dekat.”

Ia lalu merobek ruang di hadapan mereka. Lin Lin dan Lin Shi langsung melongo kebingungan.

“Nah, mari kita pergi,” ucap Jian Yu sambil menggendong Lin Lin dan menggenggam tangan Lin Shi.

“Tutup mata kalian, jangan dibuka sebelum aku suruh,” katanya. Mereka pun menuruti.

Sesaat kemudian, Jian Yu melangkah masuk ke dalam ruang dimensinya. Begitu sampai, para bawahannya segera menyambut dengan hormat. Jian Yu hanya mengangguk kecil, lalu berkata, “Sekarang kalian boleh buka mata.”

Lin Lin dan Lin Shi segera membuka mata, dan keduanya langsung terperangah.

“Indah sekali! Lihat, kak, hewan itu lucu sekali!” seru Lin Lin kegirangan.

Ia langsung turun dari gendongan Jian Yu dan berlari mengejar seekor kelinci putih yang sedang meloncat di taman bunga. Sementara itu, Lin Shi yang masih berdiri di samping Jian Yu bertanya dengan wajah penasaran,

“Jian Yu, siapa orang-orang itu?”

“Oh, mereka? Mereka bawahanku,” jawab Jian Yu singkat. Ia lalu menoleh ke arah para pengikutnya. “Lanjutkan latihan kalian, dan jangan lupa istirahat.”

Para pengikut itu serempak mengangguk dan kembali berlatih.

“Lin Shi, temani adikmu bermain dulu. Aku mau berlatih,” ucap Jian Yu.

Namun sebelum ia beranjak, Lin Lin berlari kembali sambil menggendong kelinci yang terlihat pasrah.

“Kak Jian Yu, ini hewan apa?” tanyanya polos sambil menunjukkan kelinci itu.

“Itu namanya kelinci. Di sini juga ada hewan-hewan lain, coba lihat ke arah hutan sana,” jawab Jian Yu sambil menunjuk.

Di hutan kecil itu, tampak beberapa hewan kecil lain bersembunyi, seolah tak ingin ditangkap oleh Lin Lin.

Mata Lin Lin berbinar, lalu ia berlari ke arah hutan dengan penuh semangat. Lin Shi pun segera mengikuti adiknya dari belakang.

Jian Yu pun langsung pergi ke arah barat di ruang dimensinya. “Sepertinya ini tempat yang cocok untuk latihan,” gumam Jian Yu.

Ia lalu menciptakan air terjun dengan energi Qi yang sangat kuat dan cocok untuk berlatih, serta sebuah kolam di bawah air terjun untuk membersihkan diri.

Jian Yu melepaskan bajunya, kemudian duduk bersila di bawah derasnya air terjun. Ia pun mulai berkultivasi. Qi di sekitarnya dengan gila-gilaan masuk ke dalam dantiannya. Berkat teknik penyerapan Qi miliknya, proses menyerap Qi menjadi lebih mudah.

Sementara itu, Lin Lin sedang memegang seekor tupai kecil di tangannya. Tatapannya tertuju pada Jian Yu. “Tupai kecil… Kakak Jian Yu lagi ngapain, ya?” tanyanya polos pada tupai tersebut.

Sedangkan Lin Shi duduk di bawah pohon rindang sambil menjaga adiknya. Sesekali matanya melirik ke arah Jian Yu yang sedang berlatih tanpa mengenakan baju. Seketika wajahnya memerah, lalu buru-buru ia memalingkan pandangan. “Sial…! Tubuhnya sangat bagus!” gumamnya dengan wajah yang semakin merah.

Para bawahan Jian Yu yang melihat tuannya menyerap energi Qi dalam jumlah besar hanya bisa terpana. Mereka merasa kagum sekaligus beruntung karena bisa menjadi bawahan seorang jenius.

Jian Yu yang berada di bawah air terjun semakin fokus. Tubuhnya mulai memanas. Dalam kesadarannya, dantian milik Jian Yu menyerap Qi secara terus-menerus, hingga akhirnya terdengar suara pecah.

“Boomm!”

Air di sekitarnya terpental dan berhamburan. Dantian yang pecah itu segera terbentuk kembali. Jian Yu terengah-engah, napasnya berat. “Cuma naik satu tingkat, ya… sekarang aku ada di ranah Pengolahan Qi tingkat 3.”

Jian Yu pun kembali mengenakan bajunya, lalu turun dari air terjun untuk menemui Lin Lin dan Lin Shi. Ia berniat mengajak mereka keluar dari ruang dimensi. Saat ia berjalan ke arah mereka, tiba-tiba sistem muncul.

[Sistem: Misi baru terpicu! Hancurkan kediaman keluarga Liao dan dapatkan hadiah ‘Dominasi Aura’ serta +1 Fragmen Angin Mengalir yang dapat digabungkan dengan Langkah Bayangan Angin.]

1
Pakde
lanjut thor
FAUZAL aut: siap tingal di review aja nih Giman cerita nya udah menarik belum
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!