Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
"Ada apa Gavin?"
Gavin diam untuk beberapa saat, ia hanya memandangi Zalika yang terlihat tengah menangis, bahkan terdengar isakan kecil dari bibirnya
"Gavin!" Jefry sedikit kesal karena asisten pribadinya itu seolah tak memperdulikan pertanyaannya
"I-iya tuan, saya ingin memberi tahu jika tiga orang yang terlibat pembullyan pagi tadi telah diamankan. Saya tengah menunggu perintah dari tuan saja" Ucap Gavin, pria itu ingin sekali bisa menguliti ketiga karyawan wanita yang telah berani mengganggu gadis yang ia cintai
"Baiklah! Kamu tahan mereka! Saya akan kesana lima menit lagi!" Ujar Jefry pada asisten pribadinya
"Kalau begitu saya permisi tuan" pamit Gavin "Oh iya, Zalika. Saya membawa tas milik mu! Kamu bisa mengecek lebih dulu barang di dalamnya!" Ucapnya seraya menyerahkan Tote bag berwarna coklat itu pada Zalika
Zalika mengambil tas itu dari tangan Gavin "Terima kasih tuan!"
"Sama-sama!" Pria itu benar-benar keluar setelahnya, berbagai pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Kenapa Zalika berada disana, dan mengapa tuannya terlihat mencemaskan gadis itu secara berlebihan
Setelah kepergian sang asisten, Jefry kembali mendekat kearah gadisnya dan mengusap air mata yang kembali menodai wajah cantiknya
"Kamu ingin hukuman yang seperti apa?" Tanya Jefry, suaranya begitu lembut dan Zalika suka itu
"Kenapa bertanya pada saya tuan?" Gadis cantik itu mendongak, Jefry memiliki tubuh atletis yang begitu proposional membuat Zalika hanya setinggi dadanya saja
"Jangan bersikap formal jika kita hanya berdua!"
"Tapi saya.."
"Sudahlah, sekarang katakan kamu menginginkan hukuman seperti apa untuk mereka?" Jefry mengangkat dagu gadis itu yang sejak tadi menunduk
"Aku nggak tau!" Jefry yang merasa gemas menekan pelan hidung mancung gadis perinya itu
"Kamu mau aku memecat mereka?" Zalika menggeleng lalu tersenyum menatap wajah tampan yang tersaji didepannya
"Apa aku boleh menentukan hukuman apa saja pada mereka?" Tanya Zalika memastikan
Jefry tersenyum kemudian mengangguk, senyuman itu tak pernah ia tunjukkan pada siapapun, bahkan selama ini Zalika tak pernah melihat senyuman dari atasannya itu
"Ayo! Kita lihat siapa yang talah berani mengganggu peri ku yang cantik!"
Zalika tersipu mendengar kalimat pujian yang diberikan pria dingin yang ia sebut sebagai batu bernafas ini
Keduanya tiba di ruangan yang cukup luas. Gavin telah ada disana, tengah duduk sembari memperhatikan wajah penuh ketakutan ketiga wanita pembully
Gita dan kedua rekannya semakin pucat saat Jefry memasuki ruangan tersebut, ketiganya menunduk dengan jemari yang saling bertaut
"Tuan!" Gavin segera bangkit dari duduknya setelah melihat kedatangan dari atasannya itu
"Kamu keluar saja Gavin! Biar saya yang selesaikan ketiga lalat ini!" Ketiganya tak bersuara, terserah Jefry hendak memanggil mereka apa
"Tapi tuan.."
"Sudahlah Gavin, pergi dan selesaikan pekerjaan mu! Mereka biar saya yang urus!" Ucap Jefry tak ingin dibantah
Sebenarnya Gavin bingung, tak seperti biasanya tuannya itu memilih untuk menyelesaikan masalah yang menurut nya sepele. Ini hanya kasus perkelahian antar karyawan dan Jefry ingin turun langsung untuk menanganinya? Sungguh aneh
"Disini ada rekaman CCTV atas kejadiannya, tuan" setelah memperlihatkan rekaman kejadian pagi tadi, Gavin segera keluar dari ruangan tersebut setelah memandang wajah cantik Zalika sekilas
Jefry duduk disebuah kursi, didepannya terdapat sebuah laptop yang tengah menampilkan rekaman kejadian pagi tadi
Ia melihat bagaimana Zalika menampar wajah Gita lalu gadis itu dipegangi oleh kedua rekan Gita
Pria itu mengepalkan tangannya saat melihat bagaimana wanita bernama Gita itu menampar keras wajah cantik kekasihnya, entah sejak kapan Jefry mengklaim bahwa Zalika adalah kekasihnya
Jantung ketiga wanita itu berdegup kencang, wajah mereka berubah pias. Tatapan Jefry seolah mampu mengoyak tubuh mereka
"Berani sekali kalian!" Jefry menatap mereka satu persatu, lalu berhenti pada wanita dengan bibir yang merah merona, pria itu berdiri dan
Plak
Gita merasa pipinya kebas, tamparan itu benar-benar keras bahkan Jefry tak mengeluarkan semua tenaga nya. Bisa dipastikan bagaimana kondisi wajahnya jika pria itu mengerahkan seluruh kekuatannya
"Berani sekali kalian menyentuh Zalika! Kalian tidak tau siapa dia?" Suara Jefry menggelegar, bukan Gita dan kawan-kawan saja yang ketakutan mendengarnya, bahkan Zalika sampai gemetar
Jefry menatap kekasihnya yang terlihat ketakutan, pria tampan itu mengulurkan tangan lalu meminta Zalika duduk dikursi yang semula ia duduki
"Katakan sayang, hukuman apa yang ingin kamu berikan pada mereka?"
Gita membeku, ia ternyata salah dalam mencari lawan. Mendengar kata sayang yang disematkan Jefry pada gadis itu membuktikan jika keduanya memiliki hubungan
Ia tahu jika Jefry memiliki calon istri, tapi apa haknya untuk bertanya hubungan apa yang dimiliki pria itu bersama sekretaris pribadinya
Bukan hanya Gita saja yang terkejut, Zalika bahkan sampai mendongak menatap wajah pria tampan itu. Bagaimana bisa Jefry dengan mudahnya memanggil nya dengan panggilan sayang
Saat tatapan keduanya bertemu, Jefry seakan tidak melakukan kesalahan. Pria itu hanya mengedikan bahunya saja
Zalika membawa pandangannya pada ketiga wanita pembully yang terlihat ketakutan itu, ia pasrah ketiganya berpikir bahwa dirinya wanita mura___ karena telah merayu sang CEO
"Katakan! Atau kamu mau aku memecat mereka? Akan aku lakukan dengan senang hati!"
Zalika bungkam, ia tidak lagi fokus pada Gita dan kedua rekannya. Ucapan Gita pagi tadi yang menyebutnya murah__ seolah benar terjadi
"To-tolong jangan pecat kami tuan, kami butuh pekerjaan ini!" Gita memohon dengan tangan yang terkatup didepan dada
"Keputusan ada pada Zalika, memohon lah padanya!" Jefry kembali menampilkan senyumannya saat sang kekasih menatapnya
"Zalika tolong maafkan kami!" Gita menatap kearah Zalika yang duduk di kursi
"Panggil dengan sopan, sebut dia nona Zalika!" Jefry kembali bersuara
"Jangan berlebihan tuan, saya tidak nyaman dengan panggilan seperti itu!" Zalika menyahut, keberatan dengan panggilan nona yang disematkan padanya
"Kamu harus terbiasa, sayang!"
"Nona Zalika, tolong maafkan kami. Kami sudah keterlaluan!" Ucap ketiganya dengan wajah memelas. Sungguh ironis, mereka memelas pada seorang sekretaris
"Aku sudah memaafkan kalian!" Ucap Zalika, membuat pria disampingnya menatap tak percaya
"Semudah itu? Setidaknya mereka harus kehilangan pekerjaan mereka, Zalika!" Jefry tak tau jika kekasihnya ini sangatlah bermurah hati
"Aku ingin mereka berdua tetap bekerja seperti biasa! Dan untuk dia.." Zalika menatap wajah memprihatinkan Gita
Mungkin ini kesempatan bagus, menjadi kekasih dari penguasa lalu memberi pelajaran bagi orang-orang yang telah mengganggu nya rasanya menyenangkan
"Aku punya jabatan baru untuknya! Bolehkan?" Gita merasa ini tidak baik, wanita itu merasa kesal terlebih saat melihat bagaimana menyebalkan nya wanita itu menatapnya
"Tentu saja boleh, kamu boleh melakukan apapun pada mereka!" Jefry menggenggam tangan kekasihnya
Gita yang melihat itu semakin yakin jika sekretaris ini adalah simpanan dari atasannya