nyasar ke zaman kuno

Hay ... pembaca terciduk...

kuy ya....😂🥰😘

jangan lupa tinggalkan kritik atau saran ya di kolom komentar kita.

kasih author masukan tentang plot dan alurnya, biar tambah seru.. hehehe....😁😁

***

Reynal mendongka, ia melihat senyum tulus terpatri di wajah ibunya dengan air mata yang ikut menetes. Jika ia mampu berucap, ia ingin mengatakan bahwa ia sangat merindukan anak-anaknya. Sesaat kemudian, ia beralih menatap suaminya, jendral Richard dengan mata berkaca-kaca, ia menggenggam tangan istrinya. Ia berusaha agar tangisnya tidak pecah.

“istriku…. Lama sekali engkau menyiksaku karna rindu, aku sangat merindukanmu.” Ujar jendral Richard, tangisnya pun pecah. Disinilah titik terlemahnya seorang jendral yang disegani dan ditakuti, ia tidak akan sanggup melihat orang yang dicintainya menderita. Bahunya bergetar dan terdengar isakan tangis darinya, ia mengingat perjuangannya untuk memberikan pengobatan terbaik bagi istrinya, ternyata tidak sia-sia.

Melihat hal itu, tabib lino pamit undur diri, ia memberikan ruang bagi keluarga kecil itu untuk saling mencurahkan isi hati dan melepas rindu. Diluar, tabib lino bertemu dengan tiga orang yang memasang raut wajah takut dan cemas, tabib lino menunduk. Melihat tabib lino keluar, ketiga orang itu langsung menghampirinya, mereka menimpalinya dengan  berbagai pertanyaan.

“bagaimana tabib, apakah nyonya baik-baik saja ?”Tanya pengawal astra.

“apakah terjadi sesuatu pada nyonya tabib ?”Tanya pelayan rita.

“ kenpa diam saja tabib, bagaimana keadaan nyonya ?, apakah terjadi sesuatu ? apakah  kamu berhasil menemukan penawarnya ? katakana tabib apa yang bisa kami bantu jangan diam saja, kamu membuat kami takut..” tabib lino menganggkat kepalanya dengan raut wajah sedih. Melihat itu ketiganya jadi ikut bersedih, mereka dapat menebak apa yang sudah terjadi, pelayan rita pun mengeluarjan air matanya begitu juga dengan yang lain. Namun tiba-tiba tabib lino tertawa, mereka bertiga terkejut dan bingung.

“hahaha….. kita berhasil, nyonya sudah siuman berkat nona jelita..” ucapnya sambil memegang lengan pengawal ager sambil melompat-lompat. Mereka memebelalakkan mata mereka.

“apakah kamu yakin nyonya sidah sembuh, ?” Tanya pelayan rita dengan perasaan yang sudah menggebu-gebu karna senang. Tabib lino mengangguk, mereka bertiga histeris….

“haaaaa…… akhirnya nyonya bangun, terima kasih ya dewa, engkau telah mengabulkan doa kami….” Teriak pengawal astra.

Mereka berempat melompat-lompat denga girang seperti anak kecil yang dapat mainan dan penuh rasa syukur, akhirnya mereka tidak kehilangan nyonya mereka. Air mata bahagia membanjiri wajah mereka.

***

Sementara didalam kediaman, jelita sudah mulai bertenaga, ia bangun dari rangkulan kakaknya dan mendekat kearah ibunya di susul dengan kakaknya Rayyan. Jelita menggenggam tangan ibunya dan meletakkan tangan ibunya dipipinya.

“ibu,… aku sangat merindukanmu..” ucap jelita dengan lirih dan menyayat hati. Ibunya meneteskan air matanya begitu pula dengan jendral dan kedua putranya. Kemudian jelita mengeluarkan sesuatu di balik lengan hanfunya dan memberikannya pada ibunya untuk ditelan. Yang ditelan nyonya citrine berbentuk bulat berwarna emas dan berukuran seperti kotoran kambing. Ibunya memakan pil itu, seketika cahaya keemasan keluar dari tubuh ibunya dan semua penyakit ibunya luar dan dalam menjadi sembuh, wajah yang dahulunya pucat dan kering, berubah menjadi cantik dan halus, mata yang dahulunya sayu dan tak bertenaga, berubah menjadi mata yang tegas dan lembut serta bersahaja. Ia bangkit dari tidurnya dan duduk di atas kasurnya, ia menatap mereka yang menjadi pelengkap hidupnya, dan kemudian merentangkan tangannya meminta pelukan dari mereka. Ketiga anaknya, tanpa babibu mereka langsung berhamburan memeluk ibunya, melihat itu semua jendral Richard juga tidak mau kalah, ia langsung bergabung dengan ketiga anak dan istrinya. Tak lama, mereka melerai pelukan mereka, meraka saling menatap dan tersenyum bahagia.

“ baiklah, untuk sementara ibu beristrirahatlah. Dan ayah, temani ibu disini. Dan untuk sementara, jangan meminum dan memakan apapun, kecuali yang diberikan oleh tabib lino dan ketiga abdi ibu. Apakah ibu paham..!!” ucap jelita memperingati ibunya.

“ baiklah putriku…” ujar nyonya citrine menurut. Dan di angguki oleh ayahnya.

***bersambung***