- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Mike mulai gusar
0o0__0o0
Apartemen mewah itu terletak di lantai paling atas dari sebuah gedung tinggi yang menjulang di pusat kota. Dengan ketinggian yang luar biasa, apartemen ini menawarkan pemandangan kota yang spektakuler dari ketinggian.
Jendela-jendela besar yang membentang dari lantai hingga langit-langit memberikan kesan terbuka dan memperlihatkan panorama kota yang memukau.
Di dalam apartemen, dekorasi interiornya sangat mewah dan elegan. Dindingnya dihiasi dengan karya seni kontemporer, dan furnitur yang dipilih dengan cermat menambah kesan kemewahan.
Ruang tamu yang luas memiliki sofa yang nyaman dan meja kaca yang elegan, sementara dapur dilengkapi dengan peralatan modern yang canggih.
Apartemen ini juga dilengkapi dengan fasilitas eksklusif seperti kolam renang pribadi di rooftop, pusat kebugaran, dan ruang spa yang menawarkan layanan relaksasi.
Pengamanan di gedung ini sangat ketat, memastikan privasi dan keamanan penghuni apartemen mewah.
Pemilik apartemen, seorang pengusaha sukses, sering dia jadikan tempat istirahat sejenak di. Dari lantai paling atas, mereka bisa menikmati pemandangan kota malam hari yang indah sambil menikmati hidangan dan minuman eksklusif.
Apartemen mewah di lantai paling atas ini benar-benar menjadi simbol kemewahan dan status di kota yang sibuk ini.
Ryder Wingston Pengusaha sukses di usia 25 tahun, dia sosok pemuda yang tampan, irit bicara, dan juga dingin.
Nasib sial untuk Ray, karena dia harus ber-urusan dengan Lora. Gadis polos yang tidak ingin jadi Polos. Namun kepolosan itu masih melekat di jiwanya.
Di Ruang tamu, Ray dan Lora lagi duduk berhadapan, dengan Ray yang hanya fokus ke layar iPad dan Lora yang sibuk nyerocos namun tidak dapat feedback.
"Apartemen doang Elit, Makanan Sulit" Sindirnya karena Lora tidak di beri minuman dan makanan. Sedari tadi dia sudah sangat haus dan lapar.
Ray hanya melirik sekilas, "Ini bukan restoran" jawaban'nya singkat dan jelas.
"Om gak kasihan sama saya ? Saya belum makan dari pagi, dan sekarang sudah hampir siang. Om harus tanggung jawab dan kasih saya makan" Cerocos-nya panjang lebar.
Entah alasan apa, Ray masih menahan Lora di apartemen'nya. Padahal dia punya uang, tinggal kasih ke Lora beres.
"Kamu bisa masak sendiri di dapur" jawaban'nya santai tanpa mengalihkan pandangan-nya dari layar iPad di tangan'nya.
Lora mendengus sebal, Lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur. "Jangan salahkan Gue kalau nanti dapur Lo yang mewah ini berantakan" Guman'nya sambil terkekeh kecil.
Lora berdiri di depan kulkas, isinya sih Lengkap. "Mana paham gue masak, dari bayik sampai gue Segede ini biasanya tinggal nyuap doank" Ucapnya sambil garuk-garuk lehernya yang tidak gatal.
Lora menutup kembali isi kulkasnya, dia mencari-cari sesuatu yang bisa dia masak. "Mana sih, masak tuh om tidak punya mie instan" gerutunya sambil ngobrak-abrik isi lemari.
"Nah itu dia yang gue cari" katanya sumringah saat melihat mie instan kuah nangkring di atas lemari kaca. tanpa banyak drama langsung dia ambil mie itu.
Lora menatap mie instan yang ada di tangannya, dia rasanya sudah sangat ngiler. "Seumur hidup gue belum pernah makan mie.
"Mama selalu melarang. Yang katanya tidak sehat lah, apalah itu bodoh amat. Yang penting sekarang gue bisa makan mie" Cerocos-nya panjang lebar.
Seketika Lora langsung lemas, "Gue gak bisa ngidupin kompor dan gue gak tau caranya masak" Guman'nya lemas.
"Ternyata hidup di atas kaki sendiri itu, tidak semudah yang gue bayangin. Apa gue pulang aja ya ke rumah Papa" ucapnya menyerah sebelum perperang.
Lora merosot duduk di bawah lantai, "Baru mampir 2 hari gue kabur, tapi kok rasanya berat ya. Mike aja Sampek bentak Gue, katanya gue ini bodoh". Katanya dengan nada lemas.
Lora menunduk lemas, menatap sebungkus mie instan di tangan'nya. "Gue pinter di bidang akademis, buktinya gue selalu dapat juara 1. Jadi kalau gue bodoh urusan dapur harusnya gak masalah, tapi buktinya ini malah jadi Maslah" racau'nya sendiri.
Ray sedari tadi berdiri sambil ber-sendekap dada, dia menyaksikan semua gerutunya. Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat ke atas, walaupun hanya setipis tisu.
"Lucu" Guman'nya pelan. Ray melangkah mendekat, tanpa sepatah kata dia Langsung mengangkat tubuh kecil Lora, lalu dia dudukkan di atas meja pantry dapur.
Ray mengambil mie instan yang ada di tangannya dan melangkah ke arah kompor lalu mulai memasak mie itu dengan cekatan.
Hanya butuh waktu 5 menit, Mie dengan toping daging, bakso, sosis dan sayur sudah jadi.
"Waaaaah....! ternyata Om pintar masak, Nanti ajarin Lora ya OM" katanya heboh sendiri. Lora melihat Ray menuangkan mie-nya ke dalam mangkok ukuran sedang.
Glek..!
Lora menelan ludahnya kasar, dia sudah sangat ingin memakan mie itu sekarang juga. Lora langsung loncat turun dengan cepat.
Hampir saja dia nyusruk, untung Ray segera menarik lengannya. "Ceroboh" Ucap Ray dengan dingin.
He he he..!
Lora nyengir garing, "makasi om'' katanya, lalu mengambil ahli mangkok mie yang ada di tangan Ray. Lora melangkah ke Ruang makan dengan cepat. Dia sudah sangat tidak sabar makan mie-nya.
Ray membuang kasar nafasnya melihat tingkah laku Lora, tapi dia tidak keberatan sama sekali.
0o0__0o0
Jam 12.00 siang, Mike balik lagi ke apartemen-nya setelah pulang ke mansion. Ia masuk sambil menenteng plastik berisi makanan.
Ceklek..!
Mike membuka pintu apartemen, dia melangkah masuk setelah mendorong pintunya dengan kakinya.
"Lora..''
Mike memangil Lora dengan suara datar'nya, dia meletakkan bungkus makanan di meja ruang tengah.
Mike berhenti, dia mengamati sekitar. Sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam-nya. Dengan langkah tenang Mike berjalan ke arah kamar Lora.
Ceklek..!
Mike membuka langsung pintu kamarnya, dan kosong. Dia masuk sambil memanggil nama Lora. Namun tidak ada jawaban.
"Sial, Apa dia pergi dari sini ? Guman'nya sambil mengecek ke arah kamar mandi.
"Dia beneran pergi" ucapnya saat melihat kamar mandi kosong.
Mike langsung keluar dari kamar Lora dengan wajahnya yang dingin. "Gadis bodoh itu pergi kemana ? Guman'nya geram.
Mike duduk di sofa, dengan kepala bersandar dan tatapan matanya mengarah ke atas platform apartemen.
"Dia bukan siapa-siapa gue, jadi mau dia kemana itu bukan urusan gue" Ucapan'nya tegas namun hatinya menolak.
Mike gusar, dia mulai khawatir. Walau belum genap 2 hari mereka bertemu, namun kebersamaan dirinya bersama Lora meninggalkan kesan mendalam buat Mike.
Bayangan wajahnya, Suaranya dan bentuk tubuh polosnya terekam jelas di otaknya. Seketika otak Mike langsung traveling.
"Sial, Rasanya masih sangat membekas, sempit dan meng-gigit'nya milik Lora" Katanya mulai gusar. Dia mulai kecanduan.
"Gue sama dia hanya saudara tiri, tapi tetap akan jadi masalah. Karena Papa menginginkan Lora" Ucapan'nya geram.
0o0__0o0