"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita yang beda
Pagi ini Siren bangun agak kesiangan akibat semalam dia tidur nyenyak sekali, mungkin untuk mengganti tidurnya kemarin yang sangat kurang.
Dia masih memejamkan kedua matanya meskipun sebenarnya dia tidak tidur, namun tiba-tiba pipinya dikecup jadi dia langsung membuka mata dan menoleh ke sumber pelaku.
Tentu saja itu Arjuna.
Siren mengusap bekas kecupan itu.
"Bangun sayang, udah jam berapa ini"
Siren menatap wajah Arjuna yang tampak sumringah, ada kabar apa hingga dia sepertinya sangat senang begitu pagi ini?
Padahal Siren tau bahwa mungkin saja hari ini adalah akhir dari kesenangan Arjuna karena kedatangan Samuel dan para polisi.
Siren jadi agak mellow melihat Arjuna tapi jika ingat kelakuan Arjuna yang seperti ini dia membulatkan tekad lagi agar bisa tega ketika nanti Arjuna dipenjara.
Karena mau bagaimana pun sebenarnya dia menyayangi Arjuna sebagai kakaknya. Sejak dahulu..
Tapi Arjuna juga harus dapat hukuman yang setimpal atas apa yang telah dia lakukan.
"Sayang...kenapa bengong gitu? Ayo bangun aku udah masak enak buat kamu"
Siren menelan saliva dengan susah, lalu dia duduk sambil menyibak selimut yang tadinya menutupi tubuhnya.
"Aku tunggu dibawah ya"
Siren mengangguk pelan, setelah Arjuna keluar barulah Siren mengambil handphone yang sebelumnya dia letakkan dibawah bantal tidurnya agar Arjuna tidak bisa mengambilnya saat Siren tertidur.
Siapa tau Samuel sudah berada dikota ini atau bahkan sudah menuju tempat ini.
Samuel : Gue udah nyampek bandara ( sekitar pukul 11 malam )
Samuel : Gue nginep dulu dihotel tapi, besok pagi gue langsung ketempat lo sama polisi ( di jam yang sama )
Samuel : Gue otw ke tempat lo sekarang ( pagi ini sekitar pukul 7 )
Siren langsung menatap jam, sekarang sudah pukul 8 kira-kira dari Surabaya ke sini berapa jam perjalanannya?
Dia tidak begitu tau, jadi Siren langsung melompat dari tempat tidur dan masuk kamar mandi, dia harus membersihkan diri terlebih dahulu sebelum keluar dari rumah ini.
*
Siren dan Arjuna sama-sama menoleh saat tau ada yang datang, jantung Siren sudah mau lepas rasanya karena mengira bahwa itu Samuel tapi setelah orang nya masuk ternyata dia... Sabrina..
Masih dengan pakaian seksinya dan Siren yakin wanita itu memang berniat menggoda Arjuna. Apalagi usia mereka yang sudah sama-sama dewasa kira-kira kalau tujuannya bukan itu apalagi?
"Hai Ar..gue bawain makanan kesukaan lo nih" ucapnya sambil menyodorkan kantong kresek berwarna putih yang didalamnya ada kardus lagi. Entah makanan apa itu Siren juga tidak tau, karena dia juga tidak tau makanan apa yang Arjuna sukai.
"Nggak bilang dulu mau kesini?"
"Karna gue tau lo dirumah"
Sabrina meletakkan makanan itu dimeja.
"Btw... Emang dia udah jadi istri lo ya kok tetep disini"
Sabrina melirik Siren yang sedang sarapan pagi. Ternyata dia memang tidak tau motif Arjuna yang sebenarnya.
"Otw..bentar lagi lulus kok, yakan sayang"
Siren hanya tersenyum tipis.
"Ohh jadi kapan lo mau temenin gue ke Singapur? Waktu itu lo udah janji kan"
"Jangan sekarang, gue nggak bisa"
"Trus kapan?"
"Nanti lah gue pikirin lagi"
Sabrina mendengus sebal, Siren yang mendengarkan percakapan mereka jadi ikut berfikir, sepertinya hubungan mereka memang sedekat itu.
Arjuna berdiri dan mengambil piring Siren yang sudah kosong itu.
"Lo yang cuci piring?"
"Iya"
"Lah trus fungsinya dia apa?"
"Calon istri lah, ntar juga jadi istri "
Sabrina melirik tidak suka ke arah Siren dan Siren balas menatapnya terang-terangan sambil minum air putih.
"Manja ya ternyata, kok bisa Arjuna suka sama lo" ucapnya saat Arjuna ke belakang.
"Dia sendiri yang mau kok"
Siren sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Sabrina yang terkesan mengejeknya. Sabrina menarik kursi dan duduk disana, dia menatap penuh ke arah Siren.
"Lo beneran mau nikah sama Arjuna? Bukan maksud apa-apa kan lo juga baru mau lulus tuh"
"Kalo bisa gue nggak mau sama sekali, lo aja yang gantiin"
Sabrina mengerutkan dahinya, tampak kaget dengan ucapan Siren dan melalui respon Sabrina tersebut Siren yakin bahwa cerita Arjuna kepada Sabrina berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya.
"Maksud lo?"
"Iya, gue nggak mau dan nggak pernah mau nikah sama kakak angkat gue sendiri"
Sabrina tambah syok berat, dia melirik kearah belakang sebentar dimana ada Arjuna disana yang sibuk mencuci piring lalu kembali menatap Siren.
"Ikut gue!"
Sabrina menarik tangan Siren menuju luar rumah, Siren ikut saja karena dia penasaran apa respon Sabrina seandainya dia tau apa yang sebenarnya terjadi disini.
Sabrina mendudukkannya dikursi yang berada didekat kolam renang.
"Lo yakin dia kakak angkat lo?"
"Ya iyalah, yang hidup sama dia dari kecil juga gue, kenapa gue juga yang nggak yakin"
"Jadi sebenarnya lo bukan calon istri nya?"
"Emang dia bilangnya gimana?"
Sabrina melipat kedua tangannya didepan dada sambil mengingat-ingat perkataan yang pernah Arjuna katakan padanya.
"Dari dulu dia bilang ke gue kalo ada satu cewek yang paling dia sukai, cuman katanya itu tetangganya trus makin dewasa dia bilang kalo itu calon istrinya dan yang dimaksud elo kan pasti, karna namanya juga Siren"
Siren tertawa kecil, pintar juga Arjuna mengarang cerita.
"Gue dukung seandainya lo mau nikah sama kak Arjuna"
"Kalo lo nggak mau kenapa juga mau diajak kesini? Dia bilang ini rumah kalian nanti kan"
"Ceritanya panjang lo nggak perlu tau"
Sabrina berubah menatapnya sinis.
"Tengil juga ya lo, gue masih bingung apa yang dia suka dari elo"
"Haha sesama perempuan emang gak akan paham, soalnya kita bukan lesbi MBAK"
Siren sengaja menekan kata yang terakhir, bukan apa-apa hanya ingin saja.
"Oke gue jadi tenang setelah denger langsung dari elo, makasih"
Sabrina pergi begitu saja dari hadapan Siren, membuat Siren heran.
Siren memilih tetap disini, dia mengeluarkan handphonenya untuk melihat perkembangan perjalanan Samuel, kira-kira sudah sampai mana dia.
Siren : Sampek mana?
Samuel : Bentar masih dikantor polisi, gue ngikut mobil mereka soalnya
Siren : Kantor polisi mana?
Samuel : Ya Pasuruan lah mana lagi, mereka udah kompromi sama polisi Jakarta makanya gue juga gampang buat ngajak nya
Siren : Ohh yaudah.. Hati-hati
Siren seketika diam, kenapa dia seperti merasakan Dejavu saat mengetik kata 'hati-hati'. Dia yakin sudah benar-benar move on hanya saja kadang dia teringat semua kenangan saat masih menjalin hubungan dengan Samuel.