Sesama Author tolong saling menghargai, dilarang mampir jika hanya skip skip saja dan baca setengah-setengah, 🙏
Sebuah pernikahan harus didasari oleh kejujuran dan rasa saling percaya, tapi apa jadinya jika seorang Suami selalu berbohong kepada Istrinya dan lebih memilih menuruti semua keinginan Orang tua serta Keluarganya dibandingkan dengan keinginan Sang Istri?
Yuni selalu berharap jika Sang Suami bisa menjadi sandaran untuk dirinya, tapi ternyata semua itu hanya menjadi angan-angannya saja, karena Hendra bahkan tidak pernah membela Yuni ketika dia dihina oleh keluarga Suaminya sendiri.
Akankah Yuni bertahan apabila keluarga Sang Suami selalu campur tangan dalam rumah tangganya?
Baca kisah selengkapnya dalam Karya saya yang berjudul 'Suamiku Boneka keluarganya'.
Mohon dukungannya untuk Karya-karya receh saya, 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Hendra tiba-tiba terbayang dengan masa lalunya saat melewati suka dan duka bersama Yuni. Dia bahkan sampai menitikkan air mata ketika mengingat perjuangan Yuni yang sudah banyak berkorban untuk kesuksesan dirinya.
Padahal selama ini Yuni sudah banyak berkorban untukku, tapi aku malah membalasnya dengan pengkhianatan. Aku sudah melakukan dosa yang sangat besar terhadap Yuni dan Anak-anak kami, ucap Hendra dalam hati.
Semua yang berada di sana terkejut melihat Hendra yang tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya di hadapan Yuni.
"Yun, maaf. Aku sudah melakukan banyak kesalahan terhadap kamu dan Anak-anak. Aku benar-benar menyesal," ucap Hendra dengan menangis.
Yuni sama sekali tidak merasa tersentuh melihat sikap Hendra. Apalagi selama ini Hendra selalu saja plin plan.
"Sakit hati yang aku rasakan tidak akan hilang hanya dengan sebuah kata maaf. Sekarang semuanya sudah terlambat, tekad ku untuk bercerai denganmu sudah bulat Mas," tegas Yuni.
Hendra terkejut mendengar perkataan Yuni yang memutuskan ingin bercerai dengannya.
"Tidak Yun, aku tidak mau kehilangan kamu. Aku sangat mencintai kamu."
"Kalau memang cinta tidak akan mungkin berkhianat," ucap Yuni dengan tersenyum mengejek.
"Yun, aku mohon berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku bersedia tinggal di rumah kontrakan bersama kamu dan Anak-anak. Aku rela melakukan apa pun, yang penting kita tidak bercerai."
"Maaf Mas, aku hanyalah manusia biasa yang bisa merasakan rasa sakit serta memiliki batas kesabaran. Aku juga tidak bisa memaafkan kamu begitu saja, karena kamu bukan hanya menyakitiku dan Anak-anak, tapi kamu sudah menorehkan luka pada ke dua orang tua ku, bahkan saat ini Bapak masih terbaring di Rumah Sakit karena terkena serangan jantung," ucap Yuni.
"A_apa? Jadi Bapak terkena serangan jantung? Padahal kemarin Bapak baik-baik saja. Kenapa kamu tidak memberitahu Mas?" ucap Hendra yang terlihat khawatir.
Yuni beberapa kali menarik serta mengembuskan napas secara kasar. Dia berusaha menahan emosi supaya tidak merugikan diri sendiri.
"Tidak usah sok peduli terhadap keluarga ku. Selama ini juga kamu tidak pernah peduli terhadap kami. Seandainya kamu tidak memfitnah ku berselingkuh dengan Bayu, Bapak juga tidak akan sampai masuk Rumah Sakit," ucap Yuni.
"Yun, tolong berikan aku kesempatan sekali lagi saja. Aku mohon."
"Sudah berkali-kali aku memberikan kamu kesempatan, tapi kamu sendiri yang lebih memilih menjadi Boneka keluarga kamu. Sekarang semuanya sudah hancur. Sesuatu yang sudah hancur tidak mungkin bisa diperbaiki lagi," tegas Yuni.
Hendra terus memohon dan meminta maaf terhadap Yuni sehingga membuat Lisa murka.
"Cukup Mas. Jangan pernah merendahkan harga diri kamu di depan perempuan ja*lang seperti dia," teriak Lisa.
"Lisa, bagaimanapun juga Yuni masih Istriku. Aku sudah melakukan banyak kesalahan terhadap dia. Selama ini Yuni selalu menjadi Istri, Ibu, dan Menantu yang baik, padahal aku dan keluargaku selalu menyakiti dia," ujar Hendra.
Yuni memutuskan pergi dari tempat tersebut, apalagi dia sudah muak melihat drama Lisa dan Hendra.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Aku sudah muak melihat drama kalian," sindir Yuni.
"Oh iya, aku lupa. Mulai sekarang jangan pernah menggangu keluarga ku lagi. Aku tunggu kehadiranmu di Pengadilan, tapi kalau tidak bisa hadir juga tidak apa-apa, itu lebih bagus supaya perceraian kita cepat selesai," sambung Yuni sehingga membuat Hendra diam mematung.
Ketika Yuni hendak melangkahkan kakinya, Lisa tiba-tiba mendorong tubuh Yuni, beruntung Bayu bergegas menahannya sebelum Yuni terjatuh.
Yuni pada awalnya tidak ingin mengotori tangannya, tapi dia geram dengan sikap Lisa yang sudah keterlaluan.
Byur
Yuni akhirnya menyiram Lisa menggunakan beberapa gelas air yang berada di atas meja.
"Perempuan ja*lang, berani sekali kamu_" ucapan Lisa terhenti karena Yuni kembali angkat suara.
"Ja*lang teriak ja*lang. Jangan pernah memfitnah ku. Kamu sendiri yang sudah tidur dengan Suami orang lain," ejek Yuni.
Lisa melayangkan tangannya, tapi dengan sigap Yuni mencekal pergelangan tangan Lisa, bahkan Yuni membalas Lisa dengan menampar serta menjambak rambutnya.
Plak plak
Tamparan keras mendarat pada pipi Lisa.
"Tadinya aku tidak ingin mengotori tanganku, tapi kamu sendiri yang memintanya," ucap Yuni.
Hendra sampai membulatkan mata. Dia tidak percaya jika Yuni yang lemah lembut berani melakukan perlawanan, lain hal nya dengan Bayu yang tersenyum bahagia karena Yuni yang dulu telah kembali.
Aku bersyukur Yuni yang dulu akhirnya telah kembali. Sekarang aku tidak akan terlalu khawatir, karena kamu sudah lebih kuat dan berani menghadapi orang-orang yang memiliki niat jahat terhadap kamu, ucap Bayu dalam hati.
"Yun, sebaiknya kita pergi dari sini," ucap Bayu yang di jawab dengan anggukkan kepala oleh Yuni.
Hendra kembali angkat suara ketika Yuni melangkahkan kakinya.
"Yuni tunggu."
"Mau apa lagi? Sekarang sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan," tegas Yuni.
"Mas masih belum percaya jika secepat itu kamu melupakan cinta kita," ucap Hendra dengan wajah memelas.
"Untuk apa cinta jika hanya membuat kita sakit. Bukannya kamu sendiri yang menyebabkan semuanya menjadi seperti ini?"
"Yun, apa yang harus aku lakukan supaya kamu bisa memaafkan kesalahan ku?" tanya Hendra.
"Tidak ada Mas. Mungkin ini adalah akhir dari kisah cinta kita. Aku masih bisa menerima ketika kamu menjadikan aku sebagai tulang punggung keluarga, tapi aku tidak akan pernah bisa menerima perselingkuhan, karena selingkuh tidak akan pernah ada obatnya."
"Setelah kita bercerai, aku tidak akan mencegah Mas menemui Anak-anak, karena bagaimanapun juga kita tidak boleh memutuskan hubungan darah, apalagi Ayah dan Anak tidak akan pernah ada bekasnya," ucap Yuni.
"Terimakasih banyak atas luka yang kamu dan keluarga berikan. Semoga ke depannya hidup kita semakin baik lagi," sambung Yuni.
Rasa sakit atas pengkhianatan masih ada dalam benak Yuni, tapi dia sudah bersumpah tidak akan lagi meneteskan air mata untuk lelaki sampah seperti Hendra.
......................
Bayu menemani Yuni kembali ke Rumah Sakit. Meski pun Yuni menolaknya, tapi Bayu bersikeras ingin menemani Sahabat karibnya tersebut.
"Bay, aku tidak enak kalau kamu sampai bolos kerja. Nanti gaji kamu di potong kalau hanya masuk setengah hari."
"Kamu jangan terlalu banyak pikiran. Uang masih bisa di cari, tapi cinta sejati_" perkataan Bayu terhenti ketika melihat Yuni menatap wajahnya.
"Maksud ku Teman sejati susah di cari," ralat Bayu dengan tersenyum canggung.
"Kamu memang sahabat terbaikku. Aku beruntung memiliki kamu yang selalu bersedia menemaniku dalam suka dan duka," ucap Yuni dengan tersenyum sehingga membuat jantung Bayu berdetak kencang.
Deg deg deg
Kalau seperti ini terus jantung ku tidak aman, ucap Bayu dalam hati.
*
*
Bersambung