NovelToon NovelToon
Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Wanita
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria yang mudah di bodohi

Di tenda utama milik panglima, Wan Yurui duduk santai menatap pria yang tengah memperhatikan dokumen resmi di tangannya. "Panglima Yu, saya akan ikut dalam perjalanan menuju perbatasan timur untuk memastikan keamanan semua bahan pangan."

Mendengar itu Yu Xiao sedikit menurunkan dokumen di tangannya memperhatikan wanita muda di depannya. "Baik."

Wan Yurui menyeringai tipis. Dia bangkit dari tempat duduknya, "Sepertinya Panglima lupa dengan saya." Pandangan yang mengarah kepadanya semakin tajam. "Apa anda lupa telah melemparkan tubuh saya di atas kuda? Karena hal itu ada beberapa luka di tubuh saya."

"Jadi?"

"Panglima, anda harus bertanggungjawab."

Yu Xiao tersenyum penuh ejekan. Dia meletakkan dokumen di atas meja dan menatap santai kearah depan. "Nona Wan, saya hanya ingin membantu."

"Saya tahu. Tapi bantuan yang sangat kasar itu telah melukai tubuh yang sudah saya rawat dengan baik. Panglima..." Melangkah mendekat. "Luka fisik dan mental yang saya alami. Harus ada tanggung jawabnya."

"Apa yang anda inginkan."

Wan Yurui melangkah semakin sedekat.

Bbraakk...

Menggebrak meja cukup kuat.

"Temani aku menuju ujung bukit di sebelah timur luar kota." Tatapan mata Wan Yurui sangat cerah.

Yu Xiao memperhatikan kembali wanita di hadapannya. "Nona Wan yakin mampu mendaki bukit terjal itu?"

"Apa Panglima meremehkanku?" Mengangkat wajahnya memberikan perlawanan.

Seringaian kembali terlintas di wajah Yu Xiao. "Bagaimana mungkin."

"Berarti Panglima sudah setuju. Tunggu sebentar saya akan bersiap." Wan Yurui langsung mengangkat sedikit gaunnya setelah membalikkan tubuhnya. Dia berlari keluar penuh semangat meksipun pria itu masih belum menyetujui permintaannya.

Melihat hal itu Yu Xiao Hanya menghela nafas malas dengan kedua alis menyatu.

Tidak berselang lama Wan Yurui datang dengan gaun yang telah di desain seperti baju laki-laki. Namun masih memperlihatkan keanggunan seorang wanita muda. "Aku sudah siap." Berdiri tegap dengan senyuman penuh semangat.

"Hui An."

Enam prajurit masuk kedalam ruangan. Di ikuti satu pengawal pribadinya Hui An.

"Panglima." Memberikan hormat.

"Mereka semua pasukan inti, ketua utama di garda terdepan. Terlatih dengan sangat baik dan mampu mengatasi setiap perubahan situasi yang terjadi. Saya telah memerintahkan mereka untuk melakukan pengawalan langsung agar Nona Wan bisa menaiki bukit tanpa perlu takut binatang buas ataupun medan yang ada di sana. Dua puluh prajurit lainnya juga akan ikut dalam pengawalan," ujar Yu Xiao.

Wan Yurui menarik nafas dalam. Dia tahu tidak akan semudah itu menarik pria dingin di depannya untuk dapat pergi dengannya. "Aku hanya ingin pergi denganmu." Meletakkan kedua tangganya menyilang di dada.

Kerutan kening semakin jelas. Yu Xiao tidak pernah menyangka wanita di hadapannya bisa begitu lancang. Dengan beraninya berbicara santai dengan dirinya dan bertingkah seenaknya. Tatapannya menajam.

"Kenapa?" Wan Yurui semakin mendekat. Dia sudah seperti bajingan yang tidak mampu di kendalikan. "Kamu yang telah membuat tubuhku penuh luka. Sekarang tidak ingin bertanggung jawab. Panglima, kamu seperti pria jahat membuang wanitamu dengan mudah."

Semua orang yang ada di dalam ruangan menarik nafas kuat dan menahannya di dada. Lirikan saling bertemu menyatakan arti yang sama. Mereka benar-benar tidak ingin mendengar perkataan maut itu.

"Kamu!" Yu Xiao bangkit meremas kertas di meja.

Pandangan Wan Yurui seketika berubah. Kedua mata cerah itu mengeluarkan cairan jernih. Dengan suara lirih dia berkata, "Panglima, aku hamil."

Tarikan nafas semua orang semakin di perkuat. Mereka bahkan lupa membuangnya kembali untuk waktu yang lama. Beberapa dari ketua pasukan mundur perlahan.

"Aku hanya menyentuhmu sekali." Perkataannya langsung terhenti. Otak tidak lagi sejalan dengan ucapan. Yu Xiao langsung terjebak dalam permainan.

Wan Yurui menatap semua ketua pasukan. "Apa tuan-tuan sudah menikah?"

Beberapa ada yang mengangguk.

Salah satunya menggelengkan kepalanya.

Wanita muda itu memberikan gerakan seakan tengah menahan tangisan. "Ah... sudah lah. Aku juga tidak bisa mengatakannya. Di masa kesuburan seorang wanita satu kali sentuhan pasti... Ahhhh... Ini sangat memalukan."

Tatapan Yu Xiao tertuju pada semua bawahannya. Kedua mata tajam itu seperti bilah pedang yang langsung menyayat habis musuhnya.

Perkataan Wan Yurui yang ambigu tentu menjadi pemahaman tersendiri bagi semua orang yang mendengarnya.

"Benar. Setelah menikah istriku langsung hamil."

"Istriku juga tidak membutuhkan waktu lama untuk hamil setelah pernikahan."

Mereka menjawab dengan gugup.

"Panglima, saya belum menikah. Tidak mengerti hal ini," ujar salah satu ketua yang ada di sana. Hawa dingin menyergap kuat punggungnya.

Tatapan tajam Yu Xiao berubah seketika seperti pria polos yang mudah di bodohi. Dia tidak pernah tahu jika sekali sentuhannya bisa membuat seorang wanita bisa hamil. Sedari kecil dia hidup di medan perang tidak pernah bersentuhan langsung dengan wanita. Dia juga hidup tanpa memikirkan hubungan antara lawan jenis. Tentu dirinya tidak tahu hubungan seperti apa yang bisa menyatukan keduanya. "Ehemm..." Berdeham. "Aku akan mengantarmu. Kalian semua bisa pergi."

"Baik."

Semua ketua inti pasukan garda depan langsung bergegas keluar. Dalam hitungan menit saja berita besar menyebar kesetiap penjuru markas sementara pasukan Liangyu.

Senyuman puas Wan Yurui tersembunyi di antara kedua tangannya. 'Dia masih sama polosnya seperti dulu. Benar-benar pria yang mudah di tipu.'

Hari itu rencana Wan Yurui berjalan dengan sangat lancar. Pada akhirnya Yu Xiao lah yang mengantarnya menuju keatas bukit tertinggi. Dengan sangat hati-hati dan berusaha untuk tidak mengungkapkan jati dirinya. Sebagai seorang wanita yang bisa bela diri. Wan Yurui sesekali tersandung dan merengek meminta bantuan Yu Xiao agar pria itu mau memapahnya.

"Panglima." Wan Yurui berjalan santai dengan merangkul tangan kekar Yu Xiao.

"Em."

"Sentuhan kecil yang kamu lakukan padaku. Tidak akan bisa membuatku hamil." Mendongak kearah pria yang ada di sampingnya. Senyuman terlintas di wajah cantiknya.

Yu Xiao menghentikan langkahnya. Kedua alis yang telah berjauhan itu kembali menyatu. "Kamu membodohiku."

"Iya," saut Wan Yurui tanpa rasa takut. Dia terkekeh ringan. "Hanya hubungan suami istri yang bisa menjadikan wanita hamil. Panglima, kenapa kamu sangat polos sekali." Tawa tidak lagi bisa di bendung. Wanita muda itu tertawa lepas. "Hahahah..."

Wajah tegas Yu Xiao seperti tidak berarti di hadapan Wan Yurui. Kedua pipinya bahkan memerah karena malu. Dia mencoba melepaskan tangan yang melekat di lengannya. Namun wanita muda itu seperti lem yang melekat kuat sulit di jauhkan.

"Maaf, maaf." Meksipun sudah meminta maaf tapi Wan Yurui masih tertawa pelan. "Panglima, apa kamu tega membiarkan wanita lemah naik sendiri keatas bukit?" Semakin menguatkan pegangan tangannya. "Aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Yu Xiao hanya diam. Tapi dia tidak lagi berusaha menjauhkan tubuhnya dari Wan Yurui. Hanya Hela nafas kesal tertahan di hatinya.

Sesampainya di atas bukit yang di inginkan Wan Yurui. Dia menatap jauh kearah jurang dalam dengan jutaan pepohonan. Senyuman ceria itu seperti tersapu angin tergantikan dengan sebuah janji yang tidak pernah di tepati. Dia menatap kearah pria di sampingnya. "Ini sangat indah. Panglima, apa kamu pernah naik keatas bukit ini?"

"Tidak pernah."

Wan Yurui tersenyum tipis. "Sekarang tempat ini akan menjadi kenangan kita."

Yu Xiao menatap wanita di sampingnya setelah mendengar yang ia ucapkan.

"Huh... Sangat melelahkan." Wan Yurui duduk di atas rerumputan yang telah di penuhi butiran kecil embun. "Apa kamu tidak lelah?"

"...."

Tidak ada tanggapan.

"Aku lelah melihatmu terus berdiri. Kamu harus duduk." Wan Yurui menarik kuat tangan Yu Xiao. Terpaksa Yu Xiao ikut duduk di sampingnya.

Perlahan suasana berubah seiring berjalannya waktu. Langit cerah juga telah berubah menjadi warna jingga. Dalam selipan ingatan di masa lalu. Wan Yurui menatap kearah matahari terbenam. Dalam hati dia berkata, 'Dulu kamu pernah berjanji akan membawaku melihat matahari terbenam di atas bukit. Dan sekarang aku anggap kamu telah menepati janji itu.' Menatap kearah Yu Xiao yang ada di sampingnya. Kedua pandangan mata mereka saling bertemu.

1
Kusii Yaati
lanjut author ku 😘👍
Kusii Yaati
Jendra yu bisa cemburu juga ternyata ku kira lempeng lempeng aja😂
Kusii Yaati
ya ampun A Rui apa yang ada di otak mu, kenapa kamu nyosor duluan 🙈... yang perempuan agresif sedang yang laki laki kaku dan polos /Facepalm/
sahabat pena
ayuk kak up lagi yg byk💪💪💪
sahabat pena
yu xiao minum cuka🤣🤣🤣kmrn aja cuek skrg mulai bucin nih🤣🤣
Imas Fatimah
dengan bersandiwara akan ketahuan perasaan masing masing...😀
Imas Fatimah
aku suka aku suka
sahabat pena
bibir yu xiao udah ga perjaka lagi wkwkwk 🤣🤣🤣
Mineaa
Yu Xiao tidak suci lagi......😂
Mineaa
Ayooo Ego......
pergi jauh jauh.....
jangan menempel sama mereka berdua.....
Imas Fatimah
tahan aja Yjn Xiao biar lebih lama dekatnya😀
Kusii Yaati
mungkin posisi mu dengan pria penghibur itu terlalu intim yu Xiao,jadi salah paham deh wan yurui sama kamu 😂
sahabat pena
tarik ulur.. 🤣🤣🤣nanti giliran wan rui di nikahin laki-laki lain nangis bombay.. 🤣🤣🤣begitu lah si kutub
sahabat pena
ayo kak up lg💪💪
Kusii Yaati
yang sabar ARui cinta butuh pengorbanan, apapun hasilnya nanti setidaknya berada di dekat orang yang kita cintai sudah lebih dari cukup walau hanya sebentar 🥺🤧
sahabat pena
skrg ini cinta bertepuk sebelah tangan.. atau ibarat bagaikan punduk merindukan bulan.. awas panglima klo nona muda sdh pergi jgn nyesel yeah.. biar seimbang kasih ingetan panglima itu tentang kehidupan sblmnya thor.. kasian sama MC nya berjuang sendiri 😭😭😭😭
Intan Aprilia Rahmawati
next dong kk jangan berhenti
Sri wulandari: Benter kk, Di kotaku pati sedang ada demo besar. Fokus jadi terbelah. Udah ada bab yang tersedia lupa saya up😁🙏
total 1 replies
Kusii Yaati
heh ilalang nggak semua wanita mudah di bodohi ya😡...enak aja buktinya suami ku yang ngejar ngejar aq duluan, emang nyonya Zhi aja yg bodoh mau di peralat sama lelaki model kamu😤... dasar buaya burik 😒
Kusii Yaati
lanjut Thor 😁
Kusii Yaati
tak bisa ku bayangkan gimana perasaan wan yurui bisa melihatnya tapi tak bisa memeluknya 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!