NovelToon NovelToon
Sistem Rune Master

Sistem Rune Master

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: krist junior.

kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Langit di atas dimensi waktu bukanlah langit seperti yang Kiwang kenal. Ia tak memiliki warna, tak memiliki arah. Segalanya terlihat seperti pusaran kaca yang pecah perlahan, serpihan waktu mengambang bebas, menari dalam kekosongan. Di tengah kehampaan itu, Kiwang berdiri seorang diri, jubahnya robek-robek karena badai temporal yang membawanya ke tempat ini.

[Status: Isolated Timeline]

[Deteksi Energi Rune: Waktu – Fragmen Utama Terdeteksi]

[Kondisi Tubuh: 79% – Kelelahan Fisik Ringan]

Kiwang menarik napas, mencoba menstabilkan pikirannya. Sistem tak lagi memberikan peta. Kompas waktu pun diam, seakan menyuruhnya mencari jawaban dengan nalurinya sendiri.

Tiba-tiba, dari kejauhan, muncul siluet bayangan. Langkah-langkah berat, nyaris tak terdengar, tetapi memberi tekanan mendalam ke ruang sekitar. Sosok itu mengenakan jubah panjang abu keperakan, wajahnya tertutup topeng jam pasir.

"Kau yang disebut Kiwang Alendra?"

Suaranya menggema tanpa gema. Seolah tak berasal dari mulutnya, melainkan langsung dari ruang waktu itu sendiri.

Kiwang menegakkan tubuh. "Siapa kau?"

"Aku adalah Saksi Waktu. Penjaga antara masa lalu dan masa depan. Jika kau datang untuk mengambil Rune Waktu, maka kau harus melewati ujian… bukan untuk mengukur kekuatanmu, tapi untuk menguji ketetapan takdirmu."

Kiwang mengangkat tangan, rune petir dan angin menyala bersamaan. Tapi sebelum ia sempat menyerang, tanah di bawahnya berubah. Bukan tanah—melainkan memori.

Ia melihat dirinya sendiri, sepuluh tahun lebih muda, duduk di tepi ranjang kecil di panti asuhan. Hujan deras mengguyur luar, dan tubuhnya gemetar karena demam.

"Kenapa… aku ditinggalkan?"

Suaranya yang kecil memekakkan telinga Kiwang dewasa. Ia mundur setapak, tapi suara Saksi Waktu menghantam pikirannya:

"Kekuatan bukanlah tentang menumbangkan lawan. Tapi bagaimana kau berdamai dengan luka yang membentukmu."

Tiba-tiba bayangan itu berganti. Kini dia melihat Toren, tertusuk tombak bayangan dalam pertarungan mereka sebelumnya. Lia menjerit, Elira menahan air mata. Rasa bersalah menggulung seperti badai.

"Aku... harusnya lebih cepat."

Suara batin Kiwang meledak. Kedua tangannya mengepal. Tubuhnya gemetar bukan karena dingin, tapi karena perasaan tak berdaya yang memuncak.

[Stabilitas Mental: 61%]

[Perhatian: Fluktuasi emosi mendekati batas kritis]

Namun ia menarik napas panjang. "Aku bukan bocah panti itu lagi. Aku… punya alasan untuk berdiri di sini. Mereka menaruh kepercayaan padaku. Aku tidak akan menyerah."

Dengan kata-kata itu, ilusi waktu perlahan hancur, dan ia kembali berdiri di hadapan Saksi Waktu.

"Kau menghadapinya dengan hati, bukan hanya rune," kata Saksi Waktu. "Tapi masih ada satu ujian terakhir."

Ia menjentikkan jari, dan langit runtuh menjadi medan datar bercahaya. Di seberang, muncul sosok bertopeng—bertubuh tinggi, mengenakan armor rune hitam dengan pola perak. Rune di tubuhnya menyala—bukan hanya satu, melainkan lima sekaligus: Angin, Api, Bayangan, Dimensi, dan… waktu.

"Radiant…?"

"Bukan sembarang anggota. Ini bayangan dari salah satu pemimpin Radiant di masa depan," kata Saksi Waktu.

Sosok bertopeng itu mengangkat tangan.

[Rune: Bayangan – Aktivasi]

Bayangan dari Kiwang sendiri muncul dan menyerangnya dari belakang. Tapi Kiwang sudah terbiasa dengan taktik seperti itu. Ia menggulung tubuh dan melepaskan semburan rune api bercampur angin.

[Skill: Vortex Ember Blade]

Api membentuk pusaran bilah angin yang menghantam bayangan, menghancurkannya seketika.

Tapi Radiant bertopeng itu hanya berdiri diam. Lalu, dengan satu langkah, ia muncul di depan Kiwang dan—

BOOM!

Satu pukulan menghantam Kiwang dan melemparkannya sejauh dua puluh meter. Darah menetes dari bibirnya.

[Dampak Fisik: 31%]

"Kau terlalu lemah," kata sosok bertopeng itu.

Kiwang berdiri dengan goyah. "Aku tidak perlu kuat untuk menang. Aku hanya… tidak boleh berhenti."

Ia menyalakan seluruh rune-nya. Api, Angin, dan bahkan sisa-sisa rune petir yang baru terbentuk. Percikan mengelilingi tubuhnya, membentuk lingkaran sihir di lantai.

[Mode: Overdrive – Sinkronisasi Elemen Aktif]

Sosok Radiant itu menyerang lagi. Tapi kali ini, Kiwang bisa membaca gerakannya. Ia berputar ke samping dan menyentuh tanah.

[Rune Kombinasi: Petir + Bayangan → Phantom Shock]

Dari tanah muncul kilatan listrik gelap yang menyerang lawannya secara acak dari berbagai arah. Radiant bertopeng itu terdorong ke belakang, sebagian armornya retak.

"Bagus..." gumam Kiwang.

Tapi itu belum selesai.

Sosok Radiant melompat tinggi dan membuka celah dimensi kecil, lalu menjatuhkan bola waktu yang berputar seperti jam rusak. Begitu benda itu menyentuh tanah—

Waktu melambat.

Segalanya menjadi seperti gerakan lambat. Bahkan detak jantung Kiwang terasa seperti gema yang menunda.

"Kau tidak bisa melawan waktu," suara Radiant bertopeng terdengar seperti dua detik lebih cepat dari gerak tubuhnya.

Namun Kiwang justru tersenyum. "Salah. Aku bisa menjadi bagian dari waktu."

Ia menutup mata.

[Aktivasi: Resonansi Rune Waktu – FRAGMEN]

Seketika tubuhnya bersinar perak. Ia menyatu dengan fluktuasi waktu yang melambat, dan dari gerak lambat itu, ia justru mempercepat pikirannya.

[Mode Baru: Quantum Reflex – Aktif 5 detik]

Dalam lima detik itu, ia melompat, menusuk dari bawah dengan tombak rune yang terbentuk dari gabungan petir dan bayangan, lalu menghilang dan muncul di belakang lawannya, menghantam dengan bilah api.

CRAAACKK!

Topeng Radiant retak. Sosok itu terdorong mundur, lalu pecah menjadi fragmen cahaya.

Saksi Waktu melangkah maju. "Kau lulus."

Dari tangannya, ia mengangkat sebutir cahaya kristal kecil, berdenyut seperti jantung. "Ini adalah fragmen dari Rune Waktu. Belum lengkap, tapi cukup untuk membuatmu melampaui batas manusia biasa."

Kiwang menerimanya perlahan.

[Item Diperoleh: Fragmen Rune Waktu – 1/3]

[Kemampuan Baru Terbuka: Manipulasi Waktu Skala Kecil]

[Peringatan: Efek Samping Psikologis Mungkin Terjadi]

Sebelum ia sempat bertanya lebih lanjut, ruang di sekitarnya mulai retak, seperti kaca yang dipukul dari dalam.

"Kau harus kembali. Tapi ingat, waktu tidak akan berpihak padamu dua kali."

Seketika tubuhnya terhisap ke dalam pusaran cahaya, dan suara terakhir dari Saksi Waktu berbisik di telinganya:

"Percikan kecil bisa membakar takdir besar. Jangan padamkan cahayamu."

Kiwang membuka matanya dan mendapati dirinya di hutan yang asing. Tak ada Lia, tak ada Elira. Ia berdiri sendirian. Tapi di genggamannya, Rune Waktu berdenyut pelan, seakan berkata: "Ini baru permulaan."

[Status: Level 20.13 – Stone Rune Diaktifkan]

[Fragmen Rune Waktu: 1/3]

[Lokasi: Wilayah Tak Dikenal – Zona Distorsi Waktu]

[Misi Baru: Bertahan & Temukan Rekan Tim]

1
Fachri Mamonto
kata katanya tolong jangan dicampur dengan inggris seperti flame mirage kan bisa pakai bahasa indo menjadi bayangan api
krist junior: makasih masukanya
total 1 replies
Davide David
lanjut
Achewalt
Duh, ga nyangka ini bagus banget!
🥔Potato of evil✨
Nggak cuma ceritanya saja yang menghibur, karakternya juga sangat asik. Aku jadi terbawa-bawa suasana. Ciyeee haha
Eirlys
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!