NovelToon NovelToon
Wedding Agreement

Wedding Agreement

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:39M
Nilai: 4.9
Nama Author: duwi sukema

Peringatan! Harap bijak dalam membaca. Ini karya dipersembahkan untuk hiburan emak yang sudah berusia 21+ dan sudah menikah! Dibawa 21 harap jangan baca! Dosa tangung sendiri!


Sequel dari Dipaksa menikahi tuan muda duda

Ashanum Ananda Wijaya terpaksa menerima perjodohan dengan pria yang sama sekali tak ia kenal setelah pergaulan bebasnya diketahui sang papa yaitu Raka Wijaya. Asha harus mengorbankan cintanya menikahi pria sederhana yang bukan tipenya yang tak ada daya tarik sama sekali yang hanya berkerja sebagai guru ngaji di pondok pesantren dan sebagai ob di rumah sakit ternama dikota Malang.

Dibalik kesederhanaannya Asegaf Albramata adalah seorang pengusaha muda yang sukses disegala bidang, namun ia menyembunyikan semuanya karena berbagai alasan.

Asha sangat membenci Ega karena adanya dia, ia harus kehilangan cinta pertamanya.

Nb : Jangan lupa follow ig:Duwi Sukema author ya, agar tahu visual juga novel author lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon duwi sukema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Sentuhan lembut

"Beneran Sha, mau aku mandikan?" tanya Ega memastikan ucapan istrinya itu.

"Bercanda mas, sudah aku mandi dulu ya. Mas juga mandi sana, di kamar mandi dapur biar selesainya barengan," tutur Asha.

"Berdua aja gimana?" bisik Ega di telinganya, lalu ia mengecupi leher jenjang Asha yang terlihat setiap lengkuknya.

Asha yang mendapatkan sentuhan lembut dari Ega? kini tubuhnya mulai menengah dan seluruh tubuhnya terasa sangat panas.

Asha segera membalikkan badannya, menatap wajah Ega yang begitu sempurna.

Ega segera menarik pinggang Asha dengan kedua tangannya agar tubuh mereka saling bersentuhan.

"Morning kiss," bisik Ega. Ega langsung menempelkan bibirnya.

Asha yang sudah merindukan belaian itu pun segera menggalungkan kedua tangannya dileher Ega, dengan membalas sentuhan bibirnya untuk semakin dalam menikmati setiap sensasi yang mereka buat hingga beberapa detik mereka terus bermain-main disana melupakan sejenak aktifitasnya.

Asha yang merasa cukup untuk melampiaskan rasa cintanya, ia menyudahi semua itu.

"Mas, aku mandi sudah siang nanti kita telat," pamit Asha berlari meninggalkan Ega.

Ega yang menatap punggung Asha, jatungnya mulai berdebar-debar tak karuan. Ia merasa sangat senang Asha sudah mau mencintai dirinya juga mau menerima pernikahannya dengan apa adanya tanpa melihat status sosial yang ia miliki sekarang.

***

Di halaman rumah sakit, Asha berjalan menggandeng tangan Ega untuk masuk kedalam dengan penuh kebahagian tanpa rasa malu.

"Sha, kamu yakin akan masuk dengan kita berjalan bersama seperti ini?" tanya Ega.

"Iya, emang mas malu ya jalan denganku? Kalau aku buat apa malu, kita makan juga tak meminta mereka. Kita itu juga sama seperti mereka," dengus Asha yang merasa kesal dengan sikap Ega.

"Lihat, aku hanya buruk rupa. Penampilanku juga tak sekeren teman-temanmu, nanti mereka akan membully kamu gimana?" ucap Ega yang meneliti penampilannya dengan mengunakan jaket merk pasar lokal, dengan kacamata di atas hidungnya dengan rambut yang ia buat seculun mungkin.

"Biarkan saja, tidak usah dipikir mas. Aku tidak memikirkan hal itu, aku justru senang dengan penampilan kamu yang begini. Tampan kamu hanya dirumah dan saat bersamaku, jadi aku tak perlu takut jika kamu di lirik wanita lain, kamu hanya akan jadi milikku seutuhnya," jelas Asha panjang lebar dengan bergelajut manja di lengan Ega.

"Kamu tak malu punya pasangan ob?" tanyanya lagi.

"Hih, kamu itu bawel banget sich mas Ega! Kalau aku malu buat apa aku menggandeng tanganmu seperti ini. Jangan-jangan kamu yang malu, atau mungkin mas punya pacar ya disini," tegas Asha yang geram dengan pertanyaan Ega.

"Tidaklah, apa ada yang mau denganku. Aku aja jelek kayak gini."

"Sha, sepertinya mata kamu sudah rabun banget ya," sindir Bela yang melihat kemesraan Asha dan Ega di pertunjukan di depan umum itu.

"Kamu itu syirik amat jadi orang! Sudah jangan ikut campur urusan orang lain, mending kamu urus aja dirimu sendiri," hardik Asha.

Laki-laki cupu seperti ini aja dibanggakan tidak ada istimewanya sama sekali batin Bela menatap jijik Asha.

"Kamu pasti pacaran dengan dia karena kangen sentuhan yang Dion berikan bukan? Kamu itu dari dulu sampai sekarang terlalu bodoh Sha, kamu itu hanya bahan pelampiasan Dion," hina Bela. "Dan kamu cowok cupu, kamu itu hanya dapat bekas Asha yang sudah tak perawan lagi," ucap Bela menatap Ega dengan memberikan peringatan agar merasa benci dengan Asha.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Bela.

"Kamu jangan menghina istriku! Dia tak seperti yang kamu ucapkan! Aku lah yang mengambil kehormatan dia," geram Ega dengan mengepalkan tangannya yang merasa kesal, Asha telah dihina dan direndahkan harga dirinya.

"Apa kamu menikah dengan cowok cupu? Pantas kalian itu, yang satu terlalu bodoh yang satunya cupu abis jadi kalian sepasang suami istri yang amat serasi," ejek Bela.

Ega segera melayangkan tangan kanannya memberikan sebuah tamparan pada wajah mulus Bela hingga sudut bibirnya sedikit berdarah.

Bela segera mengusap pelan ujung bibirnya dengan ibu jarinya, melihat ada darah ia semakin emosi.

"Kamu sudah bosan kerja ya ob cupu?" hardik Bela. "Kamu tak tahu ya, papaku orang petinggi di rumah sakit ini, papaku bisa memecat kamu begitu saja dari sini, lihat aku akan membuat kamu bersujud di depan orang banyak," amarah Bela dengan berteriak.

Saat itu Pak Dani yang baru saja masuk melihat anaknya marah-marah segera menghampirnya.

"Bel, kenapa wajah kamu memar begitu? Bibir kamu juga berdarah," tanya khawatir Pak Dani melihat anak kesayangnya itu.

"Pah, ini semua ulah mereka. Ob ini telah menamparku dua kali, bahkan dia telah memaki-maki aku pah," adu Bela dengan sedikit menambahkan cerita kenyataan yang sebenarnya.

"Kamu tidak tahu berurusan dengan siapa? Kamu sudah membuat anakku terluka, ikut keruanganku!" ucap Pak Doni dengan tegas. "Kamu akan aku pecat dengan tidak hormat, tanpa pesangon dan kamu akan aku penjarakan karena sudah menganiaya orang yang tak bersalah," ancam pak Doni.

"Maaf pak, seharusnya anak anda lah yang dipenjarakan karena telah menghina dan memfitnah orang sembarangan. Sebaiknya bapak tanya kebenaran yang sesungguhnya pada Bela," tegas Asha membela diri.

"Pah, mereka yang menghina Bela, bahkan mereka yang telah berbuat jahat pada Bela. Lihat bibir Bela yang berdarah, ini karena ulah mereka," ucap Bela.

"Kalian itu salah tapi masih mengelak tak mau mengakui kesalahan kalian, sudah aku akan memecat kamu dengan tidak hormat dan akan memblokir semua akses lamaran kerja kamu," hardik pak Doni menatap Ega dengan sinis.

"Pak, ada tak bisa memecat seseorang tanpa bukti. Suamiku tak bersalah, yang bersalah itu anak anda yang menghina kami, hingga kami emosi dan menampar dia," kata Asha.

"Pah suruh dia sujud dihapanku, jika dia tak mau suami cupunya itu di pecat," mohon Bela pada sang papa agar menuruti permintaannya. "Pah, jika mereka tak mau pecat saja itu si cupu dan beri nilai Asha jelak saat magang dan berhentikan magang dia," ucap Bela dengan raut wajah memohon.

Pak Doni yang kesal pun dan tak terima anaknya di perlakukan kasar akhirnya menuruti perkataan Bela.

"Sujud!" hardik Pak Doni.

Semua orang yang berlalu lalang berada di rumah sakit itu pun berhenti sejenak menatap ke arah mereka yang sedang berdebat.

"Bagus ya pak Doni yang terhormat, ada itu seorang petinggi tapi tak bisa menyelesaikan masalah dengan bijaksana! Anda terlalu mementingkan urusan pribadi tanpa melihat akar masalah yang sebenarnya," ucap sinis Ega.

Pak Doni yang merasa terhina akan ucapan Ega segera melayangkan sebuah tamparan di wajah Ega yang tertutup masker itu.

"Satpam! Kesini!" teriak Pak Doni.

"Bawa dia ke ruanganku sekarang juga!" tegas pak Doni berbicara dengan kedua satpam yang ada di depannya.

Ega langsung ditarik paksa kedua satpam menuju ruangan pak Doni bagaikan burunan yang akan dibawa ke kantor polisi.

Asha segera berlari mengejarnya.

"Mas Ega, aku minta tolong pada papa dan bang Nathan ya," ucap Asha yang khawatir jika terjadi sesuatu pada suaminya.

"Jangan Sha, aku akan belajar menyelesaikan masalah kita sendiri. Kamu berdoa saja untuk yang terbaik, kamu belajarlah dengan benar! Nanti aku akan menghubungimu jika terjadi sesuatu," ucap Ega.

Asha yang duduk di luar dengan hati yang was-was karena ia tak di izinkan masuk ke dalam ruangan pak Doni.

Pikirannya kini mulai gusar ia takut jika di dalam sana Ega di siksa karena di dalam juga ada beberapa orang yang berbadan besar berpakaian serba hitam.

Bersambung

Yuk diberi vote lagi biar bisa up satu eps lagi..😘😘😘

1
Dahlia Anwar
wanita Ter tolol ya asa bego egois
Dahlia Anwar
Tolo si asha bego..
Saptya Wedna
Kecewa
Saptya Wedna
Buruk
huwaida nafeesa
mas Ega seorang OB adalah dokter al dan juga pemilik cafe albram
Icka Soesan
bagus
edi
ok
Delpia Wp
masih masuk d akal ceritanya
Marliyana
ganteng banget visudlnya.....🤤
Mama Lana
keren thor
nella juli
kak, untuk karya single mom kok g ada ya...
Mitraidola
Andaiii d dunia nyata ada suami seperti dalam cerita novel!
Rustita Malinda
3 jengkal mah msh jauh thor 😀😀
Rustita Malinda
sholat thor bkn salat🙏🏻🙏🏻
Zulni Fitta
kyk nya teman asha nayla deh🤔🤔🤔🤔
Rustita Malinda
menantu thor bkn mertua😀😀
Zulni Fitta
kyknya suami asha deh dokternya🤔🤔🤔🤔
Rustita Malinda
bungsu Thor 😀😀
Rustita Malinda
Saliva Thor bkn salvina 😀😀
Husna 99
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!