NovelToon NovelToon
Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Romansa / Satu wanita banyak pria
Popularitas:707
Nilai: 5
Nama Author: whatdhupbaby

Vivian Shining seorang gadis dengan aura female lead yang sangat kuat: cantik, baik, pintar dan super positif. Dia tipe sunny girl yang mudah menyentuh hati semua orang yang melihatnya khusunya pria. Bahkan senyuman dan vibe positif nya mampu menyentuh hati sang bos, Nathanael Adrian CEO muda yang dingin dengan penampilan serta wajah yang melampaui aktor drama korea plus kaya raya. Tapi sayangnya Vivian gak sadar dengan perasaan Nathaniel karena Vivi lebih tertarik dengan Zeke Lewis seorang barista dan pemilik coffee shop yang tak jauh dari apartemen Vivi, mantan atlet rugbi dengan postur badan bak gladiator dan wajah yang menyamai dewa dewa yunani, juga suara dalam menggoda yang bisa bikin kaki Vivi lemas sekita saat memanggil namanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon whatdhupbaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Bertemu Boss Dengan Aura Male Lead

Vivian sedang duduk didepan komputer kantor sedang mengerjakan draft yang penuh coretan untuk launching produk terbaru perusahaan ditemani dengan Cup kopi yang tersimpan aman didalam cup holder diatas meja dengan tulisan penyemangat dari Zeke masih tertutup rapat terlalu sayang untuk di minum. Namun tiba tiba sebuah tangan menarik lengannya yang langsung membuat Vivian berdiri.

Mia, pelaku yang menarik Vivi dengan wajah penuh semangat sambil setengah berbisik setengah teriak, " Vi!! Rapat darurat. Sekarang. Ruang presentasi lantai dua!"

Vivian yang bingung, "Hah? Apa...aku bahkan belum...Mia, aku belum sempat ngopi!"

Mia ,yang tidak mempedulikan protes Vivi, matanya berbinar dramatis. "Lupakan kopi, ini lebih manjur bikin mata melek dari pada kafein mu. Nathanael. Nathanael sendiri yang bakal mimpin rapatnya!"

Mini-Vivi muncul tiba-tiba, berdiri di bahu Vivi sambil memegang bendera kecil bertuliskan ' TEAM ZEKE '." WHO CARES?! KITA MASIH PUNYA MEMORI OTOT BICEPS ZEKE DI KEPALA!"

Mini-Vivi ngedumel. "KOPINYA DARI ZEKE! ITU LEBIH PENTING DARI RAPAT APAPUN! "

Separuh panik Vivi bertanya. "Nathanael... Nathanael si direktur Nathanael?"

Mia mengangguk heboh. "Iya! Si ganteng serius dingin tanpa cela itu. Dan...dan ini yang lebih gila...dia bilang akan memilih sendiri siapa yang bakal pegang proyek launching produk baru."

" Dan jangan lupa bawa draft mu." Lanjut Mia.

Wajah Vivi memucat. "Aku belum beresin draft-ku, Mia. Itu masih coretan! Masih ada emoji-emoji waktu brainstorming semalam!"

Mia mengabaikan kepanikan Vivi. "Ya udah, tinggal hapus emoji-nya. Lagian aku udah ngintip loh... itu bagus, Vi." Ucapnya meyakinkan.

Vivi yang pasrah diseret Mia hanya bisa memeluk erat folder draftnya berharap gak dilihat bos nya, pak Nathanael.

Mereka tiba di ruang rapat. Mia mendorong Vivian masuk, lalu duduk dengan penuh gaya seperti penonton teater siap nonton drama live. Vivi, sebaliknya, ingin menghilang ke dalam pot tanaman di sudut ruangan.

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka. Sosok tinggi dan tampan dan tampilan berjas sempurna masuk.

Dingin. Tenang. Mata tajam.

Dia langsung melihat setiap folder yang di tumpuk diatas meja rapat. Melihat satu persatu setiap draft yang diajukan.

Kemudian tatapan melihat lama draft yang dia pegang. Lalu tatapannya menyapu ruangan… lalu berhenti… tepat ke arah Vivi, namun hanya sesaat matanya kembali menyapu setiap orang yang mengikuti rapat

Mini-Vivi yang tiba tiba muncul jatuh jongkok dan bersembunyi di balik leher Vivi. " DIA... DIA... KENAPA TATAPANNYA KAYA X-RAY?! "

Nathanael dengan nada tenang, datar tapi tajam bertanya. " Siapa yang membuat draft ini?"

Vivi menelan ludah kemudian mengangguk. Lalu pelan berkata sambil mengangkat tangan. " Sa...saya, Pak. Maaf, itu masih sangat kasar dan berantakan..."

Mana banyak banget emoji dan coretan aneh di draft Vivi yang sengaja Vivi gambar biar lebih terlihat ceria dan gak membosankan.

Mini-Vivi berbisik panik di balik leher Vivian "KALO DIA TANYA 'INI EMOJI APA?', BILANG ITU... ITU... ELEMEN DESAIN AVANT-GARDE! "

Nathanael berkata tanpa ekspresi. "Saya memilih Anda memimpin proyek ini."

Seluruh ruangan seketika sunyi.

Mia setengah berteriak dari meja paling ujung, "HAAH?!"

Mini-Vivi melompat ke atas kepala Vivi, teriak.

" WHAT?!. APA DIA TAU KITA NGERJAIN DRAFT SAMBIL NONTON VIDEO SLIDE FOTO ZEKE ?!."

Vivian gugup bertanya pada Nathanael, tidak mempedulikan komentar Mini-Vivi, memastikan apa yang dia dengar itu benar. "A-a-a-a… saya...Pa...pak?. Ta..tapi draft saya berantakan..."

Nathanael hanya menatap tak menjawab, lalu berbalik dengan dingin tak peduli. "Rapat dimulai sepuluh menit lagi. Siapkan presentasi Anda."

Vivi berbisik ke Mia dengan wajah yang semakin pucat. "Aku bakal pingsan… Atau muntah. Atau dua-duanya."

Mia gak peduli wajah pucat temannya tersenyum semangat. "Aku bangga banget. Tapi juga iri. Jadi kuharap kamu pingsan… biar aku ambil alih."

____

10 menit kemudian Vivian kembali duduk di ruang rapat, tangannya mencengkeram folder berisi rencana desain produk barunya. Jantungnya berdebar bukan karena rapat dadakan, melainkan karena pria di ujung meja panjang itu dan tatapan tajamnya yang menusuk melihat kearah Vivi.

Nathanael, sang CEO terkenal dengan ketampanan dan kharismanya yang bak aktor drama Korea.

"Baik, mari kita mulai," suara Nathanael tenang, namun memancarkan wibawa yang membuat semua kepala menoleh dan membisu.

Mia mencondongkan badan ke arah Vivi dan berbisik, "Ayo, semangat Vi."

Mini-Vivi berdiri diatas kepala Vivian sambil mengibarkan bendera bertuliskan ' FIGHT ', berteriak menyemangati. " SEMANGAT VIVIAN !!."

"I..iya .." Vivi hampir menjatuhkan pulpen saking gugupnya, kemudian berdiri dengan langkah canggung, lututnya bergetar hebat.

Ia berjalan ke depan ruangan seperti anak ayam yang nyasar ke kandang harimau. Di layar, rencana desain yang ia kembangkan hanya dalam waktu 10 menit mulai terpampang.

"Halo... selamat pagi semuanya," ucapnya pelan, lalu batuk kecil, mencoba tegar. "Saya Vivian dari tim desain, dan... ini adalah konsep awal untuk kampanye launching produk terbaru kita."

Ia memulai dengan penjelasan sederhana tentang konsep warna hangat yang memikat, narasi kampanye yang mengedepankan sisi personal dari pengguna, dan elemen visual yang dekat dengan kehidupan urban milenial.

Suara Vivian sempat bergetar, tapi makin lama justru semakin lancar. Semangatnya merembes ke kata-kata, bahkan ia tak sadar kalau kedua tangannya ikut menggambarkan ide-idenya dengan antusias. Senyum tulus terselip di ujung bibirnya tiap kali ia menatap layar dan sesekali ke arah Nathanael.

Begitu presentasi selesai, ruang rapat hening sesaat. Lalu, suara berwibawa itu terdengar.

“Konsep yang sangat solid,” ujar Nathanael sambil melipat tangan. Matanya menatap layar, lalu perlahan berpindah ke wajah Vivi. “Sederhana, relevan, dan mengena. Saya suka bagaimana kamu menekankan koneksi emosional, itu poin yang sering dilewatkan oleh desainer senior sekalipun.”

Vivian membeku. “T-terima kasih... Pak Nathanael,” ucapnya cepat sambil sedikit membungkuk.

Mia dari belakang terlihat memeluk dirinya sendiri, menahan jeritan batin.

“Kalau tidak ada yang keberatan dengan konsep ini...,” Tatapan Nathanael menyapu seluruh ruangan kemudian melanjutkan, “...Saya akan tutup rapat ini."

Lagi-lagi ruangan sunyi, lalu mulai terdengar beberapa tepukan kecil dan ucapan selamat untuk Vivi, Vivian membeku di tempat.

Presentasi pertamanya berhasil dan disetujui.

Rasanya seperti mimpi.

Senyum kecil tersungging di bibir Nathanael. Ia melihat Vivian masih berdiri tak bergerak, lalu menambahkan pelan, " Siapa nama anda?."

Mini-Vivi heboh narik rambut panjang Vivian saat melihat senyum Nathanael. " DIA SENYUM VI! DIA SENYUM!! Dia dingin tapi... kenapa ada aura warmnya?. TIDAK!! BERANINYA DIA BUAT AKU BINGUNG!"

Vivi dengan cepat menjawab kali ini dengan senyuman penuh kepercayaan diri dengan sedikit semburat merah di pipinya " Saya Vivian Sunny Pak."

" Kamu boleh duduk sekarang, Vivian." Lanjut Nathanael.

Vivi nyaris tersandung saat kembali ke kursinya, seketika wajahnya merah. Tapi di balik rasa malunya, ada senyum yang tak bisa ia tahan.

Dari ujung meja, Nathanael kembali menatap layar, tapi tak bisa menyembunyikan pandangan sekilas pada Vivian yang kini terlihat ceria tanpa sedikit pun jejak kegugupan dan berbincang dengan Mia.

Dan mungkin, hanya mungkin, hari ini ia sedikit menantikan meeting selanjutnya.

____

Rapat selesai dan Vivian segera duduk dimeja kerjanya dan di sana dia melihat cup kopi yang masih belum sempat dia minum dengan tulisan penyemangat dari Zeke.

" Kamu benar benar pembawa keberuntungan." Ucapnya sambil menciumi cup kopi dari Zeke tepat diatas hati kecil yang tergambar di ujung kalimat yang ditulis Zeke pagi tadi.

Namun matanya melihat sosok Nathanael yang berjalan keluar dari ruang rapat dengan jalan tegap dan tingginya terbalut setelan jas lalu menghilang masuk kedalam lift.

Mini-Vivi tiba-tiba ngacungin poster kecil. "TEAM ZEKE TAPI RESPECT BUAT NATHANAEL. MASIH TEAM ZEKE. TAPI... GIMANA INI?!"

---

1
Naurila Putri
kereenn lanjutt terussssss kakkk
ethereal: terimakasih kak🙇🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!