Reinkarnasi kedalam donghua soul land setelah mengalami kecelakaan misterius. sistem menghidupkannya kembali, memberi pilihan apakah ia ingin alur seperti asli atau di rubah sesuka hati, tanpa berpikir dua kali ia langsung memilih untuk merubah alur. menamai dirinya sebagai na jaegyeon. bukan novel terjemahan!!.
"Dewa? omong kosong aku akan jadi kaisar iblis!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natelashura7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20 qian renxue
Pertandingan pertama antar akademi akan diadakan beberapa hari lagi. Saat ini na jaegyeon sedang membeli sesuatu, ia tengah sendirian saat ini setelah berolahraga sebentar menyelesaikan quest kecil dari sistem yang hanya bisa ia lihat seorang diri.
[Qian renxue terdeteksi].
"Hidup blonde" Batin na jaegyeon.
Dari sisi kiri seorang wanita cantik berambut pirang melangkah anggun, armor nya begitu elegan dan menampilkan lekuk tubuh menggoreng. Visualnya layaknya seorang malaikat suci, tatapan nya sedikit datar dan angkuh. Orang-orang disekitar tidak bisa mengatakan hal lain selain cantik!!.
"Na jaegyeon" ucap qian renxue. "Aku dengar banyak hal tentang mu" Lanjutnya menatap.
"Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu nona renxue" ucap na jaegyeon santai.
"Aku tidak ingin basa-basi, kau punya potensi besar!. Jadilah tangan kanan ku" ajak qian renxue. "Jika kau menolak aku akan membunuhmu" Lanjutnya mengancam.
Saat ini Qian renxue berada di level delapan puluh lebih sementara na jaegyeon berada di level empat puluh. Senyuman tipis terbentuk di bibir na jaegyeon saat mendengar ancaman dari wanita cantik ini, ia menatap baik-baik mata kelabu dari Qian renxue. Tiba-tiba na jaegyeon mencium pipi Qian renxue.
"Aku menolak" ucap na jaegyeon berlari kabur.
Qian renxue terkejut karena dicium sesaat, memegang pipi kanannya dan merona merah. Lalu langsung marah ketika na jaegyeon sudah kabur, dia membuka sayap dari roh pelindung malaikat, terbang mengejar pria yang melarikan diri. Pedang emas muncul ditangan kanannya.
"Jangan lari!!" Teriak Qian renxue.
Na Jaegyeon berlari sekuat tenaga, menembus jalanan kota yang ramai sambil tertawa kecil dalam hati. Dikejar wanita cantik yang sedang marah, rasanya luar biasa. Ini moment yang tidak akan dia lupakan sumber hidupnya, adrenaline benar-benar terpicu kuat. Qian Renxue melesat di udara, kecepatan terbangnya membuat orang-orang di bawah terpana dan sebagian bahkan berteriak panik.
"Berani-beraninya kau menolak… dan menciumku!! Dasar… laki-laki mesum!” teriak Qian renxue pipinya masih merah meski ekspresinya penuh amarah.
Na Jaegyeon melompat ke atas atap, berlari di atas genteng-genteng bangunan seperti ninja yang terlatih. Ia mengaktifkan sedikit kekuatan roh pelindungnya untuk mempercepat gerakan. Sebuah kilatan emas menyambar tepat di depannya, memotong genteng dan membuatnya tergelincir. Qian Renxue mendarat dengan aura meledak, pedangnya menunjuk wajah Na Jaegyeon yang terduduk di lantai atap.
"Aku hanya ingin merekrutmu. Tapi kau malah berani menciumku di depan umum! Apa kau tidak takut mati?" desis Qian renxue.
"Teknik roh ke-tiga: peniruan sempurna" ucap na jaegyeon.
[Meniru roh pelindung malaikat].
Pedang emas muncul ditangan na jaegyeon. Kedua pedang emas bertemu di udara, menciptakan gelombang kejut besar, membuat mereka berdua terseret mundur beberpa langkah kebelakang. Qian renxue melihat pedang emas yang persis seperti miliknya.
Na Jaegyeon berdiri dengan satu tangan menggenggam pedang emas cahayanya, aura suci menyelimuti tubuhnya. Sayap cahaya ilusi terbentang di punggungnya, meski tidak seanggun milik Qian Renxue, kekuatan dari Peniruan Sempurna terasa sangat nyata.
“Hebat, bahkan auranya nyaris identik…” gumam Qian Renxue, matanya penuh kewaspadaan sekaligus keterkejutan.
“Kalau aku menirunya, bukankah itu berarti kita serasi?” Na Jaegyeon tersenyum miring.
“Serasi kepalamu!” bentak Qian Renxue, langsung menebas dengan cepat.
Tapi Jaegyeon menangkis serangan itu, dan pertarungan udara pun dimulai dua sosok bersayap cahaya saling benturan di langit kota, seperti malaikat bertarung di langit senja. Gelombang kejut tiap benturan pedang mereka mengguncang udara, membuat orang-orang di bawah hanya bisa memandangi langit dengan mulut terbuka.
Qian Renxue terbang dengan anggun, pedangnya menyala, siap mengakhiri pertarungan. Tapi ketika ia melihat Na Jaegyeon menatap lurus ke arahnya dengan senyum lelah dan sedikit bercanda, ia terhenti.
“Kenapa… kau masih tersenyum?” tanyanya datar.
“Karena… kau terlihat cantik sekali saat marah" jawab Na Jaegyeon tanpa ragu.
Qian Renxue mematung. Pedangnya masih terangkat… tapi tidak bergerak. Wajahnya memerah seketika, bukan karena marah tapi karena malu lagi. Pria ini berani-beraninya terus menggoda nya sejak awal pertarungan.
“Berhenti bicara seperti itu!” bentak Qian renxue tapi nadanya sudah jauh lebih lemah. "Patutlah dan jadi tangan kanan ku" Lanjutnya menyuruh
Teknik roh ke-enam adalah lolongan malaikat, Qian renxue mengangkat tangan kanannya ke udara membuat energi emas terbesar. Di luar dugaan na jaegyeon melakukan gerakan yang sama, dua serangan yang sama bertabrakan begitu dahsyat.
"Luar biasa, aku semakin menginginkan mu" Batin Qian renxue. "Dia bisa mengimbangi ku yang berada di level delapan puluh saat berada di level empat puluh" Lanjutnya.
Dua energi emas yang sama-sama berasal dari Roh Pelindung Malaikat meledak di udara, menciptakan gelombang cahaya besar yang menyapu langit. Ledakannya seperti dentuman suci terang, panas, dan memekakkan telinga. Bangunan di bawah bergetar, burung-burung beterbangan panik, dan orang-orang hanya bisa berlindung sambil menatap langit dengan wajah ketakutan bercampur takjub.
Qian Renxue melayang di udara dengan pakaian tempurnya yang sedikit koyak, rambut pirangnya terurai bebas tertiup angin, wajahnya kini serius tapi bukan karena marah. Pedang di tangan Qian renxue menghilang, untuk pertama kali dalam hidupnya ia tertarik dengan seorang pria, bukan berarti Qian renxue memilih kelainan. Ia hanya ingin memiliki pasangan kuat dan berpotensi.
"Masih mau lanjut?" Tanya na jaegyeon.
Qian renxue mencekik na jaegyeon tapi alih-alih menyerang ia malah mencium bibir pria itu. Angin mendadak berhenti. Dunia terasa sunyi sejenak, seolah waktu ikut menahan napas. Na Jaegyeon membelalakkan mata saat bibir Qian Renxue yang dingin namun lembut menyentuh bibirnya. Sentuhan itu hanya berlangsung beberapa detik… Qian Renxue melepaskannya pelan, wajahnya tampak sedikit memerah tapi tetap menjaga ekspresi angkuhnya.
“Aku hanya mengambil kembali harga diriku,” ucap Qian renxue datar namun dengan nada rendah yang terdengar lebih seperti bisikan menggoda.
"Kalau begitu… aku akan minta balasan satu lagi" Balas na jaegyeon.
“Jangan terlalu serakah” balas Qian Renxue cepat, membalikkan tubuh dan menghilang dengan cahaya emas, tak memberi kesempatan pria itu bicara lebih lanjut. "Aku melepaskan mu hari ini, lain kali aku akan lebih memaksa" Lanjutnya menekankan.
"sampai jumpa nanti malaikat kecil ku. aku tidak akan melepaskan mu lain kali, ingat itu baik-baik Qian renxue" batin na jaegyeon tersenyum tipis.