Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!
Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.
Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.
Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.
Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergok
"Lo mau makan?" tanya Candra malas.
"Kalo laper ya mau makan, Mas Candra!" balas Lila kesal.
"Haduh ... Ada-ada aja sih lo. Ya udah, gue beliin lo tunggu di sini."
"Gak mau, aku udah laper gak mau nunggu-nunggu. Aku punya maag, Mas Candra."
"Terus lo mau makan dimana? Restoran langganan gue udah tutup."
"Aku gak mau makan di restoran kok. Kita beli nasi ayam di pinggir jalan aja."
Candra menilik penampilan Kalila dari atas sampai bawah. Lalu ia pergi ke lemari, dibongkarnya satu persatu baju di dalam sana dan ia menarik satu buah baju kaus miliknya yang pasti akan terlihat besar dipakai oleh Kalila.
"Pake tuh, bila perlu mandi dulu, seharian lo gak mandi," ujar Candra sewot.
"Gak mandi juga aku wangi!" balas Kalila keki tapi tak urung juga kakinya melangkah ke kamar mandi.
Candra sendiri sedang sibuk dengan ponselnya. Ia melihat foto-foto yang dikirimkan dua sahabatnya yang masih berparty ria bersama perempuan-perempuan cantik di apartemen Rendi.
"Insyaf lo pada!" Candra mengirimkan voice note untuk kedua temannya dan tak sengaja Kalila yang telah selesai mandi mendengar pula pesan suara yang diputar ulang itu.
Nyuruh orang insaf, sendirinya kelakuan kayak bangsad! Kalila ngedumel di dalam hati.
"Ngeledek gue lo?" tanya Candra yang kebetulan melihat Kalila baru keluar dari kamar mandi sembari menatapnya dengan sebal setelah mendengar pesan suara itu. Kalila segera menggeleng cepat dan segera pula masuk lagi ke kamar Candra karena saat ini ia hanya memakai handuk melilit di tubuhnya.
Kalila mematut penampilannya di cermin, saat ini ia masih memakai rok kerjanya sementara bajunya sudah dengan kaos Chandra yang tampak kebesaran dipakai olehnya.
Kalila keluar dari tempat itu, Chandra tersenyum kecil. Itu lebih baik daripada Kalila keluar dengan baju ketat seperti tadi. Di jam-jam seperti ini, pasti banyak orang-orang yang baru keluar dari klub malam dan mencari makan. Entah mengapa Candra jadi tidak rela Kalila menjadi santapan tatapan para lelaki hidung belang nantinya.
"Udah siap? Cepetan, gue udah ngantuk pengen tidur," ujar Candra menyebalkan. Kalila buru-buru mengikuti langkah kakak tirinya itu keluar dari ruangan apartemen.
Di dalam lift, keduanya jadi banyak diam. Tidak ada kata yang keluar dari mereka. Candra maupun Kalila sesekali melirik satu sama lain. Ketika mata tak sengaja bertemu pandang, keduanya jadi salah tingkah, tapi Candra masih mencoba untuk stay cool agar tidak ketahuan bahwa saat ini ia juga sedang deg-degan.
Ealah, deg-degan sama bocah! Malu bro mau! ejek kalong yang kebetulan lewat terus tidak sengaja nabrak tiang listrik. Ngomongin deg-degan karena bocah,
Candra jadi ingin nyemplung ke kolam yang banyak ikan piranhanya saja saking gengsinya.
Mereka segera masuk ke dalam mobil dan Candra mulai meninggalkan basement parkiran gedung apartemen dengan Kalila yang sedari tadi terlihat menahan perutnya. Ia juga terlihat meringis.
"Segitu banget lapernya lo," komentar Ch
andra disambut pelototan dari Kalila. Ingin rasanya Kalilah berteriak mengatakan kepada Candra bagaimana sakitnya perut seorang penderita maag jika ia kelewatan jam makan seperti dirinya saat ini.
"Kamu tuh nggak tau apa-apa. Kalau aku telat makan emang gini. Kan udah aku bilang aku punya sakit maag," balas kalila tak mau kalah. "nyetir aja cari tempat makan sampai dapet!" sambung Kalila lagi membuat Candra yang gantian melotot. Bisa-bisanya bocah itu menyuruh dia ini dan itu dan kenapa pula Candra malah menuruti Kalila ya? Candra Jadi bingung sendiri.
"Iya, bawel banget sih lo jadi cewek! Gue pites baru tahu rasa!" sahut Candra gondok sambil menatap Kalila yang balas melihatnya acuh tak acuh.
"Nah itu tuh, Mas Candra. Di situ aja tuh itu, enak tau nggak sih." seru Kalila.
Candra segera menepikan mobilnya ke salah satu warung di pinggir jalan tepatnya warung lesehan yang menjual berbagai macam makanan khas Lamongan.
Waktu mereka turun dan mulai masuk ke dalam warung, Candra mengira tempat itu akan sepi, ternyata perkiraannya salah. Banyak sekali orang-orang yang datang di sana, meskipun jam-jam seperti ini.
"Makan di dalam mobil aja lah, males gue makan di tempat ramai kayak gini," desis Candra kepada Kalila yang segera menggeleng kuat. Kalila adalah salah satu penganut orang yang makan ditempat bukan makanan bungkus bawa pulang.
"Nggak mau! Aku mau makan di sini aja, Mas. Rasanya beda kalau udah dibawa pulang. Nggak enak lagi ah. Di situ ada tempat kosong kok. Ayo cepetan sebelum nanti diambil orang," sergah Kalila cepat sembari menarik lengan Candra yang segera mengikutinya. Candra jadi terayun-ayun kesana-kemari mengikuti langkah Kalila yang menjadi begitu cepat. Ia heran, Kalila yang mungil seperti itu kalau lapar ternyata bisa menjadi sekuat ini menyeret dirinya.
"Aku mau pesan ayam goreng, Mas Candra mau pesan apa cepetan?"
"Samain aja lah, ribet banget sih lo," sahut Candra dengan mimik menyebalkan. Selalu menyebalkan di mata Kalila. Candra memang lelaki yang sangat menyebalkan. Sungguh menyebalkan! Hitung aja ada berapa kata menyebalkan sangking gondoknya Kalila kepada Candra.
Setelah selesai dan pelayan membawa catatan pesanan mereka, Kalila dan Ch
andra sibuk dengan ponsel masing-masing.
"Mama sama papa pulangnya kapan sih Mas?" tanya Kalila tanpa sadar sembari melihat foto mama dan papa yang sempat mereka upload siang tadi.
"Mana gue tahu. Tanya aja tuh sama nyokap bokap lo," ujar Candra ketus.
Kalila mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Pembicaraan mengenai orang tua sepertinya menjadi hal yang sangat sensitif bagi Candra. Akhirnya ia tidak mau lagi membahas mengenai hal apapun tentang orang tua mereka kepada Candra. Kalila memilih diam karena saat ini wajah Candra tiba-tiba jadi badmood!
Pesanan mereka datang, Kalila dan Candra mulai menikmati makanan mereka. Di luar dugaan, ternyata Candra makan dengan lahap ia bahkan memesan lagi nasi dan lauk karena ia ternyata juga sangat lapar.
"Ih, yang kelaparan aku, yang nambah kamu," gurau Kalila, Candra hanya menatapnya sekilas lalu kembali makan lagi dengan lahap.
Dasar patung! Maki Kalila dalam hati.
Kalila juga akhirnya fokus untuk menghabiskan makanan. Candra sesekali melihat beberapa laki-laki yang sepertinya baru saja keluar dari klub malam dan menjadi kalong, melihat ke arah Kalila.
Dasar buaya buntung! Tahu aja ada anak perawan di sini. Desis Candra sewot di dalam hati.
Di tengah rasa nikmat makan juga di saa sedag lahap ia menyantap makanan, tiba-tiba saja Candra dan Kalila dikagetkan oleh dua orang.
"Nah ketahuan lo berdua ya! Gila, kayaknya kejadian nih si Candra bakalan nari t*l*njang bareng cewek-cewek di klub malam." Kedua makhluk tak diundang itu tertawa senang .
Candra hampir tersedak saat mengetahui siapa yang saat ini sedang memergokinya dan Kalila makan berdua. Dua orang itu kenapa pula harus keluar dari apartemennya di saat yang seperti ini? Candra pikir mereka sudah bergelung selimut bersama perempuan perempuan nakal di dalam sana. Candra kesal! Ingin rasanya dia memukul pantat pelayan bertulang lunak yang sengaja mengerling nakal ke arahnya saat ini!