Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 tak perduli
" Amara...." desis Arzeta kaget dan spontan wanita itu menghentikan gerakan mulutnya pada milik Mattew.
" Matt....dia....kenapa dia ada di sini ?! " tanya Arzeta dengan wajah pias.
jelas ia malu, selama ini di hadapan Amara ia membangun image sebagai wanita yang elegan dan tak tersentuh.
Tapi sekarang....
Wanita itu justru melihatnya berada di antara kedua kaki dan sedang berusaha menyenangkan seorang laki laki.
" biarkan saja dan jangan hiraukan dia, dia tidak ada urusan dengan kita " jawab Matt mulai kesal karena ia merasa kesenangannya terganggu.
" tapi Matt....dia melihat ke arah kita, sejak kapan dia ada di sana dan menjadikan kita tontonannya ? " kata Arzeta geram sekaligus malu.
" kubilang biarkan saja dan jangan hiraukan dia..." sentak Mattew kesal sambil membuka matanya.
Mata Mattew melebar menatap kepada Arzeta.
" ckk...kau merusak mood ku saja Zeta...." omel Mattew dengan nada sedikit keras dan membuat Arzeta tergagap.
" tapi Matt...dia...."
" kau ingin lanjutkan ini atau berhenti sampai di sini saja ?! " sentak Matt lagi dan kian membuat Arzeta kelimpungan.
Ia jelas ingin melanjutkan kegiatannya ini karena ini yang memang selalu ia harapkan sejak dulu.
Merasakan kejantanan seorang Mattew Nix yang jika di lihat dari penampilannya sudah membuatnya bahkan mungkin semua wanita mengkhayalkannya.
Tapi....
Kehadiran sosok Amara di sana membuat ia resah.
Bersamaan dengan itu, ia melihat Amara bangkit dari duduknya dan melangkah ke arah mereka berdua.
" hai ibu Arzeta...." sapa Amara sambil menatap Arzeta dengan tatapan penuh arti ketika ia telah berada di hadapan kedua pasangan menjijikkan itu menurut Amara.
Arzeta tergagap, wanita itu sedikit menekuk tubuhnya demi menutupi tubuh polosnya. Amara tersenyum menghina.
" tak kusangka kau murahan juga rupanya " ejek Amara.
" inikah alasannya kau setuju dengan pembebasanku ?! Kau juga ingin merasakan milik laki laki ini " lanjut Amara sambil melirik sejenak kepada Mattew dan kembali beralih ke arah Arzeta di bawah sana.
Dan Mattew....
Laki laki tetap tenang meski ia sadar Amara meliriknya jijik.
Mattew terus memperhatikan raut wajah Amara meski ia baru saja kembali mendapat lirikan yang kali ini terasa tajam dari Amara.
Tapi itu justru diam diam membuat hatinya tertawa dan merasa menang
Entah merasa menang atas apa....
Dia juga sebenarnya tak tahu....
" lakukan saja apa yang ingin kau lakukan dengannya...
Jika perlu buat dia lemas hingga ia ke habisan cairannya agar dia tak lagi bisa bermain main dengan wanita lain selain dirimu " kata Amara dengan raut wajah yang tak perduli sama sekali.
Mendengar ucapan Amara, sontak membuat wajah Mattew seketika berubah pias.
Diam diam laki laki itu mengepalkan erat tangannya.
Rasanya ia tak bisa menerima jika Amara tak terusik sama sekali dengan kebersamaannya bersama Arzeta.
Kesan tak peduli Amara diam diam membuat ia meradang dan sukses menghapus rasa kemenangan yang tadi diam diam mewarnai kalbunya.
Tawa di dalam benaknya tiba tiba sirna dan berubah dengan rasa marah.
" dan satu hal lagi....Jangan khawatir, aku tidak akan mengatakan apapun tentang ini " kata Amara lagi.
" oh ya...maaf...sudah mengganggu kesenangan kalian... " kata Amara sebelum akhirnya ia memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan tempat itu.
Mattew menatap tak berkedip ke arah punggung Amara yang nampak semakin menjauh dan mulai menaiki anak tangga.
Tak lama punggung wanita itu pun tak lagi bisa ia lihat.
Sepeninggal Amara berikut dengan bayangannya, Mattew tiba tiba merasakan seperti ada yang hilang dalam jiwanya.
" Matt...." panggilan Arzeta dan sentuhan lembut wanita itu pada miliknya di bawah sana seolah menyadarkannya.
Tatapan mata Mattew beralih pada wanita itu,
Arzeta perlahan bangkit dan naik ke pangkuan laki laki itu.
Ia memilih mengabaikan Amara dan memilih melanjutkan kegiatan panasnya bersama Mattew.
Rasa ingin memiliki dan merasakan milik Mattew jauh lebih besar dan lebih menarik baginya ketimbang menuruti rasa malunya terhadap Amara.
Arzeta yang telah duduk di pangkuan Mattew kembali kini telah memposisikan miliknya tepat di atas milik Mattew yang mulai mengacung menurutnya.
Namun,
Ketika ia bersiap memasukkan milik laki laki itu, Mattew telah lebih dulu memasukkan tiga jarinya sekaligus ke dalam miliknya.
Mata Arzeta sontak membelalak dan mulutnya menganga.
" Matt....akh...." Arzeta mulai menggelinjang kembali hanya dengan permainan jari Mattew.
" Matt...aku...akhh.....aku....akhh Matt...aku ingin milikmu akhh.....bu...bukan....jarimu...akh...!! " erang Arzeta yang terbata bata karena serangan rasa nikmat di bawah sana yang membuatnya kelimpungan.
Mattew tak menghiraukan rengekan wanita itu, ia terus mempercepat ritme permainan jarinya di dalam milik Arzeta.
Hingga tak lama dan entah di menit ke berapa, Arzeta terkulai lemas,
Cairan hangat yang membuatnya melayang kembali ia rasakan dan kali ini ia benar benar merasa lemas karena rasa nikmat luar biasa yang di berikan oleh seorang Mattew padanya.
Belum kembali tenaganya, Mattew mendorong tubuhnya hingga ia pindah terduduk di sofa.
" Matt...." desah Arzeta lirih.
" pakai pakaianmu dan cepatlah pergi dari sini " kata Mattew sambil melempar pakaian Arzeta ke arah wanita itu kemudian ia memakai boxernya.
Tak ia hiraukan Arzeta yang menatapnya bingung.
" Matt...kau meminta aku pergi dari sini ?! " tegas Arzeta.
" hemmm....pulanglah "
" tapi Matt...ini sudah malam " tolak Arzeta
" aku tidak perduli zeta.....aku tidak suka melihatmu lama lama di sini.
Cepatlah Zeta...aku sudah lelah " sentak Mattew sambil berkacak pinggang.
Mata Arzeta sontak melebar.
" kalau begitu biarkan aku menemanimu beristirahat hemm...." kata Arzeta sambil bangkit dan dengan tubuh polos tanpa sehelai benang,
Wanita itu melangkah ke arah Mattew.
" aku sudah tak berminat dengan tubuhmu Zeta, meski kau buka lebar lebar milikmu di hadapanku sekalipun percuma...
Aku sudah tak berminat " kata Mattew dengan ketus sambil menghempas tangan Arzeta yang mengusap lembut dadanya berusaha membangkitkan kembali hasratnya.
Tapi percuma...
Raut tak perduli Amara tadi suskes membuat mood bercintanya hilang seketika.
Apalagi wanita itu yang tak lagi ada di ruangan itu membuatnya malas.
Mattew melangkah ke arah pintu dan kemudian membuka pintu apartemennya itu lebar lebar.
" Cepat pakai pakaianmu dan segera pergi dari sini atau aku lempar kau keluar dengan telanjang seperti itu " kata Mattew lagi.
Arzeta menggeram kesal,
Wanita itu kemudian memakai pakaiannya dengan cepat dan serampangan.
Di dalam hati ia tak henti mengumpati sosok Mattew yang brengsek dan sudah seperti begundal saja itu.
Ia tak menyangka dirinya akan di perlakukan seperti ini.
" kau memang gila dan tak berperasaan Matt...." umpat Arzeta sebelum akhirnya ia keluar dan pergi dari apartemen Mattew di waktu dini hari ini.
Mattew hanya mencebikkan bibirnya dan mengedikkan bahunya masa bodoh menanggapi umpatan Arzeta padanya itu.
Sepeninggal Arzeta, Mattew masih betah berdiri dengan diam di depan pintu apartemennya itu.
Diam diam ia bingung dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Ia sudah melakukan pemanasan hingga basah seperti itu,
Tapi ia belum mendapatkan apa apa.
Dan ia malah mengusir partnernya.
" apa sekarang tiba tiba kau sudah menjadi gila Matt.....?! " rutuk Mattew di dalam hati.
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗