gimana pertemuan bad boy sama bad gril apakah mereka akan melakukan hal hal aneh... ikuti kisah yang ada di sini... wkwkw
warning haha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Di pagi ini lona ada kelas, jadinya dia sekarang sedang berdiri di depan cermin untuk menilai penampilannya.
"Udah bagus" ucap lona memuji dirinya sendiri.
Lona melihat ke arah tempat tidur, dimana ares masih tertidur pulas.
"Ni orang nggak ke kantor apa gimana sih" ucap lona, dia berjalan mendekati ares, berniat membangunkannya.
"Ares bangun, gue udah mau berangkat" ucap lona.
"Yaudah berangkat aja" ucap ares, masih memejamkan matanya.
"Ih tapi lo nya bangun dong, emang nggak ngantor?" Tanya lona.
" Ares"
NYES...lona memegang dahi ares yang terasa panas
"Astaga lo demam" ucap lona, khawatir.
"Biasa aja,lo berangkat aja" ucap ares, suaranya sudah serak.
"Biasa gimana sih, ini lo demam " ucap lona kesal, melihat ares yang santai aja.
"Iya, demam biasa, entar juga sembuh, bentar lagi gue mau ke kantor" ucap ares.
"Lo itu sakit, jangan ke kantor" ucap lona, bagaimana bisa ares masih mau ke kantor, padahal dia sendiri sedang sakit.
"Iya, tapi gue ada meeting entar" ucap ares, menatap lona, matanya merah, dan wajahnya juga memerah.
"Udah lo nggak perlu ke kantor, lo harus sembuh" ucap lona, melepaskan kembali tas yang sudah dia tenteng.
"Lo berangkat aja "ucap ares, dia tidak mau lona tidak masuk kampung hanya gara-gara dirinya.
"Kelas gue nggak penting, lebih penting elo" ucap lona.
"Ck,udah suka lo sama gue?" Tanya ares jahil.
" Ih lagi sakit masih aja jahil lo" ucap lona kesal.
"Iya-iya" ucap ares menurut.
"Inget nggak perlu ke kantor, meeting bisa di wakilkan sekretaris lo kan" lona turun ke bawah untuk membuatkan ares sarapan.
"Ck,dasar si kutu kupret, malah sakit" ucap lona ngedumel saat dia memasak sarapan.
Lona membuatkan ares sebuah bubur untuk sarapan dan minum obat, untungnya ada obat demam di apartemen jadi lona tidak perlu sampai keluar terlebih dahulu.
CEKLEK...lona masuk membawa makanan dan obat.
"Ck,gue bilang istirahat ares bukannya malah main handphone" ucap lona mengomel, dia sudah seperti mak nya ares aja dari tadi.
"Gue lagi izinin lo" ucap ares meletakkan handphone nya kembali di nakas.
"Oo bilang dong" ucap lona nyengir, lagi pula kelas nya hari ini tidak penting-penting amat, kan cuma mau diskusi kelompok doang. dia nggak ikut juga nggak akan ngaruh, tapi ares dengan segala sok niat baiknya malah mengizinkan lona,ya sudah.
"Ni makan dulu" ucap lona mendekat dengan membawa bubur yang tadi dia buat, dan obat demam.
" Suapin" ucap ares manja.
"Cielahhh, manja kali kau" ucap lona, walaupun terkesan ogah-ogahan,tapi lona tetap menyuapi ares dengan sabarnya lalu memberikan obat.
"Udah sekarang lo tidur gih" ucap lona meletakkan gelas yang baru di pakai ares untuk minum, dia membantu ares berbaring dan menyelimutinya supaya ares tidak kedinginan.
" Temenin tidur" pinta ares memegang lengan lona.
" What??" Pekik lona, apa semua cowok manja banget nya kalau lagi sakit.
" manja banget sih lo" ucap lona.
" Ck, yaudah gue nggak mau tidur" ucap ares membelakangi lona.
Lona terbelalak melihat itu, "apa apaan ini" batin lona, dia membereskan bekas bubur ares terlebih dahulu, dan akan memeriksa ares lagi.
" Ck,lo nggak mau tidur beneran ?" Tanya lona yang melihat ares masih tidak memejamkan matanya, padahal kalau boleh jujur mata ares sudah tidak tahan,tapi dia mau tidur dipeluk lona.
" Kan gue udah bilang mau peluk" ucap ares, dari manik matanya sih kaya orang mau nangis, karena lona merasa kasihan, jadi dia berangsur naik ke atas tempat tidur.
" lya, sini" lona menuntun kepala ares untuk bersandar di dadanya.
"udah kan, tidur nya" ucap lona lembut, sepertinya jika ares sedang sakit seperti ini dia harus bersikap lembut, jika tidak ares lah yang akan tantrum.
"Elusin" pinta ares, dia membenamkan wajahnya di belahan dada lona, mencari kenyamanan nya.
" Ih jangan gitu wajahnya, entar pengap" ucap lona.
"Elusin naa" ucap ares merengek.
"Ya ampun iya" lona membelai kepala ares lembut, dia merawat ares dengan baik, walaupun dia harus menahan rasa panas pada tubuh ares yang menyalur ke tubuhnya.
"Na "panggil ares.
"Hmm?" Guman lona, tangannya masih setia mengelus kepala ares.
"Nikah kapan?" Tanya ares.
"Setelah gue wisuda" ucap lona.
" Lama banget dong" ucap ares sedih.
"Enggak lama, udah tiga bulan kurang" ucap lona.
"Nggak bisa di percepat?"
"Ye emang tu kampus punya elo, kok mau dipercepat" ucap lona.
"Mau di cepatin?" Tanya ares.
" Ck ya mau, tapi kan nggak bisa, jadi yaudah nurut aja" ucap lona.
"Gue cepatin aja" ucap ares tidak main-main, tapi lona tidak menanggapinya serius "Entar malem gue ada balapan na" ucap ares.
"Ck,ini lo lagi kaya gini masa mau balapan, ngaco banget" ucap lona kesal.
" udah dirumah aja" ucap lona lagi, dia benar-benar seperti mak nya ares, yang sedang mengomeli anaknya.
"Tapi ini penting, dia yang nantang gue" ucap ares.
"Iya terus?" Tanya lona tidak peduli.
"Mereka itu jadiin lo taruhannya" ucap ares lantang.
"WHATT??" Pekik lona terkejut.
" Kebiasaan banget lo teriak-teriak" gerutu ares.
"Gimana-gimana?" Tanya lona, dia ingin memastikan kalau kuping nya bekerja dengan baik, dan dia tidak salah mendengar.
"Bukan gue yang buat kesepakatan" ucap ares.
" yang buat si leo"
"Jadi kesepakatan nya apa?" Tanya lona.
"Jadi kalau gue kalah, gue harus putusin lo"ucap ares.
"Asu"ucap lona spontan.
"Jangan marah kan yang buat si leo bukan gue"ucap ares melihat ke lona, yang wajah nya tidak enek di lihat, alias lona sudah merasa kesal.
"Udah lo diem aja, biar gue yang urus" ucap lona kesal, dia menarik ares lagi ke dalam dekapannya, mengelus kepala ares lembut.
"Maksud lo apa?" Tanya ares hati-hati, perasaannya jadi tidak baik.
"Ck, gue yang akan balapan, gantiin elo" ucap lona, dari nada bicaranya terdengar kesal, dia sudah memiliki rencana untuk memberikan leo pelajaran.
"Nggak perlu, kan dia nantang gue" ucap ares.
" Berani datang lo nanti malam, gue congkel mata lo" ucap lona sadis.
Glek... ares menelan salivanya susah, rasa pusing di kepalanya sekarang menjadi bertambah dua kali lipat.
"Eh iya-iya, terserah deh mau lo apain" ucap ares pasrah, lagi pula dia juga tidak nyakin bisa balapan dengan keadaan seperti ini
" Emm bagus, lo nurut sama gue sekarang" ucap lona, nada bicaranya belum lembut lagi, tapi tetap mengusap kepala ares lembut.
" lya" jawab ares
"Sekarang lo cepetan tidur, nggak perlu mikirin balapan oon lo" ucap lona mangkel.
"lya" ares menyamankan posisinya, dan memejamkan matanya.
"Lagi pula kita ada hubungan apa res?".